BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

ANALISIS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI GI INDUSTRI GI MANGGAR SARI GI KARANG JOANG PADA SISTEM MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

BAB III METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

PUSPA LITA DESTIANI,2014

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperlukan suatu pengumpulan data dan fakta yang lengkap, relevan dan objektif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

ABSTRAK Kata Kunci :

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

BAB III Metodologi Penelitian

Pengaruh Kapasitor Shunt Terhadap Susut Transmisi Sistem Interkoneksi Sulselbar Berbasis DIgSILENT Power Factory 15.1.

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN SIMETRIS DAN TIDAK SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN P3B SUMATERA

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN MOTTO... iv. KATA PENGANTAR...

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi rugi-rugi energi pada transmisi

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

ANALISIS SUATU SISTEM JARINGAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS SEIDEL Z BUS

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DI KSO PERTAMINA EP GEO CEPU INDONESIA DISTRIK 1 KAWENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.

BAB III METODE PENELITIAN

KABUPATEN NUNUKAN. KOTA TARAKAN Plg. KABUPATEN BULUNGAN kVA KABUPATEN MALINAU

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

EFFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI 150 kv NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENGGUNAKAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB III LANDASAN TEORI

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI Manggar Sari GI Karang Joang Gambar 4.1 Single Line GI Industri GI Industri berlokasi di JL. Mayjen Sutoyo N0. 01, Gn Sari Ulu, Kota Balikpapan. GI Industri disuplai langsung dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Gn. Malang. Selain disuplai langsung dari PLTD Gn. Malang GI Industri terhubung (terinterkoneksi) dengan GI Manggar Sari sejauh 13,4 km dengan jaringan transmisi 150 kv atau sering disebut sistem Mahakam. GI Industri memiliki tiga transformator dengan kapasitas masing-masing 60, 30, dan 20 65

MVA yang terhubung dengan bus 20 kv dan selanjutnya di salurkan ke konsumen. Gambar 4.2 Single Line GI Manggar Sari GI Manggar Sari berlokasi di JL. Mulawarman No.01, Manggar, Kota Balikpapan. GI Manggar Sari disuplai langsung dari PLTD Batakan. Selain langsung disuplai dari PLTD Batakan, GI Manggar Sari terhubung (terinterkoneksi) dengan dua GI yaitu GI Industri dan GI Karang Joang dengan jaringan transmisi 150 kv (sistem Mahakam). Jarak dari GI Manggar Sari ke GI Karang Joang sejauh 21,2 km. GI Manggar Sari memiliki empat transformator dengan masing-masing kapasitas 60, 30, dan 20 (2) MVA yang terhubung dengan bus 20 kv dan selanjutnya di salurkan ke konsumen. 66

Gambar 4.3 Single Line GI Karang Joang GI Karang Joang berlokasi di JL. Soekarno Hatta No. 01, km 15, Balikpapan. GI Karang Joang disuplai langsung dari PLTD CDE. Selain langsung disuplai dari PLTD CDE, GI Karang Joang terhubung (terinterkoneksi) dengan GI Manggar Sari dengan jaringan transmisi 150 kv (sistem Mahakam). Jarak dari GI Karang Joang ke GI Manggar Sari sejauh 21,2 km. GI Karang Joang memiliki dua transformator dengan kapasitas masing-masing 30 (2) MVA yang terhubung dengan bus 20 kv dan selanjutnya di salurkan ke konsumen. 67

