BAB I PENDAHULUAN. property. Hal ini disebabkan karena harga property cenderung naik setiap

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan Audit Delay laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. public (Juniati, 2012). Laporan keuangan merupakan informasi yang harus disampaikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Terlebih lagi dalam perusahaan go public

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapat informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Wayan Anindyanari Candranita Pinatih NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat sekarang ini cenderung menginvestasikan hartanya untuk property. Hal ini disebabkan karena harga property cenderung naik setiap tahunnya, berbeda dengan aset lainnya. Selain itu kebutuhan masyarakat terhadap property juga selalu bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk, sehingga masyarakat pun tidak ragu untuk segera menanamkan investasinya di bidang property dan real estate. Kementrian keuangan menyatakan pada websitenya www.kemenkeu.go.id dari kondisi makro diketahui bahwa prospek properti di Indonesia akan semakin cemerlang, dimana pertumbuhan sektor konstruksi dari tahun 2012-2014 nilainya di atas pertumbuhan PDB. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Perumahan Rakyat (Pusperkim) Universitas Gadjah Mada Budi Prayitno, dalam Acara Outlook Perumahan Rakyat Di Tahun Politik 2014, di Jakarta, Kamis (16/1/2014) mengatakan kekurangan rumah (backlog) pada tahun 2014 sekitar 15 juta. Rata-rata permintaan residensial setiap tahun mencapai 700 hingga 800 ribu unit tiap tahunnya. Sedang pemerintah hanya mampu membangun tidak lebih dari 300 ribu rumah. Perusahaan tidak jarang membutuhkan dana untuk mendukung pengembangan usaha mereka. Salah satu solusi untuk hal ini adalah go public. Hal ini dapat terlihat pada banyaknya perusahaan property dan real estate yang telah lama go public. Tercatat sampai pada tanggal 22 Oktober 2015, terdapat 50 perusahaan yang terdaftar. Dengan terdaftarnya di bursa saham, tanggung jawab manajemen terhadap para investor pun semakin besar. Salah satu cara manajemen 1

2 dalam bertanggung jawab terhadap para inverstor adalah dengan menyusun laporan keuangan secara berkala. Sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor: KEP-346/BL/2011 Tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, bahwa Laporan keuangan tahunan yang disajikan wajib disertai dengan laporan akuntan publik (auditor independen) dalam rangka audit atas laporan keuangan, dan wajib disampaikan kepada publik selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga atau 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan fenomena yang terjadi, masih ada perusahaan yang terlambat untuk menyampaikan laporan keuangannya. IDX mengumumkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun 2012 sebanyak (5%) 24 dari 469 perusahaan. pada tahun 2013 sebanyak (3%) 17 dari 548 perusahaan. dan pada tahun 2014 sebanyak (9%) 52 dari 563 perusahaan. Untuk perusahaan property dan real estate tercatat 1 perusahaan yang terlambat pada 2012 dan 3 perusahaan untuk masing-masing tahun 2013 dan 2014. Diantara perusahaan tersebut ada perusahaan yang berturut-turut selalu terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya, yaitu Bakrieland Development Tbk dan Eureka Prima Jakarta Tbk. Alasan terhadap keterlambatan laporan keuangan tersebut adalah pailit salah satu anak usaha, terlilit hutang dan konflik manajemen. (investasi.kontan.co.id). Berikut adalah rincian lamanya audit delay yang terjadi pada PT Bakrieland Development Tbk dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk:

3 Tabel 1.1 Audit delay pada perusahaan PT Bakrieland Development Tbk dan PT Eureka Prima Jakarta Tbk No Kode Saham Nama Perusahaan Audit Delay 2012 2013 2014 1 ELTY PT Bakrieland Development 153 hari 153 hari 118 hari Tbk 2 LCGP PT Eureka Prima Jakarta Tbk 85 hari 127 hari 119 hari Pada tanggal 30 juni 2015, BEI melakukan penghentian perdagangan sementara terhadap empat emiten dan memperpanjang suspensi dua emiten akibat keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun buku 2014 dan belum membayarkan denda keterlamabatan. BEI melakukan suspensi apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tidak memenuhi kewajiban (market.bisnis.com) Perusahaan harus mempublikasikan laporan keuangan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya terlambat atau tidak tepat waktu dapat menimbulkan spekulasi negatif yang dapat membuat investor ragu untuk menanamkan sahamnya. Dalam hal ini auditor juga dpat berpengaruh, karena auditor dalam melaksanakan pekerjaannya harus sesuai dengan standar maupun prosedur yang telah ditentukan yang dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Selain hal tersebut adanya

