BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. b) Mengatur dan mengawasi menggunakan dan pemanfaatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang secara tegas dinyatakan pada Pasal

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

PENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan. Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dijamin secara eksplisit dalam konstitusi.pasal 28H ayat (1) U ndang Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatannya haruslah di dasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan tertentu pasti mempunyai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan pembangunan Indonesia. transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah pemerintahan yang berdaulat

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Berkat perkembangan teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. merdeka dan berdaulat yang mempunyai tujuan dalam pemerintahannya. Tujuan

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dianugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai jenis ikan di dalamnya. Potensi sumber daya laut tersebut tersebar di seluruh wilayah laut nusantara. 1 Pada saat ini tidak seorang pun akan meragukan, betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja merupakan gudang atau sumber mineral dan energi, tetapi juga masih banyak kekayan-kekayaan alam yang dapat digali bagi kesejahteraan hidup umat manusia. Sehingga dapat disimpulkan kepada laut manusia pada zaman sekarang ini meletakkan harapannya dalam usaha untuk kebutuhan hidup di masa mendatang. 2 Sumber daya laut sangat penting bagi Bangsa Indonesia dapat dilihat dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta diatur juga dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria yang berbunyi, Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai 1 https://catatandhila.wordpress.com/2010/03/03/penelolaan-sumber-daya-laut-berwawasanlingkungan/, diakses tanggal 16 Maret 2016, pukul 19.15 WIB. 2 Munadjat Danusaputro, Tata Lautan Nusantara Dalam Hukum dan Sejarahnya, Ekonomi, 1980, Bandung hlm 2

organisasi kekuasaan seluruh rakyat. Dapat diartikan sumber daya terkhususnya laut secara konstitusional telah dijadikannya sebagai hak Negara untuk mengelolanya. Hak negara untuk mengelola sumber daya laut yang tercantum dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah dibagi sesuai dengan kententuan Pasal 9 ayat 1 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana urusan pemerintahan dibagi menjadi tiga yaitu urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Dapat diartikan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur lebih lanjut mengenai kewenangan yang di berikan kepada pemerintah daerah yang menjelaskan : 1. Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut yang ada di wilayahnya. 2. Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi; b. pengaturan administratif; c. pengaturan tata ruang; d. ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan e. ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara. 3. Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan. 4. Apabila wilayah laut antar dua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari wilayah antar dua Daerah provinsi tersebut. 5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil. Sebagai pihak yang diberikan wewenang untuk mengatur daerah provinsi, pemerintah daerah merupakan wakil dari pemerintah pusat di daerah dan berhak mengatur daerah otonom, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan terhadap daerahnya. Pengaturan lebih lanjut mengenai wewenang pengelolaan sumber daya laut pada pemerintah daerah diatur pada Pasal 14 ayat 1 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan yang berbunyi

Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan Pengelolaan Kelautan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat melalui pemanfaatan dan pengusahaan Sumber Daya Kelautan dengan menggunakan prinsip ekonomi biru. Prinsip Ekonomi Biru adalah prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan didukung oleh sistem produksi efisien dan bersih tanpa merusak lingkungan untuk kemakmuran umat manusia masa kini dan masa yang akan datang. Pengaturan mengenai pengelolaan sumber daya laut ini juga diatur dalam Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya di Wilayah Laut yang berbunyi : 1. Pemerintah Daerah dapat melakukan eksplorasi terhadap sumber daya di wilayah laut sesuai dengan kewenangannya. 2. Setiap orang dan badan hukum dapat melakukan eksplorasi setelah memperoleh izin dari kepala daerah. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Dari pengaturan diatas terilihat jelas bahwa pemerintah daerah memiliki wewenang untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, pengelolaan kekayaan laut di luar minyak dan gas bumi, pengaturan administratif, pengaturan tata ruang, ikut serta dalam memelihara keamanan di laut, dan ikut serta dalam mempertahankan keadulatan

Negara. Kewenangan eksplorasi juga dapat diberikan kepada badan hukum melalui izin dari kepala daerah. Pengelolaan sumber daya laut yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat dilakukan sewenang-wenang. Ada 4 (empat) hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk membangun kelautan dan perikanan ke depan, yaitu : 3 1. Keberlanjutan sumber daya alam yang ada di laut, khususnya sumber daya ikan 2. Dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) andal 3. Insfrastruktur 4. Sistem kelembagaan. Prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan sebagaimana yang dijelaskan diatas, dijabarkan lebih lanjut oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui program Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Laut yaitu : 4 a. Transparan dan good governance, antara lain pelaku usaha harus terinformasikan ke publik dan SDA milik bangsa secara turun temurun antar generasi. b. Menghilangkan egosektoral, semua pihak diharapkan bekerja bersama dan bahu membahu secara baik. c. Pelibatan masyarakat secara aktif (partisipan aktif) merupakan salah satu alat monitoring terbaik. Audit yang paling integratif yaitu jika publik manjadi bagian terkuat/terbesar dalam pengawasan. d. Edukasi, sharing knowledge dan pelibatan media menjadi penting dalam pengelolaan SDA. e. Menjaga nilai nilai sejarah dari budaya bahari, antara lain Barang Muatan Kapal Tenggelam/Harta karun didalam laut. 3 http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/294, diakses tanggal 19Juni 2016, pukul 23.00 WIB 4 Arahan umum MKP, Gerakan Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kelautan, Medan, 24 April 2015

