BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. tujuan atau terpenuhinya kebutuhan. Adanya pendorong ini disebut motivasi. Diantara

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya. Hamalik (Jihad dan Haris, 2012: 15) mengatakan tujuan belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia akan mengembangkan potensi dirinya dan hal ini terjadi melalui proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh ketersediaan berbagai komponen pendukungnya. Salah satu diantaranya yaitu kurikulum yang mengalami perubahan dari kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013 sebagai upaya penyempurnaan dan penyesuaian terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Setelah kurang lebih 3 tahun diterapkannya Kurikulum 2013 ternyata masih terdapat masalah, antara terus dilaksanakan, dievaluasi atau dihentikan. Evaluasi pelaksanaaan program ini masih terus dilakukan. Karena ada sekolah yang mengaku sudah sangat menerima kurikulum ini. Tapi di pihak lain, pendidik masih kesulitan dalam hal penilaian terhadap peserta didik. Hal yang serupa juga dikatakan oleh Kepala Sekolah SDN Bimoku, Ismael Paulus Non, S.Pd mengatakan bahwa perbedaan paling nyata dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yakni persoalan penilaian terhadap peserta didik dan ini menjadi kendala bagi pendidik. Karena peserta didik dinilai tak hanya diberi angka tapi harus dijabarkan dalam keterangan. Jadi pendidik harus benar-benar mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik baik itu karakter, perilaku, moral dan lainnya yang harus benar-benar diperhatikan (Non, 2016: 7). Dilihat dari masalah sulitnya melakukan penilaian, Kurikulum 2013 memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran karena diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno, mengatakan bahwa pada bulan Juli untuk tahun ajar 2016/2017, Kurikulum 2013 akan diberlakukan secara nasional dan metodenya akan lebih sederhana dan ringkas. Karena sebelumnya penilaiannya ganda maka tidak diberlakukan lagi. Misalnya penilaian spiritual akan dilaksanakan untuk pendidik mata pelajaran agama dan PPKN saja (Suprayitno, 2016: 5). Oleh karena itu, diharapkan dalam proses pembelajaran, pendidik tidak merasa terbebani lagi dengan penilaian dalam pembelajaran sehingga kegiatan interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik lagi. Belajar merupakan suatu proses untuk mengubah perilaku. Menurut Slameto (2013: 2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah minat. Karena minat akan mendorong peserta didik belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat dan juga bila peserta didik memiliki minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal untuk memperoleh tujuan yang diminati. Menurut Alya (2009: 282), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan menurut Slameto (2013: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Bila peserta didik tidak memiliki minat terhadap suatu pelajaran maka hasil belajarnya pun akan berpengaruh negatif

dan akan berpengaruh juga terhadap semangat belajarnya sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu pelajaran akan memiliki semangat dan memiliki dorongan untuk terus tekun belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang optimal. Menurut seorang pendidik di SMPK Santa Familia Kupang, Reneldis Luhur, S.Pd berpendapat bahwa kurangnya minat belajar pada peserta didik akan berpengaruh pada hasil belajarnya, sebab itu pendidik harus bisa mengelola proses pembelajaran yang menyenangkan dan lebih baik lagi agar peserta didik memiliki minat belajar. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sardini dengan judul Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MAN Pontianak, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antar minat belajar terhadap hasil belajar dilihat dari nilai t hitung sebesar 2,859 > t tabel sebesar -1,975, sehingga H o ditolak. Koefesien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar sebesar 5,1% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian yang dilakukan oleh Albertha M. B. C. Dasilva dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pokok Tekanan pada Peserta Didik Kelas VIII B SMP Angkasa Penfui Kupang Tahun Ajaran 2012/2013, memberikan kesimpulan bahwa kemampuan pedidik dalam pelaksanaan pembelajaran fisika materi pokok tekanan pada peserta didik kelas VIII B SMP Angkasa Penfui Kupang melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran adalah termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata secara berturut-turut adalah 4,00; 3,96 dan 4,00. Proporsi rata-rata untuk hasil belajar produk 0,82, hasil belajar proses adalah 0,76 dan hasil belajar psikomotor 1,00.

