BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari fenomena dan hukum

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut Ilmu Pengetahuan Alam (natural

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di negara kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami pelbagai perubahan, termasuk dalam bidang pendidikannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24), Menurut Ekawarna (2013 :77), keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor eksternal mencakup keluarga,sekolah dan masyarakat,serta faktor internal merupakan faktor yang mencakup diri seseorang.faktor internal dibagi menjadi dua yaitu faktor fisiologis ( berhubungan dengan fisik/ jasmani seseorang ) dan faktor psikiologis mencakup keadaan rohani atau psikis seseorang yang meliputi inteligensi/kecerdasan,tipe-tipe khusus dari seorang siswa (tipe kepribadian), motifasi,bakat,minat,perhatian dan sikap. Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pendidikan adalah tipe kepribadian yang dimiliki tiap siswa. Kepribadian seseorang merupakan faktor yang penting dalam menganalisa keberhasilan seseorang dalam belajar. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana sikap siswa dalam proses memahami lalu mengaplikasikannya. Setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda. Perbedaan kepribadian dapat dilihat dari perbedaan sifat- sifat dan kemampuan yang khas dari setiap 1

siswa. Menurut hasil wawancara dengan salah seorang guru di SMA S PGRI Kupang terdapat perbedaan kepribadian siswa yang tercermin pada cara menerima dan mentransfer pelajaran yang dipelajari, ada siswa yang senang bekerja sama menyelesaikan tugas dalam bentuk kelompok, ada siswa yang cendenrung ingin bekerja sendiri, ada siswa yang senang mendengar penjelasan dan ada juga siswa lebih senang mencatat. Oleh karena itu diharapkan pendidik untuk dapat memahami setiap tipe kepribadian siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hans J. Eysenck kepribadian dibedakan menjadi dua tipe kepribadian,yaitu Introvert dan Estrovert (Muhamad Hamdi 2015 : 45 ) individu yang termasuk dalam tipe Introvert adalah individu yang selalu mengarah pandangannya pada diri sendiri sedangkan individu dengan tipe estrovert lebih kuat mengarahkan dirinya pada lingkungan disekelilingnya. Disisi yang lain kemampuan seseorang orang memiliki tipe introvert cenderung pasif, lebih lebih suka bekerja sendiri,pendiam dan meyimpan rahasia tentang dirinya. Sedangkan tipe estrovert pada umumnya suka berteman,suka bekerjaa sama dengan orang lain serta mudah menyesuaikan diri. Selain tipe kepribadian faktor internal yang turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu kemampuan identifikasi variabel. Kemampuan identifikasi variabel merupakan kemampuan individu dalam mencari, menentukan, meneliti, menemukan variabel- variabel yang ada dalam suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen. 2

Menurut pernyataan lisan salah satu guru kimia bahwa kemampuan indentifikasi variabel siswa,siswi SMA S PGRI Kupang masih sangat kurang hal ini disebabkan karena kurangnya eksperimen dan proses pembelajaran yang memberikan siswa waktu untuk menemukan sendiri melalui suatu eksperimen dalam mengembangkan kemampuan identifikasi variabel yang di miliki siswa. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran sains yang dipelajari di SMA PGRI Kupang. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah satu guru kimia di sekolah tersebut, nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran kimia adalah 75. Dalam proses pembelajaran kimia kususnya pada materi pokok hidrolisis garam, walaupun sudah diterapkan beberapa metode pembelajaran seperti ceramah, penugasan, dan diskusi dalam bentuk kelompok tetapi masih ada sebagian peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata ulangan beberapa peserta didik berada di bawah standar KKM. Rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap materi pokok hidrolisis garam yang identik dengan perhitungan dalam ulangan atau ujian yang di bawah KKM dibuktikan dengan nilai ulangan rata rata kelas XI IPA pada tahun 2013/2014 hanya 69,75, pada tahun 2014/ 2015 mencapai 72.67 dan pada tahun 2015/2016 hanya 73,24. Nilai tersebut masih jauh dari standar yang ditetapkan sekolah yaitu 75 3

