BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini kecerdasan emosi telah diakui sebagai salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang cerdas dan berkualitas. apabila ada usaha atau upaya yang dilakukan. Niat atau tekad yang kuat yang

ARTIKEL. Penelitian ini berlatarbelakangkan: (1) Penetapan Mata Kuliah Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Elis Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). rasional berfungsi utama pada jenis Homo sapiens, makhluk mamalia

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan suatu industri yang melibatkan kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses menuju kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi

BAB I PENDAHULUAN. dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor (BB-Pascapanen) sebagai institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dampak bagi gaya hidup manusia baik positif maupun negatif. Di sisi lain kita

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dicapai setiap siswa baik dalam jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Mata pelajaran ini bertujuan untuk menjadikan warga negara yang baik dan cerdas, artinya menjadikan warga negara yang mampu berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku serta mampu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi. Menurut Branson (Wuryan dan Syaifullah, 2009: 78) pembelajaran pendidikan kewarganegaraan harus mengandung tiga komponen penting yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kepribadian kewarganegaraan (civic disposition). Salah satu komponen dari ketiganya yaitu civic disposition sangat berkaitan erat dengan kecerdasan emosional. Goleman (2000: 45) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah: kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihlebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kekuatan berfikir; berempati dan berdoa. Komponen-komponen dari pengertian kecerdasan emosional di atas, bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi sekarang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai fakta yang terjadi, misalnya perkelahian, tawuran pelajar, mudah tersinggung, melawan guru, mudah putus asa, tidak menghargai pendapat orang lain, tidak bisa bekerja sama, dan sebagainya. Contoh tindakan tersebut termasuk kurang terasahnya kecerdasan emosional. Dengan demikian, siswa tidak dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik sehingga jika hal ini dibiarkan tanpa adanya solusi, maka sedikit demi sedikit nilai dan moral yang dimiliki siswa akan

2 hilang. Padahal siswa sebagai generasi muda akan meneruskan perjuangan para pahlawan kelak. Menurut artikel yang ditulis oleh Muhtadi (2012) bahwa data Komnas Perlindungan Anak menyatakan jumlah tawuran pelajar tahun 2011 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. Hingga September 2012 terjadi 86 kali tawuran antarpelajar dengan 26 korban meninggal. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyaknya pelajar yang belum bisa mengatur emosi dan perasaannya dengan baik. Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan di SMA 3 Bandung, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terkesan sulit karena memiliki banyaknya teori yang harus difahami setiap siswa. Hal tersebut menyebabkan masih adanya anggapan bahwa mata pelajaran ini sebagai mata pelajaran yang membosankan dan jarang sekali siswa yang menjadikannya sebagai mata pelajaran favorit di sekolah. Padahal isi dari materi pendidikan kewarganegaraan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan negara. Hal tersebut menunjukkan kurangnya motivasi siswa yang berakibat kurang terasahnya kecerdasan emosional siswa. Oleh karena itu, guru PKn yang bersangkutan mencoba menghilangkan anggapan tersebut dengan menggunakan berbagai macam media yang bervariasi dalam proses pembelajaran. Mulai dari media cetak sampai media elektronik, serta media yang berbentuk audio, visual maupun audio visual beliau gunakan. Bahkan keluarga dan sekolah pun dapat dijadikan media sebagai laboratorium PKn. Selain itu pun, tokoh masyarakat pernah didatangkan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam mempelajari suatu materi. Namun menurutnya, sumber media pokok dalam proses pembelajaran adalah guru sendiri, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Anggapan di atas tak lepas dari peran para guru di sekolah sebagai pendidik dan pembimbing. Guru yang profesional tidak hanya mampu menyampaikan materi sesuai kurikulum namun juga mampu menjadikan siswa yang berkarakter,

