PENGARUH LATIHAN BOOMERANG RUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KORELASI ANTARA KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MINI

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

PENGARUH LATIHAN BALL FEELING TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) KALASAN

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

JURNAL PENGARUH LATIHAN SPEED LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SSB AKADEMI AREMA KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN DODGE BALL TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB RUMBAI PRATAMA

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

PENGARUH METODE BAGIAN TERHADAP HASIL LATIHAN KETERAMPILA TEKNIK DRIBLING

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

MENINGKATKAN KECEPATAN LARI 100 M DENGAN LATIHAN INTERVAL 1 BANDING 2 DAN 1 BANDING 3

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Oktober 2016 hal. ( )

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari pretest dan postest. Data dalam penelitian ini berupa tes kesegaran

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

OLEH : ADI PURNOMO NPM: Dibimbing oleh: 1. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. 2. Septyaning Lusianti, M.Pd

BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. digemari oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia. Eric C.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN BOOMERANG RUN DAN LATIHAN SQUAT THRUST TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DRIBBLING BOLA (The Influence of ExerciseRun Boomerang and Squat Thrust Towards Increasing Agility Dribbling the Ball) Syahruddin Dosen FIK UNM Makassar Abstrak This research aims to know the influence of exercise to increased agility run boomerang dribbling the ball, know squat thrust exercise influence towards increasing agility dribbling the ball, and want to know the difference of exercise bomerang run and squat thrust exercise against the increased agility of dribbling the ball. This type of research is a field experiment with independent variables, namely: exercise boomerang run (X1) and practice the squat thrust (X2), whereas the dependent are agility of dribbling the ball. The Club's Players in the research sample of Persisam Sampulungan Takalar as many as 40 people. Each group, the frequency of exercise 3 times a week, the old exercise every 120 minutes of meetings with the number of meetings of each group of 18 times. Analysis of data to test the hypothesis by using test-t significant extent α 0.10. The results showed that the practice of boomerang run influential significantly to increased agility ball, dribbling exercises squat thrust effect significantly to increased agility dribbling the ball, and exercise boomerang run better influence towards increasing agility dribbling the ball in the game of football than the squat thrust exercises. Key words: exercise boomerang run,squat thrust exercises, and agility PENDAHULUAN Dalam peningkatan kelincahan dribbling bola diperlukan suatu proses latihan yang sistematis, terukur dan terarah dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan dosis latihan, serta dilakukan secara berulang-ulang. Dalam penentuan materi latihan, yang menjadi bahan pertimbangan peneliti, yaitu hasil observasi terhadap Klub Persisam Sampulungan Kab Takalar pada saat bertanding. Hasil observasi dengan memperhatikan beberapa ajang ujicoba dan kompetisi yang di ikuti terlihat suatu masalah dalam penerapan teknik dasar dalam bermain sepakbola, yaitu salah satunya ketika dribbling bola untuk melewati lawan atau membuka ruang untuk melakukan shootingmaupun passing keteman seregu, pemain sering salah dan kehilangn bola. Hal ini disebabkan karena minimnya aspek kelincahan dari kaki dan penguasaan bola untuk menghindari hadangan lawan yang ingin merebut bola. Jika melihat hal tersebut, maka peneliti mencoba untuk memberikan treatmen dengan latihan peningkatan kelincahan yaitu latihan boomerang rundan latihan squat thrustterhadap efektifitas kelincahan dribbling bolakepada pemain Klub Persisam Sampulungan Kab Takalar.Untuk meningkatkan prestasi persepakbolaan, peningkatan kelincahan pemainsepakbola merupakan rangkaian bentuk gerakan kecepatan yang kemudian dilengkapi dengan unsur 1

