2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT ( TEAM GAME TOURNAMENT ) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MINI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: siswa,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia.

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan hanya dengan metode ceramah saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 1999 : 252) mengemukakan. bahwa:

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGARUH PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PASSINGSTOPPING PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

ABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Model Kooperatif dengan Penerapan Teknik Nominal Group.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOVERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara. (Depdiknas:2003:5) Pendidikan adalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan pada siswa, diantaranya siswa sekolah dasar, sehingga guru diharapkan dapat menerapkan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran yang inovatif, sehingga tidak menimbulkan rasa bosan pada siwa saat belajar. Keberhasilan seorang pendidik dalam proses belajar mengajar tergantung pada profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas Rusman (2010, hlm.19). Dalam perkembanngan konsep visi dan misi pendidikan jasmani telah banyak mengalami perubahan kearah yang lebih menekankan pada aspek pendidikan, sehingga makin mempertegas kedudukan pendidikan jasmani dalam ruang lingkup pendidikan nasional secara keseluruhan. Pentingnya pendidikan jasmani di Indonesia dapat diamati dari wajibnya pendidikan jasmani untuk diselenggarakan disetiap jenjang pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, atau sederajat dengan perguruan tinggi Perkembangan di dunia pendidikan ikut berubah seiring dengan perkembangan zaman dimana pola pikir pendidik berubah dari konservatif menjadi lebih modern. Hal ini memiliki implikasi terhadap metode pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal ini, para pakar pendidikan mengkritisi dengan cara menjelaskan teori pendidikan yang mengungkapkan teori pendidikan yang sesungguhnya. Tujuan pendidikan itu untuk menciptakan pribadi berkualitas dan memiliki karakter sehingga mempunya visi yang luas ke depan untuk menggapai cita-cita yang diharapkan serta mampu beradaptasi secara efisien dalam berbagai 1

lingkungan. Jadi salah satu konsep pendidikan itu sendiri adalah untuk sarana motivasi diri supaya menjadi lebih baik. Seiring perubahan zaman, banyak sekali model-model pembelajaran yang berkembang. Perkembangan tersebut tentu harus diikuti dengan pemahaman dan pengaplikasiannya. Sehingga seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan serta pemahan yang baik mengenai model-model pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih banyak sekali guru penidikan jasmani yang kurang memahaminya. Padahal dengan menerapkan banyak model pembelajaran maka akan sangat mendukung terhadap terbentuknya pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, inovatif, kreatif, efektif, juga menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaranpun akan tercapai. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda menurut Juliantine, dkk (2013, hlm.58). Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk bekerjasama satu sama lain dengan teman satu kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, dengan adanya kerjasama dengan teman satu tim diharapkan siswa untuk saling membantu untuk memahami materi yang diberikan. Pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila siswa dalam satu kelompok telah memahami dan menguasai bahan pelajaran. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar 2

lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya (Sucipto, 1999, hlm.7). Tujuan dari permainan sepak bola adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Tujuan dari permainan tersebut merupakan tujuan sementara saja, atau tujuan antara dari permainam sepak bola. Tujuan yang paling utama dan yang paling diharapkan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah sepak bola merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif. Dalam pendidikan jasmani saat ini di sekolah dasar masih sangat kurang pembelajaran yang menerapkan sistem permainan didalamnya karena guru penjas saat ini masih menggunakan gaya mengajar komando langsung ke inti pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan permainan sehingga siswa menjadi jenuh dan tidak bersemangat dalam proses pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran PENJAS merupakan suatu kebutuhan yang sangat perlu untuk dilakukan. Upaya untuk merancang kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang partisipasi aktif optimal dalam setiap materi pembelajaran memerlukan pemilihan, model pembelajaran yang tepat dan pengorganisasian materi yang tepat pula. Pembelajaran yang peneliti pilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team 3 Game Tournament) yang didalamnya ada variasi model pembelajaran antara lain: Penjelasan materi, Team, Game, dan Tournament.

