BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disampaikan secara faktual dengan narasi oleh tokohnya sendiri. Sasaran utamanya

Jean Piaget salah seorang ahli psikologi perkembangan. Skema (struktur), asimilasi, akomodasi, ekuilibrium, organisasi,adaptasi

Aktualisasi Pemikiran Jean Piaget dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Suatu Kajian Teoritis)

Febe Sarah Pinakunary Pinakunary 1. Karakter Sosaku Kobayashi Yang Sangat Dihormati. Setiap manusia memiliki karakter yang beraneka ragam.

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. penokohan, plot/alur, latar/setting, sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

S K R I P S I OLEH: EMANUEL TATI TAENA. No. Reg

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan analisis data yang diperolah selama penelitian dan sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang efektivitas program bimbingan pribadi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.


I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II KEUTAMAAN SEDEKAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no Totto-chan khusus analisis tokoh dan penokohan penulis tidak hanya menganalisis tokoh utama dalam novel yaitu Totto-chan saja, tetapi juga tokoh-tokoh lain. Tokohtokoh tersebut adalah tokoh yang mempengaruhi kehidupan psikis Totto-chan. Berdasarkan analisis struktural diketahui bahwa alur yang terjadi dalam novel Madogiwa no Totto-cha adalah alur progresif. Tokoh utama dalam novel yaitu Tottochan berdasarkan analisis struktural adalah seorang anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, ceria, suka menolong teman, pantang menyerah dan menghormati sesamanya. Tokoh-tokoh lain yang mempengaruhi jalan cerita dalam novel adalah kepala sekolah, mama, papa serta teman-teman Totto-chan. Mengenai latar, latar tempat dalam cerita sebagian besar berada di Tomoe Gakuen dan rumah Totto-chan di Tokyo. Mengenai latar waktu berkisar tahun 1942 sampai 1945 dan latar sosialnya mencakup golongan sosial kelas menengah ke atas. Dari segi keterkaitan antar struktur, dapat dilihat bahwa tema dalam novel Madogiwa no Totto-chan yakni pendidikan anak, berhubungan dengan tokoh dan penokohan yang ditampilkan dalam cerita. Tema tersebut menampilkan tokoh seorang anak yang penuh dengan rasa ingin tahu berperilaku sangat aktif, sehingga para guru di sekolahnya melihat tokoh utama sebagai anak yang aneh dan nakal sampai-sampai dikeluarkan dari sekolah. Kemudian tokoh utama bersekolah di sekolah yang sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya yang mengajarkan 122

123 bahwa anak dapat tumbuh sesuai dengan karakter masing-masing individu tanpa banyak dipengaruhi oleh orang dewasa. Karakteristik tersebut sesuai dengan tokoh Totto-chan. Cerita mengambil latar sebagian besar di sekolah pada tahun 1940an dimana tokoh utama menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah. Selain berhubungan dengan tema, latar dalam cerita juga memiliki keterkaitan erat dengan tokoh dan penokohan. Totto-chan yang dibesarkan dalam keluarga yang demokratis serta berkecukupan tumbuh menjadi anak mandiri, kreatif dan dapat menghargai sesamanya. Tokoh dan penokohan juga berkaitan erat dengan plot. Perilaku Tottochan yang tidak biasa, membuatnya terus melakukan hal-hal yang dianggap aneh oleh sekitarnya. Dari hasil analisis perkembangan kognitif dengan menggunakan teori psikologi perkembangan kognitif Jean Piaget terhadap tokoh utama dalam novel Madogiwa no Totto-chan, diketahui bahwa Totto-chan berada pada masa transisi yaitu pada tahap praoperasi dan tahap operasi konkret. Totto-chan juga mulai dapat memiliki pemikiran-pemikirannya sendiri. Pemikiran-pemikiran itu dapat meningkatkan inteligensinya. Pemikiran yang muncul terus berkembang sampai akhirnya pemikiran Totto-chan menjadi lebih matang. Pada tahap praoperasi, perkembangan kognitif Totto-chan menunjukkan bahwa Totto-chan berpikir simbolis. Itulah mengapa Totto-chan suka menirukan berbagai macam hal yang dianggapnya menarik. Totto-chan mempunyai caranya sendiri untuk mengingat tingkah laku orang lain yang dianggapnya sebagai contoh atau model. Totto-chan menirukan gaya bicara pemain rakugo serta melakukan

124 permainan simbolis dengan pagar, semua itu dilakukan berdasarkan peniruan yang pernah ia lihat sebelumnya. Totto-chan juga memiliki pemikiran intuitif dan egosentris pada tahap pra operasi ini. Pemikiran-pemikiran itu mengakibatkan Tottochan tidak mengetahui bahwa orang lain mempunyai pikiran yang berbeda dengannya, sehingga ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Pada tahap operasi konkret, Totto-chan mulai dapat berpikir secara teratur, sehingga ia dapat berpikir tentang persoalan yang dihadapinya kemudian mengambil kesimpulan secara probabilitas. Ia mempunyai kemampuan inteligensi yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kemampuan intelegensinya itu Totto-chan berusaha untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah yang ia temui dengan berani. Totto-chan juga mulai mengetahui aturan-aturan sosial dengan baik. Ia dapat beradaptasi secara menyeluruh dengan lingkungannya. Totto-chan dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungannya, ia dapat mengingat semua objek dan mengklasifikasikannya dengan benar. Totto-chan juga mulai dapat menganalisis sesuatu dan mengambil kesimpulan berdasarkan sebab-akibat. Jelas terlihat bahwa kemampuan inteligensi Totto-chan meningkat ke tahap yang lebih baik dari sebelumnya. Inteligensi Totto-chan yang menjadi lebih baik dari tahap sebelumnya itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat membantu meningkatkan inteligensinya. Faktor-faktor itu antara lain, (1) kematangan sistem syaraf Totto-chan, (2) pengalaman yang dialami serta latihan yang dilakukan oleh Totto-chan, (3) interaksi sosial yang dilakukan oleh Totto-chan serta (4) ekuilibrasi atau kesetimbangan dalam

