Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

IGNITION CHARACTERISTIC OF COCONUT SHELL CHARCOAL DUST BRIQUETTE WITH COCODUST AS FLINSTONE MATERIALS

Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

SIFAT-SIFAT PENYALAAN BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJIAN KAYU DENGAN COCO DUST SEBAGAI PEMANTIK

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

Ratna Srisatya Anggraini ( )

PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

Yenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum Nabila

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

PEMBUATAN BRIKET DARI BOTTOM ASH DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

UJI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PEMBUAT BRIKET KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija

Potensi Briket Arang Berbahan Sekam Sebagai Energi Alternatif

PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

PENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

HASIL DAN PEMBAHASAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF UNTUK PROSES STERILISASI JAMUR TIRAM

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH DEDAUNAN

PENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI DAN BATOK KELAPA

BRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra) Nurmalasari, Nur Afiah

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 1, Januari 2017 ISSN : Briket Arang Berbahan Campuran Ampas Daging Buah Kelapa dan Tongkol Jagung

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

PEMANFAATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI DAN JANGGEL JAGUNG SERTA TEPUNG KANJI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

(Maryati Doloksaribu)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Biomassa adalah segala material yang berasal dari tumbuhan atau hewan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH CANGKANG KAKAO. The Making of Biobriquette from Cocoa Shell Waste ABSTRAK

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X PENGARUH JUMLAH TEPUNG KANJI PADA PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG PALA THE EFFECT OF TAPIOCA STARCH VARIATION ON NUTMEG-SHELL CHARCOAL BRIQUETTE PREPARATION Petrus Patandung Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado Jalan Diponegoro No.21-23 Pos-el : patandungp@yahoo.com Diterima Tanggal 26-10-2014, Disetujui Tanggal 9-11-2014 ABSTRAK Penelitian pembuatan briket arang tempurung pala telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah tepung kanji terhadap mutu briket yg dihasilkan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Briket dibuat menggunakan arang tempurung pala dengan perekat tepung kanji sebanyak 2; 2,5; 3; 3,5 dan 4%, dan tekanan 150 kg/cm 2. Dari penelitian ini diperoleh bahwa arang tempurung pala dapat diolah menjadi briket. Briket yang dihasilkan mempunyai kisaran kadar air sebesar 6,11-6,50%, bagian yang hilang pada pemanasan suhu 950 C sebesar 14,20-14,80%, kadar abu sebesar 5,45-5,94%, dan nilai kalori sebesar 5.047,27-5.219,00 kal/g. Kata kunci: briket, tempurung pala, kanji, nilai kalori. ABSTRACT A research on nutmeg-shell charcoal briquettes has been conducted to determine the effect of starch amount on the quality of product. Charcoal briquettes were made using adhesive as much as 2%; 2.5%; 3%; 3.5%; and 4%, and a pressure of 150 kg/cm 2. Results showed that charcoal nutmeg-shell can be processed into briquettes, with a range of moisture of 6.11-6.50%, volatiles at 950 C of 14.20-14.80%, ash content of 5.45-5.94% and calorie of 5047.27-5219.00 cal/g. Keywords: briquette, calorie, nutmeg-shell, tapioca starch. PENDAHULUAN Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) adalah salah satu tanaman andalan Sulawesi Utara karena biji dan fulinya merupakan komoditi ekspor yang kebanyakan tumbuh di pesisir pantai kepulauan dengan data luas areal adalah 13.774,49 ha dengan produksi 9.645,56 ton, dari luas areal tersebut tersebar di beberapa Kabupaten, seperti Kabupaten Sangihe 3.351,53 ha dengan produksi 2.665,07 ton, Kabupaten Talaud memiliki perkebunan pala seluas 4.877 ha dengan produksi 3.218,09 ton dan Kabupaten Sitaro memiliki perkebunan pala seluas 4.418 ha dengan produksi sebesar 3.321,15 ton (1). Tanaman pala adalah salah satu tanaman rempah-rempah yang produknya berasal dari daging buah yang merupakan bagian yang terbesar adalah daging buah yaitu 83,30%, fuli 3,20%, biji 9,50% dan tempurung biji 4% (2). Limbah tempurung pala belum dimanfaatkan secara maksimal dan hanya digunakan sebagai bahan bakar atau pemasakan kedelai untuk pembuatan tempe dan tahu, padahal masih dapat 95

