BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 1 Sedangkan pendidikan Islam itu sendiri adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia baik individu maupun sosial, untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah) maupun ajar yang sesuai dengan fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai Islam untuk mencapai kehidupan bahagia dunia dan akhirat. 2 Pendidikan merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu masyarakat/bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat/bangsa tersebut. Karena itu para peneliti dan pengembang pendidikan Islam tiada henti-hentinya untuk membahas masalah tersebut.peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003, BAB I Pasal I, (Bandung; Citra Umbara), h. 3. h. 55. 2 M. Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur an, (Yogyakarta: Mikraj, 2005), cet. I, 1

2 peningkatan kualitas manusia secara menyeluruh. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalammempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, tangguh, kreatif, mandiri, demokratis, danprofesional pada bidangnya masing-masing. 3 Dalam suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah memiliki peran yangsangat menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan karena kepalasekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan sebuahlembaga pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) 2003 Bab II pasal 3,yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadatuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mampu untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, salah satu cara yang bisaditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu melalui peningkatanmutu pendidikan karena adanya peningkatan mutu pendidikan akan dapatmengikuti perkembangan dunia ilmu pengetahuan bahkan dapat mewarnaidinamika masyarakat. 4 3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona Dalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), cet. 5, h. 31. 4 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, op. cit,h. 23.

3 Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikanagama Islam, kepala sekolah harus mengetahui segala perubahan danperkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Adanya tenaga pengajar yang profesional dan yang tidak profesional dalam usaha meningkatkan mutupendidikan akan mempengaruhi proses belajar-mengajar, karena mereka harusmampu mewujudkan tujuan pendidikan dan juga menghasilkan peserta didik yangmampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertaqwakepada Allah swt,sejalan dengan hal ini Allah swt telah berfirman dalam Alquran Surah Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi: 5 Kepala sekolah merupakan faktor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya. Maka dari itu, kepala sekolah dituntut senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja para staf yang ada di sekolah.melihat penting dan strategisnya posisi kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan sekolah, maka seharusnya kepala sekolah mempunyai kemampuan relation yang baik dengan segenap warga di sekolah, sehingga tujuan sekolah dan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Kepala sekolah merupakan tokoh sentral di sekolah, ibarat pilot yang menerbangkan pesawat mulai tinggal landas hingga membawa penumpangnya selamat mendarat sampai tujuan. 5 http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/12/ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam/

4 Esensi kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan di sekolah.seorang kepala sekolah adalah orang yang benar-benar seorang pemimpin, seorang manajer, seorang pendidik dan seorang supervisor.oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah harus signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah.seperti sabda Rasulullah saw. 6 ا ذ و ا س ذ ا ذ ا و ا ا ذ ى ذ ا ا ذ ا ا ا ذ ا ا ن ذ ا ا ا سل ذ ا ذ)را ابخ رى( Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 Tahun 1989 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 7 Pendidikan Agama Islam (PAI) di dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama Islam mempunyai dua aspek terpenting.aspek pertama dari Pendidikan Agama Islam (PAI)adalah yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian.anak didik diberikan kesadaran kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa lalu dibiasakan melakukan perintah-perintah Tuhan dan h.45. 6 H. Zainuddin Hamidi, dkk.,terjemah Hadits Shahih Buchari, (Jakarta: Widjaya, 1961), 7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Rosda Karya, 2004), h. 75.

5 meninggalkan larangannya.dalam hal ini anak didik dibimbing agar terbiasa berbuat yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama Islam.Aspek kedua dari Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah yang ditujukan kepada pikiran yaitu pengajaran agama Islam itu sendiri. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditunjukkan apa yang disuruh, apa yang dilarang, apa yang dibolehkan, apa yang dianjurkan melakukannya dan apa yang dianjurkan meninggalkannya menurut ajaran agama. 8 Dari kutipan dan uraian di atas menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) mutlak diperlukan di sekolah.oleh sebab itu guru yang mengajar pelajaran agama Islam sangat bertanggung jawab dalam pembinaan sikap mental dan kepribadian anak didiknya. Guru agama Islam harus mampu menanamkan nilai-nilai agama kepada setiap siswa dengan berbagai cara. Akan tetapi tujuan itu tidak akan tercapai apabila tidak ada kerjasama dengan semua pihak terutama dengan kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah. Sebab pendidikan agama Islam dapat terbina apabila adanya kesinambungan atau keterpaduan antara pembinaan orang tua di dalam keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah. Selama ini pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan.beberapa ahli menilai pendidikan agama masih gagal.kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan dari aspek afektif dan fisikomotorik, yakni 8 Zakiah Daradjah, Kesehatan Mental, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 129.

