IMPLEMENTASI TEKNIK ROTOSCOPING DAN MULTIPLE CAMERA PADA PEMBUATAN VIDEO EDUKASI UNTUK PAUD

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN VIDEO PEMBELAJARAN BREAKDANCE DENGAN MENGGUNAKAN MOTION GRAPHIC DAN ARTIFICIAL LIGHTING

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

II. METODE PERANCANGAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Implementasi Teknik Mixing Real Video dan Animasi 2D Pada Pembuatan Video Klip Flava Band

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion

IMPLEMENTASI TEKNIK MOTION GRAPHICS PADA PEMBUATAN PROFIL MULTIMEDIA BROADCASTING

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

IMPLEMENTASI EFEK FOOTPRINTS PADA PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT PENCEGAHAN AIDS

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB III METODE PERANCANGAN

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN VIDEO dan ANIMASI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

Produksi AUDIO VISUAL

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

MODUL IV VIDEO EFFECT

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PENERAPAN TEKNIK BLOCKING CAMERA DALAM PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ANAK JALANAN BELAJAR

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D DIADAPTASI DARI PUISI ENGKAU. Muhamad Hadi Hibatullah NIM

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

Editing Video Menggunakan Adobe Premiere Pro

DAFTAR ISI. LAPORAN TUGAS AKHIR... ii

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS

BAB III METODE PENCIPTAAN

SILABUS MATAKULIAH. Ceramah Tanya Jawab. Kontrak kuliah, aturan perkuliahan, dan pengenalan mata kuliah

PEMBUATAN ANIMASI 2D BERTEMAKAN PEDULI LINGKUNGAN DENGAN CELL TECHNIQUE

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

Adobe Premiere Komplet

MODUL IV EFEK VIDEO Memberi Efek Pada Clip Video PAL,

BAB I PENDAHULUAN. dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN ANIMASI DUA DIMENSI GAA-MBEE : FLOWER DENGAN TEKNIK CUT OUT. Nurzat Satriana NIM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

Memberi Efek Transisi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan

PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNSRAT DENGAN PERSPEKTIF ANIMASI 3D

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. produksi. Proses tersebut akan digambarkan pada gambar 4.1. lokasi akan ditata seperti yang digambarkan pada storyboard.

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

PEMBUATAN ANIMASI 2D MATERI PENGLIHATAN PADA MANUSIA SEBAGAI MEDIA BANTU GURU DALAM MENGAJAR DI SD NEGERI TIMBULHARJO NASKAH PUBLIKASI

[DOCUMENT TITLE] [DOCUMENT SUBTITLE]

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. terencana pada bab sebelumnya. berikut ini proses pasca produksi dan rundown

Produksi AUDIO VISUAL

PROGRAM STUDI D3 JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Computer 2 (Multimedia) Hand On Lab 6

SMK MUHAMMADIYAH SALAMAN

MODUL III. VIDEO (Part 4) Mahasiwa mengerti cara menciptakan animasi dan visual effect

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual.

PERTEMUAN 2 MEMBERIKAN TRANSISI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB II LANDASAN TEORI. Bernyanyi merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D BERJUDUL NGEBEL INDAH SEBAGAI MEDIA INFORMASI SALAH SATU LOKASI WISATA ALAM DI PONOROGO MENGGUNAKAN TEKNIK CELL ANIMATION

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

( Word to PDF - Unregistered ) Ujian KKMM-06 JULHAM AFANDI.,S.KOM

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Produksi Iklan Audio _ Visual

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada BAB IV akan membahas tentang proses produksi dan pasca produksi film animasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL PRAKTIKUM PENGOLAHAN VIDEO dan ANIMASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

TUTORIAL MENGGUNAKAN HITFILM EXPRESS

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. screen Shoot kegiatan dalam produksi dan pasca produksi dalam pembuatan video

BAB I Pengantar Animasi

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

1. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (C3) XII

Transkripsi:

