BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

Lampiran 1. Data Perhitungan Bintil Akar Efektif Tanaman Kedelai Pada Umur 35 hari

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

II. METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III.TATA CARA PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

Transkripsi:

40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai dengan November 2008. 3.2 Jenis dan Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga ulangan. Percobaan dilaksanakan pada kondisi tempat yang homogen, digunakan prinsip pengawasan setempat (lokal kontrol). 3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : Timbangan digital ohaus, autoklaf, oven, chlorophyl meter, pipet tahoma, tabung, gelas ukur 300 & 1000 ml, tabung reaksi, beacker glas 250 & 500 ml, Jarum Inokulan, ayakan 270 mess, sendok pengaduk. 3.3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut : dolomit, bokashi, ammonium hepta molibdat, pasir, aquades, Lem (gom arabika), sodium perklorat 1,05 %, kedelai varietas Sinabung (toleran kering masam), tanah masam Ultisol Lampung dengan ph 4,6, Multi-Isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2, 3 dan 4, YEM (Yeast Extract Mannithol) netral, Rhizobium komersial legin, polybag ukuran 5 kg dan 1 kg, kertas minyak, SP36, KCl dan Urea. 40

41 3.4 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 18 perlakuan yang diulang 3 Kali : Tabel 2. Beberapa perlakuan formula pupuk hayati yang di uji di Rumah Kaca Balitkabi Pakisaji Malang 2008 No. Perlakuan Keterangan 1. A1 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 (tidak dalam bentuk pelet) 2. A2 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 3 (tidak dalam bentuk pelet) 3 A3 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 4 (tidak dalam bentuk pelet) 4 B1 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (bentuk pelet) 5 B2 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 3 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (bentuk pelet) 6 B3 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 4 +pupuk P (SP36)+ Dolomit + Mo (bentuk pelet) 7 C1 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 + pupuk P (SP36)+ Dolomit + Mo (bentuk pelet) + Pupuk dasar (50 Kg SP36/ha+ 100 kg KCl/ha) 8 C2 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 + pupuk P (SP36)+ Dolomit + Mo (bentuk pelet) + Pupuk dasar (50 Kg SP36/ha+ 100 kg KCl/ha) 9 C3 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 4 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (pelet) + Pupuk dasar (50 Kg SP36/ha+ 100 kg KCl/ha) 10 D1 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 + pupuk P (SP36)+ Dolomit + Mo (tidak dalam bentuk pelet) 11 D2 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 3 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (tidak dalam bentuk pelet) 12 D3 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 4 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (tidak dalam bentuk pelet) 13 E1 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 2 + pupuk P (SP36) + Dolomit + pupuk dasar (50 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) (tidak dalam bentuk pelet) 14 E2 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 3 + pupuk P (SP36) + Dolomit + pupuk dasar (50 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) (tidak dalam bentuk pelet)

42 15 E3 Multi isolat Rhizobium ILeTRIsoy 4 + pupuk P (SP36) + Dolomit + pupuk dasar (50 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) (tidak dalam bentuk pelet) 16 F Tanpa inokulasi + pupuk dasar (100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) (tidak dalam bentuk pelet) 17 G Inokulasi Rhizobium komersial + pupuk dasar (100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) (tidak dalam bentuk pelet) 18 H Tanpa inokulasi + pupuk dasar (100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha) + 75 kg Urea/ha (tidak dalam bentuk pelet) Keterangan : Setiap perlakuan dosis pupuk, dolomit dan bokashi (bisa dilihat dilampiran 17-19). 3.5 Cara Kerja Penelitian 3.5.1 Persiapan 3.5.1.1 Persiapan Benih Kedelai Benih yang dipakai ialah kedelai varietas Sinabung yang disterilkan dengan menggunakan sodium perklorat 1.05 % selama 10 menit dan setiap 2 menit sekali dikocok. Setelah itu benih dibilas 6 kali dengan menggunakan aquades steril (perlakuan ini dikhususkan pada benih yang tidak dalam bentuk pelet). Benih kedelai steril ini akan dikecambahkan pada media pasir steril sampai dengan umur 4 hari agar benih tersebut tidak terkontaminasi. Proses sterilisasi pasir adalah sebagai berikut : pasir dicuci, dikeringkan, kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Pada umur 4 hari kecambah kedelai dipindahkan (transplanting) pada media tanah pada masing-masing polybag. 3.5.1.2 Analisis Tanah Analisis sifat kimia tanah Ultisol Lampung dilakukan di Laboratorium tanah Balitkabi (Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Benih).