6 kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan dalam kehidupan nilai agama.atau dalam praktik pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama, sehingga mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral. Peranan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam sangat penting karena dapat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya mutu pendidikan yang ada dalam sekolah itu sendiri.kepala sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan dituntut untuk bertindak sebagai pembangkit semangat, pendorong, perintis, dan memantapkan serta sekaligus sebagai administrator. Dengan kata lain bahwa kepala sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen pendidikan yang berkualitas. Dari pengamatan sementara yang penulis lakukan pada Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabuten Banjar, bahwa kepala sekolah pada sekolah tersebut telah melakukan berbagai macam upaya baik berupa arahan, binaan dan kebijakan, guna meningkatkan mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada pada sekolah tersebut, akan tetapi penulis belum mengetahui sejauh mana keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabuten Banjar dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah tersebut, serta upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan, dan kendala apa saja yang di hadapi, maka penulis merumuskan penelitian ini dengan judul: Upaya

7 Kepala Sekolah dalam Meningkatkan MutuPembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Upaya apa saja yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar? 2. Bagaimana Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabuten Banjar? 3. Faktorapa saja yang menjadi pendukung dan penghambat yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi TanipahKecamatan Aluh- Aluh Kabuten Banjar? C. Definisi Operasional Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru terhadap judul di atas, maka perlu ditegaskan sebagai berikut:

8 1. Upaya Kepala Sekolah Upaya kepala sekolah adalah segala macam usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah baik berupa arahan, bimbingan, kebijakan, serta pembinaan dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di sekolah tersebut. 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah, selain tugasnya sebagai tenaga pendidik atau pengajar, baik di sekolah negri maupun swasta, kepala sekolah juga berperan sebagai pemimpin para guru sebagai bawahannya. 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan terencana dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untukmengembangkan potensi jasmani, rohani dan akalnya agar supaya mendapatkan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Jadi yang dimaksud uapaya kepala sekolah disini adalah segalam macam cara dan usaha yang dilakukanoleh kepala sekolah, baik berupa arahan, bimbingan, kebijakan, dan pembinaan guna meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di sekolah tersebut. D. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulis dalam memilih dan mengangkat judul di atas yaitu:

9 1. Mengingat pentingnya kualitas pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan, agar tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan mampu menghasilkan generasi-generasi baru yang berkualitas dan bermutu. 2. Untuk mengatahu upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala sekolah Madarasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjardan sejauh mana keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah tersebut. 3. Untuk mengetahui kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah tersebut dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepala sekolah. 4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh kepala sekolahdalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. E. Tujuan Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang sudahdilakukankepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. 2. Untuk mendeskripsikan kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam melaksanakan tugas dan arahan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

10 pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal Ilmi Tanipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar. 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan mutupembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Minal IlmiTanipah Kecamatan Aluh- Aluh Kabupaten Banjar. F. Signifikansi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan teorisris dan praktis sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di sekolahnya. 2. Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis dalam kepemimpinan sebagai kepala sekolah. 3. Bagi sekolah atau lembaga terkaitpenelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan lagi mutu pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI). 4. Menambah khazanah keilmuan, khazanah perpustakaan pusatdan perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin. G. Sistematika Penulisan Pembahasan ini dibagi menjadi enam babdimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai penjabaran. Adapun sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut:

11 BAB I: pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan penelitina, signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II: tinjauan teori yang berisi tentang konsep kepala sekolah, konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), faktor-faktor yang mepengaruhi peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). BAB III: metodologi penelitian terdiri dari pendekatan dan jenis pendekatan, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV: Laporan hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V: penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.