BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan

BAB 5 PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

KUESIONER Profil Responden KOMPETENSI Dimensi Pernyataan Alternatif Jawaban STS TS N S SS

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

Judul : Pengaruh Fee audit,

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor hars memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam bentuk variabel-variabel yang diteliti di bawah ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PEUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003). Indonesia (IAPI), dengan kepercayaan dari masyarakat tersebut harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Lauw, et. al (2012) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Principal ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggung jawaban pada agen (manajemen). Tetapi yang terjadi adalah manjemen melakukan tindakan dengan membuat laporan keuangannya terlihat baik, sehingga kinerjanya di anggap baik oleh pemilik (principal). Untuk mengurangi atau meminimalkan kecurangan yang dilakukan manajemen dalam membuat laporan keuangan yang lebih baik (dapat dipercaya) perlu adanya pengujian. Pengujian tersebut dapat dilakukan oleh pihak yang independen yaitu auditor independen (Messier et al., 2014:9). Pengguna informasi laporan keuangan akan mempertimbangkan pendapat auditor yang kredibel. Auditor kredibel berarti dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna informasi, karena dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemilik. Jadi, teori keagenan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga dalam memahami konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Principal selaku investor bekerjasama dan menandatangani kontrak kerja dengan agen selaku manajemen 13

14 perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka. Dengan demikian, adanya auditor yang independen diharapkan tidak terjadi kecurangan dalam membuat laporan keuangan oleh manajemen. Serta dapat mengevaluasi kinerja agen, sehingga akan menghasilkan sistem informasi yang relevan bagi investor, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan dalam mengambil keputusan rasional untuk investasi. 2.1.2 Kualitas Auditor Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2009:11) mendefinisikan auditing : Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan - pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan (Arens, et al., 2011:71)

15 Dari definisi diatas dapat dinyatakan bahwa audit tidak hanya proses evaluasi atau review terhadap laporan keuangan yang ada, melainkan juga mengenai pengkomunikasian yang tepat terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Kualitas auditor sebagai kemungkinan auditor untuk menemukan pelanggaran atau kesalahan pada sistem akuntansi klien dan melaporkan pelanggaran tersebut. Kemungkinan auditor untuk menemukan pelanggaran atau kesalahan pada sistem akuntansi klien berkaitan erat dengan kompetensi atau keahlian dari auditor. Di samping pengetahuan, pengalaman juga mempengaruhi keahlian seseorang. Pengetahuan berperan penting dalam menambah ilmu atau teori kepada seseorang,sedangkan pengalaman lebih kepada praktek dalam mengimplementasi. 2.1.3 Due Proffesional Care Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama (PSA No. 04 SPAP 2011). Singgih dan Bawono (2010) mendefinisikan due professional care sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional care dalam pekerjaan auditnya. Auditor dituntut untuk selalu berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai

16 bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan (fraud). Standar umum ketiga menghendaki auditor independen untuk cermat dan seksama dalam menjalankan tugasnya. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan dilakukannya review secara kritis pada setiap tingkat supervise terhadap pelaksanaan audit. Kecermatan dan keseksamaan menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan yang dihasilkan. Auditor yang cermat dan seksama akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. 2.1.4 Time Budget Pressure Soobaroyen dan Chengabroyan (dalam Nirmala, 2013:24) menemukan bahwa time budget pressure yang ketat sering menyebabkan auditor meninggalkan program bagian audit yang penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit. Auditor sering bekerja dalam waktu yang terbatas, untuk itu setiap KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan mengukur kinerja auditor (Nirmala, 2013:24). Tetapi, anggaran waktu seringkali tidak sesuai dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya timbul perilaku disfungsional yang menyebabkan rendahnya kualitas audit. Dalam time budget pressure, terdapat suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan seperti mengurangi prosedur audit yang dibutuhkan, mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas audit.

17 Time budget pressure merupakan gambaran normal dan sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Time budget pressure adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2003). 2.1.5 Pengalaman Auditor Dalam (Rahayu, 2016) Pengalaman dapat dikatakan sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang pada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas atau job (Marinus et al. 1997 dalam Samsi, 2013). Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit akan menambah dan memperluas pengetahuannya dibidang akuntansi dan auditing (Christiawan, 2002). Pengalaman menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu sistem pengetahuan yang sistematis dan abstrak. Pengetahuan ini tersimpan dalam memori jangka panjang dan dibentung oleh lingkungan pengalaman langsung masa lalu. Singkat kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor dapat memperoleh pengetahuan dan memgembangkan struktur pengetahuannya.

18 Auditor yang berpengalaman akan lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman (Murphy dan Wright, 1994 dalam Kharismatuti, 2012). Pengalaman dapat dikatakan sebagai suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik itu didapat dari pendidikan formal maupun non formal. Libby (1991) dalam Kharismatuti (2012) mengatakan bahwa seorang auditor ahli terutama diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman. Seorang auditor yang berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam mendefinisikan kekeliruan daripada auditor yang kurang berpengalaman. Purnamasari (2007) dalam Samsi et al. (2013) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari penyebab munculnya kesalahan. 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai kualitas audit diantaranya dilakukan sebagai berikut: 1. Badjuri (2011), melakukan penelitian mengenai factor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit auditor independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dan akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman dan due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Populasi penelitian pada KAP di Jawa Tengah.