IMPLEMENTASI TEKNIK ROTOSCOPING DAN MULTIPLE CAMERA PADA PEMBUATAN VIDEO EDUKASI UNTUK PAUD Lista Mutia Sari, Hestiasari Rante, Dwi Susanto Prodi Multimedia Broadcasting, Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya Telp : +62+031+5947280; Fax. +62+031+5946011 Email : sheshel_mutia@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi multimedia dan broadcasting saat ini semakin pesat. Salah satunya yaitu pendidikan. Dalam bidang pendidikan, teknologi multimedia dan broadcasting sangat berpengaruh sebagai media pembelajaran anak khususnya pada tingkat Taman Kanak-kanak. Salah satu media yang efektif adalah melalui video edukasi. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah video edukasi yang menyajikan materi pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan menggabungkan real video dengan gambar 2D. Materi-materi yang disajikan yaitu pengenalan warna, pengenalan bentuk, pengenalan angka dan pengenalan anggota tubuh. Real video dibuat dengan pemeran utama seorang anak dan gambar 2D menggunakan karakter yang diciptakan menggunakan Adobe Flash Professional CS5. Penggabungan antara real video dan gambar 2D tersebut terdapat pada penambahan visual efek yang digunakan yaitu efek rotoscope dengan menggunakan roto brush tool pada Adobe After Effects CS5 dan efek multiple camera pada Adobe Premiere Pro CS5. Hasil yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah sebuah video edukasi dengan menggabungkan real video dengan gambar 2D untuk memberikan suatu media pembelajaran yang baik bagi para orang tua dan guru tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan metode yang menarik serta dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam merangsang daya berpikir mereka melalui media video edukasi. Kata kunci : video edukasi, real video, gambar 2D, roto brush tool, multiple camera 1. PENDAHULUAN Pada saat ini teknologi multimedia semakin berkembang, salah satunya dalam bidang pendidikan anak. Berkembang metode pembelajaran melalui multimedia, misalnya VCD pembelajaran yang berisi materi-materi pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik dalam bentuk animasi maupun real video yang disukai dan mudah dipahami anak-anak. Berbicara mengenai video edukasi, saat ini banyak video edukasi yang digunakan sebagai metode pembelajaran di tingkat pendidikan anak. Video edukasi tersebut biasanya hanya terdiri dari satu materi saja dan berupa gambar 2D atau real video. Belum banyak yang membuat sebuah video edukasi anak dengan menggabungkan antara gambar 2D dan real video. Teknik editing sangat penting dalam menciptakan sebuah video. Tetapi pada video edukasi anak pada umumnya, teknik editing yang digunakan masih sederhana sehingga hasilnya pun sederhana. Misalnya adalah hanya melakukan mixing warna dan dengan cutting video yang sederhana. Sedangkan untuk real video, pada umumnya menggunakan teknik blue screen untuk memanipulasi background agar lebih menarik bagi anak-anak. Oleh karena itu pada proyek akhir ini akan dibuat sebuah video yang menggabungkan gambar 2D dan real video yang didukung oleh animasi 2D dengan menyajikan lebih dari satu materi di dalamnya dan dengan menggunakan teknik editing yang tidak biasa. Teknik editing tersebut adalah teknik rotoscoping sebagai alternatif dari penggunaan blue screen untuk memanipulasi background dan juga teknik multiple camera pada salah satu materi yang disajikan. 2. RUMUSAN MASALAH Pada Tugas Akhir ini dilakukan pembuatan real video dan animasi 2D sederhana dengan menggunakan teknik editing visual efek. Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yaitu : 1. Bagaimana pembuatan storyboard dan proses recording yang dilakukan dalam pembuatan video edukasi ini. 2. Bagaimana pembuatan gambar dan animasi 2D dalam pembuatan video edukasi ini. 3. Bagaimana membuat video dengan teknik editing rotoscoping yang menggabungkan gambar 2D dan real video. 1

