BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA

BAB IV VISUALISASI. sesuai dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Pengembangan visual desain batik

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Perancangan motif teratai dapat dikolaborasikan dengan lurik karena memiliki

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Tugas Akhir ~~ PERANCANGAN BUKU VISUAL DEWA RUCI ~~ Mahasiswa / RijalMuttaqin pembimbing / RahmatsyamLakoro,S.Sn,MT.

BAB III METODE PENELITIAN

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN DESAIN PRODUK BATIK LAWEYAN SEBAGAI HIASAN DINDING TAHUN

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. bergaya doodle. Pertama, permasalahan visual yaitu bagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

Teknik dasar BATIK TULIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

JURUSAN KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENGEMBANGAN MOTIF PARIJOTO PADA BATIK KUDUS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Aplikasi Warna dalam Tipografi, Pedoman Penggunaan huruf secara Efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. itu dituangkan ke dalam rancangan-rancangan karya seni dalam jumlah yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

BAB 5 KONSEP DESAIN. kata Dance yang di flip horizontal, dan kemudian menjadi salah satu karakter dalam film animasi yang penulis buat.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

EKSPLORASI MOTIF SEKAR JAGAD MENGGUNAKAN TEKNIK LASER CUTTING UNTUK BUSANA SEMI FORMAL

Penerapan karakter huruf pada media [ POSTER ]

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BATIK TULIS KONTEMPORER DI DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB IV TINJAUAN KARYA. berarti telah ada penghargaan terhadap hasil kreatifitas.

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PAMERAN. A. Desain Final

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

DESAIN GRAFIS. Salah satu kriteria penting dari sebuah antar muka adalah tampilan yang menarik.

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan yang ada, beberapa permasalahan yang perlu

Perancangan Batik Dengan Sumber Inspirasi Cerita Rakyat dan Flora Fauna Indonesia

Written by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alam yang kasat mata (Sunaryo, 2009: 14). Motif banyak digunakan pada tekstil,

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Seniman menciptakan sebuah karya seni tidak hanya untuk kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

Tema-tema Pewayangan Dan Ceritera Rakyat Dalam Seni Lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

Warna ialah sifat cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang (atau oleh kandungannya sebagai paduan untuk beberapa panjang gelombang).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan kekayaan kebudayaan yang beragam.

PERANCANGAN BATIK DENGAN SUMBER IDE BAHARI DAN LINGKUNGAN RAJA AMPAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA. Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai.

Transkripsi:

29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik tulis pada kain sutera. Pengembangan visual desain batik tulis mengolah unsur-unsur dari sumber ide Dewi Sinta.Unsur-unsur motif tersebut diolah dengan penggambaran stilasi yaitu cara penggambaran motif dengan melakukan penyederhanaan bentuk dari obyeknya yang kemudian dilakukan penggayaan. Alasan pemilihan Dewi Sinta sebagai motif pada kain sutera untuk tekstil pakaian karena Dewi Sinta memiliki karakter yang kuat dan dapat dicontoh pada zaman sekarang seperti kesetiaannya dan keteguhan hatinya.dewi Sinta digambarkan sebagai sosok wanita yang anggun, kuat dan setia.pengolahan visual Dewi Sinta sebagai motif pada kain sutera dengan teknik batik tulis selama ini belum banyak yang memproduksi sehingga dibuat perancangan inovasi baru dengan penggayaan stilasi. Desain pengembangan ini diarahkan pada desain yang menggambarkan karakter motif dari Dewi Sinta dengan teknik batik tulis dan mengolah penataannya pada kain sutera. Pembuatan desain ini juga mempertimbangkan komposisi yang dinamis. Untuk desain yang berhasil dibuat dalam proyek perancangan ini sebanyak 6 desain, 6 desain mempunyai ukuran master berbeda-beda tiap desainnya dengan repetisi yang berbeda. Motif digambarkan pada kain sutera yang disebut dengan proses nyorek, pembatikan atau penempelan malam dilakukan menggunakan 29

