PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013)

dokumen-dokumen yang mirip
PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Masjid di Desa Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang)

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KALANGAN UMAT ISLAM JAULAH. (Studi kasus di desa pilangsari kecamatan gesi kabupaten sragen)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

ASPEK KERJA KERAS DAN SOLIDARITAS SOSIAL WANITA TANI. (Studi Kasus pada Kelompok Wanita Tani Mekar Sari di Desa Jurang Jero

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

KETAATAN HUKUM PETUGAS PARKIR (Studi Kasus pada Petugas Parkir Pasar Gedhe Hardjonagoro Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan jalan untuk mencapai pengertian baru pada bidang ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG SUDAH BERSERTIFIKASI NASKAH PUBLIKASI

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mengetahui Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis. Multikultural di SDN Percobaan Palangkaraya

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud penelitian kualitatif adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif, akan tetapi metode tersebut

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta)

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

PELAYANAN HAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN PADA SISWA KURANG MAMPU (Studi Kasus Pelaksanaan Program Sintawati di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun studi empiris dari penelitian yang berjudul Analisis Standard

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB II METODE PENELITIAN

48 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 61.

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI EKA MARTININGSIH SRI RAHAYU A PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian seperti pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, sistematis dan metodis serta secara moral

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN KERJA KERAS DI DESA JATI KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

PELAKSANAAN SAMBATAN UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Diajukan Oleh : NUR LATIFAH A.220090082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013) nur latifah, a220090082, program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas muhammadiyah surakarta, 2013, xix + 80 halaman abstrak penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sikap toleransi antar umat beragama di kalangan remaja (studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013). Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi penelitian adalah studi kasus tunggal dengan subjeknya adalah pembina dan anggota rohis di SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi sistematis, wawancara tertsruktur dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dengan cara triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi sumber data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Sikap toleransi yang ditunjukkan anggota rohis kepada non muslim sangat baik dan toleran, saling menghormati, tidak membeda-bedakan ras,suku,agama. (2) Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler rohis sangat menyenangkan, menambah wawasan, menambah pengalaman dan mempunyai banyak teman. Kata kunci: Toleransi antar umat beragama, Ekstrakurikuler, Rohis. 1

A. PENDAHULUAN Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan, 2010: 9). Ekstrakurikuler Rohis adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan kerohanian, sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian. Rohis umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria dan wanita hal ini dikarenakan perbedaan di antara anggota. kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. (Hendri Firmansyah :2010). B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian pendidikan karakter. Menurut Gunawan (2012:24), pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. 2. Pengertian toleransi. Menurut Hasan (2010:9), Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 3. Hakikat kerukuran antar umat beragama. Menurut Mukni ah (2011:238), Kerukunan antar umat beragama mengandung arti bahwa umat muslim haruslah menjaga perdamaian dan memiliki hubungan yang baik antar umat beragama. Baik agama Islam sendiri dan yang bukan Islam. Oleh tali silaturahmi antar umat beragama lain sangatlah perlu dijaga. 4. Pengertian rohis. Menurut Hendri Firmansyah (2010), rohis adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan kerohanian, sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian 2

5. Nilai-nilai yang ditanamkan dan strategi yang digunakan dalam kegiatan rohis. Menurut Hasan (2010: 101), Ada beberapa nilai-nilai yang ditanamkan yaitu: 1) Religius. 2) Rasa kebangsaan. 3) Cinta tanah air. Strategi yang digunakan dalam kegiatan rohis yaitu: 1) Beribadah rutin. 2) Peringatan hari besar agama. 3) Kegiatan keagamaan. C. METODE PENELITIAN a. Observasi. Menurut Bungin (2011:118), observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Menurut Arikunto (2010:200), observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: 1. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 2. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Berdasarkan paparan di atas maka obervasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi sistematis, karena peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. b. Wawancara. Menurut Moleong (2004:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Arikunto (2010:198), wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Menurut 3

Arikunto (2010:199), ditinjau dari pelaksanaannya, maka wawancara dibedakan menjadi: a. Interview bebas, inguided interview (wawancara tidak terstruktur), adalah wawancara bebas dimana pewa-wancara bebas menanyakan apa saja dan dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman wawancara. b. Interviu terpimpin, guided interview (wawancara terstruktur) adalah wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. c. Interviu bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interviu bebas dan interviu terpimpin. Berdasarkan paparan di atas maka wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur, karena peneliti membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci pada saat melakukan wawancara. c. Dokumentasi. Menurut Arikunto (2010:201), dokumentasi adalah barangbarang tertulis, dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis (buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya) dan benda-benda tidak tertulis (prasasti dan simbol-simbol). Menurut Sugiyono (2006:240), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Bungin (2011:124-125), metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi penelitian sosial dan digunakan untuk meneliti data historis, sifat utama dari data ini adalah tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal terjadi di waktu silam. Kumpulan data berbentuk tulisan disebut dokumen dalam arti luas termasuk monumen, artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD, hardisk, flashdisk, dan sebagainya. D. HASIL PENELITIAN 1). Kegiatan ekstrakurikuler rohis di SMA Negeri 3 Surakarta dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Jum at. Bagi yang rohis putri sebelum sholat jum at pukul 11.30 WIB dan bagi yang rohis putra sesudah sholat jum at pukul 13.00 WIB. 4

