PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEKADAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

B U P A T I S R A G E N

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 15 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya yang merupakan bagian dari perangkat daerah. Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 12 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan dapat berjalan secara dinamis, perlu didukung dengan perangkat daerah yang efektif dan efisien sesuai karakteristik dan potensial daerah; b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah, perlu disesuaikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3970); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674) ; 8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723) ; 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094); 17. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4952); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Propinsi dan Kabupaten/ Kota; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 8); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penetapan Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 13); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LANDAK dan BUPATI LANDAK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK.

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 8), diubah sebagai berikut : 1. Diantara angka 20 dan angka 21 Pasal 1 disisipkan 1 (satu) angka, yakni angka 20 a sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Landak. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Landak dan Perangkat Daerah Kabupaten Landak sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Landak. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Otonomi Daerah adalah Hak,Wewenang, dan Kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. 6. Daerah otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Perangkat Daerah adalah Organisasi / Lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka menyelenggarakan Pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. 8. Desentralisasi adalah penyerahan Wewenang Pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Sekretariat Daerah adalah merupakan Unsur Staf. 10. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Landak. 11. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah merupakan unsur pelayanan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak. 12. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak. 13. Inspektorat adalah merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah merupakan unsur perencanaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 15. Dinas Daerah adalah merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah.

16. Lembaga Teknis Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah. 17. Satuan Polisi Pamong Praja adalah merupakan perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta menegakkan Peraturan Daerah. 18. Unit Pelaksana Teknis Daerah adalah unsur pelaksana operasional Dinas / Badan Daerah. 19. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat Daerah Kabupaten. 20. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten dalam wilayah Kecamatan. 20a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah Perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi Penanggulangan Bencana di Kabupaten Landak. 21. Eselon adalah Tingkat Jabatan Struktural. 2. Ketentuan Pasal 2 huruf a, huruf c angka 4, huruf d angka 7 dan angka 9 diubah dan ditambahkan 1 (satu) angka yakni angka 12, dan ditambahkan 1 (satu ) huruf yakni huruf h sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi Perangkat Daerah yang meliputi : a. Sekretariat Daerah terdiri dari : 1. Asisten Pemerintahan, membawahi dan mengkoordinasi : a. Bagian Pemerintahan Umum; b. Bagian Hukum dan HAM; dan c. Bagian Pertanahan. 2. Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi dan mengkoordinasi : a. Bagian Pembangunan; b. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam; c. Bagian Kesejahteraan Rakyat; dan d. Bagian Ketahanan Pangan. 3. Asisten Administrasi Umum, membawahi dan mengkoordinasi : a. Bagian Umum dan Rumah Tangga Pimpinan; b. Bagian Organisasi dan Tatalaksana; dan c. Bagian Humas dan Protokol. b. Sekretariat DPRD Kabupaten Landak. c. Dinas Daerah terdiri dari : 1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 6. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan; 7. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; 8. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata; 9. Dinas Pendapatan Daerah; 10. Dinas Perkebunan dan Kehutanan; 11. Dinas Pertanian; dan 12. Dinas Pertambangan dan Energi. d. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari : 1. Inspektorat Kabupaten; 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; 4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; 6. Badan Lingkungan Hidup; 7. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 8. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 9. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 10. Kantor Kebersihan dan Pertamanan; 11. Rumah Sakit Umum Daerah; dan 12. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; e. Satuan Polisi Pamong Praja; f. Kecamatan; g. Kelurahan; dan h. Lembaga lain, yakni: BPBD. 3. Ketentuan Pasal 41 diubah dan ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (2), sehingga Pasal 41 berbunyi sebagai berikut: Pasal 41 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas: a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat didaerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Bupati serta menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dan/atau aparatur lainnya;

f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Perda dan Peraturan Bupati; dan g. pelaksanaan tugas lainnya. (2) Pelaksanaan tugas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g meliputi : a. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah; b. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara dan tamu negara; c. pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; d. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Umum Kepala Daerah; e. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; dan f. pelaksanaan pemerintahan umum lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundangundangan. 4. Ketentuan Pasal 42 diubah sehingga Pasal 42 berbunyi sebagai berikut : Pasal 42 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Kepala Satuan; b. Sekretariat; c. Bidang; d. Sub Bagian; e. Seksi; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. 5. Diantara Pasal 42 dan Pasal 43 disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 42 A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 42 A (1) Pada kecamatan dibentuk Unit Pelaksana Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Landak. (2) Unit Pelaksana Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Landak di kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Satuan. (3) Kepala Satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara ex-officio dijabat oleh Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum pada Kecamatan. (4) Kepala Satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara teknis administratif bertanggungjawab kepada Camat dan secara teknis operasional bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Landak.