4 penyimpangan atau kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan juga dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian audit. Keterlambatan audit ini biasa disebut dengan audit delay. Audit delay dapat diukur berdasarkan tanggal tutup buku perusahaan, yaitu 31 desember sampai pada tanggal yang tertera pada laporan auditor. Audit delay dapat mempengaruhi nilai informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan. Semakin lama audit delay, maka semakin bebrkurang nilai informasi yang terkandung didalam laporan keuangan tersebut. Karakteristik perusahaan adalah sifat khas atau spesifik yang dimiliki oleh perusahaan yang diasumsikan berpengaruh terhadap audit delay. Karakteristik yang diambil penulis adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat melalui jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki aset yang besar lebih besar kemungkinan mengalami audit delay daripada perusahaan yang kecil yang memiliki aset yang lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sampel yang harus diambil dan prosedur yang dijalankan juga semakin banyak. Puspitasari dan Anggreini (2012), Kartika (2009) dan Rachmawati (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Solvabilitas adalah ratio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya. Jika jumlah kewajibannya lebih besar daripada jumlah asetnya yang berarti perusahaan tidak solvabel, maka semakin besar kemungkinan terjadi audit delay. Puspitasari dan

5 Anggreini (2012) dan Lestari (2009) menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Namun Rachmawati (2008) menyatakan solvabilitas tidak berpengaruh. Laba/rugi perusahaan juga diyakini dapat mempengaruhi terjadinya audit delay. Perusahaan yang mengalami laba pasti ingin menyelesaikan audit lebih cepat untuk mempublikasikan hasil positif yang dicapai, sehingga manajemen cenderung mendorong agar waktu penyelesaian audit lebih singkat. Sementara perusahaan yang mengalami kerugian akan menginginkan waktu penyelesaian audit yang lebih lama. Selain itu, perusahaan yang mengalami kerugian dikhawatirkan mengalami fraud sehingga auditor akan semakin berhati-hati mengaudit yang akan menambah waktu penyelesaian audit. Puspitasari dan Anggreini (2012), Kartika (2009) dan Nina (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa laba/rugi operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada keberadaan, jumlah dan lokasi unit perusahaan (cabang) serta diverifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi audit delay. Apriliane (2015) menyatakan bahwa tingkat kompleksitas operasi berpengaruh terhadap audit delay. Namun dalam penelitian Angruningrum dan Made (2013) tingkat kompleksitas operasi tidak berpengaruh terhadap audit delay.

6 Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut telah berdiri. Bagi perusahaan yang telah lama berdiri, diasumsikan bahwa perusahaan sudah berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya dan lebih baik dalam menyusun dan memanajemen dokumen. Hal ini tentu akan membantu pada auditor dalam mengumpulkan bukti, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya audit delay. Laksono dan Dul (2014) menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini mengacu pada penelitian Elen Puspitasari dan Anggraeni Nurmala Sari (2012) dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, dan ukuran KAP untuk mengetahui pengaruhnya terhadap audit delay dengan objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2007-2010. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel bebas dan objek penelitiannya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan, objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Berdasarkan uraian permasalahan yang berkaitan dengan audit delay, maka penulis merasa termotivasi dan tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya ke dalam skripsi yang berjudul PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA

7 PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis menarik beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana karakteristik perusahaan yang diukur oleh ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 2. Bagaimana audit delay pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 3. Berapa besar pengaruh karakteristik perusahaan yang diukur oleh ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan terhadap audit delay secara parsial maupun simultan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah antara lain: 1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik perusahaan yang diukur oleh ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI.

8 2. Untuk mengetahui bagaimana audit delay pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh karakteristik yang diukur oleh ukuran perusahaan, solvabilitas, laba/rugi, tingkat kompleksitas operasi, dan umur perusahaan terhadap audit delay pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian ini: 1.4.1 Kegunaan Teoristis/Akademis a. Bagi akademisi Diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi dan pembanding bagi akademisi yang ingin mengembangkan penelitian di bidang yang sama di waktu mendatang. b. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasikan wawasan penulis dalam hal audit delay pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

9 1.4.2 Kegunaan Praktis/Empiris a. Bagi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM. b. Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. c. Pemakai Laporan Keuangan yang telah di Audit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan pertimbangan dalam menganalisis laporan keuangan untuk pengambilan keputusan bagi investor, kreditor maupun manajemen.