125 diri Totto-chan. Kematangan sistem syaraf dan fisik Totto-chan membantu Tottochan untuk bisa berpikir serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial itulah Totto-chan memiliki pengalaman serta dapat melatih apa yang ia lihat dan pelajari dari lingkungannya. Keseimbangan dalam diri Totto-chan juga mempengaruhi inteligensinya. Ketika Totto-chan berhadapan dengan lingkungan yang baru dan mengalami ketidakseimbangan, di dalam diri Totto-chan timbul keinginan atau motivasi untuk dapat menyeimbangkannya. Proses menyeimbangkan itu dilakukan dengan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dilakukan dengan mengintegrasikan konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada, sehingga membuat pengetahuan Totto-chan berkembang. Akomodasi dilakukan jika skema yang ada tidak sesuai dengan keadaan dan Totto-chan mengubah/memodifikasi skema yang sudah ada bahkan membuat skema baru agar sesuai dengan keadaan. Kedua proses itu samasama berusaha untuk menghasilkan keseimbangan dalam diri Totto-chan dan membantu proses meningkatkan inteligensinya. Peranan keluarga Totto-chan juga mempunyai peran yang penting dalam proses perkembangan kognitif Totto-chan. Keluarga Totto-chan hidup dalam kelas sosial menengah ke atas. Hal ini memungkinkan Totto-chan mempunyai kesempatan untuk dapat mengembangkan hobi atau ketertarikannya tanpa mempunyai banyak kesulitan. Selain mempunyai kesempatan yang lebih baik, Totto-chan juga dapat menikmati hiburan yang lebih baik yang dapat merangsang imajinasi dan kreatifitasnya.

126 Keluarga Totto-chan merupakan keluarga yang utuh sepenuhnya. Orang tua Totto-chan dan Totto-chan saling menyayangi satu sama lain. Mereka juga saling menghormati pendapat masing-masing dan memiliki interaksi yang cukup baik. Keharmonisan yang dibentuk dalam keluarga Totto-chan sangat menentukan kepribadian Totto-chan. Ia menjadi anak yang sangat menyayangi teman-temanya dan menghormati sesama. Orang tua Totto-chan menetapkan gaya authoritative dan demokratis dalam mendidik Totto-chan. Mereka menghargai semua yang Totto-chan lakukan, tidak memaksakan kehendak mereka dan selalu setuju jika Totto-chan ingin melakukan sesuatu. Namun, mereka juga menjelaskan dan melarang jika ada suatu hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak mereka. Mereka menjelaskan dengan cara yang mudah dimengerti oleh Totto-chan, sehingga ia tidak melakukan kesalahan yang sama. Gaya mengasuh anak seperti ini dapat membuat Totto-chan tumbuh dengan baik. Totto-chan menjadi anak yang mandiri,cerdas dan dapat bekerja sama serta menghormati orang lain. Meskipun demikian, terkadang sebagai anak tunggal, ia tetap menunjukan sikap yang lebih egois. Akan tetapi, Totto-chan dapat dengan baik mengendalikannya karena ia mengerti dengan baik apa yang diajarkan oleh orang tuanya. Dari perkembangan kognitif Totto-chan itu dapat dilihat bahwa Totto-chan terus melakukan pembelajaran untuk memperoleh inteligensi yang lebih baik. Ia belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengembangkan pengetahuanpengetahuannya dengan cara berpikirnya sendiri yang selanjutnya dinyatakan dalam

127 bentuk tindakan. Proses berpikir kemudian bertindak ini merupakan suatu kesatuan yang fungsional karena tanpa pemikiran tidak ada tindakan dan sebaliknya tanpa tindakan tidak ada pemikiran. Di Tomoe Gakuen Kepala Sekolah mengajarkan pada anak-anak tentang kebebasan seorang anak dan saling menghormati. Anak-anak dapat bermain sekaligus belajar tanpa terbebani oleh tuntutan orang tua. Mereka juga belajar bahwa semua anak bisa mendapatkan pendidikan, sehingga mereka menghormati dan menyayangi teman-teman mereka bagaimanapun keadaannya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua Totto-chan juga mengajarkan anak bahwa seorang anak juga dapat mengeluarkan pendapat dan mereka juga patut untuk didengar keinginannya. Dari hasil penelitian yang terperinci dalam butir-butir kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam novel Madogiwa no Totto-chan memberikan suatu pelajaran penting, yaitu setiap anak di dunia ini unik, mereka mempunyai hak yang sama dan patut untuk mendapatkan perlakuan yang sama juga dari orang-orang di sekitarnya. Anak juga harus mendapatkan pendidikan yang layak tanpa dipandang sebelah mata. Dapat dikatakan juga bahwa menentukan bagaimana pola pengajaran dan pola asuh yang baik untuk anak sangatlah penting, sehingga anak tidak mempunyai kepribadian yang tertutup. Dengan pola pengajaran dan pola asuh yang benar anak akan dapat berkembang dengan baik. Ia akan mempunyai intelegensi yang baik, memiliki kreatifitas yang tinggi, mempunyai moral yang baik dan peduli pada lingkungan juga sesamanya.