Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

APLIKASI GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE DIPOLE UNTUK PENDUGAAN ASBUTON

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

INVESTIGASI GERAKAN TANAH DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI SEKITAR LERENG BGG JATINANGOR

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

KAJIAN GERAKAN TANAH DENGAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DI JALAN KERETA API KM 12 TUNTANG-KEDUNGJATI JAWA TENGAH

Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENERAPAN METODE GEOLISTRIK-2D UNTUK IDENTIFIKASI AMBLASAN TANAH DAN LONGSORAN DI JALAN TOL SEMARANG SOLO Km Km

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

PEMODELAN 3D RESISTIVITAS BATUAN ANDESIT DAERAH SANGON, KAB. KULONPROGO, PROVINSI DIY

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

Gravitasi Vol. 14 No.2 (Juli-Desember 2015) ISSN:

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

PENERAPAN METODE GEOLISTRIK-2DUNTUK IDENTIFIKASI AMBLASAN TANAH DAN LONGSORAN DI JALAN TOL SEMARANG SOLO KM KM

Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menentukan Struktur Tanah di Halaman Belakang SCC ITS Surabaya

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

BAB III LANDASAN TEORI

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Analysis of Chromite Vein At The Subsurface Using Geoelectrical Method Wenner-Schlumberger Configuration

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

III. METODE PENELITIAN

POTENSI SUMBERDAYA AIR TANAH DI SURABAYA BERDASARKAN SURVEI GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis merupakan negara yang mempunyai ketersediaan air yang cukup.

METODE EKSPERIMEN Tujuan

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK UNTUK PENELITIAN AIR TANAH, DI ASRAMA RINDAM - SENTANI, KABUPATEN 7AYAPURA, PROPINSI PAPUA

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

STUDI TAHANAN JENIS BATUAN UNTUK IDENTIFIKASI MINERAL BIJIH BESI DI TEGINENENG LIMAU TANGGAMUS

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

3. HASIL PENYELIDIKAN

Eksplorium ISSN Volume 34 No. 1, Mei 2013: 11-22

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS 5.1 Penampang Hasil Curve Matching

STUDI SEBARAN BATUAN INTRUSI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

BAB II TINJAUAN UMUM

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

Optimalisasi Desain Parameter Lapangan Untuk Data Resistivitas Pseudo 3D

IDENTIFIKASI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN KROMIT DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

PEMETAAN POTENSI AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR PANTAI BATAKAN KABUPATEN TANAH LAUT

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Transkripsi:

