BAB I PENDAHULUAN. terutama dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam peranannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemian budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terjadi dari tahun ke tahun

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan

Presiden Jokowi Apresiasi 9 Kepala Daerah yang Pangkas Perizinan Pembangunan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA Ditjen. Pembiayaan Perumahan

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 07/PERMEN/M/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

Kualitas Rumah Subsidi dan KPR Bagi Pekerja Informal Menjadi Perhatian Menteri Basuki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan Sektor Properti

PEMBANGUNAN PERUMAHAN TANTANGAN, VISI, DAN ARAHAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja

PELAKSANAAN PEMBERIAN KPR BTN SEJAHTERA FLPP PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang

BAB IV PENUTUP. ditujukan bagi MBR yang memenuhi kriteria, yaitu Untuk pembelian rumah

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. KPR BTN Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin meningkat. Hal ini

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan. Rumah Sejahtera. Rumah Sejahtera Murah Tapak.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan mereka. Kenaikan penghasilan akan mendorong daya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2004).

TENTANG PENGADAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN DUKUNGAN FASILITAS SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPR BERSUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR:08/PERMEN/M/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 7/PERMEN/M/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

Elastisitas Outstanding Kredit Pemilikan Rumah dan Apartemen Terhadap Indikator Pasar Perumahan. Oleh : Tim Riset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2007 TENTANG

FOURANCY NOVERIA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak masyarakat yang masih belum mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memadai (reasonable assurance) kepada entitas tidak hanya dalam hal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. serius bagi pemerintah, adanya tuntutan masyarakat untuk dapat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia disamping

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan sector utama yang menjadi penggerak

IDENTIFIKASI PENGADAAN RUMAH SWADAYA OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tercapainya tujuan dari perusahaan, jika sumber daya manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2005 TENTANG

berkembang yang sedang melakukan pembangunan di segala bidang dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapitanya, pertumbuhan ekonomi,

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

-1- MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai dengan saat ini, kehidupan masyarakat negara Indonesia tergolong

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2015 TENTANG

Analisa Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Loan to Deposit Ratio Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Ahmad Zaki Mubarok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

STUDI PELAKSANAAN KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 01/PERMEN/M/2005

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 05/PERMEN/M/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar yang sampai saat ini belum dapat dipenuhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 06/PERMEN/M/2007 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan kehidupan, memberi arah pada pertumbuhan wilayah, memperluas lapangan kerja serta menggerakkan kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Salah satu segi dari pembangunan nasional adalah pembangunan perumahan yang ditujukan agar seluruh rakyat Indonesia menempati rumah yang layak dalam lingkup yang sehat aman, serasi dan teratur. Perumahan yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, bukanlah merupakan kebutuhan individual namun merupakan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Akan tetapi tidak semua masyarakat dapat menikmati atau memiliki rumah yag layak dan sehat serta aman, sehingga upaya untuk menambah pembangunan perumahan dan pemukiman harus terus ditingkatkan dengan harga yang terjangkau terutama dari golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Salah satu penyebab masalah-masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yang ditimbulkan oleh pertumbuhan alamiah (kelahiran) maupun urbanisasi. Wilayah kota tidak dapat secara terus menerus bertambah luas, wilayah kota akan terasa menjadi semakin sempit dan terbatas penyediaan lahan. Adanya banyak faktor pertimbangan yang umumnya melandasi pilihan mereka yang berniat untuk tetap tinggal ditengah kota meskipun harga tanah demikian mahal adalah :

1. Sarana dan ongkos transportasi dari rumah ke tempat kerja. 2. Sarana dan ongkos transportasi dari anak-anak mereka dari rumah ke sekolah. Sedangkan bagi mereka yang masih mampu mengatasi kedua faktor masalah tersebut diatas, memang banyak yang memilih untuk bermukim di pinggiran kota atau diluar kota. Disana mereka mudah untuk mendapatkan tanah yang luas dengan harga yang jauh lebih murah, disamping itu faktor kesegaran dan kenyaman udara yang hampir sama sekali bebas dari polusi udara kota akan jauh memberikan kesejukan yang lebih menyehatkan bagi mereka. Namun konsekuensi lain memang harus mereka hadapi juga, yakni bahwa mereka harus menempuh perjalanan puluhan kilometer pulang-pergi setiap hari antara rumah dan tempat kerja dengan menghabiskan waktu sampai berjam-jam dalam seharinya. Namun semua ini mereka lakukan demi adanya rumah tinggal yang dapat mereka miliki sendiri walau dimanapun letak rumah tinggal tersebut. Guna mengatasi permasalahan tersebut diatas pemerintah perlu merumuskan langkah-langkah konkrit dari semua pihak yang terkait untuk mewujudkan hal-hal tersebut. Dalam rangka pembangunan menyeluruh dan merata yang dituangkan dalam program pemerintah. Sasaran dari program-program pembangunan perumahan dan pemukiman yang tertuang dalam Peraturan Menteri No. 27 Tahun 2012 tentang Pengadaan dan Pemukiman dengan dukungan fasilitas Perumahan melalui KPR bersubsidi. Dengan demikian semakin maraknya pembangunan perumahan dewasa ini, mendorong minat masyarakat untuk membeli rumah baik untuk tempat tinggal ataupun untuk bermaksud investasi. Hal ini didukung pula dengan berbagai upaya pengembang perumahan untuk memikat pembeli rumah mulai dengan memberikan bunga yang rendah, keringanan cara membayar uang muka dengan mencicil hingga melengkapi