30 canting dengan beberapa ukuran, pewarnaan pada kain yang sudah selesai di batik dengan menggunakan zat warna reaktif (Remazol). Adapun ke-6 desain yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Skala 1:10 Gambar 6. Master Desain 1 Dewi Sinta Membakar Diri Sumber: Laurensia Inka, 2015 Penggambaran desain 1 menceritakan kisah Dewi Sinta membakar diri sebagai wujud dari pembuktian kesuciannya. Kisah Dewi Sinta digambarkan melalui bentuk serta warna yang ada. Warna hijau pada latar menunjukkan keberuntungan seorang Dewi Sinta yang selamat tidak terbakar karena diangkat oleh Dewa Brahmana dan Dewa Agni. Warna merah pada pakaian yang dikenakan Dewi Sinta menunjukkan keagungannya sebagai seorang Ratu. Warna hitam sebagai warna kulit Dewi Sinta menunjukkan kedukaannya yang diragukan kesuciannya oleh Rama sehingga ia harus berkorban membakar diri sebagai

31 wujud pembuktian bahwa ia masih suci. Bentuk yang ditampilkan dari gerakan tangan Dewi Sinta menunjukkan kesedihannya serta rasa sakitnya karena tidak dipercaya oleh suaminya sendiri yaitu Rama. Karakter yang dimunculkan pada desain ini adalah karakter Dewi Sinta yang tangguh dan kuat. Demi membuktikan bahwa dirinya memang masih suci ia rela mengorbankan dirinya terbakar oleh api. Gambar 7. Komposisi dan Pengulangan 1 langkah Desain 1 Foto: Laurensia Inka, 2015 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil merupakan desain panel dengan ukuran master desain 81cm x 110cm. Pengulangan 1 langkah dilakukan kesamping kearah vertical sesuai panjang kain.

32 Skala 1:2 Gambar 8. Master Desain 2DewiSintaMembakarDiri Sumber: LaurensiaInka, 2015 Penggambaran desain 2 menceritakan kisah Dewi Sinta membakar diri sebagai wujud dari pembuktian kesuciannya. Kisah Dewi Sinta digambarkan melalui bentuk serta warna yang ada. Warna orange pada latar menggambarkan ketenangan serta semangat Dewi Sinta dalam pembuktiannya karena Dewi Sinta merasa dirinya tidak bersalah sehingga berani berkorban membakar dirinya. Kulitnya digambarkan dengan warna cokelat melambangkan kehangatan pada perapian serta pertahanannya. Menggunakan kain berwarna hitam sebagai

33 wujudnya menjadi seorang Ratu yang elegan. Warna merah pada mahkotanya melambangkan keagunganya. Lidah api digambarkan dengan warna-warna merah sebagai tanda bahwa api berkobar. Gerakan Dewi Sinta menunjukkan kesedihannya serta sakitnya tidak dipercaya oleh Rama sehigga Dewi Sinta digambarkan menunduk. Karakter yang dimunculkan pada desain ini adalah karakter Dewi Sinta yang tangguh dan kuat. Demi membuktikan bahwa dirinya memang masih suci ia rela mengorbankan dirinya terbakar oleh api. Gambar 9. Komposisi dan pengulangan setengah langkah desain 2 Foto: Laurensia Inka, 2015

34 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil memiliki ukuran master desain 21cm x 30cm. Pengulangan setengah langkah dilakukan kesamping kearah vertical dan kearah horizontal. Divisualisasikan ke dalam kain berukuran 200cm x 110cm. Gambar 10. Foto Produk Desain 2 Foto: Laurensia Inka, 2016

35 Skala 1:4 Gambar 11. Master Desain 3 Dewi Sinta di Penjara di Taman Sumber: Laurensia Inka, 2015 Desain ini menceritakan kisah Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana dan dimasukkan kedalam penjara taman. Rahwana yang ingin memperisteri Dewi Sinta memasukkan kedalam penjara taman supaya Dewi Sinta tidak merasa bosan dengan suasana yang ada di taman. Warna-warna yang ditampilkan meliputi warna biru muda sebagai latar desain yang menggambarkan suasana tenang dan kenyamanan. Kulitnya digambarkan dengan warna cokelat yang melambangkan pertahannya. Bunga yang dimunculkan merupakan bunga daisy yang digambarkan melambangkan kesetiaan Sinta terhadap Rama. Pakaian merah yang dikenakan oleh Dewi Sinta menunjukkan keagungannya menjadi seorang Ratu. Gerakan tangannya menggambarkan Dewi Sinta yang berdoa menutupi kegelisahannya selama di penjara oleh Rahwana.

