Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Sejalan dengan definisi kesehatan menurut UU Kesehatan. RI Nomor 23 tahun 1992, menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan, yaitu jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

Menuju Jawa Barat Bebas Pasung: Komitmen Bersama 5 Kabupaten Kota

Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PASIEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Pasien di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan hormat, Saya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

Analisis Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

Syarniah 1, Akhmad Rizani 2, Elprida Sirait 3 ABSTRAK

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Insomnia merupakan suatu kesulitan kronis dalam. memulai tidur, mempertahankan tidur / sering terbangun

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. pengertian (Newman, 2006). Pengertian pensiun tidak hanya terbatas pada

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

Transkripsi:

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1 1 Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia Abstrak Latar belakang Gangguan jiwa terus meningkat di Indonesia dan memengaruhi kualitas hidup pasien, keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Sebagai bagian kegiatan pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RS Hasan Sadikin Bandung maka dikumpulkan data tentang gejala mental emosional yang dialami masyarakat di daerah Rancabuaya, Cianjur Selatan. Metode Metode pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan consecutive sampling. Jumlah responden yang mengikuti penelitian ini adalah 212 orang. Kuesioner self-reporting questionnaire (SRQ) diisi sendiri oleh responden setelah diberikan penjelasan oleh peneliti. Hasil Keluhan yang terbanyak adalah keluhan somatis seperti sakit kepala (48%), kehilangan nafsu makan (34%), merasa tidak enak di perut (28%), dan gangguan pencer naan (25%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara gangguan mental emosional pada laki-laki dan perempuan. Gangguan mental emosional pada responden yang berusia > 60 tahun (geriatri) tidak lebih banyak daripada responden yang berusia antara 18-60 tahun (p=0.63). Kesimpulan Gannguan mental emosional cukup tinggi sehingga diperlukan upaya deteksi dini dan penanganannya.

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya I. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no 36 tahun 2009). Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain. Hasil Riskesdas Depkes RI tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa berat di Jawa Barat adalah sebesar 2,2 % dan gangguan mental - emosional sebesar 20% dari populasi penduduk usia diatas 15 tahun. Angka ini belum termasuk berbagai gangguan jiwa lainnya. Untuk itu perlu upaya pencegahan dan pendeteksian dini gangguan mental emosional tersebut. Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. Pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan yang masih terbatas menyebabkan gangguan jiwa tidak terdeteksi secara dini dan terjadi stigmatisasi pada penderita gangguan jiwa. Adanya stigmatisasi pada penderita, merupakan salah satu penyebab penderita gangguan jiwa tidak atau terlambat memperoleh pengobatan. Data prevalensi pada masyarakat sangat penting bagi penyusunan program serta perencanaan kesehatan yang di dalamnya meliputi pembiayaan kesehatan jiwa.untuk itu, diperlukan gambaran mengenai gejala mental emosional yang dialami masyarakat. Salah satu cara mendapatkan data yang cukup baik dengan cara yang relatif murah, mudah dan efektif adalah dengan menggunakan alat ukur self-reporting questionnaire (SRQ). Dikatakan murah karena dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat serta tidak memerlukan sumber daya manusia khusus untuk menilainya. SRQ efektif karena memiliki validitas yang cukup baik dalam hal sensistivitas dan spesifisitasnya. SRQ adalah kuesioner yang dikembangkan oleh WHO untuk skrining gangguan psikiatri dan keperluan penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara.

SRQ banyak digunakan di negara-negara yang sedang berkembang dan tingkat pendidikan penduduknya masih rendah. Selain itu SRQ juga sangat cocok digunakan di negara yang penduduknya masih banyak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. II. Metode Penelitian dilakukan secara potong lintang di daerah Rancabuaya. Metode pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan consecutive sampling. Jumlah responden yang mengikuti penelitian ini adalah 212 orang. Kuesioner SRQ diisi sendiri oleh responden setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti. III.Hasil Tabel 1 Persentase setiap gejala gangguan mental emosional No. Pertanyaan Ya N (%) SRQ1 Apakah Anda sering merasa sakit kepala? 102 (48) SRQ2 Apakah Anda kehilangan nafsu makan? 73 (34) SRQ3 Apakah tidur Anda tidak nyenyak? 73 (34) SRQ4 Apakah Anda mudah merasa takut? 25 (12) SRQ5 Apakah Anda merasa cemas, tegang, atau khawatir? 47 (22) SRQ6 Apakah tangan Anda gemetar? 27 (13) SRQ7 Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan? 52 (25) SRQ8 Apakah Anda merasa sulit berpikir jernih? 39 (18) SRQ9 Apakah Anda merasa tidak bahagia? 28 (13) SRQ10 Apakah Anda lebih sering menangis? 16 (8) SRQ11 Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-hari? 30 (14) SRQ12 Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan? 38 (18) SRQ13 Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai? 26 (12)