6. Ketentuan Pasal 43 diubah sehingga Pasal 43 berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf b dipimpin oleh Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. 7. Ketentuan diantara Pasal 43 dan Pasal 44 disisipkan 2 ( dua ) pasal yakni Pasal 43 A dan Pasal 43 B sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 A (1) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf b dapat dibentuk paling banyak 4 ( empat ) Bidang. (2) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf b dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. (3) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf b membawahi paling banyak 2 ( dua ) Seksi. Pasal 43 B (1) Sub Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf d dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dibentuk paling banyak 3 (tiga) Sub Bagian. 8. Ketentuan Pasal 44 diubah sehingga Pasal 44 berbunyi sebagai berikut : Pasal 44 Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf e dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. 9. Diantara BAB VII dan BAB VIII disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB VIIA dan 16 (enam belas) pasal, yakni Pasal 44A sampai dengan Pasal 44P, sehingga keseluruhan BAB VIIA berbunyi sebagai berikut : BAB VIIA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 44 A (1) BPBD dipimpin oleh Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.

(2) BPBD dipimpin Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. (1) BPBD mempunyai tugas: Pasal 44 B a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standar serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundangundangan; c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan Peta Rawan Bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanggulangan bencana; e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; g. mempertanggungjawabkan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. (2) Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pasal 44 C BPBD dalam menyelenggarakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 B mempunyai fungsi: a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Bagian Kedua Struktur Organisasi Pasal 44 D (1) Susunan Organisasi BPBD terdiri dari: a. Kepala; b. Unsur Pengarah; dan c. Unsur Pelaksana. (2) Bagan Susunan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 44 E Pengaturan Unsur Pengarah BPBD berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 44 F (1) Unsur Pelaksana BPBD berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD Kabupaten Landak. (2) Unsur Pelaksana BPBD dipimpin oleh Kepala Pelaksana yang membantu Kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Unsur Pelaksana BPBD sehari-hari. Pasal 44 G Unsur Pelaksana BPBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 F mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi: a. prabencana; b. saat tanggap bencana; dan c. pascabencana. Pasal 44 H Unsur Pelaksana BPBD menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian; b. pengkomandoan; dan c. pelaksana. Pasal 44 I Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 H huruf a, merupakan fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Landak dilaksanakan melalui koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang berada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang perlu pada tahap prabencana dan pascabencana. Pasal 44 J Fungsi komando sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 H huruf b, merupakan fungsi komando Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Landak dilaksanakan melalui pengarahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanggulangan darurat bencana. Pasal 44 K Fungsi pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 H huruf c, merupakan fungsi pelaksana Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Landak dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang berada di daerah dengan

memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 44 L Unsur Pelaksana BPBD Kabupaten Landak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 K terdiri dari : a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat Unsur Pelaksana; c. Bidang; d. Sub Bagian; dan e. Seksi. Pasal 44 M (1) Sekretariat Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 L huruf b, dipimpin oleh Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Sekretariat Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 L huruf b, membawahi paling banyak 3 ( tiga ) Sub Bagian. Pasal 44 N (1) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 L huruf c, dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana. (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dibentuk paling banyak 3 (tiga) Bidang. Pasal 44 O Sub Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 L huruf d, dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Unsur Pelaksana. Pasal 44 P (1) Seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 L huruf e, dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dibentuk paling banyak 2 (dua) Seksi. 10. Ketentuan Pasal 59 ayat ( 2 ) dan ayat ( 4 ) diubah sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut : Pasal 59 (1) Sekretaris Daerah adalah jabatan struktural eselon II.A.

(2) Asisten Sekretaris Daerah, Kepala Dinas, Kepala Badan, Inspektur, Sekretaris DPRD Kabupaten, Staf Ahli, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja merupakan jabatan struktural eselon II.B. (3) Kepala Kantor, Camat, Kepala Bagian, Sekretaris pada Dinas/Badan, Inspektur dan Inspektur Pembantu merupakan jabatan struktural eselon III.A. (4) Kepala Bidang pada Dinas/Badan, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah kelas D, dan Sekretaris Camat merupakan jabatan struktural eselon III.B. (5) Lurah, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang, dan Kepala Unit Dinas/Badan merupakan jabatan struktural eselon IV.A. (6) Sekretaris Kelurahan, Kepala Seksi pada Kelurahan, Kepala Sub Bagian Unit Pelaksana Teknis, Kepala Tata Usaha Sekolah Kejuruan dan Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Kecamatan merupakan jabatan struktural eselon IV.B. (7) Kepala Tata Usaha Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Kepala Tata Usaha Sekolah Lanjutan Tingkat Atas merupakan jabatan struktural eselon V.A. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Landak. Ditetapkan di Ngabang pada tanggal 2012 BUPATI LANDAK, Diundangkan di Ngabang pada tanggal 2012 ADRIANUS ASIA SIDOT SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LANDAK, LUDIS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012 NOMOR 3