36 Karakter yang digambarkan merupakan karakter Dewi Sinta yang tangguh dan tegar dengan segala cobaannya. Tetap percaya bahwa suaminya Rama akan menolongnya walaupun disisi lain ia merasa gelisah dan takut berada disana. Gambar 12. Komposisi dan Pengulangan 1 langkah Desain 3 Foto: Laurensia Inka, 2015 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil berukuran master desain 64cm x 36cm. Pengulangan 1 langkah dilakukan kesamping kearah vertikal sesuai panjang kain.dan horizontal kearah lebar kain.

37 Skala 1:2 Gambar 13. Master Desain 4 Dewi Sinta di Penjara di Taman Sumber: Laurensia Inka, 2015 Desain ini menceritakan kisah Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana dan dimasukkan kedalam penjara taman. Rahwana yang ingin memperisteri Dewi Sinta memasukkan kedalam penjara taman supaya Dewi Sinta tidak merasa bosan dengan suasana yang ada di taman. Warna hitam pada latar menggambarkan kedukaannya dipenjara oleh Rahwana. Pakaiannya digambarkan dengan warna hijau karena mengharapkan keberuntungan supaya dapat bebas dari penjara tersebut. Bunga yang digambarkan merupakan bunga melati yang melambangkan

38 kesucian. Gerakan tangan Dewi Sinta menunjukkan kegelisahannya selama di dalam penjara dan tidak dapat membebaskan dirinya sendiri. Karakter Dewi Sinta yang ingin dimunculkan disini merupakan karakter Dewi Sinta yang tangguh dan tegar dengan segala cobaannya. Tetap percaya dan yakin bahwa suaminya Rama akan menolongnya walaupun disisi lain ia merasa gelisah dan takut berada disana. Gambar 14. Komposisi dan Pengulangan setengah langkah Desain 4 Foto: Laurensia Inka, 2015 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil berukuran master desain 20cm x 30cm. Pengulangan setengah langkah dilakukan kesamping kearah vertical sesuai panjang kain dan horizontal kearah lebar kain.

39 Skala 1:10 Gambar 15. Master Desain 5 Dewi Sinta Merelakan Perhiasannya Sumber: Laurensia Inka, 2015 Pada desain ini digambarkan Dewi Sinta melepas perhiasannya sebagai salah satu cara agar Rama dapat menemukan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Pemilihan warna biru pada latar belakang menggambarkan keyakinannya terhadap Rama untuk menolong Sinta. Warna kulitnya yang cokelat menampakkan Dewi Sinta gagrak Surakarta sesuai dengan ciri dari wanita Surakarta. Digambarkan pula bunga-bunga melati yang melambangkan kesucian. Gerakan yang digambarkan pada Sinta melambangkan kerelaannya melepas perhiasannya untuk petunjuk bagi Rama supaya dapat menemukannya. Menggambarkan karakter Dewi Sinta yang tangguh, kuat, dan pintar. Ia melepaskan perhiasannya dengan tujuan supaya Rama dapat menemukan jejak Dewi Sinta sehingga dapat menolongnya.

40 Gambar 16. Komposisi dan pengulangan 1 langkah Desain 5 Foto: Laurensia Inka, 2015 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil merupakan desain panel berukuran master desain 78cm x 110cm. Pengulangan satu langkah dilakukan kesamping kearah vertikal sesuai panjang kain.

Gambar 17. Foto Produk Desain 5 Sumber: Laurensia Inka, 2016 41

42 Skala 1:4 Gambar 18. Master Desain 6 Dewi Sinta Merelakan Perhiasannya Sumber: Laurensia Inka, 2015 Pada desain ini menggambarkan Dewi Sinta yang memikirkan cara supaya Rama nantinya menemukan Sinta kemudian ia melepaskan perhiasannya sebagai jejak. Latar digambarkan dengan warna biru muda sebagai keyakinannya terhadap Rama unntuk menolong Dewi Sinta. Digambarkan pula warna orange sebagai penggambaran tanah dengan perhiasan yang berjatuhan disana. Kulit berwarna cokelat menampakkan pertahanan serta ketangguhan seorang Dewi Sinta. Gerakan dari Dewi Sinta menceritakan ia sedang berfikir kemudian mendapat ide melepaskan perhiasannya sebagai jejak.