4. Bagaimana membuat video dengan teknik editing multiple camera yang tepat dalam satu scene yang sama. 3. BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah: 1. Pembuatan storyboard adalah berupa storyboard sederhana yang mengacu pada skenario yang telah dibuat. 2. Proses recording video tidak memfokuskan pada teknik lighting dan hanya menggunakan teknik pengambilan gambar yang sederhana. 3. Gambar dan animasi 2D dibuat secara sederhana menggunakan Adobe Flash Professional CS5. 4. Teknik editing rotoscoping dilakukan dengan mengubah background dari real video menjadi background baru dengan menggunakan Adobe After Effects CS5. 5. Teknik editing multiple camera dilakukan dengan mengambil cuplikan video dari beberapa titik pada satu scene yang sama dari hasil recording kemudian di-edit menggunakan Adobe Premiere Pro CS5. 6. Untuk audio yang digunakan adalah audio hasil dubbing dan dari file audio yang sudah ada. 4. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari proyek akhir ini adalah : 1. Mengimplementasikan teknik rotoscoping dan multiple camera pada proses editing. 2. Menciptakan sebuah video edukasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggabungkan real video dan gambar 2D dengan materi yang disajikan yaitu pengenalan warna, pengenalan bentuk, pengenalan angka dan pengenalan anggota tubuh. 5. DASAR TEORI 5.1 Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Usia dini merupakan masa yang sangat penting dalam rentang waktu pertumbuhan setiap manusia. Oleh karenanya diperlukan pendidikan mendasar yang tepat. Kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah bangsa. Pengembangan kemampuan dasar merupakan salah satu proses pembelajaran yang penting dan perlu ditanamkan pada anak usia dini. Pengembangan kemampuan dasar terdiri dari : a. Kemampuan dasar berbahasa b. Kemampuan dasar kognitif c. Kemampuan dasar sains d. Kemampuan dasar fisik motorik e. Kemampuan dasar seni 5.2 Storyboard Storyboard adalah rencana visualisasi dari suatu cerita yang merupakan inspirasi dan jiwa dari suatu film atau video. Storyboard menjadi bagian yang penting dalam produksi sebuah film. Setiap gambar atau sketsa berkaitan dengan semua informasi penting tentang masing-masing shot dan mendefinisikan tampilan singular yang ingin dicapai. Langkah pertama dalam pembuatan storyboard adalah persiapan. Tapi, sebelum itu, hal penting yang harus dipahami adalah mengenai cerita dan script. Setelah itu, dapat dibuat daftar-daftar apa saja yang dibutuhkan meliputi jenis karakter, kostum, gaya arsitektur, landscape atau portrait dan juga elemenelemen atau peralatan. Ide untuk pencahayaan, warna dan komposisi frame juga diperlukan sebagai pelengkap dari storyboard. Dalam mendesain karakter, penampilan fisik dari karakter perlu diperhatikan untuk memperkuat peran. Setelah itu, visual dari cerita mulai dibuat dengan serangkaian gambar yang mewakili masing-masing adegan. 5.3 Pengaturan Kamera Dalam pembuatan sebuah film atau video, hubungan antara shots, camera moves dan transition sangat dekat. Shots merupakan pengambilan gambar yang menampilkan adegan-adegan yang sedang berlangsung. Pada umunya, shots lebih memfokuskan pada latar tempat dan tidak memfokuskan pada talent. Camera moves merupakan pergerakan kamera pada saat pengambilan gambar. 5.4 Animasi 2D Ada beberapa hal yang perlu diperahtikan dalam membuat karakter animasi yaitu mengenai pembuatan setiap bagian-bagian dari karakter animasi tersebut. 1. Size Pastikan ukuran karakter yang dibuat sesuai dengan frame. Jika terdiri dari lebih dari satu karakter, ukuran dari masing-masing harus diperhatikan sehingga ketika karakter-karakter tersebut ada pada frame yang sama, maka ukurannya akan sesuai. 2. Head Dua istilah yang digunakan adalah comp dan chart. Comp digunakan untuk mengelompokkan simbol individu. Sebagai contoh, man_head_a_comp, didalamnya mengandung simbol-simbol untuk alis, mata, mulut, rambut, dan kepala. Sedangkan chart merupakan simbol yang berisi beberapa frame. 2