4.2 Hasil dan Pembahasan 4.2.1 Simulasi Gangguan Hubung Singkat Simulasi gangguan hubung singkat dilakukan pada jaringan transmisi 150 kv di GI Industri - GI Manggar Sari - GI Karang Joang pada sistem mahakam Kalimantan Timur, sesuai data beban dan single line yang ada. Simulasi dimulai dengan memilih daerah mana saja yang mengalami gangguan hubung singkat. Penempatan gangguan hubung singkat ini ditempatkan di tiga tempat, yaitu: di bus 9, bus 14 dan bus 25 jaringan transmisi 150 kv di GI Industri GI Manggar Sari GI Karang Joang. Gangguan yang di dekat GI Industri diletakan pada bus 25, untuk yang di dekat GI Manggar Sari diletakan di bus 14, dan untuk yang dekat GI Karang Joang diletakan di bus 9. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui besar arus gangguan hubung singkat yang akan terjadi digangguan. Jenis gangguan yang disimulasikan meliputi gangguan tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa, dan dua fasa ke tanah. 4.2.1.1 Analisis Arus Hubung Singkat Tiga Fasa Gangguan hubung singkat tiga fasa terjadi ketika ketiga fasa dari sistem tenaga listrik terhubung singkat secara bersamaan. Simulasi ini digunakan untuk mengetahui besar arus hubung singkat tiga fasa. Simulasi menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 dengan hubung singkat maksimum, yaitu arus hubung singkat pada bus yang terganggu dihitung setelah ½ siklus (1/2 cycle). Gangguan hubung singkat divariasi dengan meletakan gangguan di bus 9, bus 14, dan bus 25. Tabel 4.1, tabel 4.2, dan tabel 4.3 merupakan hasil report arus hubung singkat tiga fasa pada bus 9, bus 14, dan bus 25. Dimana bus 9 terletak di 68

dekat GI Karang Joang dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.465 ka, sedangkan bus 14 terletak di dekat GI Manggar sari dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.903 ka, dan bus 25 terletak di dekat GI Industri dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.276 ka. Dari ketiga tabel tersebut arus hubung singkat paling besar terletak pada bus 14 yaitu sebesar 5.903 ka. Tabel 4.1 Hasil report arus hubung singkat tiga fasa pada bus 9 Tabel 4.2 Hasil report arus hubung singkat tiga fasa pada bus 14 69

Tabel 4.3 Hasil report arus hubung singkat tiga fasa pada bus 25 4.2.1.2 Analisis Arus Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah terjadi ketika sebuah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung singkat dengan tanah. Simulasi ini digunakan untuk mengetahui besar arus hubung singkat satu fasa ke tanah. Simulasi menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 dengan hubung singkat maksimum, yaitu arus hubung singkat pada bus yang terganggu dihitung setelah ½ siklus (1/2 cycle). Gangguan hubung singkat divariasi dengan meletakan gangguan di bus 9, bus 14, dan bus 25. Tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6 merupakan hasil report arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada bus 9, bus 14, dan bus 25. Dimana bus 9 terletak di dekat GI Karang Joang dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 4.646 ka, sedangkan bus 14 terletak di dekat GI Manggar sari dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.177 ka, dan bus 25 terletak di dekat GI Industri dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 4.293 ka. Dari ketiga tabel tersebut arus hubung singkat paling besar terletak pada bus 14 yaitu sebesar 5.177 ka. 70

Tabel 4.4 Hasil report arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada bus 9 Tabel 4.5 Hasil report arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada bus 14 Tabel 4.6 Hasil report arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada bus 25 71

4.2.1.3 Analisis Arus Hubung Singkat Dua Fasa Gangguan hubung singkat dua fasa terjadi ketika dua buah fasa dari sistem tenaga listrik terjadi hubung singkat. Simulasi ini digunakan untuk mengetahui besar arus hubung singkat dua fasa. Simulasi menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 dengan hubung singkat maksimum, yaitu arus hubung singkat pada bus yang terganggu dihitung setelah ½ siklus (1/2 cycle). Gangguan hubung singkat divariasi dengan meletakan gangguan di bus 9, bus 14, dan bus 25. Tabel 4.7, tabel 4.8, dan tabel 4.9 merupakan hasil report arus hubung singkat dua fasa pada bus 9, bus 14, dan bus 25. Dimana bus 9 terletak di dekat GI Karang Joang dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 4.738 ka, sedangkan bus 14 terletak di dekat GI Manggar sari dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.116 ka, dan bus 25 terletak di dekat GI Industri dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 4.571 ka. Dari ketiga tabel tersebut arus hubung singkat paling besar terletak pada bus 14 yaitu sebesar 5.116 ka. Tabel 4.7 Hasil report arus hubung singkat dua fasa pada bus 9 72

