PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

PENGARUH ph, DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Co(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI Ca 2+ MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Ni(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH. CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica)

ADSORPSI ION Co(II) MENGGUNAKAN KITIN TERFOSFORILASI (ADSORPTION OF CO(II) IONS USING PHOSPHORYLATED CHITIN)

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

4. Hasil dan Pembahasan

3. Metodologi Penelitian

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

KAJIAN ph DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI Cd(II) DAN Zn(II) PADA HUMIN. Study of ph and EquilibriumTime on Cd(II) and Zn(II) Adsorption by Humin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

Pengaruh ph dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

2. Metodologi 2.1. Sampling Tanah Gambut 2.2. Studi Adsorpsi Kation Kobal(II) dengan Tanah Gambut (Alimin,2000) Pengaruh Waktu Adsorpsi

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

PENGARUH PENAMBAHAN DOLOMIT TERHADAP KEKERASAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERAMIK DARI LUMPUR LAPINDO ABSTRAK ABSTRACT

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO 3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

UTILIZATION OF Penaus monodon SHRIMP SHELL WASTE AS ADSORBENT OF CADMIUM(II) IN WATER MEDIUM

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex

PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

VARIASI KONSENTRASI DAN ph TERHADAP KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI METILEN BIRU. Turmuzi Tammi, Ni Made Suaniti, dan Manuntun Manurung

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

ADSORPSI TEMBAGA(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PREPARASI DAN APLIKASI SILIKA GEL YANG BERSUMBER DARI BIOMASSA UNTUK ADSORPSI LOGAM BERAT

PEMANFAATAN CANGKANG UDANG SEBAGAI BIOADSORBEN ION LOGAM Cu DAN Zn PADA SAMPEL AIR PERMUKAAAN KOTA BENGKULU

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Sains dan Terapan Kimia, Vol.1, No.2 (Juli 2007),

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

PENGARUH MODIFIKASI PERMUKAAN SELULOSA NATA DE COCO DENGAN ANHIDRIDA ASETAT DALAM MENGIKAT ION LOGAM BERAT Cd 2+ DALAM CAMPURAN Cd 2+ DAN Pb 2+

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 1, No. 2, pp. 289-295 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received, 11 January 2013, Accepted, 18 January 2013, Published online, 1 February 2013 PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) Yogi Rifki Wijayanto, Darjito* dan Yuniar Ponco Prananto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email : darjito@ub.ac.id ABSTRAK Limbah cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II) dengan cara fosforilasi dan juga mempelajari pengaruh ph dan waktu kontak larutan terhadap adsorpsi Pb(II) pada kitin terfosforilasi. Kitin diisolasi dari cangkang bekicot melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitin difosforilasi dengan asam fosfat dan dinatrium hidrogen fosfat. Penelitian dilakukan dengan variasi ph 2, 3, 4 dan 5 serta variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Hasil yang diperoleh yaitu adsorpsi ion Pb(II) secara maksimum diperoleh pada ph 4 sebesar 86,45% dan waktu kontak selama 60 menit. Kata kunci: adsorpsi, kitin, fosforilasi, Pb(II). ABSTRACT Waste snail shells contain chitin that can be used as adsorbent of heavy metal ions. The purpose of this research is to increase the adsorption capacity of chitin against ion Pb (II) by phosphorylation and also study the effects of solution ph and contact time on the adsorption of Pb (II) on chitin phosphorylated. Chitin was isolated from snail shells through deproteinasi and demineralization. Phosphorylated chitin with phosphoric acid and disodium hydrogen phosphate. The study was conducted with variation of ph 2, 3, 4 and 5 as well as the variation in contact time 20, 40, 60, 80, 100 and 120 minutes. The results obtained by the adsorption Pb (II) the maximum obtained at ph 4 by 86.45% and a 60 minute contact time. Keywords: adsorption, chitin, phosphorylation, Pb (II). PENDAHULUAN Logam berat merupakan suatu jenis unsur yang dapat membahayakan kehidupan jika konsentrasinya melebihi ambang batas yang telah ditentukan. Menurut Darmono [1] logam berat yang biasanya ditemukan sebagai zat pencemar adalah logam berat yang mudah menguap dan larut dalam air, seperti timbal (Pb). Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MenLH/10/1998 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri ambang batas logam timbal (Pb) adalah 0,1-1 mg/l. Pb relatif dapat melarut dalam air dengan ph < 5 dimana air yang bersentuhan dengan timbal dalam suatu periode waktu dapat mengandung > 1 µg Pb/dm 3, sedangkan batas kandungan dalam air minum adalah 50 µg Pb/dm 3 [2]. 289

