BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS


TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.


BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

UCAPAN TERIMA KASIH...

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di proyek Apartemen Jatake Solmarina, maka di adakan persiapan lapangan seperti :

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di Rumah susun KS Tubun, maka di

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

Transkripsi:

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek yaitu dapat mencapai biaya, kualitas dan waktu yang efektif dan efisien. Sehingga aspek teknologi seringkali diterapkan dalam metode pelaksanaan dan memiliki peran tersendiri dalam menunjang pencapaian sasaran proyek. Pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perencanaan maka diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan kata lain semua tahapan pekerjaan memiliki metode pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan peruntukan proyek (baik proyek gedung, bendungan, jalan layang, dsb.) dan desain konsultan perencana. adalah: Hal yang mempengaruhi metode pelaksanaan konstruksi gedung bertingkat a. Kondisi Lokasi Proyek, b. Lingkungan Sekitar Lokasi Proyek c. Jalur Akses ke Lokasi Proyek d. Volume Pekerjaan e. Ketersediaan Material dan Bahan Bangunan V - 1

f. Ketersediaan Peralatan dan Alat Berat g. Ketersediaan Sumber Daya Manusia h. Tingkat Kualitas yang dibutuhkan i. Jadwal Pelaksanaan Proyek Konstruksi, dan j. Pelaksanaan Proyek Konstruksi 5.2. Pekerjaan Persiapan 5.2.1. Survey Lokasi Proyek dan Proses IMB Pada tahapan ini dilakukan survei terhadap lokasi proyek, baik itu akses maupun kondisi proyek. Kemudian Owner harus melakukan tahap pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan ketentuan dari pemerintah setempat, dan setelah di setujui oleh pihak berwenang maka Owner baru boleh melakukan pembangunan yang dilanjutkan oleh tahap persiapan lainnya. 5.2.2. Site Planning Pekerjaan Site Plane terdiri dari: a. Pembuatan Pagar dan Papan Nama Proyek b. Pembersihan Lokasi Proyek c. Pembangunan Kantor dalam Lokasi Proyek d. Pembangunan Gudang Material dan Bahan Bangunan MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 2

5.2.3. Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja) Shop drawing atau gambar kerja kontraktor merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar lebih mudah dan terkendali secara teknis, efisiensi waktu pelaksanaan dan juga kualitas kerja. 5.2.4. Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya Kebutuhan sumber daya ini tidak hanya dari segi tenaga kerja, namun juga dari segi pasokan listrik (daya) dan air (tanah) yang dibutuhkan oleh kontraktor selama pelaksanaan proyek konstruksi. Proyek Menara BNI Pejompongan memiliki daya listrik sebesar 1000 KW dan meiliki sumber air yang berasal dari tanah. 5.2.5. Pengadaan Material dan Bahan Bangunan Pengadaan pasokan material yang dibutuhkan harus selalu berjalan baik selama pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam tahap ini kontraktor perlu memberikan perhatian khusus dalam memasok kebutuhan material, karena seringkali pemasokan yang tidak sesuai (mengalami keterlambatan pengadaan atau harga material yang tidak sesuai RAB pada kontrak) dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada tahap berikutnya. 5.2.6. Mobilisasi dan Demobilisasi Mobilisasi merupakan tahapan persiapan dimana pasokan sumber daya seperti tenaga kerja, material dan alat berat dibawa ke lokasi proyek dan siap untuk digunakan. Sedangkan Demobilisasi merupakan tahapan MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 3

dimana alat dan material yang tersisa harus dikeluarkan atau dibersihkan dari lokasi proyek saat pelaksanaan proyek telah mencapai 100% atau telah selesai. Berikut adalah tahap dalam pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi: Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali (demobilisasi) Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor. 5.2.7. Pengukuran Awal Pelaksanaan Proyek Pengukuran adalah tahap awal dalam melaksanakan proyek kontruksi. Dimana dalam tahap ini kontraktor melakukan pengukuran titiktitik koordinat, yang bertujuan mencari ketepatan koordinat dan elevasi untuk struktur bangunan. Pengukuran titik-titik koordinat dilakukan dengan alat ukur Total Station dan pengukuran elevasi dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Sebelum pengukuran awal dimulai, biasanya konsultan sudah melakukan Soil Investigation yang dilakukan untuk mendapatkan data yang MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 4

