PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 9 TAHUN 2011

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 545/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NO MOR 20 TAHUN 2016 TENTANG. TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN RETRIBUSI DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR,

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 107 TAHUN 2012

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2012 T E N T A N G TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN WALIKOTA SURABAYA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 56 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TENTANG PAJAK RESTORAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI CILACAP,

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 52 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 36g6) Nomor 19 Tahun 2000 (l"embaran Negara Republik 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 65 TAHUN 2012

2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per

184/PMK.03/2015 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEM

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.03/2015 TENTANG

2015, No Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan diubah sebagai berikut: 1. Kete

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYEGELAN DALAM RANGKA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUNGUTAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYEGELAN DALAM RANGKA PEMERIKSAAN DIBIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

smsi BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DIBIDANG PERPAJAKAN

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TATA CARA PEMERIKSAAN DI BIDANG PERPAJAKAN Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1986 Tanggal 28 Juli Presiden Republik Indonesia,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.03/2011 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BUPATI BERAU Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka untuk melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak daerah guna menetapkan jumlah pajak yang terutang dan untuk tujuan lain sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundangundangan perpajakan daerah, dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati Berau tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Daerah ; : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang - Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang Undang. (Memori penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820) ; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3684) ; 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) diubah dengan Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) ; 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;

- 2-9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138) ; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 173 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah ; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 56) ; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 53) ; 13. Keputusan Bupati Berau Nomor 41 Tahun 2003 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BERAU TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Pemeriksa adalah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan pemerksaan dibidang pajak daerah ; b. Pemeriksaan Pajak Daerah adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah berdasarkan Peraturan Perundang- Undangan Perpajakan Daerah ; c. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau utang, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harta perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan penyusunan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada setiap tahun pajak berakhir. d. Pembahasan akhir hasil pemeriksaan adalah pembahasan yang dilakukan antara pemeriksa dengan wajib pajak dalam upaya memperoleh pendapat yang sama atas temuan selama pemeriksaan dan hasil bahasan temuan tersebut baik yang disetujui maupun yang tidak disetujui dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa dan wajib pajak yang selanjutnya dijadikan dasar penerbitan surat ketetapan pajak daerah dan surat tagihan pajak daerah. e. Laporan Pemeriksaan adalah laporan tentang hasil pemeriksaan yang disusun oleh pemeriksa secara rinci, dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.

- 3 - BAB II TUJUAN PEMERIKSAAN Pasal 2 (1) Tujuan Pemeriksaan adalah untuk : a. Menetapkan besarnya jumlah pajak yang terutang ; b. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan Pajak Daerah. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, dapat dilakukan dalam hal : a. Surat pemberitahuan pajak daerah (SPPD) tidak disampaikan pada waktunya sekalipun sudah ditegur secara tertulis ; b. Tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan daerah selain yang tersebut pada huruf a ; c. Surat pemberitahuan menunjukan adanya kelebihan pembayaran pajak ; d. Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu masa pajak, khususnya bagi wajib pajak baru ; e. Wajib pajak mengajukan keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau banding atas keputusan keberatan tersebut ; f. Terdapat petunjuk yang kuat tentang tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan. (3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf b, dapat dilakukan untuk : a. Pengumpulan bahan guna pembuatan atau penyusunan norma penghitungan ; b. Pencocokan data atau alat keterangan ; c. Mengetahui secara tepat keadan usaha dan atau pekerjaan wajib pajak dari pihak ketiga yang ada hubungannya dengan wajib pajak ; d. Hal-hal lain dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan Perpajakan Daerah. BAB III NORMA PEMERIKSAAN Pasal 3 Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada norma pemeriksaan yang memuat batasan terhadap pemeriksa, Pemeriksaan, dan wajib pajak. Pasal 4 (1) Pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan lapangan berpedoman pada norma pemeriksaan sebagai berikut : a. Pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan surat perintah pemeriksaan ; b. Pemeriksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan kepada wajib pajak ; c. Pemeriksa wajib memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa dan surat perintah pemeriksaan kepada wajib pajak ; d. Pemeriksa wajib menjelaskan maksud dan tujan pemeriksaan kepada wajib pajak yang akan diperiksa ; e. Pemeriksa wajib membuat laporan pemeriksaan ;

f. Pemeriksa wajib memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak tentang hasil pemeriksaan berupa hal yang berbeda antara surat pemberitahuan pajak daerah dengan hasil pemeriksaan ;