Pendugaan Mineral Kromit dengan Metode Electricalresistivity Tomography di Daerah Wosu-Morowali Sulawesi Tengah Budy Santoso*, Eddy Supriyana, Bambang Wijatmoko Departemen Geofisika, FMIPA, Universitas Padjadjaran *E-mail: budi@geophys.unpad.ac.id Abstrak Mineral kromit di daerah Wosu, Bungku Barat, Morowali terdapat pada endapan plaser. Penyebaran mineral kromit di daerah penelitian dapat diketahui dengan menggunakan Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT adalah metode pengukuran resistivitas dipermukaan tanah dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi resistivitas bawah permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra bawah permukaan. Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam akuisisi data ERT yaitu Konfigurasi Wenner. Pengolahan data menggunakan program inversi Earth Imager 2D/3D. Berdasarkan hasil pengukuran ERT yang telah dikorelasikan dengan hasil test pit, mineral kromit terdapat pada lapisan pasir dengan fragmen batuan peridotit, rijang dan fragmen batu gamping dengan nilai resistivitas (73 188) Ohm.m, sedangkan nilai resistivitas (16 72) Ohm.m di duga pasir dengan fragmen kerikil kerakal,sedangkan bedrock diduga terdapat pada lapisan yang memiliki nilai resistivitas < 16 Ohm.m Kata Kunci: Earth-Imager, fragmen peridotit, plaser dan Wenner 1. Pendahuluan Daerah Wosu, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Gambar 1) merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya alam diantaranya mineral kromit. Mineral kromit (FeCr 2 O 3 )merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan bijih logam kromium. Mineral ini terdapat dalam batuan beku ultramafik seperti batuan peridotit yang berasosiasi dengan komplek ofiolit. Endapan kromit di daerah Morowali diperkirakan berkaitan dengan keberadaan ofiolit di bagian baratdaya-baratlaut Sulawesi. SULAWESI TENGAH Lokasi penelitian Gambar 1. Lokasi penelitian di daerah Wosu, Bungku Barat, Morowali, Sulawesi Tengah Menurut Simandjuntak, dkk (1993), stratigrafi daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4satuan batuan, terdiri atas : Aluvium (Qa), merupakan endapan paling muda berumur Holosen, terdiri dari : lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal. Formasi Tomata (Tmpt), berumur Plistosen, terdiri dari : perselingan antara batupasir, konglomerat, batulempung, dan tuf dengan sisipan lignit, Komplek Ultramafik, berumur Kapur terdiri dari : sepentinit, dunit, gabro, peridotit, harzburgit, wehrlit dan diabas, Formasi Tokala, berumur Trias, terdiri dari : perselingan batugamping klastik, serpih, napal, batupasir sela wake, dan lempungpasiran dengan sisipan argilit. Endapan kromit sekunder terdapat dua jenis, yaitu pasir hitam dan tanah laterit.proses pelapukan terhadap batuan yang mengandung kromit mengakibatkanterjadinya akumulasi butirbutir kromit yang berbentuk pasir berwarna hitam. Hal ini dapat terjadi karena kromit mempunyai berat jenis tinggi dan tahan terhadap pelapukan. Pada daerah tropis, pelarutan mineral silikat yang terdapat dalam batuan ultramafik dapat menghasilkan tanah laterit yang mengandung kromit walaupun kecil. Berdasarkan penelitian terdahulu keterdapatan endapan kromit di daerah Bungku Barat, SulawesiTengah diperkirakan merupakan endapan yang terbentuk dari akumulasi hasil desintegrasi fragmen batuan konglomerat dengan komponen batuan beku ultrabasa (peridotit,harzburgite) yang mengalami pelapukan kemudian tertransportasi oleh media air, baik oleh aliransungai maupun arus 72

