BAB I PENDAHULUAN. Menurut DeAngelo (1981) dalam Lauw dan Elyzabeth (2012), kualitas audit adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan Negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Mulyadi, 2002) (Tuanakotta, 2013) (Sukrisno, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah media komunikasi yang diperlukan bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik, maka akuntabilitas dan transparansi informasi bagi masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Opini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tuanakotta, 2013:7) (Tuanakotta, 2013:113) (Sukrisno, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Menurut Siregar (2008) dalam Eveline, dkk (2014) penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. publik sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan dana bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga yang menunjukkan sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi terhadap aset-aset yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. guna menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. De Angelo (1981) dalam Kurnia et al. (2014) mendefinisikan kualitas. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Setiap Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan instansi

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. orde baru menyebabkan ketimpangan pembangunan di daerah-daerah lain di

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan.profesi akuntan publik merupakan profesi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada prinsip-prinsip independensi dan profesionalisme. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas audit merupakan salah satu hal yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Kualitas hasil audit memiliki banyak dimensi sehingga belum ada pedoman tetap untuk mengukur kualitas hasil audit. Menurut DeAngelo (1981) dalam Lauw dan Elyzabeth (2012), kualitas audit adalah kemampuan auditor untuk menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan mengungkapkan pelanggaran tersebut dalam laporan audit. Kualitas hasil pemeriksaan menunjukkan mutu dari hasil pemeriksaan. Semakin banyak temuan maka semakin berkualitas hasil pemeriksaannya. Kualitas hasil pemeriksaan merupakan kualitas kerja auditor yang ditunjuk dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan oleh auditor dapat berkualitas yang memenuhi ketentuan dan standar auditing. Auditor yang melaksanakan audit atas laporan keuangan pemerintah harus memenuhi ketentuan atau standar auditing yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan RI (BPK RI), yaitu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Agar Badan Pemeriksa Keuangan dapat melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara secara efektif, sesuai peraturan perundang-undangan yang mutakhir maka Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan 1

2 tentang SPKN mengatur hal-hal pokok yang memberi landasan operasional sebagai pengganti Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang selama ini berlaku. SPKN memuat pernyataan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan dan persyaratan laporan pemeriksaan yang profesional bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawa Keungan Negara. Pemerintah di suatu negara dapat mengelola dana dalam jumlah yang cukup besar. Agar guna menjamin pendistribusian dana yang merata, pemerintah seharusnya mendukung penggunaan dana atas penyelenggaraan pemerintah dengan suatu pengawasan yang handal. Sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu bentuk pengawasan adalah audit, yang terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang terdiri dari tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang diperiksa, membandingkan hasil dengan kriteria yang diterapkan, dan menyetujui atau menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan (Sukriah, et.al, 2009). Audit juga merupakan suatu proses sistematik dan objektif dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan pernyataan (assertion) tentang kejadian dan kegiatan guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Indra, 2007). Audit yang berkualitas adalah audit yang dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen. Tetapi tidak mudah menjaga kompetensi dan

3 independensi auditor. Pengalaman kerja auditor juga bukan jaminan bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, dapat memahami dan melaksanakan prosedur audit dengan benar, serta memahami dan menggunakan metode penyampelan dengan benar. Membentuk auditor yang kompeten dapat melalui pelatihan auditor, memperbanyak pengalaman auditor dengan mengikuti kegiatan audit, serta latar belakang pendidikan yang dimiliki auditor. Agar memiliki pengetahuan serta kemampuan yang profesional untuk melaksanakan audit, auditor dapat melakukan pelatihan secara berskala. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Salsabila (2011) menjelaskan bahwa perbedaan pengetahuan antar auditor berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan masalah. Pengalaman auditor merupakan faktor yang penting dalam menilai hasil kualitas audit. Semakin banyak pengalaman seseorang maka semakin tinggi nilai hasil kinerja mereka. Khususnya auditor, dengan banyak pengalaman kemampuan mereka dalam mendeteksi kecurangan dan kesalahan akan semakin tinggi. Kemampuan auditor dituntut lebih tinggi dari auditee. Latar belakang pendidikan auditor mencerminkan ilmu pengetahuan yang dimiliki auditor sebagai bekal untuk menjalankan tugas audit, semakin banyak bekal pengetahuan yang dibawa auditor maka semakin tinggi hasil kualitas pemeriksaan auditor. Auditor yang profesional akan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas bagi para pengguna. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan objek penelitian BPK RI Perwakilan provinsi Jawa Timur sebagai pihak independen yang diberi wewenang untuk memeriksa laporan keuangan pemerintah di Indonesia khususnya Provinsi