5.5. Editing 5.5.1. Rotoscoping Rotoscoping adalah proses menggambar matte frame by frame pada suatu video yang telah direkam. Rotoscoping berarti menggambar bentuk spline berbasis animasi melalui serangkaian frame video digital. Kemudian terbentuk kerangka bentuk dari frame sebagai matte hitam dan putih, yang digunakan untuk compositing atau untuk mengisolasi target objek. Teknik rotoscoping dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 1 Man_head_a_comp 3. Mata Pembuatan mata juga berhubungan dengan comp dan chart. Misalnya man_eye_a_comp dimana mata meliputi lid, pupil, and bagian putih mata. Perhatikan juga bahwa mata teridi dari dua bagian yaitu mata kiri dan kanan. Gambar 3 Original background Gambar 4 Roto matte Gambar 2 Chart perubahan mata Gambar 4 diatas menunjukkan chart perubahan mata dimana pupil dan bagian putih mata tetap dan yang mengalami perubahan hanyalah pada gerakan menutup mata. 4. Mulut Chart mulut berisi serangkaian bentuk mulut yang berbeda. Untuk bentuk animasi mulut ini dapat disesuaikan dengan dialog dengan gerakan mulut yang berbeda ketika berbicara. Gerakan mulut ini dapat dibuat secara sederhana misalnya hanya dengan gerakan membuka dan menutup mulut saja atau bisa juga dibuat lebih rumit dengan gerakan mulut yang disesuikan dengan alfabet pada saat karakter melakukan dialog. 5. Tubuh Pada pembuatan bagian anggota tubuh, hal penting yang harus diperhatikan adalah mengenai bagaimana hingga nantinya dapat digerakkan. Oleh karenanya hal yang perlu diperhatikan adalah persendian pada masingmasing anggota tubuh sehingga dapat menghasilkan gerakan yang logis dengan perubahan bentuk yang tepat. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga tampilan dari berbagai sudut pandang dan skala yang tepat, misalnya adalah dalam pembuatan tangan atau telapak tangan. Gambar 5 Background baru Gambar 6 Hasil rotoscoping Teknik rotoscoping dapat digunakan untuk memisahkan antara foreground dan background pada sebuah video terutama jika video tersebut mempunyai background yang kompleks sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan keying warna dalam mengedit backgroundnya. Pada Adobe After Effects CS5, teknik rotoscoping ini menggunakan rotobrush tool. Dengan menggunakan roto brush tool, After Effects akan menyeleksi matte foreground maupun background yang diinginkan. 5.5.2. Multiple Camera Teknik editing multiple camera merupakan sebuah teknik editing yang mudah dan cepat dimana shot dari beberapa angle kamera dapat digabungkan menjadi satu frame. Shot dilakukan pada adegan yang sama atau satu adegan dengan pengambilan gambar atau objek dari berbagai sudut pandang yang berbeda sehingga bisa menampilkan lebih dari satu sudut pandang pada satu frame yang sama. Teknik editing multiple camera pada Adobe Premiere Pro CS5 ini merupakan teknik switching camera dengan cepat dan mudah. Switching camera angle dilakukan pada multicamera monitor dengan memainkan clip kemudian memilih clip lain dengan angle berbeda secara continue pada satu frame. 3