berbagai fasilitas penunjang kelengkapan lainnya seperti jalan yang lebar, jaringan air. Tetapi tidak semua masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dapat memenuhi kebutuhan akan rumah yang baik dan sehat. Potensi dan permasalahan yang dihadapi serta aspirasi berbagai pemangku kepentingan, maka ditetapkan visi Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2010-2014 bahwa setiap keluarga Indonesia menempati rumah yang layak huni. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dibidang perumahan dan pemukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani Kementerian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilisator maupun pelaksana pembangunan perumahan yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia. Maka dituangkan dalam Peraturan Menteri No.27 Tahun 2012 tentang Pengadaan Perumahan melalui kredit/pembiayaan kepemilikan rumah sejahtera dengan dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) bersubsidi. KPR bersubsidi FLPP adalah program subsidi pemerintah untuk menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit dan juga merupakan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan KPR SH (kredit pemilikan rumah sederhana sehat) yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana yang sudah bekerjasama dengan Kemenpera dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pemberian rumah sederhana (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembang kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

Kelompok sasarannya adalah keluarga atau rumah tangga termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan sampai sebesar Rp 4.000.000,- termasuk diantaranya adalah peningkatan pelayanan prasarana dan sarana pemukiman melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dalam penyelenggaraannya, penyediaan perumahan yang layak huni, disamping mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga mempunyai peranan penting sebagai lokomotif perekonomian nasional. Bidang investasi perumahan dan property masih menjadi pilihan utama bagi kebanyakan orang untuk menginvestasikan, banyak menganggap investasi dibidang property sebagai salah satu cara terbaik untuk mengembangkan uangnya. Secara umum investasi property dan perumahan memang bisa dibilang lebih aman ketimbang jenis investasi lainnya. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, investasi di perumahan biasanya hanya memberi tambahan 2-8 % dari Gros Domestic Product (GDP). Kombinasi dari investasi perumahan dan property memberi tambahan 5-20%, lebih lanjut kontribusi investasi dalam sektor perumahan dan properti terus meningkatkan jumlah GDP. Sejalan dengan perkembangan ekonomi, peningkatan jumlah investasi dalam sektor dan perumahan memberikan manfaat berlipat ganda di Indonesia. Karena sifatnya yang tidak begitu berpengaruh terhadap inflasi sehingga sektor ini bisa memainkan peranan yang lebih besar dalam proses recovery perekonomian Indonesia. Bukan rahasia lagi kalau sektor ini sangat sensitif terhadap isu ekonomi, politik dan keamanan. Melihat kondisi ini saat ini perubahan sekecil apapun bisa menyebabkan berpalingnya investor. Hal tersebut harus ditanggapi secara cermat agar bisa mengubah tantangan yang ada menjadi peluang bisnis.

