BAB I PENDAHULUAN. dari sumber alami dan industri. Salah satu sumber utama fluorida ada pada air

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rutin, dengan waktu dan cara yang tepat. 2 Kebiasaan menyikat gigi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Upaya utama dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

PENGARUH PAPARAN PER ORAL FLUORIDA DALAM PASTA GIGI DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR MENCIT BALB/C USIA 3-4 MINGGU

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

PENGARUH PAPARAN PER ORAL FLUORIDA DALAM PASTA GIGI DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR MENCIT BALB/C USIA 3-4 MINGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. memilih bahan makanan maka kita perlu memperhatikan kebersihan dan mutunya

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. alami tersebut, sekarang marak dipakai pewarna sintetik/buatan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pewarna sintesis yang digunakan dalam makanan adalah aman. bahan yang diwarnai berwarna merah. Penyalahgunaan Rhodamine B pada

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan awetan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

BAB I PENDAHULUAN. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tahun-tahun terakhir ini muncul suatu fenomena dimana pengobatan

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

PENGGUNAAN FLUORIDA DI RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih

BAB I PENDAHULUAN. juga disertai dengan kemunduran kemampuan psikis, fisik dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

PENGARUH PAPARAN FLUORIDA ORAL DALAM PASTA GIGI DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS LAMBUNG MENCIT BALB/C USIA 3-4 MINGGU

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga sebagai bentuk rasa syukur kepada-nya. sehat dan seimbang. Kebiasaan makan yang berlebih dan tidak seimbang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB 1 PENDAHULUAN. Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam. industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan

DAFTAR PUSTAKA. 1. Chattopadhyay, Ansuman, Santosh Podder, Soumik Agarwal, Shelley

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

PENGARUH PEMBERIAN INFUS TAPAK DARA (Vinca sp) PERORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK DAN BERAT HEPAR MENCIT BETINA (Mus musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

PENGARUH PAPARAN PER ORAL FLUORIDA DALAM PASTA GIGI DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL MENCIT BALB/C USIA 3-4 MINGGU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

4.1 Hasil Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

The Effect of Ultraviolet (UV) C Lamp Exposure on Organ Weights and Histopathology Appearance Liver in Male Mice (Mus musculus L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu pencemaran lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

Prosedur Ekstraksi Meniran Pelarut Etanol

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. skizofrenia atau secara absolut terdapat 400 ribu jiwa lebih penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluorida (F) adalah element zat kimia alami yang tersedia di alam melimpah ruah dan merupakan suatu racun enviromental penting yang berasal dari sumber alami dan industri. Salah satu sumber utama fluorida ada pada air minum, sumber lainnya didapatkan pada makanan, produk dental seperti pasta gigi dan obat kumur, serta debu dan asap fluorida dari industri yang menggunakan fluorida baik dalam bentuk garam maupun asam hydrofluoric. 1 Pasta gigi berfluorida menjadi salah satu pilihan utama untuk mengontrol karies pada gigi. Pada tahun 1980 senyawa-senyawa fluorida seperti sodium fluorida, sodium monofluorophospat, dan amino fluorida dikomposisikan dengan hampir semua pasta gigi yang diperdagangkan di seluruh dunia. Rata-rata terdapat 1-1,5 mg senyawa fluorida di dalam 1 gr pasta gigi yang diperjualbelikan. 2 Pemakaian pasta gigi berfluorida pada anak pra sekolah (usia 3-6 tahun) harus diawasi dengan ketat karna anak usia prasekolah belum mampu berkumur dengan baik sehingga pasta gigi tersebut cenderung bisa tertelan. 3 Tertelannya pasta gigi pada anak merupakan suatu hal yang biasa dan terjadi secara terus menerus setiap mereka menyikat gigi. Jumlah pasta gigi yang tertelan bervariasi, semakin muda anak tersebut, semakin banyak jumlah pasta gigi yang bisa tertelan. 2