SRQ14 Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan ini? 19 (9) SRQ15 Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal? 18 (9) SRQ16 Apakah Anda merasa tidak berharga? 10 (5) SRQ17 Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup Anda? 5 (2) SRQ18 Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu? 58 (27) SRQ19 Apakah Anda merasa tidak enak di perut? 59 (28) SRQ20 Apakah Anda mudah lelah? 83 (39) SRQ21 SRQ22 SRQ23 SRQ24 SRQ25 SRQ26 SRQ27 SRQ28 SRQ29 Apakah Anda minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau Apakah Anda menggunakan narkoba? Apakah Anda yakin bahwa seseorang mencoba mencelakai Anda dengan cara tertentu? Apakah ada yang mengganggu atau hal yang tidak biasa dalam pikiran Anda? Apakah Anda pernah mendengar suara tanpa tahu sumbernya atau yang orang lain tidak dapat mendengar? Apakah Anda mengalami mimpi yang mengganggu tentang suatu bencana/musibah atau adakah saat-saat Anda seolah mengalami kembali kejadian bencana itu? Apakah Anda menghindari kegiatan, tempat, orang atau pikiran yang mengingatkan Anda akan bencana tersebut? Apakah minat Anda terhadap teman dan kegiatan yang biasa Anda lakukan berkurang? Apakah Anda merasa sangat terganggu jika berada dalam situasi yang mengingatkan Anda akan bencana atau jika Anda berpikir tentang bencana itu? Apakah Anda kesulitan memahami atau mengekspresikan perasaan Anda? 1 (1) 7 (3) 19 (9) 11 (5) 20 (9) 9 (4) 17 (8) 11 (5) 3 (1) Keluhan yang terbanyak adalah keluhan somatis seperti sakit kepala (48%), kehilangan nafsu makan (34%), merasa tidak enak di perut (28%), dan gangguan pencernaan

(25%). Keluhan mental emosional lainnya yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat adalah mudah lelah (39%), gangguan tidur (34%), dan lelah sepanjang waktu (27%). Gangguan mental emosional ditegakkan jika seseorang mengalami 6 keluhan atau lebih dari pertanyaan 1 sampai 20 atau mengalami salah satu keluhan dari pertanyaan 21 sampai 29. Jumlah responden yang mengalami gangguan mental emosional adalah 74 (35%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara gangguan mental emosional pada laki-laki dan perempuan. Gangguan mental emosional pada responden yang berusia > 60 tahun (geriatri) tidak lebih banyak daripada responden yang berusia antara 18-60 tahun (p=0.63). IV. Diskusi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga dari total responden mengalami gangguan mental emosional yang perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan psikiatri untuk penegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya. Gangguan mental emosioanl yang terbanyak adalah gangguan somatis. Hasil ini sesuai dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007. Gangguan somatis tersebut biasanya berhubungan erat dengan kondisi mental emosional seseorang. Seseorang dengan depresi sering disertai dengan berbagai gangguan somatis, demikian pula pada mereka dengan gangguan cemas. V. Kesimpulan dan saran Sejalan dengan hasil penelitian Riskesdas tahun 2007, gangguan mental emosional pada masyarakat di Rancabuaya cukup banyak. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor penyebab gangguan mental emosional tersebut agar intervensi dapat dilakukan. Selain itu, penyebarluasan informasi tentang gangguan mental emosional dan pembentukan kader sehat jiwa perlu dilakukan agar masyarakat dapat mengenali gejalanya dan mengakses pelayanan kesehatan.