Cabuk, dkk dalam Sunarya [3] menyatakan berbagai usaha dilakukan untuk mengatasi pencemaran logam berat ini, diantaranya dengan metode fisika kimia seperti presipitasi kimia, osmosis balik, pertukaran ion, dan bioreduksi. Akan tetapi, metode tersebut mahal dan tidak efektif terutama pada konsentrasi 1-100 ppm. Sebagai alternatif dapat dilakukan dengan metode adsorpsi. Metode adsorpsi umumnya berdasar interaksi ion logam dengan gugus fungsional yang ada pada permukaan adsorben melalui interaksi pembentukan kompleks [4]. Salah satu padatan yang kaya akan gugus fungsi tersebut adalah kitin. Kitin memiliki gugus hidroksil dan amida yang reaktif sehingga cukup baik digunakan sebagai adsorben. Kitin memiliki beberapa keunggulan dibanding kitosan, untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin, dapat dilakukan dengan memodifikasi gugus hidroksil melalui reaksi xanthanasi dan fosforilasi seperti dilaporkan oleh Kim, dkk [5]. Sebagaimana yang telah disampaikan Sawyer dan Mc Carty pada tahun 1978 [6] proses adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas permukaan, sifat adsorbat, konsentrasi adsorbat, ph larutan, waktu kontak dan temperatur. Pada penelitian kali ini akan dipergunakan dua parameter yaitu ph larutan dan waktu kontak. METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA 6200, Spektrofotometer FTIR JASCO FT/IR 5300, oven Fisher Scientific 655 F dan shaker rotator type H-SR-200. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkang bekicot, NaOH 3,5%, HCl 37%, padatan urea, H 3 PO 4, padatan Na 2 HPO 4, padatan lantan LaCl 3.6H 2 O, HNO 3 pekat, padatan Pb(NO 3 ) 2, dimetilformamida (DMF). Isolasi kitin dari limbah cangkang bekicot Cangkang bekicot ditumbuk menggunakan mortar. Selanjutnya dilakukan pengayakan 120-150 mesh, serbuk ditambah larutan NaOH 3,5% perbandingan 1:10 (b/v), dipanaskan pada suhu 65 C selama 2 jam. Lalu disaring dengan kertas whatman dan residu dicuci dengan akuades. Dikeringkan dalam oven pada suhu 60 C selama 3 jam. Serbuk hasil deproteinasi ditambahkan larutan HCl 1 M perbandingan 1:15 (b/v), kemudian dipanaskan pada suhu 60 C selama 30 menit. Lalu larutan disaring dan hasilnya 290

dikeringkan dalam oven pada suhu 60 C selama 3 jam. Serbuk yang dihasilkan dianalisis dengan spektroskopi FT-IR untuk memastikan gugus fungsi serbuk tersebut adalah kitin. Fosforilasi adsorben kitin Adsorben kitin hasil isolasi dari limbah cangkang bekicot sebanyak 10 gram dicampur dengan 5 gram urea dan 5 gram campuran fosfat (dengan komposisi 2 gram H 3 PO 4 dan 3 gram Na 2 HPO 4 ). Campuran dibiarkan pada udara terbuka sampai 30 menit lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 70 C selama 1 jam. Kemudian dicampur dengan 100 ml dimetilformamida dan direaksikan selama 5 jam pada suhu 100 C dalam penangas air. Larutan disaring dan residu dicuci dengan akuades. Hasil dikeringkan dalam oven pada suhu 60 C selama 3 jam. Kitin yang terfosforilasi dianalisa dengan spektroskopi infrared. Pengaruh variasi ph pada adsorpsi Pb(II) dengan adsorben kitin terfosforilasi Larutan Pb(II) 100 ppm sebanyak 10 ml diatur menjadi ph 2, 3, 4 dan 5 dengan penambahan HCl 0,1 M. Setelah itu dimasukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan akuades. Larutan ini dimasukkan dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambah 0,1 gram adsorben kitin terfosforilasi. Kemudian dilakukan pengocokan pada kecepatan 125 rpm dengan waktu kontak 60 menit lalu disaring menggunakan kertas saring. Filtrat yang dihasilkan dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan labu ukur 25 ml. Kemudian ditambah 1 ml HNO 3 pekat dan 5 tetes larutan lantan lalu ditambahkan akuades. Diukur konsentrasi ion Pb(II) sisa dengan spektrofotometer serapan atom. Pengaruh variasi waktu kontak pada adsorpsi Pb(II) dengan adsorben kitin terfosforilasi Larutan Pb(II) 100 ppm sebanyak 10 ml diatur menjadi ph 4 dengan penambahan HCl 0,1 M. kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan akuades. Larutan ini dimasukkan dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambah 0,1 gram adsorben kitin terfosforilasi. Kemudian dilakukan pengocokan pada kecepatan 125 rpm dengan variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit lalu disaring menggunakan kertas saring. Filtrat yang dihasilkan dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan labu ukur 25 ml. Kemudian ditambah 1 ml HNO 3 pekat dan 5 tetes larutan lantan lalu ditambahkan akuades. Diukur konsentrasi ion Pb(II) sisa dengan spektrofotometer serapan atom. 291