gelombang laut sepanjang pantai sehingga membentuk endapaan alluvial pantai (Toreno, 2010). Berdasarkan kajian geologi dan penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan metode Geolistrik Electrical Resistivity Tomography (ERT). Metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan resistivitas mineral kromit dengan resistivitas batuan disekitarnya. Hasil pengukuran ERT dapat mencitrakan sebaran resistivitas bawah permukaan daerah penelitian secara lateral dan vertikal. Setelah dikorelasikan dengan data geologi setempat dan data test pit, citra resistivitas mineral kromit hasil pengukuran ERT dapat diketahui. 2. Metode Metode Geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode GeolistrikElectrical Resistivity Tomography (ERT). Metode ERT adalah Metode pengukuran resistivitas dipermukaan tanah / batuan dengan menggunakan banyak elektroda, agar diperoleh variasi distribusi resistivitas bawah permukaan secara lateral dan vertikal, sehingga didapatkan citra bawah permukaan (Santoso,B.,dkk, 2016). Metode ERT merupakan salah satu metode geolistrik yangsering digunakan untuk eksplorasi mineral logam (Reynolds, 1998). Pemilihan metode ERT didasarkan atas hipotesis bahwa mineral kromit memiliki kontras resistivitas terhadap batuan di sekitar lingkungan pengendapan mineral, seperti : pasir, lempung, fragmen batuan peridotit, dan fragmen batugamping. Adanya kontras resistivitas memungkinkan pendugaan keberadaan mineral kromit dapat di deteksi menggunakan metode ERT. Dalam metode ERT, sifat aliran listrik yang dipelajari adalah resistivitas batuan. Resistivitas batuan merupakan besaran fisika yang berhubungan dengan kemampuan suatu batuan dalam menghantarkan arus listrik. Lapisan batuan yang mempunyai nilai resistivitas rendah berarti mudah menghantarkan arus listrik, sebaliknya jika lapisan batuan mempunyai nilai resistivitas tinggi berarti sulit menghantarkan arus listrik. Pada Gambar 2 ditunjukkan skema pengukuran resistivitas,arus listrik di injeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus (C 1 dan C 2 ), kemudian respon beda potensial antara dua titik dipermukaan yang diakibatkan oleh aliran arus tersebut, diukur melalui dua elektroda potensial (P 1 dan P 2 ). Berdasarkan nilai arus listrik (I) yang diinjeksikan dan beda potensial (ΔV) yang ditimbulkan, besarnya resistivitas ( )dapat dihitung dengan persamaan rumus dibawah ini : V K (1) I Parameter K disebut faktor geometri. Faktor geometri merupakan besaran koreksi terhadap perbedaan letak susunan elektroda arus dan potensial. Oleh karena itu, nilai faktor geometri ini sangat ditentukan oleh jenis konfigurasi elektroda yang digunakan. C P1 P2 Medium Bumi (Lapisan Tanah) Gambar 2. Skema susunan elektroda arus dan potensial 2.1 Metode Pengumpulan Data Akuisisi data ERT diperolehmenggunakan alat Res dan IP Meter Supersting R8dengan switch box 56 elektroda. Jumlah lintasan sebanyak 4 lintasan dengan panjang masing-masing lintasan 1100m.Lokasi pengukuran ERT di sekitar pantai dengan posisi lintasan ERT tegak lurus pantai. Konfigurasi elektroda yang digunakan dalam akuisisi data ERT, yaitu konfigurasiwenner. Sistematika pengukuran ERT dengan konfigurasi Wenner ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Skema pengukuran ERTdengan konfigurasi Wenner (Loke,2004) Pada Gambar 3, C 1 dan C 2 adalah pasangan elektroda arus, P 1 dan P 2 adalah pasangan elektroda potensial dan a adalah spasi antar elektroda dengan jarak yang sama. Faktor geometri (K) konfigurasi Wenner dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini : K 2 a (2) I V Nilai resistivitasnya dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini : V s 2 a (3) I dengan s : resistivitas semu (Ohm.m), V : beda potensial (V), I : arus yang diinjeksikan (A), dan a : jarak antara elektroda (m). C 73