Tabel 4.8 Hasil report arus hubung singkat dua fasa pada bus 14 Tabel 4.9 Hasil report arus hubung singkat dua fasa pada bus 25 4.2.1.4 Analisis Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah terjadi ketika dua buah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung singkat dengan tanah. Simulasi ini digunakan untuk mengetahui besar arus hubung singkat dua fasa ke tanah. Simulasi menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 dengan hubung singkat maksimum, yaitu arus hubung singkat pada bus yang terganggu dihitung setelah ½ siklus (1/2 cycle). Gangguan hubung singkat divariasi dengan meletakan gangguan di bus 9, bus 14, dan bus 25. Tabel 4.10, tabel 4.11, dan tabel 73

4.12 merupakan hasil report arus hubung singkat dua fasa ke tanah pada bus 9, bus 14, dan bus 25. Dimana bus 9 terletak di dekat GI Karang Joang dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.205 ka, sedangkan bus 14 terletak di dekat GI Manggar sari dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 5.628 ka, dan bus 25 terletak di dekat GI Industri dengan besar arus gangguan hubung singkat mencapai 4.907 ka. Dari ketiga tabel tersebut arus hubung singkat paling besar terletak pada bus 14 yaitu sebesar 5.628 ka. Tabel 4.10 Hasil report arus hubung singkat dua fasa ke tanah pada bus 9 Tabel 4.11 Hasil report arus hubung singkat dua fasa ke tanah pada bus 14 74

Tabel 4.12 Hasil report arus hubung singkat dua fasa ke tanah pada bus 25 4.2.2 Hasil Perhitungan Manual Arus Hubung Singkat Hasil perhitungan digunakan untuk membandingkan hasil analisis hubung singkat. Perbandingan diambil dari hasil analisa perhitungan manual dengan hasil simulasi menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6. Dalam perhitungan manual diperlukan data-data masukan, salah satunya yaitu data impedansi. Data impedansi di ambil dari hasil report yang ada di software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6. Nilai impedansi di tiap-tiap bus memiliki nilai yang berbeda-beda. Tabel 4.13 Nilai impedansi tiap bus yang di dapat dari ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 1. Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Fasa untuk perhitungan ini dapat di cari dengan persamaan: 75

a) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Fasa Pada Bus 9 Sehingga: b) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Fasa Pada Bus 14 Sehingga: c) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Tiga Fasa Pada Bus 25 Sehingga: 76

2. Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah untuk perhitungan ini dapat di cari dengan persamaan: Dimana nilai: a) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Bus 9 Z 1 Z 2 Z 0 Z total = 1.68807+j15.75746 = 1.72715+j15.71441 = 1.66090+j24.21862 = 5.07612+j55.72049 Sehingga: b) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Bus 14 77

Z 1 Z 2 Z 0 Z total = 1.50364+j14.59383 = 1.52940+j14.56827 = 1.92440+j20.77428 = 4.95744+j49.93638 Sehingga: c) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah Pada Bus 25 Z 1 Z 2 Z 0 Z total = 2.00448+j16.29289 = 2.02561+j16.27394 = 3.60182+j27.47208 = 7.63191+j60.03891 Sehingga: 78

3. Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Untuk perhitungan ini dapat di cari dengan persamaan: Dimana nilai: a) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Pada Bus 9 Z 1 Z 2 Z total = 1.68807+j15.75746 = 1.72715+j15.71441 = 3.41522+j31.47187 Sehingga: ( )( ) ( )( ) ( ) 79

b) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Pada Bus 14 Z 1 Z 2 Z total = 1.50364+j14.59383 = 1.52940+j14.56827 = 3.03304+j29.1621 Sehingga: ( )( ) ( )( ) ( ) c) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Pada Bus 25 Z 1 Z 2 Z total = 2.00448+j16.29289 = 2.02561+j16.27394 = 4.03009+j32.56683 80

Sehingga: ( )( ) ( )( ) ( ) 4. Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Untuk perhitungan ini dapat dicari dengan persamaan: Dimana nilai: a) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Pada Bus 9 Z 1 Z 2 = 1.68807+j15.75746 = 1.72715+j15.71441 81

Z 0 = 1.66090+j24.21862 Sehingga: (( ) ( )) (( ) ( )) ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( 82