3 sehingga dalam proses pembelajaran, guru yang baik dapat memahami keadaan siswa yang berpengaruh pula bagi metode pembelajaran yang digunakan. Namun tak sedikit guru yang kurang mampu memahami keadaan siswa dan hanya menggunakan metode konvensional dalam setiap proses pembelajaran tanpa menggunakan media maupun variasi lainnya. diperhatikan adalah gaya belajar siswa. Hal penting lain yang perlu Secara umum gaya belajar siswa terbagi menjadi 3, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual biasanya mudah untuk menerima informasi atau pelajaran dengan visualisasi dalam bentuk gambar, table, diagram, grafik, peta pikiran, goresan atau simbol-simbol. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar auditorial senang sekali jika pembelajaran dilakukan dalam bentuk cerita, lagu, syair atau senandung. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik akan mudah untuk menerima pelajaran yang diiringi dengan aktivitas motorik seperti dalam konsep penerapan/percobaan, drama, dan gerak (Gora dan Sumarto, 2010: 93). Berdasarkan pernyataan di atas, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Sehingga cara mengajar guru pun harus bervariasi. Ketidaksesuaian antara cara mengajar guru dan gaya belajar siswa dapat mengakibatkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa, maka siswa pun secara tidak langsung akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Dengan menggunakan multimedia yang bervariasi, proses pembelajaran diharapkan dapat mendorong motivasi siswa untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, maka hubungan antara guru dan siswa akan seimbang. Pada era globalisasi ini, media dalam pendidikan semakin berkembang pesat. Mulai dari media cetak sampai media elektronik. Bahkan masyarakart pun dapat dijadikan media dalam pembelajaran PKn sebagai laboratorium demokrasi. Hal tersebut bergantung pada cara guru menggunakan dan memanfaatkan media yang ada dan berkaitan erat dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Jika dalam kegiatan pembelajaran telah tercipta pembelajaran yang aktif maka kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) siswa dapat terasah, siswa dapat menguasai materi

4 yang diajarkan dan hasil belajar pun akan memuaskan. Sehingga tidak hanya Intelligence Quotient (IQ) saja yang dapat ditingkatkan melainkan juga EQ yang sangat berpengaruh bagi kehidupan siswa. Menurut hasil penelitian yang dilakukan ahli-ahli psikologi, IQ dapat digunakan untuk memperkirakan sekitar 1-20% (rata-ratanya 6%) keberhasilan dalam pekerjaan tertentu. Di sisi lain, ternyata EQ 27-45% berperan langsung dalam keberhasilan pekerjaan (Book dan Stein, 2002: 34). Oleh karena itu, seseorang yang memiliki IQ tinggi belum tentu mendapatkan keberhasilan yang maksimal jika tidak diimbangi dengan EQ yang baik pula. Begitu pun di sekolah, ada kalanya siswa yang mempunyai intelegensi tinggi namun mendapatkan hasil belajar rendah dan sebaliknya. Sehingga EQ pun perlu diperhatikan. Adapun siswa yang memiliki IQ tinggi namun kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain. Hal tersebut menunjukkan pentingnya mengasah kecerdasan EQ untuk menghindari permasalahan yang tidak diharapkan. Dalam kecerdasan emosional, siswa mampu mengenali dan menghargai dirinya sendiri dan orang lain, juga menerapkan disiplin, jujur, dan sebagainya. Dengan kata lain, kecerdasan emosional ini penting untuk dikembangkan oleh setap siswa untuk menghadapi segala yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Adapun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi dan dalam penggunaan media, perlu diperhatikan karakteristik materi yang akan diajarkan karena tidak semua materi dapat diajarkan melalui media pembelajaran seperti multimedia interaktif. Selain itu juga siswa setuju bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif menyenangkan dan dapat menarik perhatian siswa (Sihole, 2013: 91). Dengan demikian, diperlukan media yang relevan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat berpartisipasi aktif. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini berusaha menggambarkan sejauhmana hubungan penggunaan multimedia dengan kecerdasan emosional siswa, sehingga untuk mengetahui jawabannya peneliti