Pengaruh Jumlah Tepung Kanji pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Pala Petrus Patandung diolah sedemikian rupa menjadi produk industri seperti pembuatan briket sebagai bahan bakar yang dapat mengganti bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji. Briket arang merupakan bahan bakar padat dengan menggunakan perekat dan tekanan, mengandung senyawa karbon, mempunyai nilai kalori yang relatif tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang cukup lama (3). Perkembangan energi baru dan terbarukan merupakan suatu energi alternative yang berbahan biomassa yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi bahan bakar padat atau briket. Biomassa adalah salah satu jenis bahan bakar padat yang berasal dari sumber hayati seperti dari daunan, rumput, limbah pertanian dan rumah tangga. Biomassa terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: berasal dari kayu dan non kayu (4). Cadangan gas alam menunjukkan bahwa 47,5% kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh bahan bakar minyak yang harganya semakin mahal sehingga dapat mendorong untuk mencari sumber energi alternatif seperti pemanfaatan limbah tempurung pala. Sebagian besar rumah tangga kebutuhan energinya masih mengandalkan minyak tanah dan gas elpiji. Saat ini cadangan minyak bumi Indonesia tinggal 1% dan cadangan dunia tinggal 1,4%, sedangkan batu bara sebagai bahan bakar hanya tinggal 3% (5). Dari data tersebut dapat diperkirakan beberapa tahun lagi Indonesia akan mengimpor penuh minyak bumi. oleh karena itu usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui yang bersifat ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis (6). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah tepung kanji untuk pembuatan briket dari arang tempurung pala sehingga produk yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah dan gas elpiji. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu bahan tempurung pala, tepung kanji, minyak tanah, sedangkan alat yang digunakan yaitu mesin giling, alat pencampur, alat cetak, pengering briket, baskom plastik kompor dan timbangan. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado, dari bulan Februari sampai dengan Nopember 2012. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan desain percobaan membuat briket dengan variasi konsentrasi perekat tepung kanji yaitu: A=2%, B=2,5%, C=3%, D=3,5% dan E=4% dan tekanan 150 kg/cm 2. Data dianalisis secara deskriptif. Penelitian diulang 3 kali. Tahapan Penelitian Tempurung pala yang telah kering ditimbang kemudian dikarbonisasi atau dibakar dalam drum pembakaran kemudian didinginkan sehingga diperoleh arang tempurung pala, dan digiling serta diayak lewat ukuran 18 mesh kemudian ditimbang sesuai dengan perlakuan. Tepung kanji ditimbang dan dimasak 96

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X sampai homogen sehingga membentuk pasta kemudian dicampur dengan arang tempurung pala hingga merata dan ditambahkan air panas secukupnya lalu dicetak dengan menggunakan alat cetak briket sistem hidrolik dengan tekanan 150 kg/cm 2. Produk briket arang tempurung pala dikeringkan dengan sinar matahari selama 3-4 hari, kemudian produk briket arang tempurung pala dikemas dalam plastik untuk dianalisis. Parameter yang diukur yaitu: Kadar air, kadar abu, bahan yang hilang pada pemanasan 950 C dan nilai kalori. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air arang tempurung pala sehingga air yang terperangkap di dalam molekul-molekul partikel arang tempurung pala yang pada saat pengeringan produk tidak dapat keluar secara sempurna serta sejumlah air yang terperangkap didalam bahan perekat tepung kanji yang digunakan (7). Hasil analisis produk briket tempurung pala (Gambar 1) menunjukkan bahwa kadar air dari produk briket arang tempurung pala yang diperoleh memberikan hasil yang tertinggi diperoleh pada perlakuan E dengan menggunakan kanji sebanyak 4% yaitu sebesar 6,50% dan yang terendah diperoleh pada perlakuan A yaitu sebesar 6,11% dengan menggunakan penambahan kanji 2%. Kadar air adalah banyaknya air yang masih terkandung dalam produk briket Gambar 1. Pengaruh penambahan tepung kanji terhadap kadar air Dari produk briket tempurung pala Kenaikan hasil kadar air yang diperoleh disebabkan oleh penambahan bahan perekat yang digunakan yaitu tepung kanji dan juga dipengaruhi oleh penambahan air sehingga pada waktu pengeringan dengan menggunakan sinar matahari proses pengeringan tidak merata yang mengakibatkan penguapan air tidak merata keseluruh permukaan dan seluruh bidang produk briket (8). 97

Bagian yang hilang pada pemanasan suhu 950 C (%) Pengaruh Jumlah Tepung Kanji pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Pala Petrus Patandung 14.90 14.80 14.70 14.60 14.50 14.40 14.30 14.20 14.10 14.00 13.90 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Jumlah penambahan tepung kanji (%) Gambar 2. Pengaruh penambahan tepung kanji terhadap bahan mudah menguap pada suhu Bagian Yang Hilang Pada Pemanasan 950 C Bagian yang hilang pada pemanasan suhu 950 C atau bahan yang mudah menguap adalah jumlah zat-zat organik yang terikat dalam arang tempurung pala dan akan menguap pada suhu 950 C. Hasil analisis produk briket arang tempurung pala (Gambar 2) menunjukkan bahwa produk briket yang diperoleh memberikan hasil yang tertinggi pada perlakuan E dengan menggunakan tepung kanji 4% yaitu sebesar 14,80%, dan yang terendah diperoleh pada perlakuan A dengan menggunakan perekat tepung kanji 2%, menghasilkan produk briketarang tempurung pala sebesar 14,20%. Tinggi dan rendahnya bagian yang hilang pada pemanasan 950 C disebabkan oleh bahan baku atau tempurung pala yang digunakan sehingga pada waktu proses karbonisasi atau pembuatan arang tempurung pala menggunakan pemanasan atau suhu yang tidak diatur yang mengakibatkan tidak terjadinya penguraian senyawa karbon yang sempurna dan bahan volatil yang terkandung dalam kanji lebih tinggi (9). Kadar Abu Kadar abu adalah jumlah abu yang terkandung dalam bahan baku arang tempurung pala dan juga yang terdapat dalam bahan perekat yaitu tepung kanji (10). 98

