BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, mempunyai daya saing dan berprilaku baik.

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berfikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pembelajaran bagi siswa. Guru sebagai pelaksana pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada era modern ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan memiliki kompetensi dan mampu bersaing di dunia global. Namun

BAB I PENDAHULUAN. efektif, sebab gurulah pengelola pembelajaran (learning manager) yang akan

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas serta tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan proses pembelajaran.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Menurut Sriwenda (2013) Guru harus berperan sebagai seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia berkembang sangat pesatnya, sesuatu yang semula tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Maju atau mundurnya suatu bangsa dilihat dari tinggi atau rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat perkembangan suatu bangsa. Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualiats akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di antaranya adalah melahirkan perubahan kurikulum serta peningkatan mutu pengajaran guru. Namun kenyataannya mutu pendidikan belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa. Mutu seorang guru dapat dilihat dari variasi cara guru membuat dan melaksanakan proses pembelajaran. Guru masih banyak menggunakan metode konvensional seperti ceramah, pemberian latihan, dan pemberian tugas dirumah. Penggunaan metode pembelajaran konvensional ini menjadikan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk menyampaikan kreatifitas berpikirnya. Frekuensi belajar merupakan sesuatu yang penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Pada siswa sering dijumpai siswa belajar hanya jika ada ulangan 1

2 atau jika ada tugas dari sekolah. Kebanyakan siswa masih kurang mengembangkan sifat aktif dan kreatif dalam dirinya. Hal ini tampak terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa kurang efektif dan responsif terhadap materi yang disampaikan. Kondisi ini menjadikan siswa lebih banyak tergantung pada pendidik. Selain itu, tidak sedikit ditemukan siswa yang mengikuti pelajaran saat ini namun lupa dengan pelajaran sebelumnya. Padahal diketahui bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang saling berkesinambungan antara materi yang satu dengan materi selanjutnya. Pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang saling berhubungan antara materi satu dengan materi lainnya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran akuntansi diperlukan suatu model pembelajaran yang bervariasi dan tepat untuk suatu materi agar materi yang sudah dipelajari tidak mudah lupa. Artinya dalam penggunaan model pembelajaran tidak harus sama untuk semua pokok pembahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu model pembelajaran tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak cocok untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi akuntansi masih tergolong rendah, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini juga terjadi di SMA Swasta PAB 8 Saentis, berdasarkan hasil observasi penulis, siswa masih kurang aktif dan sulit memahami pembelajaran akuntansi yang mengakibatkan hasil belajar akuntansi siswa rendah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai ulangan siswa yang masih rendah, rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas XI-IPS 1 dari 35 siswa, 22 orang siswa (62,86%) tidak mencapai KKM, demikian juga di kelas XI-IPS 2 dari 41 siswa, 26 siswa

3 (63,41%) tidak mencapai KKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut : No Tes KKM Tabel 1.1 Nilai Ujian Akuntansi Siswa Kelas XI-IPS 1 SMA Swasta PAB 8 Saentis Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 75 11 31,43% 24 68,57% 2 UH 2 75 15 42,86% 20 57,14% 3 UH 3 75 13 37,14% 22 62,86% Jumlah 39 111,43% 66 188,57% Rata-rata 13 37,14% 22 62,86% Sumber : Daftar nilai ulangan kelas XI-IPS 1 SMA Swasta PAB 8 Saentis No Tes KKM Tabel 1.2 Nilai Ujian Akuntansi Siswa XI-IPS 2 SMA Swasta PAB 8 Saentis Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 75 17 41,46% 24 58,54% 2 UH 2 75 13 31,71% 28 68,29% 3 UH 3 75 15 36,59% 26 63,41% Jumlah 45 109,76% 78 190,24% Rata-rata 15 36,59% 26 63,41% Sumber : Daftar nilai ulangan kelas XI-IPS 2 SMA Swasta PAB 8 Saentis Dari data diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010:54) salah satu faktor tersebut adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode mengajar yang digunakan oleh guru