keseimbangan dan kemampuan mengubah arah. Kemampuan fisik dan teknik dasar tersebut tidak akan mengalami peningkatan jika tidak ditunjang oleh program latihan yang efektif. Soekarman (1987:225)mengemukakan bahwa seseorang yang dapat memiliki kelincahan sangat membantu seorang pemain sepakbola untuk bergerak membawa atau menggiring bola, bergerak dengan cepat secara tiba-tiba sebelum menerima bola terutama tindakan antisipasi untuk menghindari penjagaan atau hadangan pemain lawan.menurut Harsono (1988:172) ada beberapa bentuk latihan yang perlu di gunakan untuk meningkatkan kelincahan, yaitu latihan boomerang run dan latihan squat thrust. Latihan Boomerang Runmerupakan latihanmotor ability yang sangat penting disemua cabang olahraga, khususnya pada permainan sepakbola. Semua teknik dasar dalam permainan sepakbola membutuhkan latihan ini karena mampu menciptakan kualitas gerak mengubah arah yang menunjukkan suatu pergerakan secara maksimal dan cepat.efektifitas latihan ini memungkinkan meningkatkan kelincahan secara maksimalkarenamempunyai kemampuan bagi atlet untuk dapat melakukan gerak dengan kecepatan tanpa kehilangan keseimbangan. Menurut Widiastuti (2011:125) bahwa agility atau kelincahan adalah komponen penting yang dibutuhkan oleh hampir seluruh cabang olahraga. Latihan boomerang run bertujuan Untuk melatih kelincahan karena unsur yang terkandung dalam latihan boomerang run merupakan komponen gerak kelincahan yaitu lari dengan mengubah arah, mengubah posisi tubuh, kecepatan dan keseimbangan. Latihan squat thrustmerupakan hal yang sangat penting dalam melakukan gerakan karena dengankecepatan bergerak dan reaksi mengubah arah dapat di optimalkan. Latihan squat thrust berkontribusi dengan dari dan dalam beberapa keterampilan keseimbangan, kecepatan juga agility (Harsono, 1988:224). Untuk menjaga latihansquat thrust dalam melakukan kegiatan jasmani, gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan. Latihan squat thrust sebagai bentuk latihan gerakan kelincahan yang mempertahankan posisi tubuh saat bergerak. Latihan ini merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan gerakan khususnya pada gerakan kaki karena latihan squat thrustini mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan beberapa ketangkasan juga kecepatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eskperimen. Variabel bebas yaitu: latihan boomerang run (X1) dan latihan squat thrust (X2), sedangkan variabel terikat adalah kelincahan. Sampel penelitian adalah Pemain Klub Persisam Sampulungan Takalar sebanyak 40 orang. Instrumen tes menggunakan shuttle run. Frekuensi latihan 3 kali seminggu, lama latihan setiap pertemuan 120 menit dengan jumlah pertemuan setiap kelompok 18 kali.analisis data untuk menguji hipotesisdengan menggunakan uji-t taraf signifikan 95% atau α = 0,05. Hasil Penelitian Tabel 1.Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Prestest Boomerang Run 15 3.09 8.38 11.47 9.522 0.85408 2

prestest squat 10.02 15 3.40 8.52 11.92 thrust 33 Tabel2.Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel N Rang e Postest Boomerang Run postest squat thrust Minimu m Maximu m 15 3.11 7.64 10.75 15 3.44 8.17 11.61 Mean 8.752 0 9.743 3 Std. Deviati on.87637 1.15158 1.09519 a. Ada Pengaruh Latihan Boomerang Run Terhadap Peningkatan Kelincahan DribblingBola Tabel 3.Hasil Analisis Uji T Berpasangan Pretest Dan Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run Terhadap Peningkatan Kemampuan Dribbling Bola Variabel T df Sig. (2-tailed) prestest dribbling boomerang run - postest dribbling boomerang run 31.586 14.000 Berdasarkan tabel 3. rangkuman pretest dan posttest hasil analisis data peningkatan kelicahan dribbling bola bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan boomerang run terhadap peningkatan kelincahandribbling bola dengan t-hitung sebesar 31.586 (p =0.000 < α 0.05). Nilai rata-rata posttest lebih besar daripada nilai pretest atau (8.75 : 9.52) dengan selisih (0.77). b. Ada Pengaruh Latihan Squat Thrust terhadappeningkatan KelincahanDribbling Bola Tabel 4.Hasil Analisis Uji T Berpasangan Pretest Dan Posttest Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan Kelincahan Dribbling Bola. Variabel T Df Sig. (2-tailed) prestest dribbling squat thrust - postest dribbling squat thrust 6.163 14.000 Berdasarkan tabel 4 rangkuman pretest dan posttest hasil analisis data peningkatan kelincahandribbling bola, bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan squat thrust terhadap peningkatan kelincahandribbling bola diperoleh t-hitung = 6.163 (p = 0.000 < α 0.05). Nilai ratarata posttest lebih besar daripada nilai pretest atau (9.74 : 10.02) dengan selisih (0.28). c. Ada Perbedaan Pengaruh Latihan Boomerang Run dan Latihan Squat ThrustTerhadapPeningkatan Kelincahan dribblingbola. Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Anova Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel F-hitung Sig α 3

Kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan 7.371 0.013 0.05 squat thrust Berdasarkan tabel 5 hasil analisis data posttest kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan squat thrust diperoleh nilai F-hitung sebesar 7.371 (p= 0.013 < α 0.05), berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan squat thrust terhadap peningkatan kelincahandribblingbola. Nilai rata-rata Posttestboomerang run= 0.77 sedangkan nilai rata-rata posttestsquat thrust= 0.28. Hasil ini menunjukkan bahwa latihan boomerang runlebih baik meningkatkan kelincahan dribbling bola dari pada latihan squat thrust. Pembahasan 1. Pengaruh Latihan Boomerang Run terhadap Peningkatan KelincahanDribblingBola. Latihan boomerang run merupakan salah satu bentuk latihan untuk membentuk kelincahan. Latihan ini merupakan jenis latihan yang melatih keseimbangan dan ketangkasan saat sedang bergerak atau berlari. Latihan boomerang run dilakukan dengan gerakan mengubah arah secara cepat dengan titik balik yang sudah disiapkan. Tujuan lari boomerang adalah untuk menguasai keterampilan lari, menghindar dan mengubah arah dari berbagai titik atau tanda baik orang maupun benda yang ada disekeliling. Latihan boomerang run yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang akan berdampak terhadap perkembangan aspek kecerdasan gerak khususnya meningkatnya mutu keterampilan dribbling bola dalam bermain sepakbola karena teknik dasar ini sangat penting dimiliki oleh pemain sepakbola.kelincahandribbling bola yang dilakukan oleh pemain tentunya tidak semudah yang kita bayangkan atau secara langsung kita lihat. Tetapi kemampuan tersebut merupakan hasil dari peningkatan kemampuan komponen biomotor (endurance, musculus power, flexibility, balance, speed, coordination, reaction, accuracy) dan melalui mekanisme yang rumit yang melibatkan dari beberapa kondisi sistem organ, yaitu sistem neuromuscular, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem glikosis anaerobik. Giriwioyo (2012:331) mengemukakan bahwa ditinjau dari sudut pandang ilmu faal latihan teknikakan melatih koodinasi fungsi sarafotot (neuro-muskular) dan membentuk refleks bersyarat, yaitu menghasilkan gerakan-gerakan yang cepat dan efisien seperti suatu refleks. Organ-organ tubuh ini bekerja secara bersinergis sesuai dengan fungsinya. Perkembangan kemampuan pengolahan informasi seorang pemain setelah melalui proses latihan teknik gerak akan memperkuat kesadaran informasi seorang pemain dan setelah melalui proses latihan teknik gerak akan memperkuat kesadaran sensori yang diawali oleh ssstem saraf dan berakhir pada sendi dan otot.adaftasi sistem kardiovaskuler terhadap beban latihan secara terus menerus akan berpengaruh terhadap perubahan-perubahan pada curah jantung, volume darah, dan kapasitas angkut darah arteri terhadap oksigen, hal demikian disebabkan oleh serabutserabut otot jantung yang mengalami hipertrofi. Wiarto (2013:46) mengatakan bahwa: dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus menerus dan berkesinambungan, secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan jantung dalam memopa darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum latihan. Sejalan dengan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas latihan, tentunya akan ada perubahan pada sistem respirasi, yaitu dengan peningkatan pada ventilasi paru dikarenakan rongga yang menjadi luas sehingga mampu mencukupi oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan. Dalam 4