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi kitin dari limbah cangkang bekicot Proses pemurnian kitin yang berasal dari limbah cangkang bekicot melalui tahap deproteinasi dan demineralisasi. Proses deproteinasi dilakukan dengan menambah NaOH 1M 3,5% dengan perbandingan 1:10 (b/v) pada serbuk cangkang bekicot yang lolos ayakan 120 mesh dan tertahan pada ayakan 150 mesh. Rendemen yang dihasilkan sebesar 98,02% dari 100 gram serbuk cangkang bekicot diperoleh 98,02 gram hasil deproteinasi. Reaksi yang terjadi seperti pada persamaan 1 dan 2. Asam amino (1) matrik kitin (2) Pada proses demineralisasi dilakukan penambahan HCl 1 M pada serbuk hasil deproteinasi dengan perbandingan 1:15 (b/v). Rendemen yang dihasilkan sebesar 24,08% dari 60 gram serbuk hasil deproteinasi diperoleh serbuk kitin sebesar 14,45 gram. Reaksi yang terjadi seperti pada persamaan reaksi 3 dan 4. Protein yang terikat pada CaCO 3 (s) + 2 HCl (aq) CaCl 2 (aq) + H 2 O (l) + CO 2 (g) (3) MgCO 3 (s) + 2 HCl (aq) MgCl 2 (aq) + H 2 O (l) + CO 2 (g) (4) Data spektra kitin hasil isolasi dengan kitin literatur tersaji pada Tabel 1. Garam amino/na-proteanat Tabel 1. Perbandingan karakteristik gugus fungsional kitin dari literatur dengan hasil pengukuran Bilangan Gelombang Kitin (cm -1 ) Literatur Hasil Penelitian Keterangan 3401 3411,84 Vibrasi ulur gugus OH 1082,0 1083,92 Vibrasi ulur gugus C O 2921 dan 2853 2918,1dan 2852,52 Vibrasi ulur gugus CH 3 dan CH 2 1483 1479,30 Gugus CH 3 yang terikat pada amida (-NHCOCH 3 ) 1647,1 1647,1 Gugus C = O suatu amida (-NHCO) Berdasarkan perbandingan pada Tabel 1, terdapat banyak kemiripan antara gugus fungsi kitin. Hal ini dapat dilihat dari puncak pada bilangan gelombang 1479,30 cm -1 yang merupakan gugus dari CH 3 yang terikat pada amida (NHCOCH 3 ) dan puncak pada bilangan gelombang 1647,1 cm -1 yang merupakan bilangan gelombang dari gugus C=O suatu amida. 292