5 mencoba melakukan suatu penelitian dengan judul: Pengaruh Penggunaan Multimedia terhadap Kecerdasan Emosional Siswa dalam Proses Pembelajaran Pkn (Studi Korelasional Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Bandung) B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah umum untuk penelitian ini, yaitu: bagaimana pengaruh penggunaan multimedia terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa dalam proses pembelajaran PKn. Adapun rumusan masalah secara khusus untuk penelitian ini, diantaranya: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media cetak dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media elektronik dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media objek nyata dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh penggunaan multimedia terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa dalam proses pembelajaran PKn. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

6 a. Pengaruh penggunaan media cetak dalam proses pembelajaran PKn terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung. b. Pengaruh penggunaan media elektronik dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung. c. Pengaruh penggunaan media objek nyata dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa kelas XI SMA N 3 Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis, kebijakan, praktis maupun isu yang diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya pembelajaran PKn dan solusi yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam menunjang proses pembelajaran PKn agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, terutama dalam nilai dan moral. 2. Manfaat Kebijakan Membantu mensosialisasikan pentingnya menumbuhkan dan meningkatkan kecerdasan emosional yang sering dilupakan dan kurang diperhatikan. Selain itu pun diharapkan dapat memberikan pencerahan bahwa media yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak harus mahal, melainkan dapat menggunakan apapun yang ada di sekitar selama masih berkaitan dengan materi yang diajarkan. 3. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya kepada: a. Guru

7 Meningkatkan profesionalisme guru khususnya melalui penggunaan multimedia dalam pembelajaran PKn yang aktif dan menyenangkan. b. Siswa Meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran PKn. c. Sekolah Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran yang akan meningkatkan kualitas sekolah. 4. Manfaat dari Segi Isu Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahan kajian untuk memperbaiki metode yang digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran PKn serta memberikan informasi bahwa kecerdasan emosional tidak kalah pentingnya dengan kecerdasan intelektual yang lebih sering diutamakan dalam kehidupan masyarakat. E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika dari penelitian yang berjudul pengaruh penerapan penggunaan multimedia terhadap peningkatan kecerdasan emosional siswa dalam proses pembelajaran Pkn (studi korelasional terhadap siswa kelas XI SMA N 3 Bandung) adalah sebagai berikut: 1. BAB I pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II kajian teori yang meliputi kajian tentang multimedia yakni pengertian, fungsi, dan manfaat multimedia, komponen, karakteristik, dan macam multimedia pembelajaran, kriteria pemilihan multimedia pembelajaran, prinsip-prinsip penggunaan multimedia pembelajaran, prosedur pengembangan multimedia pembelajaran, dan kekurangan dan kelebihan multimedia pembelajaran; kajian tentang kecerdasan emosional yakni pengertian, jenis, dan fungsi kecerdasan emosional, faktor-faktor

8 yang mempengaruhi kecerdasan emosional dalam belajar, dan upaya pengembangan kecerdasan emosional siswa; kajian tentang pendidikan kewarganegaraan yakni pengertian, tujuan, dan fungsi pendidikan kewarganegaraan, landasan pendidikan kewarganegaraan, ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan, dan aspek kompetensi dalam pendidikan kewarganegaraan; hubungan antara multimedia pembelajaran dengan kecerdasan emosional siswa; dan penelitian terdahulu. 3. BAB III metode penelitian yang meliputi lokasi, populasi, dan sampel penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, operasionalisasi variabel, prosedur penelitian yang terdiri dari tahap pra penelitian, tahap penyusunan instrumen, uji coba instrumen, tahap perizinan penelitian, dan tahap pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data. 4. BAB IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi deskripsi umum lokasi penelitian yakni sejarah SMA N 3 Bandung dan profil SMA N 3 Bandung, deskripsi data hasil penelitian yakni pengolahan data uji coba instrumen penelitian, data hasil pengolahan angket, pengujian hipotesis, deskripsi wawancara, dan pembahasan hasil penelitian yakni pengaruh penggunaan media cetak dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa, pengaruh penggunaan media elektronik dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa, dan pengaruh penggunaan media objek nyata dalam pembelajaran PKn terhadap kecerdasan emosional siswa 5. BAB V adalah kesimpulan dan saran. Hal ini sangat penting dilakukan guna adanya follow up dari penelitian yang sudah dilakukan.

9