(Sumber: SMA PGRI Kupang). Hal ini tercermin pada data rata rata nilai ulangan pada materi pokok hidrolisis garam kelas XI IPA SMA PGRI Kupang selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Hidrolisis Garam Semester Genap Peserta didik Kelas XI IPA SMA PGRI Kupang No. Tahun Jumlah Nilai Rata-Rata Hidrolisis Ajaran Peserta Didik Garam Jumlah Skor Rata-Rata 1. 2012/2013 28 1.953 69,75 2. 2013/2014 33 2.398 72.67 3 2014/2015 29 2.124 73,24 (Sumber: Guru Kimia Peserta Didik SMA PGRI Kupang 2013-2015) Berdasarkan hasil diskusi kepada salah satu guru kimia kelas XI IPA SMA PGRI, mengatakan sebagian peserta didik yang memiliki rata-rata nilai rendah tersebut mempunyai masalah yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam menerima dan mentransfer materi pembelajaran yang telah diperolehnya. Sehingga, salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia di SMA PGRI Kupang adalah dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan waktu yang lebih banyak kepada peserta didik untuk dapat berpikir, berkomunikasi, dan 4

berinterakasi sosial dengan temannya, serta merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi peserta didik. Untuk memaksimalkan proses pembelajaran kimia pada materi pokok hidrolisis garam, maka proses pembelajaran dilaksanakan peserta didikan menggunakan pendekatan saintifik. Materi hidrolisis garam sebagian besar berkaitan dengan perhitungan dan eksperimen yang terdiri dari langkahlangkah yang runtut sehingga memerlukan penguasaan peserta didik terhadap tahap demi tahap baik diajarkan dengan metode eksperimen, demonstrasi, diskusi, presentasi, dan tanya jawab.berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah tersebut yaitu Pendekatan scientific. Dalam kurikulum 2013 pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan saintifik (saintifik approach) atau pendekatan berbasis keilmuan, di mana dalam kegiatan inti pembelajaran dngan menggunakan pendekatan ini peserta didik diharapkan mampu melaksanakan 5 tahapan kegiatan. Lima kegiatan inti dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati, menanya, megumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Setiap peserta didik memilik tipe kepribadian yang berbeda dimana terdapat sebagaian pesrta didik yang cenderung dalam berdiskusi dalam bentuk kelompok ada juga pesrta didik yang senang bekerja sama satu dengan yang lainnya,ada juga pesrta didik yang cenderung tidak suka mencatat mendengar penjekasan hal ini membuat proses pembelajaran 5

kurang efektif disamping itu juga kemampuan identifikasi variabel peserta didik untu menemukan sendiri tidak dapat dikembangkan apa bila model pembelajaran tidak mampu mencakupi fenomena pesrta didik tersebut sehingga Dalam kurikulum 2013 sebagai penerapan dari pendekatan saitifik, dengan keterampilan proses yang akan memberikan banyak waktu kepada peserta didik untuk menemukan sendiri maka dibentuklah model pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru yang nantinya akan disesuaikan dengan materi pelajaran. Model pembelajaran dalam kurikulum ini merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan, logis dari pengaturan dan budaya. (permendikbud tahun 2014 no. 103) Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN IDENTIFIKASI VARIABEL TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN YANG MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI KUPANG TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sebagaimana telah peneliti paparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1) Bagaimana efektifitas penerapan pendekatan saaintifik pelaksanaan pembelajaran kimia terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok 6

hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017, yang secara terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? b) Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? c) Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 206/2017? 2) Bagaimana tipe kepribadian peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? 3) Bagaimana kemampuan identifikasi variabel peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? 4) Hubungan a) Adakah hubungan antara tipe kepribadian terhadap hasil belajar peserta didik dalam penerapan pendekatan scientific pada 7

materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? b) Adakah hubungan antara kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? c) Adakah hubungan antara tipe kepribadian dan kemampuan identifikasi variabel peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/207? 5) Pengaruh a) Adakah pengaruh tipe kepribadian terhadap hasil belajar peserta didik dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? b) Adakah pengaruh kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? c) Adakah pengaruh antara tipe kepribadian dan kemampuan identifikasi variabel peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017? 8