Dalam perjalanannya Bank BTN ikut andil dalam program pembiayaan perumahan yang diprakarsai oleh Pemerintah terutama program KPR Subsidi, dimulai sejak skema Kredit Likuiditas Bank Indonesia, subsidi bunga, subsidi uang muka hingga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Konsistensi Bank BTN juga teruji saat dinamika ekonomi dan politik terjadi, penyalur KPR Subsidi BTN tetap terdepan, sehingga Bank BTN berdasarkan data Kementerian PUPR tetap mempertahankan pangsa pasarnya di KPR Subsidi sebesar 97%. Sebagai penguasa pangsa, sejak tahun 1976 Bank BTN telah mengucurkan KPR Subsidi untuk 2,9 juta unit rumah dengan total kredit mencapai Rp 84,4 Triliun. Sebagai bank yang dalam sejarahnya pernah ditunjuk pemerintah menjadi Lembaga Pembiayaan untuk menyiapkan fasilitas KPR bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah ini, Bank BTN tentu berkepentingan untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan target pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi rakyatnya. Karena itu, ketika pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla menelurkan Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat dan mengharapkan Bank BTN menjadi pemeran utama dalam merealisasikan dan menjawab kebutuhan rumah bagi rakyat kecil di Indonesia, tentu merupakan hal yang sangat tepat. Dengan diberikannya peran sentral Bank BTN dalam pelaksanaan Program Perumahan nasional yang diperuntukkan bagi rakyat tersebut, tentu tak perlu waktu lama bagi Bank BTN untuk menyatakan kesiapannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji dan mengembangkan lebih dalam lagi. Dalam hal ini mengetahui prosedur dalam pelaksanaan kredit pemilikan rumah (KPR) Sejahtera-FLPP, permasalahan apa saja yang timbul dalam pemberian kredit tersebut dan kelebihan dan kekurangan dalam kredit tersebut, maka penulis memilih judul ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN KREDIT

PEMILIKAN RUMAH (KPR) SEJAHTERA FLPP DALAM PROGRAM SEJUTA RUMAH UNTUK RAKYAT PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk, KANTOR CABANG YOGYAKARTA. Dengan kajian tersebut diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat dan menambah pengetahuan tentang kredit pemilikan rumah. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dalam Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta? 2. Permasalahan apa saja yang timbul dari Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dalam Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta? 3. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera- FLPP pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta? C. BATASAN PENELITIAN Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, pada Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera- FLPP, kelebihan dan kekurangan serta permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan prosedur tersebut, peneliti membatasi pada : 1. Kelengkapan dokumen persyaratan pengajuan KPR Sejahtera-FLPP.

2. Catatan apa saja yang terjadi dalam proses pelaksanaan kredit KPR Sejahtera- FLPP. 3. Kelebihan dan kekurangan dari kredit KPR Sejahtera-FLPP. D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta memiliki tujuan antara lain: 1. Mengetahui Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dalam Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. 2. Mengetahui permasalahan apa saja yang muncul dalam Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dalam Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP dalam Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. E. METODE PENELITIAN Metode penelitian dapat diuraikan sebagai suatu cara untuk mengerjakan suatu sistematis dan metodologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses berpikir, analisis berpikir serta mengambil kesimpulan yang tepat dalam suatu penelitian. 1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diteliti. 2. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis bertempat di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu : a. Data Primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secar langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). b. Data Sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan dalam jangka waktu 2 bulan, dengan metode wawancara dan pengumpalan data. b. Wawancara Dalam teknik ini penulis melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak yang terkait. c. Studi Kepustakaan

Dalam teknik ini penulis mengumpulkan data dengan menelusuri literatur-literatur yang berhubungan dengan materi atau objek penelitian yang kemudian dibaca dan dipahami. d. Dokumentasi Dalam teknik ini penulis mengambil data-data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini. 5. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui hasil dari suatu penelitian maka penulis mengadakan penganalisaan terhadap data yang diperoleh. F. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis. a. Penulisan ini diharapkan untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis dan praktis bagi mahasiswa maupun masyarakat dan juga dapat digunakan sebagai bahan wawancara untuk dapat menambah pengetahuan mengenai pengadaan perumahan dan pemukiman dengan dukungan fasilitas subsidi perumahan melalui KPR Sejahtera-FLPP. b. Bagi civitas akademika, dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian. c. Bermanfaat bagi penulis yaitu dalam rangka menganalisa dan menjawab keingintahuan penulis terhadap perumusan masalah dalam penelitian. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi penulis

1) Penulis dapat mengetahui Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. 2) Mengetahui relevansi antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan praktek sebenarnya di dunia kerja. 3) Menambah wawasan antara pengetahuan mengenai kredit perumahan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. b. Bagi instansi 1) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan khususnya mengenai Prosedur Pelaksanaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera FLPP. 2) Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Yogyakarta. c. Bagi Universitas Memperkenalkan dan memberikan wawasan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Perumahan terutama pada Jurusan Akuntansi. G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijabarkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuam penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan: 1. Landasan teori yang mendukung teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan, sehingga akan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang analisis dan kesimpulan yang akan diperoleh. 2. Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan memuat tentang profil perusahaan yang meliputi gambaran objek penelitian, gambaran umum perusahaan, produk- produk perusahaan, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menjabarkan tentang hasil penelitian berupa hasil dari wawancara sebagai data primer yang telah diperoleh sebagai dasar pembahasan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini merupakan bab akhir dalam tulisan dan menjelaskan tentang kesimpulan dan saran kepada pihak perusahaan.