BAB I PENDAHULUAN. kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Sebelum peraturan ini

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan dan

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi para pemakainya. Keberadaan ini membuat penulis

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KOREKSI KESALAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

I. PENDAHULUAN.

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2010 (Audited)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR : 80 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI JAWA TENGAH

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

DAFTAR ISI Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan adanya Belanja

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan

BUPATI KUANTANSINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

Entitas Pelaporan. Entitas Akuntansi dan Pelaporan

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA


BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

BAB I PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DENGAN BASIS KAS MENUJU AKRUAL

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah. Sebelum peraturan ini dikeluarkan, SAP masih menggunakan akuntansi berbasis kas menuju akrual yang dijelaskan aturannya dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005. Setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 maka SAP saat ini dapat dikatakan penyempurnaan dari basis sebelumnya yang berbasis kas menuju akrual menjadi akuntansi berbasi akrual. Penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah diatur dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa: 1. Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. 1

Laporan keuangan yang baik adalah yang disusun berdasarkan SAP. Pokok-pokok SAP berbasis akrual tercakup dalam kerangka konseptual dan penyajian laporan keuangan (PSAP Nomor 01). Beberapa pokok SAP tersebut yang perlu diketahui untuk menyusun laporan keuangan berbasis akuntansi: 1. Entitas Akuntansi dan Pelaporan Pada paragraf 21 Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 terdapat penjelasan mengenai Entitas Akuntansi disamping Entitas Pelaporan. Pada paragraf tersebut dijelaskan bahwa entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya sesuai dengan SOTK Pemerintah Daerah masingmasing. 2. Peranan Laporan Keuangan Pada paragraf 25 Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, dijelaskan bahwa pelaporan diperlukan untuk kepentingan: Akuntabilitas, Manajemen, Transparansi, Keseimbangan antar generasi, dan Evaluasi Kinerja 3. Komponen Laporan Keuangan Pada dasarnya semua pernyataan standar akuntansi pemerintah merupakan standar untuk menyusun komponen-komponen laporan keuangan pemerintah, dimana komponen-komponen tersebut 2

dijelaskan pada paragraf 28 Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. 4. Basis Akuntansi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menetapkan bahwa SAP disusun dengan berbasis akrual. 5. Informasi Laporan Keuangan Paragraf 11 PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan bahwa untuk memenuhi tujuan umum, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan. (Sumber: Modul 1 Konsep dan Siklus Akuntansi di Pemerintah Daerah) Setelah semua dijelaskan secara rinci pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Akural Pada Pemerintahan Daerah. Peraturan Menteri ini menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan akuntansi berbasis akrual secara penuh paling lambat tahun anggaran 2015. Termasuk Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya pada Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretariat Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peraturan ini sendiri dikeluarkan dengan harapan laporan keuangan daerah nantinya sudah selaras dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Sehingga Indonesia memiliki suatu kesatuan dalam pengelolaan kuangan negara. Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri ini, selain 3

menselaraskan keuangan negara dalam pelaporan keuangan, juga untuk lebih menjaga asset negara yang tepat pada pos-posnya masing-masing. Sehingga dapat terwujud sistem pemerintahan yang lebih baik nantinya. Manfaat lain dari basis akrual yang dituliskan, Van Der Hoek (2005) dalam Husna, Radistya, Dahono (2014) 1. Mendukung Manajemen Kinerja 2. Menfasilitasi Manajemen keuangan yang lebih baik 3. Memperbaiki pengertian akan biaya program 4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya 5. Meningkatkan pelaporan keuangan 6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas) Mengingat hal di atas maka sudah barang tentu penerapan SAP berbasis akrual ini sangat bermanfaat. Oleh karena itu penerapannya dibutuhkan pengawasan yang baik, agar kegiatan proses perubahan pencatatan ini berajalan sesuai dengan yang telah diharapkan dan disiapkan secara matang hingga penerbitan peraturannya, baik dalam Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri. Pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pencatatan keuangan diserahkan kepada bagian atau biro masing-masing, dengan pencatatan yang menggunakan aplikasi dan dikelola oleh DPPKA. Sehingga para staff atau pegawai bagian pencatatan cukup menggunakan aplikasi yang sudah ada dan menginput data yang diperlukan kedalam aplikasi sesuai perintah yang sudah ada. Namun pada kenyataanya, perubahan dari 4

pencatatan menjadi akrual basis tidak semua dapat dipahami dengan mudah oleh pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Bahkan terkadang kesalahan ada pada aplikasi, berhubung masih dalam tahap penerapan. Sehingga apabila hal ini terjadi, para pegawai tidak bisa melanjutkan pencatatan yang seharusnya segera diinput kedalam aplikasi karena masih menunggu hasil pembenahan dari DPPKA selaku pemegang kendali aplikasi. Dengan ditetapkannya tugas pokok Biro UHP, yaitu melayani pimpinan dan masyarakat sehingga Biro UHP dalam melaksanakan kegiatannya tidak memiliki pos pendapatan, akan tetapi lebih menitikberatkan pada Beban dan Belanja. Sehingga pada tulisan ini penulis akan melakukan analisis lebih mendalam pada pos Beban dan Belanja Yang dimaksud Beban dan Belanja jika mengacu pada kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah, belanja adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Sedangkan Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara atau Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Dalam hasil akhir pelaporannya, baik Beban maupun Belanja keduanya dipisah. Dalam pencatatan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutkan dengan Belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) 5

menyebut dengan Beban. LRA disusun dengan anggaran berbasis kas, sedangkan untuk LO disusun dengan anggaran berbasis akrual. Oleh karenanya penulis tertarik untuk menulis tugas akhir mengenai, ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA BIRO UMUM, HUMAS DAN PROTOKOL SEKRETARIAT DAERAH, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas. Maka permasalah yang akan dianalisis adalah perubahan pencatatan akuntansi berbasis akrual, yang dapat dikatakan merupakan hal baru pada Biro Umum Pemprov DIY. 1. Apakah pencatatan akuntansi beban dan belanja berbasis akrual di Biro UHP sudah sesuai dengan instruksi tentang SAP dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010? 2. Apakah kekurangan dan kelebihan aplikasi SIPKD yang digunakan dalam pencatatan pada Biro UHP, utamanya dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual? TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui apakah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP telah dijalankan sesuai dengan instruksi yang telah ditetapkan. 6

2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari aplikasi pencatatan akuntansi di Biro UHP. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi penulis Untuk memenuhi persyaratan kelulusan jenjang Diploma 3 (D3) Departement Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM Program Studi Akuntansi. Serta memberikan tambahan wawasan bagi penulis. 2. Bagi Objek Penelitian Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih menyiapkan para pegawai tetang perubahan pencatatan SAP berbasi akrual. Serta mengetahui kekurangan atau hambatan dalam prosesnya dan hal-hal apa saja yang dibutuhkan para pegawai. 3. Bagi Pihak Lain Tulisan ini dapat dijadikan tambahan referensi bagi pihak lain yang ingin membuat tulisan dengan tema yang sama. Serta dapat memberikan gambaran pencatatan akrual pada pemerintahan bagi pembaca. 7

KERANGKA PEMIKIRAN Pencatatan Akuntansi Berbasis Akrual Apakah Pencatatan Akuntansi Sudah Sesuai Dengan SAP Masalah Apakah Kekurangan dan Kelebihan Apliaksi SIPKD Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Sesuai Kebutuhan dan Membantu Kerja Pegawai Temuan Evaluasi Kesimpulan dan Saran 8