aktifitas latihan boomerang run dengan durasi mencapai 30 detik yang kebutuhan energinya dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerobik. Saryono (2011:98) berpendapat bahwa sistem glikogen asam laktat menghasilkan ATP selama 30-40 detik untuk aktivitas maksimun dan otot memperoleh glukosa dari darah dan simpanan glikogen. Energi yang dihasilkan oleh sistem glikolisis anaerobik diperoleh dari karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di dalam otot dan hati dan menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Penumpukan asam laktat pada otot akan menyebabkan terjadinya rasa nyeri dan kelelahan pada otot sehingga dibutuhkan istirahat dan harus diselingi dengan interval. Selama interval berlangsung terjadi proses pengisian oksigen. Oksigen (O2) dibutuhkan dalam pembakaran bahan bakar guna mendapatkan energi pada otot untuk berkontraksi. Selaras dengan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa latihan boomerang run yang dilakukan secara berulang-ulang dapat melatih kemampuan biomotor dan fungsi organ tubuh terutama meningkatkan koordinasi neuromuscular sehingga dapat menghasilkan keterampilan gerak dan teknik menggiring bola dalam bermain sepakbola yang cepat, tepat, dan efisien. 2. Pengaruh Latihan Squat Thrust TerhadapPeningkatan kemampuan dribbling Bola Hasil pretest dan posttest peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan setelah diberikan perlakuan berupa latihan squat thrust. Latihan squat thrust merupakan suatu latihan untuk melatih kemampuan kaki untuk bisa bergerak lincah dan hal ini sangat dibutuhkan dalam melakukan teknik dribbling bola pada permainan sepakbola yang mana diketahui dalam dribbling bola dibutuhkan kelincahan untuk menghindari hadangan lawan dan membuka ruang untuk melakukan tendangan. Latihan pendahuluan (Warming up) sebelum memasuki latihan inti (latihan squat thrust) merupakan hal utama yang harus dilakukan pemain (atlet). Latihan inti berupa latihan squat thrust, tiap satu kali tatap muka terdiri dari 3 set dan dalam tiap set terdiri dari 4 repetisi sampai pada minggu ke 6 dan peningkatan intensitas latihan difokuskan pada jumlah gerakan setiap satu menit. Menurut Santosa (2012:197) bahwa kerja otot dengan durasi antara 30 detik 3 menit, menghasilkan sejumkah besar asam laktat yang merupakan hasil akhir dari olahdaya glikolisis anaerobik. Tujuan dari peningkatan intensitas dalam latihan ini supaya ada peningkatan beban yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Prinsip latihan berperan penting terhadap peningkatan beberapa aspek yaitu fisiologis dan psikologis. Menurut Harsono (1988:115) bahwa perubahan-perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih dan berlatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload, dimana kita secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetition), serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Dengan mentaati prinsip-prinsip latihan akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas latihan. Latihan squat thrust menuntut seseorang untuk bergerak secepat mungkin dengan mobilitas dan intensitas yang tinggi, sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan biomotor yang meliputi kekuatan, daya tahan otot, fleksibiltas, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, reaksi, dan ketepatan dalam melakukan gerakan teknik dribbling bola dalam bermain sepakbola. Sumber energi yang pertama-tama digunakan yaitu melalui pemanfaatan molekul energy ATP-PC (adenosine trifosfate-phospate creatine) yang berlangsung kira-kira 1-6 detik. Apabila aktifitas masih berlanjut, maka secara ototmatis kebutuhan energi dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerobik yang menghasilkan energi dari karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen didalam otot dan hati serta menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Saryono (2011:96) 5

menjelaskan bahwa: reaksi anaerobik berjalan cepat, laju glukosa sekitar 30-60 detik sehingga dibutuhkan banyak glukosa. Aktifitas anaerobik merupakan aktifitas dengan intensitas tinggi yang membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang singkat tetapi tidak dapat dilakukan secara kontinyu dalam waktu yang lama. Untuk kelangsungan latihan squat thrust dibutuhkan waktu istirahat (interval) untuk pengisian oksigen agar ATP dapat diregenerasi kembali atau untuk pembentukan energi di otot sehingga dapat melakukan latihan kembali. Disamping itu, dari pelaksanaan latihan squat thrust ini secara teratur yang berpedoman pada prinsip-prinsip dan dosis latihan terlihat adanya efek latihan, yaitu adanya hypertofi pada otot. Hypertrofi adalah pembesaran otot akibat peningkatan jumlah filament aktin dan filament myosin dalam setiap serat otot. Ini terbukti dari adanya peningkatan kemampuan dribbling bola yang dilihat dari tes awal dan tes akhir. Ini terjadi karena respon terhadap kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal. Menurut Saryono (2011:115) bahwa hipertrofi otot terjadi dalam respon terhadap strees akibat kekuatan yang tinggi (latihan ketahanan). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah dan sifat dari suatu latihan akan berdampak terhadap peningkatan kemampuan biomotor yang dipengaruhi oleh sistem organ sehingga menghasikan mutu keterampilan menggiring bola yang baik dalam bermain sepakbola. Latihan squat thrust yang dilakukan selama 6 minggu (18 kali pertemuan) yang diterapkan dengan memperhatikan prinsipprinsip latihan, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan. Dengan kelincahan kaki dan didukung dengan penguasaan bola yang baikakan meningkatkan kelincahandribbling bola seorang pemain sepakbola. 3. Perbedaan Pengaruh Latihan Boomerang Run dan Latihan Squat ThrustTerhadapPeningkatan KelincahanDribblingBola. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust merupakan bentuk latihan kelincahan. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat sambil berlari. Menurut Harsono (1988:172) bahwa orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kelincahan sangat dibutuhkan oleh seorang pemain sepakbola. Pemain yang memiliki kelincahan akan memudahkan dalam melakukan pergerakan dalam permainan sepakbola khususnya pada saat menggring bola karena sangat diperlukan untuk bisa melewati hadangan lawan tanpa kehilangan bola dan juga mencegah terjadinya cidera. Salah satu faktor pendukung dalam menguasai keterampilan menggiring bola dalam bermain sepakbola adalah kelincahan kaki, dimana seorang pemain sepakbola didalam menggiring bola harus memiliki kelincahan yang cepat untuk bisa bergerak secara tiba-tiba dan mengubah arah untuk menghindari lawan tanpa kehilangan keseimbangan dan penguasaan bola. Dalam pelaksanaan latihan boomerang run setiap pemain dituntut untuk bergerak cepat dengan cara berlari kemudian mengubah arah dengan kecepatan maksimal melewati titik atau tanda yang telah ditentukan. Sama halnya dengan latihan squat thrust, dimana setiap pemain dituntut untuk lebih aktif dan cepat dalam bergerak. Disamping itu, pemain juga melakukan gerakan membungkukkan badan kemudian melemparkan kedua kaki kebelakang sampai tumit lurus dengan punggung dan kedua tangan lurus (seperti posisi push up) lalu secara cepat kembali keposisi semula berdiri tegak. Perbandingan antara kedua kelompok tersebut, yaitu: 1). Latihan boomerang run dilakukan dengan berlari dengan mengubah arah dengan kecepatan maksimal yang melewati empat titik atau cone yang dipasang membentuk segitiga dengan titik poros berada 6