19 2. Hanjani dan Rahardja (2014), Menyimpulka bahwa etika auditor, pengalaman auditor, audit fee, dan motivasi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Populasi penelitian pada KAP di Semarang. 3. Febriyanti (2014), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dan akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Populasi penelitian pada KAP di Padang dan Pekanbaru. 4. Singgih dan Bawono (2010), Penelitian ini menunjukkan bahwa independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh pada kualitas audit. Populasi penelitian pada KAP Big Four di Indonesia. 5. Muhsyi (2013), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Populasi penelitian pada KAP di DKI Jakarta. 6. Atiqoh (2016), Menyatakan bahwa due professional, motivasi auditor, time budget pressure berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Populasi penelitian pada BPK Provinsi Jawa Timur. 7. Arisinta (2013), Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, independensi, time budget pressure dan audit fee berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Populasi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya

20 2.3 Rerangka Pemikiran Berdasarkan uraian yang dimulai dari latarbelakang hingga penelitian terdahulu, maka penelitian ini menjelaskan tentang Pengaruh Due Professional Care, Time Budget Pressure, dan Pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit. Untuk membantu memahami dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya suatu rerangka pemikiran sebagai berikut: Theory Agency Prinsipal (Pemilik) Asimentri Informasi Konflik Kepentingan Agen (Manager) Auditor Kualitas Audit Due Professional Care Time Budget Pressure Pengalaman Auditor Gambar 1 Rerangka Pemikiran

21 Penelitian ini dilandasi oleh teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agent dengan pemilik selaku principal. Principal ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggung jawaban pada agent (manajemen). Tetapi yang terjadi adalah manjemen melakukan tindakan dengan membuat laporan keuangannya terlihat baik, sehingga kinerjanya di anggap baik oleh pemilik (principal). Pengguna informasi laporan keuangan akan mempertimbangkan pendapat auditor yang kredibel. Auditor kredibel berarti dapat memberikan informasi yang lebih baik kepada pengguna informasi, karena dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemilik. Jadi, teori keagenan untuk membantu auditor sebagai pihak ketiga dalam memahami konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agent. Principal selaku investor bekerjasama dan menandatangani kontrak kerja dengan agent selaku manajemen perusahaan untuk menginvestasikan keuangan mereka. Dilingkungan masyarakat, auditor memiliki peran penting dan juga mempunyai tanggung jawab yang tinggi tentang efektifitas pengendalian internal mengenai laporan keuangan pada suatu perusahaan yang diauditnya. Auditor diharapkan mampu memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya sehingga dapat dipakai sebagai bahan pengambilan keputusan oleh para pengguna informasi terutama para investor.

22 Dengan adanya konflik antara pemilik (principal) dengan pihak manajer (agen) membuat para auditor sebagai pihak ketiga harus menghasilkan laporan audit yang akurat dan bisa diandalkan, digunakan dan dipercaya kebenarannya oleh para pihak yang berkepentingan. Banyaknya kasus yang terjadi mengenai hasil laporan keuangan perusahaan yang tidak sesuai dengan semestinya, mengakibatkan munculnya pertanyaan tentang bagaimana kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang akuntan publik didalam mengaudit laporan keuangan klien. Seorang auditor harus mempunyai kemahiran professional yang cermat dan seksama guna melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Auditor juga dituntut untuk melakukan efesiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu mempunyai komponen yang penting dalam penilaian kinerja auditor antara lain terpacunya kinerja auditor untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat pada waktunya. Serta dengan pengalaman bekerja yang dimiliki seorang auditor akan lebih mudah dalam mendeteksi kesalahan, mecari kesalahan atau penyebab kesalahan serta memberikan saran, sehingga akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

23 2.4 Perumusan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit Due professional care memiliki arti kemahiran professional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2011), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Auditor yang gagal dalam menggunakan atau menerapkan sikap skeptis maka akan menghasilkan opini audit yang tidak berdaya guna dan tidak memiliki kualitas audit yang baik (Amalina 2016:22). Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Auditor yang cermat dan seksama akan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti (2014) menyatakan bahwa due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini di dukung dengan Singgih dan Bawono (2010). Hal ini membuktikan bahwa kemahiran profesional dan keyakinan yang memadai atas bukti-bukti yang ditemukan akan sangat membantu auditor dalam melaksanakan pekerjaan audit. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil hipotesis alternatif yaitu : H 1 : Due Professional Care berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

24 2.4.2 Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. Time budget pressure adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2008). Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Dalam praktiknya, time budget digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas audit merupakan komponen penting dalam penilaian kinerja auditor. Hal ini yang kemudian menimbulkan tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai waktu yang telah dianggarkan. Tekanan inilah yang memungkinkan auditor mengurangi kepatuhannya dalam mengikuti dan menjalankan prosedur audit. Tekanan anggaran waktu secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional, dimana merupakan ancaman langsung dan serius terhadap kualitas audit karena tekanan anggaran waktu merupakan keadaan di mana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat dan kaku. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisinta (2013) menyatakan time budget pressure berpengaruh positif terhadap kualitas audit, hal ini membuktikan bahwa anggaran waktu dapat meningkatkan kualitas audit karena time budget pressure merupakan keadaan yang menunjukkan

25 auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku sehingga akan meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil hipotesis alternatif yaitu : H 2 : Time Budget Pressure berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 2.4.3 Pengaruh Pengalaman auditor terhadap Kualitas Audit. Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti pengalaman. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Libby dan Frederick (1990) dalam Siti Nur (2010) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur sistem akuntansi yang mendasari. Tubbs (1992) menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Penelitian yang dilakukan Ananing (2006) menunjukkan hasil bahwa pengalaman auditor dan lamanya auditor bekerja mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing. Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan Andini

26 (2010) memberi hasil bahwa pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. Berdasar penjelasan dan hasil penelitian di atas, hipotesis kedua yang dapat diajukan adalah: H 3 : Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.