Tipe TGT dipilih karena berbeda dengan tipe-tipe pembelajaran yang lain yaitu keunggulan dari tipe ini yang dirasa sangat efektif untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa. Keunggulan tipe TGT itu sendiri antara lain dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri, dapat merangsang motivasi belajar, melatih tanggung jawab terhadap kelompok, adanya kebebasan dan kemudahan untuk bertanya, dan dapat membantu dalam mengingat peristiwa pembelajaran dengan baik serta dengan adanya kegiatan turnamen antar kelompok pada setiap kegiatan belajar yang diterapkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini diaharapkan dapat memotivasi siswa dalam melakukan pembelajaran dan lebih dapat berpartisiapsi dalam pemebelajaran yang diberikan. Seperti halnya pada kondisi pengajaran pendidikan jasmani di SDN Tilil 3, penulis melihat guru kurang kreatif dalam memodifikasi materi pembelajaran permainan sepak bola, sehingga banyak siswa yang merasa bosan saat pembelajaran tersebut, indikasinya terungkap dengan banyaknya siswa yang pasif atau kurang berpartisipasi saat proses belajar mengajar tersebut. Dengan adanya pengelompokan atau team antara murid laki-laki dan perempuan dengan kemampuan gerak yang berbeda-beda diharapkan adanya interaksi antara para murid tersebut sehingga membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien terhadap tujuanya, sehingga diharapkan melalui Tipe TGT ini dapat menunjang tingkat partisipasi siswa pada saat pembelajaran sepak bola mini. Jadi tipe TGT dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu mebuat siswa menjadi aktif pada saat praktek maupun aktif dalam bertanya serta tipe ini membuat anggota dari setiap kelompok mempunyai dua tangung jawab yaitu tanggung jawab terhadap pribadi dan kelompok sehingga mereka secara tidak sadar akan lebih aktif di dalam suatu pembelajaran tersebut karena mempunyai tangung jawab tersebut. 4

Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian yang lebih lanjut sehingga diperoleh suatu bukti empirik di lapangan. Untuk itu penulis akan mencoba meningkatkan partisipasi melaui metode TGT (Team Game Tournament) di SDN Tilil 3, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, terdapat masalah yang muncul saat proses kegiatan belajar mengajar penjas berlangsung. Diantaranya yaitu : kurangnya partisipasi siswa di dalam permainan sepakbola mini. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini terbatas pada masalah yang diteliti saja, yaitu ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PENJAS permainan sepakbola mini di kelas V SDN Tilil 3. 1. Variabel Penelitian Ada tiga variable pokok yang dilibatkan dalam PTK ini, yaitu: 1. Variabel input : Siswa kelas V SDN Tilil 3 Kota Bandung 2. Variabel proses : Model pembelajaran kooperatif tipe TGT 3. Variabel Output : Pembelajaran permainan sepakbola mini 2. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini yaitu 40 orang siswa-siswi kelas V SDN Tilil 3, Kota Bandung. 3. Desain Penelitiaan 5

Model desain penelitian menggunakan model penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.16) dengan menggunakan dua siklus, siklus satu dan siklus dua yang mana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 4. Instrumen 1. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga dikenal sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar oertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain Arikunto (2013, hlm.42). D. Perumusan Masalah Merujuk pada uraian latar belakang di atas, yang menjadi runusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut: Apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam permainan sepak bola mini, siswa Kelas V SD Negeri Tilil 3 tahun pelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Suatu kegiatan perlu adanya penetapan tujuan karena penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya, artinya ada upaya untuk mencapai tujuan yang digariskan tersebut.berdasarkan permasalah penelitian yang telah dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengungkap apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam permainan sepakbola mini di SDN Tilil 3 Bandung. 6

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua orang terutama yang berkecimpung di dunia pendidikan,diantarannya : a. Bagi Sekolah Meningkatnya kualitas sekolah melalui peningkatan kompetensi guru serta peningkatan partisipasi siswa sehingga mutu lulusan dari sekolah tersebut meningkat. b. Bagi Guru Mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada materi permainan sepak bola mini agar meningkatnya partisipasi siswa kelas V SDN Tilil 3 Bandung. c. Bagi Siswa Meningkatnya partisipasi siswa kelas V SDN Tilil 3 Bandung pada materi permainan sepak bola mini melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). d. Bagi Peneliti 1. Menambah pengalaman dalam berproses, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelaran. 2. Mendapatkan wawasan tentang penerapan model pembelaaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). 3. Dapat memberi gaambaran pada pihak lain yang akan melaksanakan penelitaian sejenis. 7