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran kimia terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017, yang secara terperinci dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. b) Untuk mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. c) Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 2) Untuk mengetahui tipe kepribadian peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 3) Untuk mengetahui kemampuan identifikasi variabel peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 9

4) Hubungan a) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tipe kepribadian terhadap hasil belajar peserta didik dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. b) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. c) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tipe kepribadian dan kemampuan identiffikasi variabel peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 5) Pengaruh a) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara tipe kepribadian terhadap hasil belajar peserta didik dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. b) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 10

c) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tipe kepribadian dan kemampuan identifikasi variabel peserta didik terhadap hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan scientific pada materi pokok hidrolisis garam peserta didik kelas XI IPA SMA S PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 1.4 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1) Bagi Universitas Peelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi sejeenis,serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan. 2) Sekolah sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. 3) Guru-guru, agar dapat menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat membantu guru menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan diminati para peserta didik. 4) Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan tipe kepribadian dan kemampuan identifikasi variabel sehingga peserta didik lebih mendalami konsep yang sedang dipelajari dengan mencari dan menemukan sendiri, mampu mencerna, menganalisis, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada tugasnya, aktif mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah 11

pendapat dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung, sehingga mampu merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri. 5) Peneliti digunakan untuk menambah wawasan dalam pengetahuan sehingga dapat memperolah pengalaman penelitian yang kelak dapat dijadikan model dalam mengajar sehingga penelitian ini merupakan salah satu cara untuk membekali peneliti sebagai calon guru kimia. 1.5 Batasan Istilah Yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah: 1) Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga menjelaskan bahwa Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.(kkbi,1996) 2) tipe kepribadian Kepribadian adalah keseluruhan cara individu berinteraksi dengan individu lain. Menurut Hans J. Eysenck kepribadian dibedakan kedalam dua tipe kepribadian yaitu intervort dan extrovert.individu dengan tipe kepribadian interovert merupakan individu yang selalu mengarahkan pandangannya pada diri sendiri.sedangkan kepribadian extrovert merupakan individu yang lebih kuat mengarahkan dirinya pada lingkungan dan pada umumnya suka bekarja sama.( Hans J. Eysenck dalam Hamdi Muhamad,2016 ) 3) Kemampuan identifikasi variabel 12

Indentifikasi variabel adalah satu tahapan kegiatan eksperimen untuk mempeeroleh suatu konsep tertentu dan mengetahui faktor-faktor yang terlibat dalam eksperimen. Kemampuan indentifikasi variabel merupakan kemampuan siswa dalam mencari,menentukan,meneliti,menemukan variabel-variabel yang ada dalam eksperimen. (Sugiyono,2012.metode penelitian.) 4) Pendekatan Scientific Pendekatan scientific merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sains yaitu mencari tahu sendiri fakta-fakta dan pengetahuan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran dengan langkah-langkah ilmiah yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan (Deden, 2015: 217). 5) Hasil Belajar Hasil belajar adalah sejumlah pengetahuan yang mencakup ranah kognitif, psikomotorik, afektif, dan dinilai melalui proses di sekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka berdasarkan tes hasil belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Sudjana, 2011: 22). 6) Hidrolisis Garam Hidrolisis garam merupakan reaksi antara air dengan ion-ion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dari suatu garam. Komponen garam (kation atau anion) berasal dari asam lemah dan basa lemah 13

membentuk ion H3O + atau (H + ) dan OH - (Sutresna,N.2014.KIMIA.Jakarta :Grafindo ) 1.6 Batasan Penelitian Agar tidak terjadi penyimpangan dan penaafsiran yang berbeda-beda tehadap persoalan pokok penelitian maka peneliti membatasi penelitian sebagai berikut Adapun yang menjadi batasan penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Penelitian ini dilakukan pada SMA PGRI Kupang tahun ajaran 2016/2017. 2. Subyek penelitian peserta didik kelas XI IPA PGRI tahun ajaran 2016/2017. 3. Obyek peenelitian yaitu tipe kepribadian dan kemampuan identifikasi variabel dan hasil belajar materi pokok hidrolisis garam. 4. Proses pembelaajaran kimia pada penelitian ini mengunakan pendekatan scientific. 5. Hasil belajar materi pokok hidrolisis garam dilihat dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. 14