pemilihan pemeran. Dimana pemeran ini telah ditentukan pada tahap observasi karena sebelum tahap observari perlu diidentifikasi segala hal sebelum membuat skenario, Storyboard maupun sebelum melakukan shooting. Para pemeran tersebut adalah sebagai berikut: a. Pemeran utama : seorang anak kecil (laki-laki). b. Figuran : 5 anak kecil dan seorang guru. Gambar 7 Multicamera monitor 6. METODOLOGI DAN PERENCANAAN 6.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini terdiri dari hardware dan software. Dimana hardware berhubungan dengan proses shooting dan software berhubungan dengan proses pembuatan animasi dan proses editing. 6.2 Cara kerja Cara kerja dalam pembuatan proyek akhir ini meliputi tahap persiapan, tahap praproduksi dan perencanaan pada tahap produksi. Mulai dari penentuan ide, pembuatan skenario, pembuatan storyboard, pengambilan gambar sampai dengan pembuatan image dan animasi 2D sederhana. Berikut ini tahapan-tahapan dalam menyelesaikan tugas akhir ini: Skenario Pembuatan Animasi Video Edukasi Tahap Persiapan Ide Sasaran dan Tujuan Observasi Study Literature Tahap Pra Produksi Shooting Storyboard Pengumpulan Materi Tahap Pasca Produksi Editing Mixing Finishing Gambar 8 Blog diagram tahap penyelesaian tugas akhir 6.2.1 Skenario Skenario adalah cerita dalam bentuk dasar rangkaian dan adegan-adegan. Skenario ini dibuat berdasarkan observasi yang telah dilakukan. 6.2.2 Storyboard Storyboard dibuat berdasarkan skenario yang telah dibuat sebelumnya. Storyboard juga mengacu pada hasil observasi yang telah dilakukan berkaitan dengan property dan lokasi pengambilan gambar. 6.2.3 Shooting Shooting merupakan proses pengambilan gambar dan dilakukan sesuai dengan storyboard yang telah dibuat sebelumnya. Sebelum melakukan shooting dilakukan 6.2.4 Pembuatan Animasi Pembuatan animasi mengacu pada storyboard yang telah dibuat. Objek-objek yang dibuat dalam tahap ini adalah mulai dari gambar-gambar yang berkaitan dengan materi, pembuatan background, pembuatan karakter animasi hingga menggerakkan karakter animasi tersebut. Berikut ini objek-objek yang dibuat dalam tahap pembuatan animasi : 1. Karakter pensil 2. Background 3. Image yang terdiri dari bentuk geometri, angka, maupun objek-objek lain yang mendukung pada masing-masing materi. 6.2.5 Editing Setelah proses shooting selesai, langkah selanjutnya adalah editing. Software editing yang digunakan adalah Adobe After Effects CS5 dan Adobe Premiere Pro CS5. Editing dilakukan sesuai dengan storyboard yang telah dibuat. Video hasil shooting, karakter animasi dan audio digabungkan menjadi satu sehingga menjadi sebuah video edukasi yang menarik. 6.3 Tempat dan Waktu Shooting dilakukan di TK Nusa Harapan, Rungkut Menanggal blok T, Surabaya dengan setting tempat : a. Taman bermain (outdoor) b. Ruang kelas (indoor) Waktu pengerjaan dari proyek akhir ini dimulai dari bulan April hingga bulan Juli 2011. 6.4 Metode yang Digunakan Pada proyek akhir pembuatan video edukasi ini metode utama yang digunakan adalah penggabungan real video dengan animasi 2D, editing dengan menggunakan teknik rotoscoping dan editing dengan teknik multiple camera. Real video diambil dari video hasil shooting yang telah dilakukan dan animasi 2D dibuat secara manual dengan menggunakan Adobe Flash Professional CS5. Real video yang dimaksud disini adalah real video asli dan video dari hasil editing dengan menggunakan teknik rotoscoping dan teknik multiple camera. Selain teknik rotoscoping dan multiple camera diatas, ditambahkan juga beberapa efek yaitu blur & sharpen (Box Burn), generate (CC light burst 2.5) pada bagian pembuka dan animate text pada bagian penutup. 4

7. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 7.1 Karakter Animasi Gambar 9 Penggunaan bone tool Setelah storyboard dibuat, karakter animasi dibuat di Adobe Flash dengan menggunakan line tool, oval tool dan paint bucket tool hingga seperti pada Gambar 4.2. Kemudian dibuat gerakan-gerakannya menggunakan bone tool seperti Gambar 4.2 diatas. Setelah itu mengatur timeline untuk setiap pergerakan dari tangan, mulut dan mata. Setelah selesai, animasi tersebut di-export dengan format quicktime untuk selanjutnya di-import ke Adobe After Effects. 7.2 Editing dengan Teknik Rotoscoping Editing dengan teknik rotoscoping ini dilakukan pada Adobe After Effects dengan menggunakan roto brush tool. Hal pertama yang dilakukan adalah memilih dan menentukan video yang akan diberikan efek rotoscoping. Background video diseleksi dan diubah menjadi background baru seperti gambar dibawah ini. Gambar 11 Multicamera monitor 7.4 Mixing Tahap mixing dilakukan di Adobe After Effects. Dalam tahap ini, dilakukan penggabungan video, karakter animasi maupun audio yang dibutuhkan. Dalam tahap ini dibuat pengelompokan video maupun image yang dibutuhkan untuk memudahkan dalam melakukan editing. Gambar 12 Pengelompokan semua file yang dibutuhkan Dan berikut ini salah satu screen shot video yang merupakan hasil penggabungan antara real video dan karakter animasi. Gambar 13 Hasil penggabungan Gambar 10 Background asli diubah menjadi background baru 7.3 Editing dengan Teknik Multiple Camera Teknik editing multiple camera ini dilakukan pada Adobe Premiere Pro CS5. Hal pertama yang dilakukan adalah memilih dan menentukan video yang akan di-edit dengan teknik multiple camera. Video yang dipilih terdiri dari dua sudut pengambilan gambar yang berbeda yang sesuai dengan storyboard yaitu pada materi anggota tubuh. Cuplikan video direkam pada multiple camera monitor hingga menjadi potongan-potongan video dari dua sudut pengambilan gamabr yang berbeda dalam satu frame. 7.5 Pembahasan 7.5.1 Editing dengan Teknik Rotoscoping Editing dengan menggunakan teknik rotoscoping ini dilakukan di Adobe After Effects CS5 sebanyak dua kali percobaan. Percobaan yang pertama dengan pemeran seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan dan percobaan kedua dengan pemeran seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki. 5