Menurut Abdurrahman (Jihad & Haris, 2012: 14), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Jadi, adanya minat yang dimiliki peserta didik dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Namun pada sekolah yang diteliti yaitu SMPK Santa Familia Kupang, hasil belajar peserta didiknya rendah dan 60% yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPK Santa Familia Kupang Tahun Keterangan Hasil Belajar 2014/2015 KKM 75 Jumlah peserta didik 28 Jumlah peserta didik yang tuntas 11 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 17 Nilai tertinggi 86 Nilai terendah 40 Agar hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat optimal dan juga dapat menarik minat belajar, pendidik dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah arena menurut Nurhadi (2004: 109), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada masalah-masalah nyata yang dihadapi oleh peserta didik maka dapat juga menarik minat belajar dari peserta didik. Maka pada mata pelajaran IPA sangat cocok

untuk diterapkan model pembelajaran berbasis masalah karena pada mata pelajaran IPA banyak mempelajari kejadian alam yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya materi tentang suhu yang didefinisikan sebagai tingkat (derajat) panas-dinginnya suatu benda. Pada materi suhu ini memiliki kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu memahami konsep suhu dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari. Pada model pembelajaran berbasis masalah, peserta didik tidak hanya menemukan masalah tapi juga memecahkan masalah tersebut sehingga minat belajar dari peserta didik akan muncul dengan sendirinya karena peserta didik merasakan manfaat dari materi yang ia pelajari yang berhubungan dengan peristiwa yang sering ditemukan. Sehingga dalam penelitian ini, digunakan materi suhu dan perubahannya yang akan diajarkan pada peserta didik kelas VII A SMPK Santa Famila Kupang. SMPK Santa Familia Kupang merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada SMPK Santa Familia Kupang adalah 75. Setelah dilakukan observasi pada kelas VII yang terdiri dari 3 kelas di SMPK Santa Familia Kupang, kondisi yang ditemukan, yaitu: 1. Sebagian besar peserta didik kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Hal ini dilihat pada saat pendidik mengajukan pertanyaan, hanya sebagian kecil peserta didik yang dapat menjawab dan hal ini disebabkan karena tidak adanya persiapan oleh peserta didik. 2. Kurangnya partisipasi peserta didik pada saat berdiskusi sehingga hanya sebagian kecil yang aktif dan kurangnya keterampilan dalam membuat pertanyaan dan memberikan jawaban. 3. Peserta didik kurang memiliki kesadaran dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik.

4. Pada saat pendidik menjelaskan materi peserta didik kurang memperhatiankan sehingga pada saat pendidik memberikan kuis pada akhir pembelajaran hanya peserta didik yang benar-benar mendengarkan penjelasan yang mendapatkan nilai 75. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian berjudul Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pokok Suhu dan Perubahannya pada Peserta Didik Kelas VII Semester Genap SMPK Santa Familia Kupang Tahun Ajar 2015/ 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang penulis rumuskan adalah : 1. Bagaimana kemampuan pendidik dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016? 2. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016? 3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016?

4. Bagaimana minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016? 5. Adakah pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : 1. Mendeskripsikan kemampuan pendidik dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016. 2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016. 3. Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016. 4. Mendeskripsikan minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya

pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016. 5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah materi pokok suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII semester genap SMPK Santa Familia Kupang tahun ajar 2015/ 2016. D. Penjelasan Istilah Penjelasan istilah digunakan untuk menjelaskan istilah-istilah yang ada. Tujuannya adalah supaya terdapat kesamaan persepsi antara penulis dan pembaca tentang istilah-istilah yang diajukan oleh penulis. Berikut ini merupakan penjelasan istilah yang dipakai dalam penelitian, yaitu : 1. Minat belajar merupakan rasa suka atau senang untuk belajar sehingga membuat seseorang melakukannya tanpa ada paksaan. 2. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 3. Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas. 4. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran. 5. Suhu merupakan tingkat (derajat) panas-dinginnya suatu benda.

6. Pengaruh merupakan suatu kemampuan yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. 7. Penerapan merupakan suatu perbuatan mempraktekkan suatu cara atau model untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. 8. Peserta didik adalah orang mengikuti proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan potensi dirinya. E. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMPK Santa Familia Kupang. 2. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A SMPK Santa Familia Kupang. 3. Perlakuan kurang dari satu semester yakni semester genap tahun ajar 2015/ 2016 pada materi pokok suhu dan perubahannya. 4. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagi Peserta Didik a. Mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. b. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. c. Meningkatkan minat belajar peserta didik. d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Pendidik a. Sebagai bahan informasi bagi pendidik terkhususnya bidang Ilmu Pengetahun Alam (IPA)/Fisika tentang pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar peseta didik. b. Dapat membantu pendidik dalam kemampuan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan peneliti, dapat : a. Menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar peserta didik, sehingga menjadi bekal untuk proses ke depannya. b. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran dan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas. 4. Bagi Sekolah Dapat bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan sebagai acuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.