Nilai Kalori (Kal/gr) Kadar Abu (%) Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X 6 5.9 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.2 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Jumlah penambahan tepung kanji (%) Gambar 3. Pengaruh penambahan tepung kanji terhadap kadar abu dari produk briket tempurung pala Hasil analisis produk briket (Gambar 3) menunjukkan bahwa produk briket arang tempurung pala yang diperoleh memberikan kadar abu yang tertinggi pada perlakuan E dengan menggunakan perekat tepung kanji 4% yaitu sebesar 5,94% dan yang terendah diperoleh pada perlakuan A yang menggunakan tepung kanji 2% yaitu sebesar 5,45%. Tinggi dan rendahnya kadar abu yang diperoleh disebabkan yaitu semakin tinggi penambahan atau perekat yang digunakan tepung kanji cendrung kadar abu yang diperoleh semakin tinggi. Nilai Kalori Nilai kalori merupakan nilai hasil pembakaran dari sejumlah karbon aktif atau karbon terikat dalam produk briket arang dengan oksigen dalam satu gram bahan atau produk briket tempurung pala (11). 5250.00 5200.00 5150.00 5100.00 5050.00 5000.00 4950.00 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 Jumlah penambahan perekat tepung kanji (%) Gambar 4. Pengaruh penambahan perekat tepung kanji terhadap nilai kalori dari produk briket tempurung pala 99

Pengaruh Jumlah Tepung Kanji pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Pala Petrus Patandung Gambar 4 menunjukkan bahwa produk briket arang tempurung pala memberikan hasil yang tertinggi diperoleh pada perlakuan E dengan menggunakan perekat atau penambahan tepung kanji sebesar 4% yaitu senilai 5219,00 kal/g dan yang terendah diperoleh pada perlakuan A dengan penambahan atau perekat tepung kanji 2% yaitu sebesar 5047,27 kal/g. Kenaikan hasil nilai kalori yang diperoleh disebabkan oleh bahan baku atau arang tempurung pala yang digunakan dengan terdiri dari partikel-partikel yang ukurannya tidak sama rata dan juga dipengaruhi oleh variasi konsentrasi penambahan perekat yang digunakan (12) KESIMPULAN Dari penelitian ini diperoleh bahwa arang tempurung pala dapat diolah menjadi briket dengan variasi perekat tepung kanji sebanyak 2-4%. Briket yang dihasilkan mempunyai kisaran kadar air sebesar 6,11-6,50%, bagian yang hilang pada pemanasan suhu 950 C sebesar 14,20-14,80%, kadar abu yaitu 5,45-5,94%, dan nilai kalori yaitu sebesar 5.047,27 5.219,00 kal/g, sehingga dapat digunakan sdbagai bahan bakar. DAFTAR PUSTAKA 1. Biro Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, 2009. Sulut Dalam Angka. Biro Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. 2. Somaatmadja, 1984 Pengembangan Pengolahan Pala dan Fuli. Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. 3. Amanda JG. Marcheliana F, 2012. Kajian Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Perekat Briket Arang Kayu Sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal Proceeding Seminar Nasional Energy Terbarukan dan Produksi Bersih, Bandar Lampung. 4. Capahy A, 2007. Pengaruh Konsentrasi Perekat dan Ukuran Serbuk Terhadap Kualitas Briket Arang dari Limbah Pengolahan Kayu Magnium. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 5. Montty Grianna, 2012. Pembangunan Industri Gas Bumi, Direktur Sumber Daya Mineral, Kementrian Sumber Daya Alam dan Mineral,Jakarta. 6. Hendra, 2006. Teknologi Tepat Guna Pembuatan Arang, Briket dan Tungku Hemat Energi. Bogor: Puslitbang Hasil Hutan. 7. Jamlatan S, 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket Batu Bara dan Arang Kayu. J Rekayasa Proses;Vol 2, No.2, Hal 37-40. 8. Fatimah, Hasanuddin, H., Setiawati,2013. Pemanfaatan Kulit Durian Sebagai Alternatif Bahan Bakar Ramah Lingkungan. 9. Patabang D, 2012. Karakteristik termal Briket Arang Sekam Padi dengan Variasi Bahan Perekat. J Mek, Vol. 3 No2 hal.286-292. 10.Nasarudin A, 2011. Karakteristik Briket dari Arang Tongkol Jagung Dengan 100

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X Perekat Tetes Tebu dan Kanji. Palembang: Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang. 11. Mulia A, 2007. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang. Medan: Universitas Sumatra Utara. 12. Santoso, 2010 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun, Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian. Universitas Andalas. 101

Pengaruh Jumlah Tepung Kanji pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Pala Petrus Patandung 102