Hal ini juga diperkuat oleh adanya serapan pada daerah 1083,92 cm -1. Derajat deasetilasi (DD) dari kitin hasil sebesar 52,21%. Nilai DD ini juga mendukung pernyataan bahwa suatu kitin memiliki nilai DD kurang dari 60%. Fosforilasi adsorben kitin Proses fosforilasi kitin dilakukan dengan menambahkan urea dan campuran fosfat yang terdiri dari H 3 PO 4 dan Na 2 HPO 4 pada adsorben kitin dalam pelarut dimetilformamida (DMF). Adsorben kitin hasil dari proses fosforilasi dilakukan identifikasi menggunakan spektrofotometer FTIR. Data spektra IR kitin terfosforilasi tersaji pada Gambar 1. Gambar 1. Spektra IR kitin terfosforilasi Berdasarkan spektra IR kitin terfosforilasi pada Gambar 2, jika dibandingkan dengan hasil penelitian pada Tabel 1, terdapat perbedaan spektrum pada bilangan gelombang 1031,85 cm -1 yang merupakan gugus dari fosfat (PO 3-4 ). Reaksi yang terjadi seperti tersaji pada Gambar 2. Kitin Kitin Terfosforilasi Gambar 2. Reaksi fosforilasi kitin 293

Pengaruh ph pada adsorpsi Pb(II) menggunakan adsorben kitin terfosforilasi Penentuan pengaruh ph dilakukan dengan variasi ph 2, 3, 4, dan 5 dengan waktu kontak 60 menit. Hubungan antara variasi ph terhadap persen Pb(II) teradsorpsi dapat dilihat pada Gambar 3. 100 Pb2+ Teradsorpsi (%) 80 60 40 20 0 0 1 2 ph 3 4 5 6 Gambar 3. Kurva hubungan ph terhadap persen Pb 2+ teradsorpsi Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa persen Pb(II) teradsorpsi, terus mengalami peningkatan dari ph 2 sampai ph 4. Sedangkan pada ph 5 persen Pb(II) teradsorpsi menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pb(II) teradsorpsi sebesar 86,46±1,04%. Reaksi yang terjadi pada proses adsorpsi Pb(II) adalah seperti tersaji pada Gambar 4. Gambar 4. Reaksi pengikatan Pb(II) oleh kitin terfosforilasi Pengaruh waktu kontak pada adsorpsi Pb(II) menggunakan adsorben kitin terfosforilasi Hubungan antara waktu kontak dengan persen Pb(II) teradsorpsi dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan grafik pada Gambar 5 terlihat bahwa persen Pb(II) teradsorpsi meningkat dari waktu kontak 20 menit sampai 60 menit. Pada waktu kontak 80 sampai 120 menit, terjadi penurunan persen Pb(II) teradsorpsi. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa waktu kontak optimum terjadi pada waktu kontak 60 menit dengan persen Pb(II) teradsorpsi sebesar 86,11±0,24%. 294

Gambar 5. Kurva hubungan waktu kontak terhadap persen Pb(II) teradsorpsi KESIMPULAN Proses fosforilasi kitin mampu meningkatkan daya adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II). Kondisi ph optimum adsorpsi Pb(II) yaitu pada ph 4 sebesar 86,45% dengan waktu kontak selama 60 menit. Pb(II) teradsorpsi (%) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 UCAPAN TERIMAKASIH Sebagian dana dari penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya dan terimakasih kepada Hadi Kurniawan selaku laboran Laboratorium UPT Instrumentasi atas bantuannya dalam analisa dengan spektrofotometer inframerah dan Aprial selaku laboran Laboratorium Anorganik. DAFTAR PUSTAKA 1. Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, UI-press, Jakarta. 2. Herman, D. Z., 2006, Tinjauan Terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Dan Kadmium (Cd) Dari Sisa Pengolahan Bijih Logam, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. 3. Sunarya, A. I., 2006, Biosorpsi Logam Berat Pb(II) dan Cd(II) Menggunakan Kulit Jeruk Siam (Citrus reticulata), Skripsi, FMIPA, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 4. Stum W, dan Morgan, J.J., 1996, Aquatic Chemistry, John Wiley and Sons, New York. 5. Kim, S.H., Song, H., Nisola, G.M., and, Ahn, J., 2006, Adsorption of Lead(II) Ion using Surface-Modified Chitins, J. Ind. Eng. Chem, Vol 12., No3, 469-475. 6. Sawyer, C.N dan P.L Mc Carty, 1987, Chemistry of Engineering, Third Ed., Mc Graw Hill, Kogakusha Ltd., Tokyo. 0 50 100 150 Waktu kontak (menit) 295