Pertimbangan akusisi data ERT dengan konfigurasi Wenner karena memiliki resolusi lateral yang tinggi.mineral kromit di daerah penelitian merupakan mineral kromit sekunder dengan arah penyebaran secara lateral pada tanah laterit dan pasir pantai. 2.2 Metode Analisis Data Data mentah yang diperoleh dari hasil pengukuran ERTmasih merupakan nilai resistivitas semu. Untuk memperoleh nilai resistivitas sebenarnya, maka dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak inversiearth Imager 2D/3D. Dalam menganalisis data ERT diperlukan nilai resistivitas batuan / mineral. Resistivitas batuan / mineral ditentukan secara insitu serta dari penelitian terdahulu. Resistivitas batuan dan mineral secara insitu dilakukan berdasarkan data ERT lintasan 1yang dikorelasikan dengandata test pit (Tabel 3), sedangkan resistivitas referensi menggunakan hasilpenelitian terdahulu mengenai kromit pada endapan plaser (Tabel 1). Tabel 1. Resistivitas Batuan dan Mineral pada Endapan Plaser No. 1 Batuan / Mineral Pasir, fragmen batuan peridotit, gravel, kromit konsentrasi sedang Resistivitas (Ohm.m) 146 295 2 Pasir < 72 Sumber: Santoso,B dan Subagio, 2016: 183 Data ERT dianalisis berdasarkan nilai resistivitas batuan / mineral. Data yang dianalisis yaitu mineral kromit, fragmen batuan dan batuan yang terdapat pada lingkungan pengendapan. Dalam melakukan analisis dan interpretasi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Penampang ERT hasil inversi harus sesuai dengan model geologi di daerah penelitian. 2. Nilai RMS error hasil dari pemodelan resistivitas harus kecil (< 10%), sehingga penyimpangan nilai resistivitas dan kedalaman kecil. 3. Jika hasil pemodelan RMS error nya kecil (misalnya 3%) tetapi model geologinya tidak sesuai, maka harus dilakukan pemodelan kembali dengan metode inversi lain yang terdapat pada software tersebut. 4. Interpretasi dilakukan menggunakan nilai resestivitas secara insitudan resistivitas dari referensi lain dengan kondisi geologi yang sama. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari penampang ERT sebanyak 4 penampang dan data test pit. Penampang ERT diperoleh dari pemodelan resistivitas dengan perangkat lunak inversi Earth Imager2D/3D dengan rms error< 3%.Test pit dilakukan pada lintasan 1 elektroda 28 yang diduga terdapat anomali, dengan tujuan untuk memperoleh resistivitas mineral kromit secra insitu.hasil test pit / sumur uji pada lintasan 1 elektroda 28ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkah hasil korelasi dengan penampang ERT ditunjukkan pada Tabel 3. No Tabel 2. Data Test Pit Lintasan 1 Elektroda 28 Kedalaman (m) 1 0,5-1 2 1-1,5 3 1,5-2 4 2-2,5 No Deskripsi Pasir kasar dengan fragmen batuan peridotit, koral, batugamping dan batu rijang Gravel dengan fragmen batuan peridotit, koral, batugamping, well rounded dengan matriks pasir halus dan kasar. Pasir dengan matriks pasir, matriks mineral kromit dan fragmen batuan peridotit. Pasir dengan matriks pasir, matriks mineral kromit dan fragmen batuan peridotit. Tabel 3. Korelasi Data Test Pit denganpenampang ERTLintasan 1 Elektroda 28 Kedalaman (m) 1 0,5 2,5 Deskripsi batuan Mineral kromit berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit,interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang dan fragmen batu gamping. Resistivitas (Ohm.m) 73-188 Nilai resistivitas pada Tabel 1 dan Tabel 3 selanjutnya digunakan sebagai referensi dalam melakukan interpretasi. 3.1 Penampang ERT Lintasan 1 Penampang ERT lintasan 1 ditunjukkan pada Gambar 4. Resistivitas tinggi dengan nilai : (73 188) Ohm.m terdapat pada jarak : (457 777) m, kedalaman : (0 2,5) m,merupakan mineral kromit yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, dan fragmen batu gamping. Resistivitas sedang dengan nilai : (16 72) Ohm.m terdapat pada jarak : (0 877) m diduga sebagai pasir dengan fragmen kerikil dan kerakal. Resistivitas rendah dengan nilai < 16 Ohm.m di duga sebagai bed rock. 74

3.2 Penampang ERT Lintasan 2 Pada Gambar 5 ditunjukkan penampang ERT lintasan 2.Indikasi mineral kromit dengan nilai resistivitas tinggi: (150 248) Ohm.m terdapat dekat dengan permukaan pada jarak : (560 840) m. Pada jarak 159 m terdapat pola-pola lensa dengan nilai resistivitas : (42 63) Ohm.m yang diduga sebagai pasir dengan fragmen kerikil dan kerakal. Resistivitas rendah dengan nilai < 16 Ohm.m diduga merupakan bed rock. Gambar 4. Penampang ERT Lintasan 1 Gambar 5. Penampang ERT Lintasan 2 Gambar 6. Penampang ERT Lintasan 3 Gambar 7. Penampang ERT Lintasan 4 75