43 Gambar 19. Komposisi dan Pengulangan 1 Langkah Desain 6 Foto: Laurensia Inka, 2015 Motif Dewi Sinta digambarkan dengan penggayaan stilasi. Desain yang diambil berukuran master desain 38cm x 55cm. Pengulangan satu langkah dilakukan kesamping kearah vertikal sesuai panjang kain dan horizontal kearah lebar kain.

44 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan DewiSintamemilikikarakter yang kuatsepertikesetiaannyaterhadap Rama, ketangguhan, dankepercayaannya yang kuat.cerita yang diangkatdalamperjuangannyasampaipembuktiankesuciannyadapatmenggambarka nkarakternya.perancangan motif DewiSinta membuat 6 desain motif dengan berbagai komposisi penempatannya. Keseluruhan desain motif mengolah visual DewiSintadengan karakter penggayaan stilasiberupa motif utama melalui teknik batik tulis. Perancanganmotif DewiSintadenganteknik batik tulispadakainsuterabertujuanuntukmenambahinovasi batik yang adadengandesain yang mengikuti perkembangan global dan memberikan nilai kebaharuan sehingga peningkatan produksi batik tulisdapat terdongkrak, kemudian pengrajin dapat berdaya secara ekonomi.fungsi pada hasil produknya sebagai tekstilpakaiandanmempertahankan batik tulis agar selaluterjaga. B. Saran Berdasarkan hasil perancangan dan pengembangan desain motif yang telah dilakukan maka ada tiga saran sebagai berikut: 1. Teknik batik tulismasih dapat dikembangkan lagi dengan teknik-teknik pendukung lain sehingga akan memberikan nilai tambah dan kebaruan pada produk batik tulis. 45

45 2. Proses perancangan dan pengembangan desain motif ini masih dapat dikembangkan untuk ke arah fashion, tidak hanya berhenti di tahap pengembangan motif, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi. 3. Motif DewiSintamasihdapatdikembangkankarenamasihadaceritasebelumperjuan gandansetelahpembuktiankesuciannyatersebut. 4. Memberikan bantuan dan kesempatan pada masyarakat luas untuk menekuni dan mengembangkan batik tulis.

46 DAFTAR PUSTAKA Budi,Iman. 2011. Saripati Ajaran Hidup Dahsyat dari Jagad Wayang. FlashBooks:Yogyakarta Tim Fashion Pro. 2009. Kain. Dian Rakyat:Jakarta Handoyo,Joko. 2008. Batik dan Jumputan. KTSK:Yogyakarta Kusrianto,Adi. 2014. Batik Filosofi, Motif, dan Kegunaannya.Andi:Yogyakarta Rizali,Nanang. 2006.Tinjauan Desain Tekstil. Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Surakarta. Rizali,Nanang. 2012.Metode Perancangan. Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Maret Surakarta. Nazzarudin. 1992. Ulat Sutera. Penebar Swadaya:Jakarta Oetari.2011. Pola Batik Klasik, Pesan Tersembunyi Yang Dilupakan. PustakaPelajar:Yogyakarta Sunaryo,Aryo. 2009.Ornamen Nusantara. Dahara Prize:Semarang Teokio,Sugeng, 1987. Ragam Hias Indonesia. Angkasa:Bandung Prasetyo,Anindito. 2010. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Pura Pustaka:Yogyakarta: Yasasusastra,Syahban. 2011. Mengenal Tokoh Pewayangan. Pustaka Mahardika:Yogyakarta

LAMPIRAN

Alat dan Bahan Kompor Malam Malam Batik Pewarna Remazol Canting

Foto Proses Produksi Bahan Kain Sutera Proses Nyorek Proses Pemalaman Proses Pewarnaan Proses Pengelorodan