ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut (DPRD dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. aspek transparasi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI DAN KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. dicapai biasanya bersifat kualitatif, bukan laba yang diukur dalam rupiah. Baldric

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan dikeluarkannya undang-undang (UU) No.32 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas, dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan good

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan di bidang ekonomi, sosial dan politik dalam era reformasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik perlu upaya perbaikan manajemen keuangan publik. Hal ini seiring

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh : B

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersih (good governance) bebas dari KKN sehingga hasil pelayanan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen keuangan daerah tidak terlepas dari perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. kota tersebut. Hal ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintah. kepada tiga fungsi pemerintahan daerah yaitu melakukan tugas

I. PENDAHULUAN. sejahtera, maju, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Perkembangan pembangunan nasional tidak terlepas dari akuntabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Sehingga organisasi sektor publik berusaha memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan Belanja Daerah (APBD). Wujud dari akuntabilitas, transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 mengenai. penyelenggaraan negara yang bersih, bebas KKN (Korupsi, Kolusi dan

EVALUASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

reformasi yang didasarkan pada Ketetapan MPR Nomor/XV/MPR/1998 berarti pada ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 menjadi dasar pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. respon positif atas krisis ekonomi dan krisis kepercayaan yang terjadi.

Transkripsi:

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan oleh : Anin Nilasari B 200 050 086 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan ekonomi yang melanda bangsa Indonesia menjadikan timbulnya perubahan secara menyeluruh di segala bidang kehidupan. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya keinginan adanya akuntabilitas dan transparasi kinerja akan pengelolaan sektor publik. Ungkapan good or clean governance dapat diinterpretasikan sebagai perwujudan indikator kejujuran pemerintah. Selama dua puluh tahun yang lampau, kejujuran pemerintah lebih diartikan sebagai stabilitas pemerintah. Sedangkan di masa reformasi, kejujuran diartikan sebagai pemerintahan yang bersih. Akibatnya mekanisme manipulasi yang dipraktekkan masa lalu dikehendaki untuk diganti dengan mekanisme transparansi. Pengukuran prestasi dan kinerja sektor publik merupakan titik berat pengembangan akuntansi sektor publik. Penekanan terhadap efisiensi keuangan dan efektifitas manajemen akan menjadi dua sisi titik awal fokus pegembangan bidang akuntansi manajemen sektor publik ini. Sehingga tuntutan masyarakat terhadap pengembangan peranan akuntansi di sektor publik menjadi suatu yang harus dijawab. Tujuan implementasi dari undang undang No. 22 tahun 1999 yang telah diperbaiki menjadi Undang undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang undang No. 25 tahun 1999 yang juga telah diperbaiki

menjadi Undang undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan daerah yang akan mengarah kepada good government (pemerintahan yang baik) serta mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh masing masing daerah. Oleh karena itu rencana rencana pemerintah untuk melaksanakan tugas keuangan daerah perlu dibuat anggaran. Anggaran menurut Deddi (2006: 48) merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Umumnya disusun untuk masa satu tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan cermin dari pilihan pilihan ekonomis dan sosial masyarakat suatu daerah. Untuk mengetahui apakah suatu daerah telah siap dalam menjalankan otonomi daerah dan penyusunan anggaran dengan baik dan tepat dapat dilakukan dengan suatu analisis terhadap kinerja pemerintah daerah yang bersangkutan. Menurut Moh. Mahsun (2006: 145) kinerja dapat didefinisikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan strategis suatu organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dengan demikian, dalam penerapannya akan membutuhkan suatu artikulasi yang jelas mengenai misi, tujuan dan sasaran yang dapat diukur, dan berhubungan dengan hasil program.