- 4 - g. Pemeriksa wajib mengembalikan buku-buku, catatan dan dokumen - dokumen lainnya yang dipinjam dari wajib pajak paling lama 14 (empat belas) hari sejak selesainya pemeriksaan ; h. Pemeriksa dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalam rangka pemeriksaan ; i. Pemeriksa wajib memberi petunjuk kepada wajib pajak mengenai penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan, dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan pemenuhan kewajiban perpajakan untuk tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan kantor berpedoman pada norma pemeriksaan sebagai berikut : a. Pemeriksa menyampaikan surat panggilan yang ditandatangani oleh Kepala Daerah atau Pejabat untuk memanggil wajib pajak agar datang ke Kantor Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka pemeriksaan ; b. Pemeriksaan wajib menjelaskan maksud dan tujan pemeriksaan kepada wajib pajak yang akan diperiksa ; c. Pemeriksa wajib membuat laporan pemeriksaan ; d. Pemeriksa wjib memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak tentang hasil pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan pajak daerah dengan hasil pemeriksaan ; e. Pemeriksa wajib mengembalikan buku-buku, catatan dan dokumen lainnya yang dipinjam dari wajib pajak paling lama 7 (tujuh) hari sejak selesainya pemeriksaan ; f. Pemeriksa dilarang memberitahukan kepada pihak lain ynag tidak berhak, segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalam rangka pemeriksaan ; g. Pemeriksa wajib memberi petunjuk kepada wajib pajak mengenai penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan, dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan pemenuhan kewajiban perpajakan untuk tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 5 Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada norma pemeriksaan sebagai berikut : a. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau lebih pemeriksa ; b. Pemeriksaan dilaksanakan di kantor pemeriksa, di kantor wajib pajak atau di tempat usaha atau di tempat tinggal atau tempat lainnya yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan usaha atau pekerjaan wajib pajak atau ditempat lain yang ditentukan oleh Kepala Daerah atau pejabat ; c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan dapat dilanjutkan diluar jam kerja, jika dianggap perlu ; d. Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam laporan pemeriksan ; e. Hasil Pemeriksaan yang dilakukan seluruhnya disetujui oleh wajib pajak, dibuatkan surat pernyataan tentang persetujuannya dan ditandatangani oleh wajib pajak yang bersangkutan ; f. Terhadap temuan dalam pemeriksaan yang tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh wajib pajak, dilakukan pembahasan hasil akhir pemeriksaan ; g. Berdasarkan laporan pemeriksaan, diterbitkan surat ketetapan pajak daerah dan surat tagihan pajak daerah sepanjang tidak dilanjutkan dengan tindakan penyidikan.

- 5 - Pasal 6 Wajib pajak pada saat diperiksa berpedoman pada norma pemeriksaan sebagai berikut : a. Wajib pajak memenuhi pelaksanaan pemeriksaan baik dilapangan maupun di kantor sesuai dengan waktu yang ditentukan ; b. Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa untuk memperhatikan surat perintah pemeriksaan dan tanda pengenal pemeriksa ; c. Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan ; d. Wajip pajak berhak meminta kepada pemeriksa rincian yang berkenaan dengan halhal yang berbeda antara hasil pemeriksaan dengan surat pemberitahuan pajak ; e. Wajib pajak wajib memnandatangani surat pernyataan persetujuan apabila seluruh hasil pemeriksaan disetujui ; f. Wajib pajak wajib menandatangani berita hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui ; g. Wajib pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku catatan dan dokumen yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan ; h. Wajib pajak wajib memberikan ijin untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu untuk memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan ; i. Wajib pajak wajib memberikan keterangan yang diperlukan. BAB IV TATA CARA PEMERIKSAAN Pasal 7 (1) Pemeriksaan lapangan dilakukan dengan cara : a. Memeriksa tanda pelunasan pajak dan keterangan lainnya sebagai bukti pelunasan kewajiban perpajakan daerah ; b. Memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dari media komputer dan perangkat elektronik pengelola data lainnya ; c. Meminjam buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dari media komputer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya, dengan memberikan tanda terima ; d. Meminta ketarangan lisan dan atau tertulis dari wajib pajak yang diperiksa ; e. Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat menyimpan dokumen, uang, barang yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha wajib pajak dan atau tempat - tempat lain yang dianggap penting serta melakukan pemeriksaan di tempat - tempat tersebut ; f. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut pada huruf e apabila wjib pajak atau wakil atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan, di maskud atau tidak ada ditempat pada saat pemeriksaan ; g. Meminta keterangan atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang duiperiksa ; (2) Pemeriksaan Kantor dilakukan dengan cara : a. Memberitahukan agar wajib pajak membawa tanda pelunasan pajak, buku-buku catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dari media komputer dan perangkat elektronik pengolah lainnya ; b. Meminjam buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dari media komputer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya dengan memberikan tanda terima ;