membantu perencanaan pondasi dan kekuatan tanah dasar yang menjadi dudukan bagi pondasi itu sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan persiapan adalah: a. Melakukan koordinasi dan perijinan dalam proses persiapan yang bersangkutan dengan legalitas pelaksanaan, agar tidak mengganggu proses konstruksi. b. Pihak yang terkait dengan tahap persiapan harus membuat urutan pelaksanaan pekerjaan dan area Pekerjaan, dengan berbagai pertimbangan sehingga diperoleh pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien. Pertimbangan ini dilihat dari Volume Pekerjaan yang disesuaikan dengan Schedule Proyek. c. Penentuan kebutuhan material per area pekerjaan telah disesuaikan dengan Metode Konstruksi (seperti: pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran). d. Ketelitian dalam pekerjaan pengukuran titik koordinat lokasi, dan elevasi elemen struktur dengan menggunakan alat Total Station dan Theodolite (Seperti: pondasi, kolom, balok dan pelat struktur), karena hal ini akan mempengaruhi struktur bangunan. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 5

5.3. Pekerjaan Struktur Atas Langkah dalam pekerjaan struktur atas dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Bekisting Pekerjaan Pengecoran 5.3 Diagram Tahap Pekerjaan Struktur Atas 5.3.1 Pekerjaan Pembesian Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang di batasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja. Belum ada peraturan yang mengatur penggunaan tulangan lain, selain dari baja tulangan atau kawat baja tersebut. Baja tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu Baja Tulangan Polos (BJTP) Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD) Tulangan polos biasanya digunakan untuk tulangan sengkang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 MPa (disebut BJTP- 24), dengan ukuran Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16 (dengan Ø menyatakan simbol diameter polos). MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 6

Tulangan ulir/deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 300 MPa (disebut BJTD-30). Mesikpun baja tulangan mempunyai sifat tahan terhadap beban tekan, tetapi karena harganya yang mahal maka baja tulangan ini hanya diutamakan untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang bekerja cukup ditahan oleh betonnya. a. Pembesian Kolom Pembesian pada kolom yang dirakit pada tempat fabrikasi. Setelah tulangan selesai difabrikasi, berikutnya dilakukan proses pemasangan tulangan kolom. Dalam tahap ini rangkaian tulangan hasil pabrikasi diangkat dengan tower crane untuk diikat menjadi satu kesatuan dengan tulangan yang telah terpasang. Pengikatan dilakukan dengan suatu panjang penyaluran (overlapping) yang secara umum ditentukan oleh mutu beton, mutu tulangan, diameter tulangan serta beberapa faktor tambahan. Panjang penyaluran ini disambungkan dengan diikat menggunakan kawat. Setelah itu beton decking juga langsung dapat dipasang. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 7

Gambar 5. 1 Penulangan Pada Kolom Sumber: Dokumentasi Proyek b. Pembesian Balok Penulangan balok terdiri dari tulangan utama dan sengkang. Prinsipnya adalah dimana tulangan utama dipasang terlebih dahulu dan akan diselimuti dengan tulangan sengkang yang telah dirakit pada pabrikasi. Pemasangan tulangan dan jumlah banyaknya tulangan baik tulangan utama maupun tulangan sengkang sudah ditentukan oleh perencana. Bila diamati jarak tulangan sengkang pada bagian ujung dan pada bagian tengah mengalami perbedaan jarak atau kerapatan, tulangan sengkang pada bagian ujung lebih rapat dibandingkan dengan dibagian tengah ini dikarenakan fungsi utama tulangan sengkang adalah menahan beban gaya horizontal maka pada bagian ujung diberikan jarak yang rapat agar tidak MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 8

