ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB III METODE PENELITIAN. dan ringkasan anggaran. Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan

Value For Money. Arif Kurniawan Wahono ( ) Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini organisasi sektor publik berupaya memberikan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. dicapai biasanya bersifat kualitatif, bukan laba yang diukur dalam rupiah. Baldric

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB 5 PENUTUP. Kabupaten Pasuruan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan menyajikan LAKIP sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien, maka dibutuhkan kinerja prima dari penyelenggara pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

ANALISIS REALISASI PROGRAM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BULELENG MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA PENGADILAN NEGERI TEBING TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

THE 2 nd FORUM ILMIAH PENDIDIKAN AKUNTANSI IKIP PGRI MADIUN, 6 Oktober 2013, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan negara yang sudah tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4 yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah

PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. cukup rumit. Karakteristik penganggaran sektor publik berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA DINAS PERTANIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PASAR DAERAH: STUDI PENGEMBANGAN POTENSI MENUJU BUMD

ANALISIS REALISASI KINERJA KEUANGAN DISPENDA KABUPATEN BADUNG BERDASARKAN VALUE FOR MONEY TERHADAP PHR TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdiri dari dua kata yakni antos yang berarti sendiri dan nomos yang berarti Undang-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam satuan moneter yang mengestimasikan mengenai apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PADA SATKER BALAI TAMAN NASIONAL BERBAK JAMBI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai

EVALUASI KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA DENPASAR DALAM PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik. Pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya

PENGUKURAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DALAM PERSPEKTIF VALUE FOR MONEY. Mega Maranda Suwandi Ikhsan Budi Riharjo

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN MELALUI PENDEKATAN VALUE FOR MONEY PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keuangan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

ANALISIS REALISASI PROGRAM KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN GIANYAR MELALUI PENGUKURAN VALUE FOR MONEY TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 33 Tahun 2004, menjadi titik awal dimulainya otonomi. dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

Disusun Oleh : B

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. antarsusunan pemerintahan. Otonomi daerah pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN KONSEP VALUE FOR MONEY DALAM MENILAI KINERJA PELAYANAN SEKTOR PUBLIK PADA POLRES OGAN ILIR ABSTRAK

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang

ANALISIS KINERJA JAMINAN KESEHATAN DAERAH PADA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

Transkripsi:

Nama ANALISIS VALUE FOR MONEY PADA KINERJA PROGRAM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGANKOTA DEPOK TAHUN 2013 : Indah Ramdhayani NPM : 44213368 Pembimbing : DR. Imam Subaweh, SE., MM., AK., CA.

LATAR BELAKANG Oganisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien dan memperhitungkan biaya ekonomi. Sektor publik sering dinilai negatif oleh beberapa pihak sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya Dengan memperhatikan kinerja instansi pemerintah yang kian menjadi sorotan, maka penulis tertarik untuk menganalisis kinerja pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok menggunakan pendekatan Value for Money. Sehingga penulis bermaksud untuk membuat LKP dengan judul Analisis Value For Money Pada Kinerja Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok Tahun 2013

TUJUAN KERJA PRAKTIK 1. Mengetahui kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok periode tahun 2013 ditinjau dari elemen ekonomi. 2. Mengetahui kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok periode tahun 2013 ditinjau dari elemen efisiensi. 3. Mengetahui kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok periode tahun 2013 ditinjau dari elemen efektivitas.

METODE PENGUMPULAN DATA 1. Langsung (Field Research) Pengumpulan berkas dan data dilakukan dengan cara Magang Kerja pada Dinas Perindustrian dan Pedagangan Kota Depok guna menambah pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai berbagai macam hal yang terjadi dalam dunia kerja. 2. Dokumentasi (Documentary) Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada dan catatan-catatan semasa kuliah yang tersimpan yang berkaitan dengan materi penulisan yang dilakukan. 3. Studi Pustaka (Literature) Penulis mencari materi-materi yang dibutuhkan untuk melengkapi penulisan Laporan Kerja Praktik ini dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku yang berhubungan dengan materi penulisan di perpustakaan kampus sebagai referensi.

TEMPAT KERJA PRAKTIK Subsektor perindustrian dan perdagangan merupakan pilar utama pembangunan ekonomi Kota Depok yang memberikan kontribusi ekonomi cukup besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa. Di tingkat masyarakat, kedua subsektor telah banyak memberikan kesejahteraan ekonomi keluarga. Peran sektor perdagangan dan perindutrian semakin bertambah penting ditandai dengan munculnya keunggulan dan potensi ekonomi kreatif sebagai pemicu inovasi perdagangan dan perindustrian tanpa batas. Kontribusi sub sektor perdagangan eceran khususnya semakin signifikan dalam pembentukan PDRB dan penciptaan lapangan kerja secara luas, demikian halnya dengan penggunaan metode perdagangan dan bisnis berbasis teknologi informasi semakin umum digunakan sehingga meningkatkan efisensi ekonomi, baik secara individu, kelompok atau antar komunitas pelaku bisnis perdagangan, hal itu terlihat antara lain dengan maraknya pemasaran melalui internet dan bisnis periklanan.

VISI DAN MISI INSTITUSI Visi Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Perindustrian, Perdagangan dan Jasa. Misi 1. Mewujudkan organisasi yang berkualitas, kompeten dan melayani. 2. Menumbuhkembangkan industri rumah tangga, kecil, dan menengah yang berdaya saing, kreatif dan inovatif. 3. Menumbuhkembangkan perdagangan dan jasa sebagai kompetensi inti daerah. 4. Meningkatkan pelayanan kemetrologian dan perlindungan konsumen.