Tujuan dan sasaran yang ditetapkan akan berhubungan dengan hasil atau outcome dari setiap program yang dilaksanakan. Dalam koteks Pemerintahan Daerah, program kegiatan terkandung di dalam perencanaan strategic (RENSTRA). Daerah yang menjadi suatu instrumen pertanggungjawaban, sehingga perencanaan strategik dapat menjadi langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Daerah. Setelah memikirkan program atau perencanaan strategik dari Pemerintah Daerah maka langkah selanjutnya yang perlu adalah merancang indikator kinerja Pemerintah Daerah. Indikator kinerja merupakan ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung atau diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Akuntabilitas keuangan daerah merupakan salah satu elemen manajemen keuangan daerah yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah tersebut. Akuntabilitas daerah adalah kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan dan melaporkan, serta mengungkapkan segala kegiatan yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.

Dalam kerangka akuntabilitas keuangan daerah pemerintah sebagai pelaksana akuntabilitas dituntut untuk memberikan informasi dan pengungkapan atas aktivitas program dan kinerja keuangan yang telah dicapainya kepada stakeholder pemakai akuntabilitas. Disamping itu perwujudan dan keberhasilan akuntabilitas keuangan daerah juga dipengaruhi oleh pelaksanaan dari mekanisme akuntabilitas yang lebih luas yaitu akuntabilitas publik, karena akuntabilitas keuangaan daerah merupakan bagian yang integral dari akuntansi publik sebagai manifestasi dari pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada masyarakat luas tentang pelaksanaan tugas dan wewenang yang dipercayakan masyarakat. Berdasarka latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007. Fokus ini ditujukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo dengan menganalisis satu program pendidikan luar sekolah yang terdiri dari enam kegiatan dengan alas an karena adanya tuntutan era otoomi aerah terhadap pengukuran kinerja dan transparansi keuangan daerah. Diharapkan Dinas Pendidikan mengalami kemajuan untuk meingkatkan kinerjanya dalam bekerja di lingkungan pemerintah daeraha Kabupaten Sukoharjo. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah bagaimana tingkat ekonomis, efisiensi, dan efektifitas

kegiatan dengan cara menilai Laporan Akuntabilitas Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo Tahun Anggaran 2007. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dari analisis Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 adalah : 1. Meilai tingkat ekonomis sektor pendidikan; 2. Menilai tingkat efisiensi sektor pendidikan; 3. Menilai tingkat eektifitas sektor pendidikan. D. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah lebih terfokus pada Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo tahun anggaran 2007 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Dan hanya mengacu pada satu program yang terdiri dari enam kegiatan. Penulis tidaka dapat megaalisis seluruh kegiatan pada program pendidikan luar sekolah dikarenakan tiga dari sembilan kegiatan yang ada DPA SKPD nya tidak lengkap. Sehingga penulis hanya mengambil enam kegiatan saja pada program pendidikan luar sekolah. E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat pada banyak pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keadaan Kinerja di Kabupaten Sukoharjo. b. Hasil penelitian ini dapat menambah atau menggali khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman serta merupakan sarana penerapan teori teori yang diterima diperkuliahan dalam suatu kenyataan praktek. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang akan diperoleh adalah sebagai berikut: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membutuhkan atau menginginkan bahan referensi tersebut. b. Hasil penelitian ini juga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pihak yang terkait atau berhubungan guna membuat suatu kebijaksanaan dengan masalah keuangan daerah. 3. Manfaat bagi karyawan di Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Sebagai bahan informasi dan acuan untuk meningkatkan kinerjanya dalam bekerja di lingkungan pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo. 4. Manfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran untuk menganalisis keberhasilan kinerja pemerintah Kabupaten Sukoharjo dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan.

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penelitian yang lebih jelas dan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori teori yang menjadi dasar analisis penelitian yang meliputi: Akuntabilitas, Perencanaan Strategik, Pengukuran Kinerja, Value for Money, Evaluasi Kinerja, dan Tinjauan Penelitian Terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini mencakup gambaran umum Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, dan hasil analisis data. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab bab sebelumnya, dan saran - saran.