3.3 Penampang ERT Lintasan 3 Pada penampang ERT lintasan 3 (Gambar 6), terdapatresistivitas rendah dengan nilai < 15,8 Ohm.m yang diduga sebagai bedrock. Indikasi pasir dengan fragmen kerikil dan kerakal terdapat pada jarak (0 1079) m dengan nilai resistivitas sedang : (16 37) Ohm.m. Indikasi mineral kromit yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, dan fragmen batu gampingterdapat pada jarak : (479 599) m, pada jarak : (479 599) m dan (920 1079) m, dengan nilai resistivitas tinggi : (73 85) Ohm.m. 3.4 Penampang ERT Lintasan 4 Resistivitas tinggi (Gambar 4) dengan nilai 50 Ohm.m terdapat pada jarak : (800 860) m dan pada jarak (900 980) Ohm.m, diduga merupakan mineral kromit yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, interkalasi dengan matriks pasir, fragmen rijang dan fragmen batu gamping. Indikasi pasir dengan fragmen kerikil dan kerakalterdapat pada jarak (380 440) m dengan nilai resistivitas sedang: (16 27) Ohm.m. Indikasi bed rock dengan nilai resistivitas < 14 Ohm.m terdapat pada lapisan paling bawah. 3.4 Lingkungan Pengendapan Mineral Penampang ERT-3D (lintasan 2,3,4) ditunjukkan pada Gambar 8. Resistivitas tinggi dengan nilai > 75 Ohm.m terdapat di sebelah Timur, diduga merupakan mineral kromit yang berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, dan fragmen batu gamping. Batuan induk (batuan pembawa kromit) yaitu batuan Peridotit terdapat di komplek ultramafik terdapat disebelah Barat lintasan / pantai. Endapan mineral kromit di daerah penelitian merupakan endapan mineral sekunder. Endapan kromit sekunder terbentuk akibat proses pelapukan batuan peridotit pada komplek ultramafik, selanjutnya mineral kromit dan fragmen batuan peridotit tersebut terbawa oleh aliran sungai serta gelombang laut, kemudian diendapkan pada lapisan pasir di sepanjang pantaiyang berarah Barat-Timur. 4. Kesimpulan Endapan mineral kromit di daerah penelitian merupakan endapan mineral sekunderdengan nilai resistivitas : (73 188) Ohm.m. Mineral kromit sekunder memiliki nilai resistivitas tinggi karena berasosiasi dengan fragmen batuan peridotit, dan fragmen batu gamping. Jenis batuan lainnya yang terdapat di daerah penelitian, yaitu : pasir dengan fragmen kerikil kerakal dengan nilai resistivitas : (16 72) Ohm.m, dan bedrockdengannilai resistivitas < 16 Ohm.m. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Departemen Geofisika dan Dekan FMIPA Unpad atas izin dalam melakukan penelitian, serta Direktur Neogen Bumi Persada atas kepercayaan dan bantuan operasional yang diberikan ketika pelaksanaan penelitian. Daftar Pustaka Loke, M.H., (2004). Tutorial : 2D and 3D Electrical Imaging Surveys, http://www.geoelectrical.com. Santoso,B., dan Subagio, (2016). Pendugaan Mineral Kromit Menggunakan Metode Induced Polarization(IP) di Daerah Kabaena Utara, Bombana, Sulawesi Tenggara. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral.,v. 17.,no. 3, : 179 192. Simandjuntak,T.O., Surono., dan Sukido., 1993. Peta Geologi Lembar Kolaka, Sulawesi, Sekala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. 76

Santoso,B., Wijatmoko,B., Supriyana,E., dan Harja,A., (2016). Penentuan Resistivitas Batubara Menggunakan Metode Electrical Resistivity Tomography dan Vertical Electrical Sounding. Jurnal Material dan Energi Indonesia.,v. 6.,no. 1, : 8 14. Reynolds,J.M,1998. An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics, John Wiley & Sons, New York, 418p. Toreno,E.Y., (2010). Penyelidikan Endapan Kromit di Daerah Topogaro-Bungku Barat Provinsi Sulawesi Tengah. Buletin Sumber Daya Geologi.,v. 5.,no. 2, : 1 8. 77