PEMBAHASAN Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Untuk dapat mengukur kinerja pemerintah, maka perlu diketahui indikator-indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja (Mardiasmo 2009: 127). konsep Value for money mendasar pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (Mardiasmo 2009: 4). Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan program yang telah ditetapkan maka diperlukan adanya program dan tolak ukur. Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu program telah dilakukan secara efisien dan efektif (Mardiasmo 2009: 125).

1. ANALISIS EKONOMI Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif (Mardiasmo 2009: 4). Indra Bastian (2006: 280) mencontohkan biaya pembangunan rumah sakit dapat dikatakan ekonomis jika biaya yang digunakan dalam pembangunan lebih rendah dari yang sesungguhnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu kinerja dikatakan ekonomis apabila realisasi anggaran lebih kecil daripada target anggaran dan dapat mencapai keluaran (output) sesuai dengan yang ditetapkan. Dari penjelasan tersebut, secara matematis pengukuran ekonomi dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Dengan ketentuan jika < 100% berarti ekonomis dan jika > 100% berarti tidak ekonomis sedangkan jika = 100% berarti ekonomis berimbang serta tidak dapat dikatakan ekonomis apabila adanya pemborosan, pengeluaran yang tidak produktif, dan tidak adanya penghematan Target Program (%) = 90%

2. ANALISIS EFISIENSI Pengukuran efisiensi bertujuan untuk mengetahui kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok dalam menggunakan sumber daya (input) yang tersedia untuk menghasilkan keluaran (output). Rumus Efisiensi : (Output / Input) x 100% Suatu kinerja organisasi dapat dikatakan efisien apabila proses kegiatan operasional suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well) atau mampu menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (Mardiasmo 2009: 132).

Efisien Tidak Efisien : Output => Input : Input > Output Target Program (%) = 90%

3. ANALISIS EFEKTIVITAS Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya atau tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Suatu kinerja organisasi sektor publik dapat dikatakan efektif apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan. Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang hendak dicapai (Mardiasmo 2009: 6). Efektivitas : (Outcome / Output) x 100% Dan hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa Efektivitas tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua atau tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan. Akan tetapi efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mardiasmo 2009: 134).

Efektif Tidak Efektif : Tujuan program tercapai : Tujuan program tidak tercapai Target Program (%) = 90%

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kinerja program-program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok ditinjau dari elemen ekonomi, efisiensi, dan efektivitas sebagai berikut: Pengukuran value for money pada program pengembangan sistem pelayanan dan pengaduan berbasis TIK. Pada pelaksanaannya program ini telah berjalan efektif, karena telah tercapainya tujuan program. Dan dalam mencapai tujuan, program ini dicapai dengan cara yang efisien dan ekonomis. Pengukuran value for money pada program peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur. Pada pelaksanaannya program ini tidak berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif, karena adanya penggunaan dana (input) yang tidak produktif akibat program tidak dapat terlaksana sehingga hasil dan tujuan tidak dapat tercapai.

Pengukuran value for money pada program pelayanan administrasi perkantoran. Pada pelaksanaannya program ini telah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif. karena Disperindag telah menggunakan penggunaan dana (input) yang lebih kecil daripada keluaran (output) dan menghasilkan keluaran (output) yang maksimal dalam rangka mencapai tujuan sehingga tujuan program dapat tercapai. Pengukuran value for money pada program peningkatan sarana dan prasarana dan aparatur. Pada pelaksanaannya program ini telah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif. karena Disperindag telah menggunakan penggunaan dana (input) yang lebih kecil daripada keluaran (output) dan menghasilkan keluaran (output) yang maksimal dalam rangka mencapai tujuan sehingga tujuan program dapat tercapai. Pengukuran value for money pada program penigkatan kualitas data dan perencanaan. Pada pelaksanaannya program ini tidak berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif, karena adanya penggunaan dana (input) yang tidak produktif akibat jalannya program tidak dapat terlaksana secara optimal sehingga hasil dan tujuan tidak dapat tercapai sesuai dengan yang ditargetkan.

Pengukuran value for money pada program penataan dan pengembangan produk hukum. Pada pelaksanaannya program ini telah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif. karena Disperindag telah menggunakan penggunaan dana (input) yang lebih kecil daripada keluaran (output) dan menghasilkan keluaran (output) yang maksimal dalam rangka mencapai tujuan sehingga tujuan program dapat tercapai. Pengukuran value for money pada program peningkatan sistem pelaporan dan capaian kinerja. Pada pelaksanaannya program ini telah berjalan efektif, karena tercapainya tujuan dari program. Dan dalam mencapai tujuan, program ini dicapai dengan cara yang efisien dan ekonomis. Value for money dikatakan baik jika telah memenuhi semua elemen yaitu ekonomis, efisien, dan efektifitas. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kinerja program Disperindag Kota Depok tahun 2013, maka dapat dikatakan keseluruhan kinerja program tersebut dengan menggunakan konsep value for money berjalan dengan baik karena tiga elemen utama tercapai dengan baik yaitu ekonomis, efisiensi dan efektivitas dimana merupakan yang paling dominan dapat tercapai pada tiap-tiap program. Dan secara keseluruhan capaian kinerja program sebesar 91,64% artinya realisasi program pada Disperindag Kota Depok Tahun 2013 telah tercapai sesuai target.

SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh penulis, maka saran yang diberikan penulis adalah bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok dalam proses perencanaan anggaran sebaiknya mengetahui rincian data-data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program atau kegiatan serta mengevaluasi program pada periode sebelumnya, sehingga Dsiperindag mampu menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu dan tidak terjadi selisih yang terlalu besar antara rencana anggaran dengan realisasi anggaran. Dan dalam pencapaian target pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok harus adanya komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap unit kerja internal dan komponen eksternal terkait karena dari berbagai pencapaian target indikator kinerja memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh ketiga hal tersebut.