Namun, yang terjadi di lapangan saat ini tidak sesuai dengan yang dijabarkan diatas, khususnya potensi yang ada belum dikelola secara optimal. Salah satu permasalahnnya adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itulah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan terus menerus mendorong peningkatan kapasitas Sumber Daya Laut (SDM) Kelautan dan Perikanan. 5 Dari keempat hal tersebut, keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan. Melihat prinsip-prinsip diatas dan juga pemasalahan yang terjadi di lapangan, Kota Padang sebagai salah satu kota di Sumatera Barat yang terletak di pesisir pantai memiliki Dinas Kelautan dan Perikanan yang mana instansi tersebut mempunyai tugas dan fungsi dalam pengelolaan sumber daya laut, salah satu contohnya yakni pengelolaan dalam sektor pariwisata, kota padang memiliki pulau-pulau yang cukup banyak. Dengan banyaknya sumber daya kelautan di Kota Padang, Kota Padang tidak akan lepas dari permasaahan-permasalahan tersebut. Sehingga timbul pertanyaan, apakah Kota Padang telah menjalankan tugas dan fungsinya dalam pengelolaan sumber daya laut sebagaimana mestinya sesuai dengan prinsip keberlanjutan sumber daya alam yang ada di laut? apakah Kota Padang telah menjalankan tugas dan fungsinya dalam pembangunan insfrastruktur sesuai dengan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk membangunan kelautan dan perikanan ke depan? 5 Ibid, diakses tanggal 19Juni 2016, pukul 23.05 WIB.

Uraian di atas menjadi dasar bagi penulis untuk memfokuskan penelitian pada PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT OLEH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA PADANG. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas, ada beberapa hal yang menjadi permasalahan penelitiannya, antara lain : 1. Bagaimanakah pengelolaan sumber daya laut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang? 2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dalam pengelolaan sumber daya laut? C. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya laut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dalam pengelolaan sumber daya laut. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat sehingga pengelolaan sumber daya luat dapat dijalankan secara baik dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Penulisan ini dihapakan dapat berguna bagi pengembangan hukum dan hasil penulisan ini bisa dijadikan sebagai penambah literatur dalam memperluas pengetahuan hukum masyarakat. c. Diharapakan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa hukum khususnya mengenai pengelolaan sumber daya laut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang. 2. Manfaat Praktis Diharapkan agar hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dalam pengelolaan sumber daya laut. E. Metode Penelitian Untuk memperoleh data yang maksimal dan menunjukkan hasil yang baik, sehingga tulisan ini mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan judul yang telah ditetapkan, maka penulis menggunakan metode penelitian: 1. Pendekatan masalah Berdasarkan judul penelitian ini, maka metode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis sosiologis (empiris), yaitu membandingkan norma-norma yang ada dengan fakta-fakta yang ada dilapangan sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis.

2. Sifat penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah bersifat deskriptif yang bisa memberikan gambaran yang luas tentang pengelolaan sumber daya laut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang. 3. Sumber data Data-data yang terdapat daalam penelitian ini diperoleh melalui Field research, yaitu melalui penelitian lapangan yang kemudian di tambah dengan data yang diperoleh melalui Library research yang dilakukan pada beberapa perpustakaan, diantaranya : a. Perpustakaan Daerah Sumatera Barat b. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas c. Buku-buku milik penulis dan baham-bahan kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Jenis data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dan Kepala Seksi Pengelolaan Pesisir Laut dan Pulau-Pulau Kecil. b. Data sekunder, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 6 Yang terdiri dari : 6 Amirudin dan Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 30.

1. Bahan hukum primer, yaitu bahan bahan hukum yang mengikat, 7 dan terdiri dari : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah d. Undang-Undang Nomor 32 Tentang Laut e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya di Wilayah Laut f. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2010 Tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian atau pendapat para pakar hukum. 8 3. Bahan hukum tersier, yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya. 9 7 Ibid, hal 31 8 Ibid, hal 32 9 Bambang Sunggono, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, PT Rajawali Pers, Jakarta, hlm.114.

5. Teknik pengumpulan data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui : a. Studi dokumen Pada Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis), karena penelitian hukum bertolak dari premis normatif. Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Setiap bahan hukum ini harus diperiksa ulang validitas dan rehabilitasnya, sebab hal ini sangat menentukan hasil suatu penelitian. 10 b. Wawancara Wawancara (interview) dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab terhadap kedua belah pihak, yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Wawancara yang dilakukan dengan wawancara terstruktur (structured interview) yaitu dengan suatu daftar pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya dengan menggunakan pedoman wawancara (interview s guidance) untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi yang diperoleh dari para responden. Pihak yang akan diwawancarai (sampling) dalam penelitian ini penentuannya didasarkan pada teknik purposive sampling menurut 10 Amirudin dan Zainal Asikin,op.cit., hal 68

Notoatmojo, 11 yaitu teknik pengambilan sampel dimana sampel ditentukan sepihak oleh peneliti dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Oleh karena itu dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang dan Kepala Seksi Pengelolaan Pesisir Laut dan Pulau- Pulau Kecil. 6. Pengolahan data Setelah mengumpulkan bahan hukum yang diperlukan dan berbagai data yang diperoleh dari penelitian kemudian dilakukan pengolahan data dengan melakukan proses editing, yaitu proses pengeditan terhadap data ataupun bahan yang diperoleh sehingga menghasilkan penulisan data yang lebih sederhana dan mudah dipahami. 12 7. Analisa data Data yang telah disajikan dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan menilai berdasarkan peraturan perundang-undangan, teori, logika untuk menarik kesimpulan dengan cepat. 11 Notoatmojo, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm 38. 12 Sri Ramayanti, 2013, skripsi pajak air tanahberdasarkan perda nomor 2 tahun 2011 sebagai sumber pendapatan asli daerah Kota Padang, Padang, Universitas Andalas, Padang, hlm 11