4 Jawa Timur. Badan Pemeriksa Keuangan memiliki kedudukan sebagai satu-satunya institusi yang memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara). Di tahun 2009, BPK mampu mengungkapkan kerugian negara sebesar 7,4 triliun pada kasus Bank Century. Kedudukan BPK menjadi sorotan karena peranannya dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi. Kemampuan auditor BPK saat menemukan dan mengungkapkan sebanyak mungkin kesalahan dan kecurangan yang dilakukan auditee adalah kunci keberhasilan BPK dalam mengungkap adanya indikasi tindak pidana korupsi. Kewajiban auditor BPK RI untuk melaksanakan pemeriksaan guna memenuhi tujuan pemeriksaan yang merupakan tanggung jawab dalam pendahuluan SPKN. Fenomena independensi auditor BPK RI yang terjadi di Indonesia saat ini tengah menjadi perhatian masyarakat adalah terkait dengan tingginya tingkat korupsi. Pada tahun 2005 berita mengenai kasus anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga melakukan tindakan usaha penyuapan terhadap auditor BPK RI. Berkaitan dengan kasus KPU, ketua BPK RI pada akhirnya mengganjar pemeriksa BPK RI dengan peringatan agar tidak lagi melakukan tindakan nonprosedural. Seharusnya auditor BPK RI tersebut memberikan laporan kepada auditor lain atau ketua tim audit. Auditor BPK RI dalam konteks kasus KPU telah melakukan tindakan tidak etis, sehingga dari sisi independensi dan obyektifitas, auditor BPK RI sangat pantas diragukan (http://www.antikorupsi.org). Tidak hanya itu adapun ditemukan fenomena khusus yang terjadi di BPK RI Provinsi Jawa

5 Barat. Kasus korupsi yang melibatkan oknum BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat, terjadi di Kota Bekasi. Wali Kota Bekasi Mochtar Mohammad telah melakukan korupsi penggunaan dana APBD periode 2010 untuk melakukan penyuapan demi memperoleh Adipura 2010, untuk kota terbesih. Untuk mendapatkan Adipura tersebut Wali Kota Bekasi menyuap auditor BPK sebesar Rp 200.000.000 untuk memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK RI Perwakilan Jawa Barat (http://korupsi.vivanews.com). Kasus selanjutnya auditor badan pemeriksaan keuangan (BPK) pada tahun 2009 mendapatkan kasus yang menimpa auditor BPK Bagindo Quirino sebagai tersangka. Bagindo Quirino diindikasi telah menerima suap dari mantan pejabat Depnakertrans Bahrun Effendi sebesar Rp 650.000.000, uang itu diberikan untuk mengubah hasil temuan yang dilakukan auditor (http://nasional.kompas.com). Adapula kasus suap di tahun 2011, BPK RI Sulawesi Utara oleh Walikota Tomohon merupakan tindakan yang tidak etis sehingga membuat auditor BPK RI diragukan independensinya. Kasus ini berawal dari Laporan Keuangan Pemda Kota Tomohon. Auditor BPK diduga menerima uang senilai Rp 600.000.000 dari Walikota Tomohon. Pemberian uang suap ini supaya laporankeuangan Tomohon dinyatakan berstatus Wajar dengan Pengecualian. Auditor BPK juga mendapatkan fasilitas berupa hotel dan sewa kendaraan dari dana Pemkot Tomohon sebesar Rp 7.500.000 (http://news.detik.com). Berdasarkan fenomena dan uraian latar belakang diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan variabel independensi, kompetensi, latar belakang pendidikan dan pengalaman auditor

6 sebagai variabel independen. Dan variabel dependennya adalah kualitas hasil pemeriksaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari independensi, kompetensi, latar belakang pendidikan dan pengalaman auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Judul penelitian ini adalah: Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Keuangan Negara (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur. 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara? 2. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara? 3. Apakah latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara? 4. Apakah pengalaman audit berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara.

7 3. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara. 4. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan keuangan negara. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, maka manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori perilaku di dalam literatur akuntansi menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit Keuangan Negara. 2. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengertian dan pemahaman bagi para auditor atau para praktisi akuntansi atau akuntan profesional tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit Keuangan Negara. 3. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil audit seorang auditor Keuangan Negara khususnya di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur.

8 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, sistematika yang digunakan secara umum merujuk pada pedoman penulisan proposal STIE Perbanas Surabaya. Sistematika penulisan dalam proposal ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang melandasi penelitian, kerangka pemikiran serta perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitia;. Identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran subyek penelitian, analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif, uji regresi linear berganda, serta pembahasan yang mengarah pada perumusan masalah dan hipotesis penelitian.

9 BAB V : PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian ini yang menjawab mengenai hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian serta saran yang diharapkan berguna untuk penelitian-penelitian selanjutnya.