( ) b) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Pada Bus 14 Z 1 Z 2 Z 0 = 1.50364+j14.59383 = 1.52940+j14.56827 = 1.92440+j20.77428 Sehingga: (( ) ( )) (( ) ( )) 83

( )( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) c) Hasil Perhitungan Arus Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah Pada Bus 25 Z 1 Z 2 Z 0 = 2.00448+j16.29289 = 2.02561+j16.27394 = 3.60182+j27.47208 Sehingga: (( ) ( )) 84

(( ) ( )) ( )( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( ) ( ) 4.2.3 Hasil Perbandingan Perhitungan Analisis Arus Hubung Singkat Pada bus 9, bus 14, dan bus 25 didapatkan hasil perhitungan manual arus hubung singkat tiga fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa, dan dua fasa ke tanah. Hasil perhitungan manual ini akan dibandingkan dengan hasil simulasi dengan menggunakan ETAP (Electric Transient and Program) 12.6. Untuk hasilnya 85

Arus Gangguan (ka) dapat dilihat pada tabel 4.14 dari hasil tersebut didapatkan nilai arus hubung singkat yang berbeda. Perbedaan nilai arus tersebut dikarenakan pembulatan angka desimal. Tabel 4.14 Hasil perbandingan hitungan manual dan simulasi dengan ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 Arus Hubung Singkat Bus (ka) 9 14 25 Hitungan Simulasi Hitungan Simulasi Hitungan Simulasi 1 Ø-G 4.6438 4.646 5.1772 5.177 4.2927 4.293 2 Ø 4.7383 4.738 5.1160 5.116 4.5710 4.571 2 Ø-G 5.20634 5.205 5.62786 5.628 4.90673 4.907 3 Ø 5.46466 5.465 5.90290 5.903 5.27554 5.276 Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah 6 5 4 3 2 Simulasi (ka) Hitung Manual (ka) 1 0 9 14 25 Nomor Bus Gambar 4.4 Hasil perbandingan arus hubung singkat satu fasa ke tanah dengan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 86

Arus Gangguan (ka) Arus Gangguan (ka) Hubung Singkat Dua Fasa 6 5 4 3 2 Simulasi (ka) Hitung Manual (ka) 1 0 9 14 25 Nomor Bus Gambar 4.5 Hasil perbandingan arus hubung singkat dua fasa dengan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 6 Hubung Singkat Dua Fasa Ke Tanah 5 4 3 2 Simulasi (ka) Hitung Manual (ka) 1 0 9 14 25 Nomor Bus Gambar 4.6 Hasil perbandingan arus hubung singkat dua fasa ke tanah dengan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 87

Arus Gangguan (ka) Hubung Singkat Tiga Fasa 7 6 5 4 3 2 Simulasi (ka) Hitung Manual (ka) 1 0 9 14 25 Nomor Bus Gambar 4.7 Hasil perbandingan arus hubung singkat tiga fasa dengan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 Dilihat dari grafik diatas hasil perbandingan perhitungan manual dan simulasi dengan menggunakan software ETAP (Electric Transient and Program) 12.6 didapatkan hasil yang berbeda dikit, perbedaan nilai arus tersebut dikarenakan pembulatan angka desimal. Dari grafik 4.1 diketahui bahwa hasil perbandingan arus hubung singkat satu fasa ke tanah terbesar terjadi pada bus 14 sebesar 5,177 ka dan arus hubung singkat terkecil pada bus 25 sebesar 4,292 ka. Untuk hasil perbandingan arus hubung singkat dua fasa dilihat dari grafik 4.2 arus hubung singkat terbesar terjadi pada bus 14 sebesar 5,116 ka dan arus hubung singkat terkecil pada bus 25 sebesar 4,571 ka. Untuk hasil perbandingan arus hubung singkat dua fasa ke tanah dilihat dari grafik 4.3 arus hubung singkat terbesar terjadi pada bus 14 sebesar 5,627 ka dan arus hubung singkat terkecil pada bus 25 sebesar 4,906 ka. Sedangkan untuk hasil perbandingan arus hubung singkat tiga fasa dilihat dari grafik 4.4 arus hubung singkat terbesar terjadi pada 88

bus 14 sebesar 5,902 ka dan arus hubung singkat terkecil pada bus 25 sebesar 5,275 ka. 89