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK I. UMUM Sesuai dengan perkembangan dinamika perubahan yang terus berjalan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kelembagaan Perangkat Daerah yang merupakan kebutuhan dalam upaya mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) sehingga dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan acuan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kelembagaan Perangkat Daerah merupakan organisasi yang menyelenggarakan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan tuntutan yang berkembang. Oleh sebab itu Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak perlu adanya perubahan pada Sekretariat Daerah, Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja. Susunan Organisasi Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terjadi perubahan dari Asisten Keuangan dan Aset menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan. Adapun Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang semula dibentuk dengan Peraturan Bupati Nomor 19 Tahun 2009 dengan Tipe B ditingkatkan menjadi Tipe A dan masuk dalam Perubahan Peraturan Daerah sebagaimana yang tertera diatas dan ini merupakan Lembaga lain diluar Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Berdasarkan hasil perhitungan variabel, daerah yang mempunyai jumlah variabel lebih dari atau sama dengan 60 (enam puluh) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja maka Organisasi Satpol PP Kabupaten Landak ditingkatkan dari Tipe B menjadi Tipe A sehingga Kepala Satpol PP merupakan jabatan struktural eselon II.B. Dengan demikian Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Kabupaten Landak mengalami perubahan yaitu : Sekretariat Daerah dari 11 (sebelas) Bagian menjadi 10 (sepuluh) Bagian, Dinas Daerah 12 (dua belas) Dinas dan pada Lembaga Teknis Daerah (LTD) berubah dari 11 (sebelas) menjadi 12 (dua belas) diluar Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPPTSP) dan Sekretariat KORPRI yang telah dibentuk dengan Peraturan Daerah tersendiri.

Perubahan ini terjadi berdasarkan hasil Evaluasi dan Rapat-rapat Koordinasi bidang Organisasi baik tingkat Provinsi maupun ditingkat Pusat sehingga perlu melakukan perubahan dan penataan kembali Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Kabupaten Landak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 2 Huruf a Huruf b Huruf c Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang sebelumnya adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang sebelumnya adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang sebelumnya adalah Dinas Pertanian. Huruf d Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana yang sebelumnya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset yang sebelumnya adalah Asisten Administrasi Keuangan dan Aset pada Sekretariat Daerah. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang sebelumnya adalah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Huruf e Satuan Polisi Pamong Praja yang sebelumnya dibentuk dengan Tipe B ditingkatkan menjadi Tipe A. Huruf f Huruf g

Huruf h Badan Penanggulangan Bencana merupakan lembaga lain diluar Peraturan Pemerintah tentang Organisasi Perangkat Daerah Nomor 41 Tahun 2007 yang semula dibentuk dengan Peraturan Bupati dengan Tipe B ditingkatkan menjadi Tipe A. Angka 3 Pasal 41 Angka 4 Pasal 42 Perubahan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sesuai ketentuan Pasal 8 ayat ( 3 ) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja. Angka 5 Pasal 42 A Angka 6 Pasal 43 Angka 7 Pasal 43 A Pasal 43 B Angka 8 Pasal 44 Angka 9 Pasal 44 A Pasal 44 B Pasal 44 C Pasal 44 D Pasal 44 E Pasal 44 F

Pasal 44 G Pasal 44 H Pasal 44 I Pasal 44 J Pasal 44 K Pasal 44 L Pasal 44 M Pasal 44 N Pasal 44 O Pasal 44 P Angka 10 Pasal 59 Pasal II TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 20

LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK LINGKUP TUGAS ASISTEN PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LANDAK NAMA UNIT No. KERJA 1. ASISTEN PEMERINTAHAN 2. ASISTEN PEREKONOMIAN, PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT LINGKUP TUGAS 1. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pemerintahan yang meliputi : a. perumusan kebijakan, penyelenggaraan pemerintahan umum, koordinasi bidang pengawasan, tugas perbantuan ketentraman dan ketertiban, perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, kependudukan, agraria dan kerja sama; b. perumusan kebijakan kemasyarakatan, koordinasi bidang kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olah raga, pemberdayaan masyarakat serta hubungan masyarakat; c. perumusan kebijakan, koordinasi bidang Hukum dan perundang-undangan, bantuan hukum dan hak asasi manusia serta pengkajian dan evaluasi produk hukum; dan d. perumusan kebijakan, koordinasi dibidang pertanahan. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang pemerintahan yang diserahkan Bupati. 1. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang meliputi : a. perumusan kebijakan pembangunan, mengkoordinasikan bidang perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan statistik, perhubungan, pekerjaan umum, budaya dan pariwisata; b. perumusan kebijakan sumber daya alam, mengkoordinasikan bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, lingkungan hidup dan perikanan; c. perumusan kebijakan perekonomian, mengkoordinasikan bidang koperasi dan UKM, perindustrian dan perdagangan, penanaman modal asing dan badan usaha milik daerah; dan d. perumusan kebijakan kesejahteraan rakyat, mengkoordinasikan bidang pendidikan, kesehatan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi,

pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan agama. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang perekonomian, pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang diserahkan Bupati. 3. ASISTEN ADMINISTRASI UMUM 1. Melaksanakan urusan pemerintah dibidang administrasi dan umum yang meliputi : a. perumusan kebijakan, koordinasi bidang organisasi, penataan kelembagaan, tatalaksana dan SDM aparatur; b. perumusan kebijakan, koordinasi bidang kehumasan, dan keprotokolan; c. perumusan kebijakan, koordinasi bidang urusan umum dan kearsipan; dan d. perumusan kebijakan, koordinasi bidang pengelolaan, pendapatan, perlengkapan dan aset. 2. Melaksanakan tugas - tugas lain di bidang administrasi umum yang diserahkan oleh Bupati. BUPATI LANDAK, ADRIANUS ASIA SIDOT

LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK LINGKUP TUGAS DINAS KABUPATEN LANDAK No. NAMA UNIT KERJA 1. DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LINGKUP TUGAS 1. Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil yang meliputi: a. perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan pencacatan sipil; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kependudukan dan pencatatan sipil; d. pelaksanaan tugas urusan pemerintahan dibidang kependudukan dan pencatatan sipil sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; dan e. pengelolaan administrasi, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan dan peralatan dilingkungan satuan kerjanya. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang kependudukan dan pencatatan sipil yang diserahkan Bupati. BUPATI LANDAK, ADRIANUS ASIA SIDOT

LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK LINGKUP TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LANDAK NAMA UNIT No. KERJA 1. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 2. BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET LINGKUP TUGAS 1. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang penanggulangan bencana daerah yang meliputi: a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh; c. penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekontruksi secara adil dan setara; dan d. penetapan standarisasi serta penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan perundangundangan. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang penanggulangan bencana yang diserahkan oleh Bupati. 1. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang keuangan dan aset yang meliputi: a. perumusan kebijakan anggaran dan pendapatan daerah, koordinasi bidang anggaran, pendapatan dan perbendaharaan daerah; b. perumusan kebijakan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah, koordinasi bidang penyusunan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBD; dan c. perumusan kebijakan pengelolaan investasi dan aset daerah, koordinasi bidang penyelenggaraan pengadaan, pengelolaan, inventarisasi dan pemeliharaan barang daerah. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang keuangan dan aset yang diserahkan oleh Bupati.

3. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN 4. KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 1. Melaksanakan urusan pemerintahan dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang meliputi: a. perumusan kebijakan teknis bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan ; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; d. pelaksanaan tugas urusan bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; dan e. pengelolaan administrasi, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan dan peralatan dilingkungan satuan kerjanya. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang diserahkan oleh Bupati. 1. Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik yang meliputi: a. perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa dan politik; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesatuan bangsa dan politik; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa dan politik; d. pelaksanaan tugas urusan bidang kesatuan bangsa dan politik sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; e. pengelolaan administrasi, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan dan peralatan di lingkungan satuan kerjanya. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan di bidang kesatuan bangsa dan politik yang diserahkan oleh Bupati. BUPATI LANDAK, ADRIANUS ASIA SIDOT

LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK LINGKUP TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LANDAK NAMA UNIT No. KERJA 1. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LINGKUP TUGAS 1. Melaksanakan urusan pemerintah dibidang ketentraman masyarakat dan ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah yang meliputi: a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Perda dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakkan Perda dan Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di daerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepolisian Negara republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya; f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakkan Perda dan Peraturan Bupati; dan g. pengelolaan administrasi, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan dan peralatan dilingkungan satuan kerjanya. 2. Melaksanakan tugas lainnya dan tugas pembantuan dibidang penegakkan Perda, ketentraman dan ketertiban umum yang diserahkan oleh Bupati. BUPATI LANDAK, ADRIANUS ASIA SIDOT