2). Tujuan kegiatan rohis yaitu untuk meningkatkan kualitas siswa muslim SMA Negeri 3 Surakarta terutama dalam bidang BTA, Akhlaq Mulkarimah dan toleransi antar umat beragama. 3). Manfaat kegiatan rohis yaitu siswa menjadi terampil di bidang kegiatan Islam, seperti dakwah, latihan-latihan kepemimpinan, lancar membaca Al Qur an, menulis arab dengan benar, terutama kalimat-kalimat harian. Misal: menulis salam, menulis Basmalah, Hamdalah,dll. Selain itu juga menambah rasa persaudaraan karena dengan mengikuti rohis jadi banyak teman, menambah tali persaudaran dan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan. 4). Sikap toleransi yang ditunjukkan anggota rohis kepada siswa non muslim yaitu mereka sangat toleran, mereka tidak saling mencampuradukkan. Misalnya ada waktu saat ibadah agama masing-masing dan saling menghargai dan bersikap sewajarnya berteman dengan baik, tidak membeda-bedakan, tidak mengejak, tidak menyindir yang bisa memecah hubungan pertemanan di sekolah maupun di luar sekolah. 5). Kendala/hambatan yang dihadapi anggota rohis maupun pembina rohis yaitu pembina saat menjadi dan membimbing siswa melalui ekstrakurikuler rohis yaitu terkadang koordinasi kurang dan jadwal kegiatan banyak yang bersamaan dengan kegiatan yang lain, begitu juga sebaliknya, siswa juga ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang lain. 6).Solusi yang dilakukan pembina untuk mengatasi kendala saat menjadi dan membimbing siswa melalui ekstrakurikuler rohis yaitu setiap anak yang mengikuti esktrakurikuler lebih dari satu wajib memberitahu dahulu kepada pembimbing/ mentor, begitu pula sebaliknya agar jadwal kegiatan tidak bersamaan dengan yang lain. Begitu pula sebaliknya, pembina rohis jika ada jadwal di luar sekolah atau pergi ke luar kota, maka pembina juga wajib memberitahu dahulu kepada anggota rohis. E. KESIMPULAN 1) Pengembangan sikap toleransi antar umat beragama di kalangan remaja rohis sangat baik dan sangat toleran, mereka tidak saling mencampuradukkan masalah perbedaan agama dengan pergaulan sehari-hari. Misalnya ada waktu 5

saat ibadah agama masing-masing dan saling menghargai dan bersikap sewajarnya berteman dengan baik, tidak membeda-bedakan, tidak mengejak, tidak menyindir yang bisa memecah hubungan pertemanan di sekolah maupun di luar sekolah. 2) Manfaat kegiatan ekstrakurikuler rohis adalah siswa menjadi terampil di bidang kegiatan Islam, seperti dakwah, latihan-latihan kepemimpinan, lancar baca Al-qur an menulis arab dengan benar, terutama kalimat-kalimat harian. Misal: menulis salam, menulis Basmalah, Hamdalah,dll. Selain itu juga menambah rasa persaudaraann karena dengan mengikuti rohis jadi banyak teman dan merupakan suatu kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan. Dilihat dari manfaat tersebut ternyata kegiatan ekstrakurikuler rohis mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat serta Menambah keterampilan & Mengasah keterampilan 3) Kendala / hambatan yang dihadapi pembina saat menjadi dan membimbing siswa melalui ekstrakurikuler rohis yaitu terkadang koordinasi kurang dan jadwal kegiatan banyak yang bersamaan dengan kegiatan yang lain. Pembina rohis sering ada kegiatan atau jadwal di luar sekolah maupun pergi ke luar kota, sehingga koordinasi pembina pada saat kegiatan rohis kurang efektif. Selain itu juga ada anggota rohis yang mengikuti ekstrakurikuler lain,jadi kadang-kadang jadwal saling benturan. Sehingga menjadi suatu kendala. 4) Solusi yang dilakukan pembina untuk mengatasi kendala saat menjadi dan membimbing siswa melalui ekstrakurikuler rohis yaitu setiap anak yang mengikuti esktrakurikuler lebih dari satu wajib memberitahu dahulu kepada pembimbing/ mentor, begitu pula sebaliknya agar jadwal kegiatan tidak bersamaan dengan yang lain. Begitu pula sebaliknya, pembina rohis jika ada jadwal di luar sekolah atau pergi ke luar kota, maka pembina juga wajib memberitahu dahulu kepada anggota rohis. F. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 6

1. Sekolah hendaknya memperhatikan jadwal ekstrakurikuler yang ada di sekolah agar jadwal ekstrakurikuler satu dengan yang lain tidak benturan, karena ada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih dari satu. 2. Pembina rohis hendaknya mengkoordinasi terlebih dahulu kepada ketua rohis maupun anggota rohis jika akan ada kegiatan rohis, agar pelaksanaannya lebih efektif dan mencapai hasil maksimal. 3. Ketua rohis hendaknya memberitahu terlebih dahulu kepada pembina jika ada anggota yang mengikuti ekstrakurikuler lebih dari satu. 7

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana. Firmansyah,Hendri.2010.EkstrakurikulerRohis.(http://hendrifirmansyah.blogspot. com/2010/07/ekstrakurikuler-rohani-islamrohis.html#!/2010/07/ekstrakurikuler-rohani-islam-rohis.html diakses pada hari sabtu tanggal 18 Mei 2013 pukul 11.00 WIB). Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. ` Hasan, dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Moleong, Lexy. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mukni ah. 2011. Materi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 8