Gambar 14 Perbedaan hasil seleksi dengan rotoscoping Dari dua buah percobaan diatas didapatkan bahwa pada percobaan pertama, teknik rotoscoping tidak efisien. Hal ini dikarenakan pada bagian rambut, pada pemeran laki-laki lebih natural dan pergerakannya juga terlihat natural dan tidak terlalu bergelombang. 7.5.2 Editing dengan Teknik Multiple Camera Editing dengan menggunakan teknik multiple camera ini dilakukan pada Adobe Premiere Pro CS5 sebanyak dua kali percobaan. Percobaan yang pertama dilakukan dengan menggunakan cutting manual pada cuplikan video dengan dua sudut pengambilan gambar. Percobaan yang kedua yaitu dengan menggunakan teknik multiple camera. Dari dua buah percobaan tersebut didapatkan bahwa untuk menghasilkan sebuah video dengan berbagai sudut pengambilan gambar dalam waktu yang sama, akan sangat efektif dan efisien dengan menggunakan teknik multiple camera. Karena dengan menggunakan teknik ini, tidak perlu dilakukan cutting video satu persatu secara manual tetapi dapat dilakukan hanya dengan memilih video pada multiple camera monitor, sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan. 7.5.3 Mixing Tahap mixing real video dan karakter animasi ini dilakukan pada Adobe After Effects CS5 sebanyak dua kali percobaan. Percobaan yang pertama yaitu dengan meng-import karakter animasi dalam format flash atau.swf dan percobaan yang kedua yaitu meng-import karakter animasi dalam format quicktime atau.mov. dari dua percobaan tersebut, diketahui bahwa import karakter animasi dalam format quicktime atau.mov lebih baik karena perubahan gerak dari karakter animasi tersebut terlihat realistis. dengan sudut pengambilan gambar yang berbeda tetapi hanya tinggal mengatur cuplikan video yang ingin ditampilkan pada multiple camera monitor. 3. Karakter animasi yang di-import ke Adobe After Effects CS5 harus dalam format quicktime atau.mov agar perubahan gerak pada karakter animasi setelah di-render lebih realistis. 4. Penggabungan real video dan animasi merupakan metode pembelajaran yang sangat cocok untuk merangsang perkembangan daya berpikir anak, tentunya dengan desain yang tepat, sederhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak. 9. Daftar Pustaka [1] Departemen Pendidikan Nasional. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2007. [2] Hart, John. Art of The Storyboard. United States: Focal Press. 2008. [3] Glebas, Francis. Directing The Story. United States: Focal Press. 2009. [4] Campbell, Drew. Technical Film and TV for Nontechnical People New York: Allworth Press. 2002. [5] Jones, Tim, Barry, Allan, David. Foundation Flash Cartoon Animation (Foundation). Canada: Friendsofed. 2007. [6] Wright, Steve. Compositing Visual Effects. United States: Focal Press. 2008. [7] NN. Adobe After Effects CS5 Classroom in A Book. United States: Peachpit. 2010. [8] NN. Adobe Premiere Pro CS5 Classroom in A Book. United States: Peachpit. 2011. 8. Kesimpulan Kesimpulan yang diambil dari pembuatan proyek akhir video edukasi ini adalah : 1. Teknik editing rotoscoping efektif digunakan sebagai alternatif dari penggunaan blue screen tetapi harus benar-benar dipertimbangkan mengenai pemeran maupun pergerakan pemeran tersebut sehingga dihasilkan rotoscoping yang natural. 2. Teknik editing multiple camera sangat efektif digunakan karena tidak perlu melakukan cutting video satu persatu setiap adegan pada waktu yang sama 6