ditengah. (2). Latihan squat thrust hanya melakukan gerakan efektif dan cepat dengan berdiri tegak lalu membungkukkan badan kemudian melemparkan kedua kaki kebelakang dan kedua tangan lurus menyentuh lantai seprti posisi push up lalu berdiri tegak seprti semula. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust merupakan bentuk latihan kelincahan kaki namun ada perbedaan hasil pencapaian kemampuan dribbling bola saat tes akhir (posttest) dari kedua bentuk latihan tersebut, dimana latihan boomerang run lebih baik dari latihan squat thrust. Widiastuti (2011:125-126) mengatakan bahwa tujuan boomerang run adalah untuk mengukur kelincahan gerak seseorang dan bentuk latihan boomerang run yang paling awal dituliskan untuk mengetahui tingkat kelincahan seseorang. Unsur gerak yang terdapat pada latihan boomerang run,yaitu dengan berlari mengubah arah dan posisi tubuh, kecepatan, dan keseimbangan yang juga merupakan komponen gerak kelincahan. Dibandingkan dengan metode latihan boomerang run, latihan squat thrust kurang efektif dalam meningkatkan kelincahan pemain sepakbola dalam menggiring bola. Hal ini disebabkan karena gerakan pada latihan squat thrust adalah melemparkan kedua kaki secara bersamaan kemudian menarik kedua kaki masuk kebadan (dari posisi push up menjadi posisi jongkok) tanpa ada gerakan berlari. Sementara dalam menggiring bola, pemain perlu memiliki kelincahan saat berlari membawa bola sehingga gerakan squat thrust dapat dikatakan berlawanan dengan gerakan pada saat menggiring bola dalam permainan sepakbola. Berbeda pada latihan boomerang run, yaitu berlari dengan mengubah arah dan posisi tubuh dengan memutari titik atau tanda yang telah ditentukan dan sama halnya dalam menggiring (dribbling) bola untuk melewati hadangan lawan seorang pemain harus memiliki kelincahan kaki dan keseimbangan yang bagus untuk bisa melakukan dribbling bola atau membawa bola kesegala arah. Perbandingan kedua bentuk latihan kelincahan ini dapat dikemukakan bahwa latihan boomerang run memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan dribbling bola pemain dibandingkan dengan latihan squat thrust. Latihan boomerang run lebih maksimal dalam pencapaian peningkatan kelincahan dribbling bola pemain sepakbola karena latihan boomerang run lebih berfokus pada kelincahan kaki saat berlari melewati rintangan sedangkan latihan squat thrust kurang fokus dalam meningkatkan kelincahan kaki pemain. Dipertegas Widiastuti (2011:170) bahwa tujuan squat thrust, yaitu untuk mengukur speed, power, agility, dan coordinasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa 1. Latihan boomerang run yang dilakukan secara sistematis dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab.Takalar. 2. Latihan squat thrust yang dilakukan secara sistematis dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab. Takalar. 3. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan teknik menggiring (dribbling) bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab. Takalar, dimana latihan boomerang run memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan latihan squat thrust. 7

DAFTAR PUSTAKA Giriwijoyo, H.Y.S Santosa dan Dikdik Zafar Sidik. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak kusuma. Saryono. 2011. Biokimia Otot. Yogyakarta : Nuha Medika. Soekarman. 1987.Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: KPT Inti Idayu Press Wiarto, Giri. 2013. Fisiologidanolahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widyastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. 8