- 6 - c. Memeriksa buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lainnya termasuk keluaran dari media komputer dan perangkat elektronik pengolah data lainnya ; d. Meminta keterangan lisan dan atau tertulis dari wajib pajak yang diperiksa ; e. Meminta keterangan dan atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa ; Pasal 8 (1) Apabila pada saat dilakukan pemeriksaan lapangan, wajib pajak atau wakil atau kuasanya tidak ada di tempat, pemeriksaan tetap dilaksanakan sepanjang ada pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak mewakili wajib pajak sesuai batas kewenangannya, dan selanjutnya pemeriksaan ditunda untuk dilanjutkan pada kesempatan berikutnya ; (2) Untuk keperluan pengamanan pemeriksaan, sebelum pemeriksaan lapangan ditunda, pemeriksa dapat melakukan penyegelan tempat atau ruangan yang diperlukan ; (3) Apabila pada saat pemeriksaan lapangan dilanjutkan setelah dilakukan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), wajib pajak atau wakilnya atau kuasanya tidak juga ada ditempat pemeriksaan tetap dilaksanakan dengan terlebih dahulu meminta pegawai wajib pajak yang bersangkutan untuk mewakili wajib pajak guna membantu kelancaran pelaksanaan pemeriksan ; (4) Apabila wajib pajak atau wakilnya atau kuasanya tidak memberikan ijin untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan tidak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan serta memberikan yang diperlukan, wajib pajak atau wakilnya atau kuasanya harus mendandatangani surat pernyataan penolakan pemeriksaan ; (5) Apabila pegawai wajib pajak yang diminta mewakili wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) menolak untuk membantu kelancaran pemeriksaan, yang bersangkutan harus menandatangani surat pernyataan penolakan membantu kelancaran pemeriksaan ; (6) Apabila terjadi penolakan untuk menandatangani surat sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat) atau ayat 5(lima), pemeriksa membuat berita acara penolakan pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa ; (7) Surat pernyataan penolakan pemeriksaan, surat pernyataan penolakan membantu kelancaran pemeriksaan dan berita acara penolakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat), ayat 5 (lima) dan ayat 6 (enam) dapat dijadikan dasar untuk penetapan besarnya pajak terutang secara jabatan atau dilakuakan penyidikan. Pasal 9 (1) Pemeriksa membuat laporan pemeriksaan untuk digunakan sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak Daerah kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar tambahan atau surat tagihan pajak Daerah atau tujuan lain untuk pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan perpajakan Daerah ; (2) Apabila penghitungan besarnya pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak Daerah kurang bayar, surat ketetapan pajak Daerah kurang bayar tambahan dan surat tagiahan pajak Daerah sebagimana dimaksud pada ayat 1(satu) berbeda dengan surat pemberitahuan pajak Daerah, perbedaan besarnya pajak diberitahukan kepada wajib pajak yang bersangkutan. Pasal 10

(1) Pemberian tanggapan atas hasil pemeriksaan dan pembahasan akhir pemeriksaan lengkap diselesaikan dalam waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari setelah pemeriksaan selesai dilakukan ;

- 7 - (2) Pemberian tanggapan atas hasil pemeriksaan lapangan dilakukan dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah pemeriksaan lapangan selesai dilakukan ; (3) Hasil pemeriksaan kantor disampaikan kepada wajib pajak segera setelah pemeriksaan selesai dilakukan dan tidak menunggu tanggapan wajib pajak ; (4) Apabila wajib pajak tidak memberikan tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) atau tidak menghadiri pembahasan akhir hasil pemeriksaan, surat ketetapan pajak Daerah dan atau surat tagihan pajak Daerah diterbitkan secara jabatan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang disampaikan kepada wajib pajak ; (5) Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) tidak dilakukan apabila pemeriksaan dilanjutkan dengan penyidikan. Pasal 11 Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bukti permulaan tentang adanya tindak pidana dibidang perpajakan Dsaerah, pemeriksaan tetap dilanjutkan dan pemeriksa membuat laporan pemeriksaan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dalam Berita Daerah Kabupaten Berau Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 17 April 2006 BUPATI BERAU, ttd Drs. H. MAKMUR. HAPK, MM Diundangkan di Tanjung Redeb pada tanggal, 17 April 2006 SEKRETARIS DAERAH, ttd Drs. H. IBNU SINA ASYARI BERITA DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2006 NOMOR 35