43 3.5.1.3 Pembuatan Pelet atau Formula Pupuk Hayati dan Persiapan Benih Kedelai dalam Bentuk Pelet Menyiapkan multi Isolat terbaik 1,2,3 dimasukkan ke dalam beacker glass dan diberi kode sesuai kode isolat masing-masing. Lem di timbang sebanyak jumlah biji. Biji yang sudah dipilih dimasukan kedalam masing-masing multiisolat sesuai perlakuan. Bersama benih kedelai dimasukkan ke dalam beacker glass yang telah dimasukkan multi isolat Rhizobium unggul yang telah tercampur lem dan Mo. Diaduk sampai merata hingga benih terlapisi dengan multi isolat Rhizobium unggul kemudian Dolomit dan pupuk P (SP36) yang telah diayak dicampur sampai merata benih yang sudah terlapisi multi isolat Rhizobium unggul dimasukkan ke dalam campuran Dolomit dan pupuk P hingga sampai terlapisi dengan sempurna. Kemudian dicetak dalam bentuk pelet, setelah pelet dihasilkan dikeringkan pada suhu kamar kemudian dimasukkan ke dalam kulkas maka pelet yang terdiri dari biji dan pupuk hayati siap digunakan sebagai pupuk majemuk kandungan bahan organik 40 %. 3.5.1.4 Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tanah Ultisol Lampung. Tanah dikering angin, dihaluskan dan diayak dengan ayakan berukuran 4 mm x 4 mm. Tanah diisikan pada polybag sebanyak 1 dan 5 kg pada masing-masing sebanyak 54 polybag. Polybag yang berisi tanah 1 kg digunakan untuk pengambilan bintil akar dan polybag 5 kg digunakan untuk parameter panen masak fisiologis.

44 3.5.2 Pemberian amelioran tanah Amelioran tanah seperti dolomit dan bokashi diberikan 2 minggu sebelum tanam. Amelioran diberikan dengan mencampurkan bahan tersebut dengan tanah. Pemberian ammonium hepta molibdat dilakukan bersamaan pupuk SP36 dan KCl saat dipindahkan. Pemberian amelioran tanah yaitu dengan dosis yang ditentukan (lihat lampiran 17-18). 3.5.3 Pemupukan Masing-masing perlakuan sebagian diberi pupuk 50 kg SP36/ha + 100 kg ha -1 KCl, dan 100 kg ha -1 SP36 + 100 kg ha -1 KCl (perhitungan pupuk lampiran 4), Sp-36 dan KCl untuk masing-masing perlakuan dilakukan mencampur keduanya di dalam polibag sampai merata. Kemudian disiram dengan air steril. Pemupukan dilakukan awal tanam dengan dicampurkan langsung dengan tanah. 3.5.4 Inokulasi Isolat Rhizobium Masing-masing Multi-isolat yang telah dipilih diinokulasikan pada tanaman kedelai yang berumur 4 hari. Inokulasi diberikan dengan merendam akar kedelai ke dalam larutan isolat. 3.5.5 Penanaman Kedelai Kecambah kedelai ditanam (transplanting) pada media tanah masam setelah terlebih dahulu diinokulasi Rhizobium. Kecambah yang ditanam sebanyak 1 tanaman per polybag.

45 3.5.6 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, penyiraman, dan pengendalian hama penyakit tanaman. Tanaman setiap hari disiram dengan air steril. Jika pada tanaman terlihat tanda-tanda terserang hama dan penyakit, tanaman tersebut disemprot dengan pestisida Confidor 5WP dengan bahan aktif Imidakloropid 5% sebanyak 0,4 0,8 gram liter -1. Penyiangan dilakukan secara manual apabila ditemukan sejumlah gulma yang tumbuh. 3.5.7 Pengamatan 3.5.7.1 Pengamatan Non Destruktif 1. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur dengan cara diukur dari atas permukaan tanah sampai titik tumbuh tanaman pada tiap perlakuan dengan menggunakan penggaris dengan interval pengamatan 10 hari mulai umur 27 hst dan 37 hst (polibag 1 kg) dan polibag 5 kg saat tanaman berumur 27 hst, 37 hst, 47 hst, 57 hst. 2. Kadar klorofil daun Pengukuran dilakukan dengan menggunakan clorophylmeter dengan interval 10 hari, dimulai umur 27 hst, 37 hst, 47 hst, 57 hst, sebelum panen. Pengukuran menggunakan klorofil meter, daun yang diukur adalah daun ketiga dari atas (pucuk). 3. Jumlah cabang per tanaman Dihitung semua cabang yang telah terbentuk pada tanaman yang ditandai dengan telah terbentuknya dua daun sempurna.

46 3.5.7.2 Pengamatan Destruktif 1. Jumlah Bintil Akar Pada saat panen bintil akar dipisah dari akar dengan cara bintil akar diambil dari akar kemudian dipisahkan antara bintil akar yang efektif dan yang tidak efektif dan masing-masing dihitung jumlahnya. Untuk pemilihan bintil akar yang efektif dengan cara dibelah. Jika pada tengah bintil akar berwarna merah maka bintil akar tersebut efektif. 2. Bobot Kering Bintil Akar Efektif dan Non Efektif Pada saat panen, bintil akar dipisahkan. Kemudian akar dioven selama selama 2 x 24 jam pada suhu 80 o C setelah itu akan ditimbang berat keringnya. Sedangkan saat panen masak fisiologis, pengamatan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Bobot kering biji per tanaman Diukur dengan dioven selama 48 jam pada suhu 80 C hingga didapatkan bobot yang konstan. 2. Jumlah polong isi per tanaman Dihitung polong total tiap tanaman yang meliputi polong isi dan hampa 3. Bobot polong total per tanaman Dilakukan dengan cara menimbang semua polong per tanaman. 3.6 Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah pengamatan, dan Uji Duncan taraf 5 % jika ada perbedaan.

47