terjadi pelemahan terhadap balok akibat gaya horizontal yang dapat membuat balok melengkung ataupun sobek bagian horizontalnya. Bila tulangan sengkang menahan gaya horizontal, maka gaya vertikal dari balok ditahan oleh tulangan utama. Pemasangan tulangan pada bekisting balok juga disertai dengan pemasangan beton decking pada bagian bawah dan samping sebagai batas untuk selimut beton. c. Pembesian Pelat Pada awal pelaksanaan konstruksi pelat, tulangan disiapkan terlebih dahulu. Persiapan ini meliputi pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai dengan gambar kerja untuk tulangan pelat lantai, tetapi ada tulangan yang hanya tinggal dipasang saja yaitu wire mesh. Setelah dipotong dan dibengkokan tulangan-tulangan ini nantinya akan diangkat menggunakan tower crane ke tempat pemasangan. Akan tetapi terkadang saat berada di tempat pemasangan tulangan pelat membutuhkan pemotongan dan pembengkokan lagi, sehingga dengan tujuan efisiensi waktu digunakan manual bar cutter untuk pemotongan dan manual bar bender untuk pembengkokan. 5.3.2 Pekerjaan Bekisting Pekerjaan bekisting ini merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan beton. Fungsi dari bekisting sendiri adalah untuk menentukan posisi, ukuran, serta bentuk dari beton MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 9

yang akan dicetak agar sesuai dengan dimensi yang direncanakan pada shop drawing. Pada Proyek BNI Pejompongan bekisting yang digunakan untuk kolom adalah bekisting kolom kotak dan bekisting kolom bulat, untuk bekisting balok menggunakan table beam, sedangkan pada pelat sudah menggunakan bondek sehingga tidak perlu menggunakan bekisting. Berikut adalah persyaratan umum dari bekisting adalah: 1) Bekisting harus bersih dari segala kotoran yang melekat seperti potongan kayu, tanah, dan sebagainya. 2) Bekisting harus diberi perkuatan datar dan silangan sehingga bekisting tetap pada posisinya sampai tiba waktunya bekisting tersebut harus dilepas. 3) Bekisting harus rapat agar tidak terjadi kebocoran adukan beton. 4) Susunan bekisting dan penunjangnya harus teratur, sehingga memudahkan pemeriksaan. 5) Sebelum dilakukan pengecoran, bekisting dilapisi dengan minyak agar pada saat melepaskan bekisting dari beton tidak meninggalkan bekas dan menyebabkan kerusakan pada beton. Pada proyek Menara BNI Pejompongan, bekisting yang digunakan seperti gambar berikut. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 10

(a) (b) Gambar 5.3.2 Bekisting Kolom Kotak (a), Bekisting Kolom Bulat(b) Sumber: Dokumentasi Proyek Gambar 5.3.2 Bekisting Balok (Table Beam) Sumber: Dokumentasi Proyek MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 11

5.3.3 Pekerjaan Pengecoran Untuk menyempurnakan pekerjaan proyek konstruksi setelah diselesaikannya pekerjaan pembesian dan bekisting, maka dilakukanlah pekerjaan pengecoran. Pada dasarnya suatu bangunan tidak hanya memerlukan penahan gaya tarik saja yang telah ditumpu oleh tulangantulangan yang telah dirangkai, tetapi juga membutuhkan penahan gaya tekan yang akan dibantu dengan adanya beton yang didapatkan denngan cara melakukan pekerjaan pengecoran. Untuk pengerjaan pengecoran sendiri-pun memiliki tahapan yang harus diperhatikan yaitu: 1) Persiapan Sebelum dilakukannya pengecoran, dilakukan dahulu persiapan pada proyek, seperti menyiapkan alat yang sudah melalui proses pengecekan mutu sehingga tidak tertinggal nantinya pada saat pengerjaan dan tidak membuang waktu. Lokasi yang akan dilakukan pengecoran-pun harus dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa kotoran yang mungkin saja bisa merusak komponen pasta beton dan merusak mutu beton dengan menggunakan air compressor. 2) Slump Test Slump test adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan/mengecek mutu beton tersebut. Kekakuan MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 12

dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu slump test menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Untuk proyek dalam skala besar (high rise building) adanya slump test penting untuk dilakukan, karena apabila kekuatan beton tidak sama dengan perhitungan yang direncanakan merupakan hal yang fatal dalam pembangunan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan. 3) Pengecoran Bila beton ready-mix telah sesuai dengan yang direncanakan dan daerah/lokasi pengecoran telah selesai dibersihkan, pekerjaan pengecoran dilakukan. Biasanya untuk daerah dengan luas wilayahnya termasuk dalam kategori sempit dan sulit dijangkau oleh concrete pump, pengecoran dilakukan dengan bantuan concrete bucket yang diangkat dengan menggunakan tower crane (kolom, shear wall), sedangkan untuk daerah dengan luas area yang terhitung luas dilakukan pengecoran dengan bantuan concrate pump (pelat lantai). Bila beton ready-mix sudah dituangkan pada lokasi pengecoran maka dilakukan perataan adukan beton keseluruh permukaan area dengan menggunakan alat vibrator. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 13

Pengecoran adalah satu dari sekian pekerjaan konstruksi yang bersifat sangat penting, terjadinya kesalahan pada proses pengecoran akan berakibat pada kerusakan bangunan, maka alat-alat penunjang pengecoran sangat dibutuhkan, terutama penerangan. Pengecoran biasanya dilakukan pada malam hari. Maka dari itu penerangan sangat dibutuhkan. Selain itu, untuk daerah dengan kondisi tidak ada penutup pada bagian atas area pengecoran, biasanya ditutupi dengan terpal dengan maksud menghindari hujan yang bisa saja terjadi dan merusak komponen pasta beton. Ketentuan dalam pengecoran dan curing beton, sebagai berikut: 1) Concrete Vibrator sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi yang vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh dimiring sampai dengan ketentuan yang berlaku. Penggetaran dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat. 2) Concrete Vibrator dijaga agar tidak mengenai bekisting, tulangan kolom atau bagian beton yang mulai mengeras. Untuk menghindari hal ini posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 14

3) Concrete Vibrator dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar Concrete Vibrator tersebut dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik getaran. Gambar 5.3.3 Pengecoran Pada Kolom Sumber: Dokumentasi Proyek Gambar 5.3.3 Pengecoran Pada Balok dan Pelat Sumber: Dokumentasi Proyek MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 15

4) Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan 12 jam setelah pengecoran. Kondisi paling ekstrim pelepasan bekisting kolom adalah 8 jam setelah pengecoran. Hal ini asumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal. Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek atau MK. Proses pelepasan bekisting dilakukan dengan hati hati untuk menghindari kolom dari kerusakan. Bekisting yang telah dilepas diangkat dengan menggunakan Tower Crane dan dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada titik kolom selanjutnya. Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari pekerjaan kolom, berikut urutan prosesnya : a) Kendorkan semua wing nut atau baut yang terdapat pada bekisting. b) Kendorkan Kicker Brace dan secara bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton. c) Bekisting kolom kemudian diangkat dan dipindahkan. Dapat dipasangkan pada titik kolom berikutnya dengan menggunakan Tower Crane. Sebelumnya bekisting diberi alas muka atau bekisting dalam berupa Plywood dan diolesi oli pelumas. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 16

5) Perawatan atau Curing Beton Kolom Setelah 12 jam pengecoran kolom bekisting boleh dilepas dan dilakukan pelaksanaan perawatan beton atau curing beton dengan menggunakan Ultrachem Curing Coumpond. Hal ini dilakukan untuk merawat beton agar tidak terlalu cepat kehilangan air atau menjaga kelembaban beton, suhu beton dan memperbaiki beton apabila terjadi keretakan. MENARA BNI PEJOMPONGAN V - 17