Prevalensi kejadian dental fluorosis pada anak-anak di United States selama 30 tahun ini telah mengalami peningkatan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumsi susu formula dan penggunaan pasta gigi berfluorida yang tidak sengaja tertelan. Berdasarkan data yang berhasil diperoleh oleh Erdal dan Buchanan (2004), didapatkan bahwa 57% dari kelebihan fluorida dalam tubuh anak disebabkan oleh penggunaan pasta gigi berfluorida. 4 Toksisitas fluorida pada keadaan akut dapat menyebabkan mual, muntah, diare, asidosis, dan aritmia, sedangkan toksisitas fluorida pada tahap kronik berlangsung secara lambat dan dapat dibagi menjadi 3 tipe : fluorosis skeletal (deformitas tulang, kompresi spinal, dan keterbatasan gerak sendi), fluorosis gigi, dan fluorisis non-skeletal yang menyerang semua jaringan lunak seperti otak, otot, hepar, ginjal, testis, ovum, dan lain-lain. 5 Fluorida berdifusi ke dalam membran sel, masuk ke jaringan lunak dan menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak tersebut. 4 Hepar merupakan organ penting di dalam organ tubuh yang berfungi sebagai detoksifikasi berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh. Apabila bahanbahan toksik dalam parenkim hepar menumpuk, maka lama kelamaan sel hepatosit akan rusak, fungsi hepar terganggu, dan dapat menimbulkan kelainan klinis. Perubahan histologi yang terjadi tergantung pada dosis zat, jenis zat, penyakit lain, lama paparan, dan daya tahan host. 6 Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian per oral sodium monofluorofosfat dalam sediaan pasta

gigi terhadap perubahan histopatologi hepar pada mencit Balb/c usia 3-4 minggu. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh pemberian sodium monofluoridaphospat di dalam pasta gigi terhadap perubahan histologi hepar mencit Balb/c usia 3-4 minggu. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh paparan per oral fluor dosis bertingkat dalam pasta gigi terhadap gambaran mikroskopis hepar mencit Balb/c usia 3-4 minggu. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Membuktikan adanya perbedaan antara pengaruh paparan per oral fluor dalam pasta gigi sebanyak 0,0073 mgf terhadap gambaran mikroskopis hepar mencit Balb/c usia 3-4 minggu dibandingkan dengan kelompok b. Membuktikan adanya perbedaan antar pengaruh paparan per oral fluor dalam pasta gigi sebanyak 0,019 mgf terhadap gambaran mikroskopis hepar mencit Balb/c usia 3-4 minggu dibandingkan dengan kelompok c. Membuktikan adanya perbedaan antara pengaruh paparan per oral fluor dalam pasta gigi sebanyak 0,054 mgf terhadap gambaran mikroskopis

hepar mencit Balb/c usia 3-4 minggu dibandingkam dengan kelompok d. Membandingkan gambaran mikroskopik hepar mencit Bab/c usia 3-4 minggu antar kelompok perlakuan 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi lembaga kesehatan (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk BPOM dalam mengeluarkan lisensi dosis fluoride yang aman pada pasta gigi anak. 2. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat sebagai acuan dalam pemilihan pasta gigi berfluorida dengan dosis yang aman untuk anak. 3. Bagi produsen pasta gigi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pembuatan pasta gigi berfluorida dengan dosis optimal. Sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit akibat konsumsi fluorida di masyarakat.

1.5 Orisinalitas Penelitian Peneliti Judul Tempat, tahun Metode, sampel Kesimpulan Ansuman Fluorida-induced India, 2010 Experimental, Fluorida dapat Chattopadhya histopathology 32 ekor mencit menginduksi perubahan y et al and synthesis of albino jantan histopatologi pada stress protein in liver and kidney of mice usia 8 mingggu ginjal dan hepar mencit Tabel 1. Orisinalitas penelitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ansuman Chattopadhyay dan kawan kawan adalah penelitian ini dilakukan pada mencit balb/c usia 3-4 minggu, dan fluoride di berikan dalam bentuk pasta gigi