4 sebagai salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa harus mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa serta mampu mempengaruhi siswa untuk selalu aktif saat mengikuti pembelajaran. Metode mengajar yang baik mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan siswa tetap mengingat materi yang sudah dipelajari sehingga ketika diadakan ulangan harian siswa mampu menjawab soal-soal yang diberikan guru. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan bahwa cara mengajar guru yang masih monoton akibat kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam suatu materi pembelajaran akuntansi, disamping itu guru juga masih menjadi sumber pengetahuan bagi siswa. Sehingga pelajaran yang didapat oleh siswa bersifat sementara, apabila ditanya kembali pada pertemuan berikutnya sebagian besar siswa sudah lupa dengan materi tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketertarikan siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional dimana guru menjadi satu satunya sumber pengetahuan (Teacher Center Learning) akibatnya siswa merasa bahwa pelajaran yang dipelajari tidak bermakna untuk kehidupan sehari-hari mereka. Padahal diketahui bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang saling berkaitan dan harus didukung oleh keterampilan menghitung. Apabila siswa tidak memahami pelajaran maka akan sulit mengikuti pelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, guru sebagai sentral dalam pengembangan pendidikan harus merencanakan, mengorganisasi, dan mengelolah proses belajar sedemikian rupa sehingga bahan ajar yang diberikan dapat diserap dan dimiliki siswa dengan

5 baik. Guru harus dapat mendesain pengajaran dengan baik dan dapat menerapkan model dan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru perlu menerapkan model dan pendekatan pembelajaran untuk memahami materi ajar serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menciptakan model pembelajaran yang efektif guru mampu membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan bermakna sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu model dan pendekatan pembelajaran yang dapat meningktkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Sebagaimana peneliti sebelumnya Sagala (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Strategi Index CardMatc (ICM) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Yapim Taruna Medan T.P 2013/2014 bahwa model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siklus I yang tuntas sebanyak 13 siswa (48,15%) dan siklus II yang tuntas sebanyak 25 siswa (92,59%). Didalam penelitian ini, model pembelajaran CTL akan digabungkan dengan pendekatan Scientific. Pendekatan Scientific juga dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat diketahui melalui peneliti sebelumnya Nurmalasari (2014) dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Taching and Learning (CTL) dengan menggunakan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

6 Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Telekomunikasi Dan Informatika Kelas X Di SMK Negeri 2 Bandung T.P 2013/2014 bahwa Model Pembelajaran CTL dengan Pendekatan Scientific dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian peneliti yang menunjukkan rata rata hasil pretest siswa sebelum menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebesar 59,06 dan rata rata hasil posttest siswa setelah menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning dengan menggunakan pendekatan ilmiah sebesar 82,97. Peningkatan mencapai 0.58 atau dalam persentase sebesar 58% menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar siswa termasuk berkategori sedang. Hasil nilai rata rata afektif 85,28 berada dikategori baik dan hasil nilai rata rata psikomotor 84,60 berada dikategori baik. Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan menggunakan model ini diharapkan siswa menjadi mudah memahami pelajaran akuntansi yang nantinya berguna bagi kegiatan sehari-hari mereka. Pendekatan Scientific merupakan pendekatan pembelajaran yang berbasis penyelidikan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Adapun proses pembelajaran berbasis penyelidikan ilmiah diwujudkan dalam usaha sistematik untuk

7 mendapatkan jawaban atas suatu permasalahan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Scientific terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Swasta PAB 8 Saentis T.P. 2014/2015. 1.2. Identifikasi Masalah 1. Mengapa dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Swasta PAB 8 Saentis? 3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran CTL terhadap hasil belajar akuntansi siswa? 4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific terhadap hasil belajar akuntansi siswa? 5. Apakah hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL pada siswa kelas XI IPS di SMA Swasta PAB 8 Saentis?

8 1.3. Batasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap masalah di dalam penelitian ini, maka masalah penelitian ini dibatasi pada: 1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan pendekatan Scientific. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS pada kompetensi dasar pencatatan jurnal umum. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL pada siswa kelas XI IPS di SMA Swasta PAB 8 Saentis? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL pada siswa kelas XI IPS di SMA Swasta PAB 8 Saentis T.P. 2014/2015.

9 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific terhadap hasil belajar akuntansi siswa. 2. Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah khususnya pada guru akuntansi mengenai model pembelajaran CTL dengan pendekatan Scientific terhadap hasil belajar siswa. 3. Sebagai referensi dan masukan bagi civitas academic FE Unimed juga bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dengan judul yang sama.