BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

PENANGANAN GANGGUAN KEBUTUHAN TIDUR PADA PASIEN POST OPERASI LAPAROTOMI DENGAN PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER. Virgianti Nur Faridah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terjadinya pembentukan sel tubuh yang rusak (natural healing

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anestesi yang dilakukan terhadap pasien bertujuan untuk mengetahui status

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani berbagai macam penyakit salah satu tindakannya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan tidak terkendali (Diananda, 2009). Kanker menjadi penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis yang merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia dapat bertahan hidup. Juga menurut Maslow (1970) dikutip darikozier, 2004) tidur adalah salah satu kebutuhan fisiologis. Potter dan Perry (2005), mendefenisikan tidur merupakan suatu status istirahat yang terjadi selama periode tertentu yang ditandai dengan penurunan kesadaran dan penyediakan waktu untuk perbaikan dan kesembuhan sistem tubuh dengan mengurangi interaksi dengan lingkungan dan akan mengakibatkan segarnya seseorang dan merasakan kesejahteraan Secara khas, manusia beradaptasi dengan suatu pola sikardian setiap 24 jam. Ketika malam tiba, mereka tidur dan bangun diwaktu pagi hari. Basman (1998) menyatakan bahwa sepertiga kehidupan manusia dilewatkan dengan tidur. Pola sikardian diikuti oleh beberapa fungsi fisiologis dan biokimia. Pada individu normal latensi tidur biasanya terjadi kira-kira 10-20 menit dan tidur berlangsung selama 6-9 jam (Majid, 2009). Jumlah kebutuhan istirahat dan tidur tiap individu bervariasi menurut usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam untuk tidur (Potter & Perry, 2005). Menurut Kozier

2 (2004) kebutuhan istirahat dan tidur seseorang bergantung kepada umur, penyakit fisik, obat-obatan, stres emosional, dan lingkungan. Kebutuhan tidur antara seseorang yang sehat berbeda dengan mereka yang menderita sakit. Pada pasien yang dirawat dirumah sakit disuatu sisi mereka membutuhkan pengobatan dan intervensi perawatan yang berlangsung 24 jam sehari, di sisi lain mereka membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan fungsi tubuh. Perubahan siklus tidur sering terjadi pada kondisi ini yang berakibat terjadinya gangguan tidur. Pembedahan merupakan peristiwa komplek yang menegangkan, dilakukan di ruang operasi rumah sakit, terutama pembedahan mayor dilakukan dengan persiapan, prosedur dan perawatan pasca pembedahan membutuhkan waktu yang lebih lama serta pemantauan yang lebih intensif (Brunner & Suddarth, 2002). Laparatomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi). Laparatomi dilakukan pada kasus-kasus: apendisitis perforasi, hernia inguinalis, kanker lambung, kanker colon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis dan peritonitis (Sjamsuhidajat, 2005). Pada pasien yang telah menjalani tindakan pembedahan, sering terjadi gangguan tidur. Pasien sering terbangun selama malam pertama setelah pembedahan akibat berkurangnya pengaruh anastesi. Mereka hanya mendapat sedikit tidur dalam atau tidur REM. Penelitian Nuraini, dkk (2001) tentang

3 gangguan pola tidur pasien pasca operasi yang dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Magunkusumo Jakarta, menunjukkan bahwa gangguan tidur pada pasien dewasa awal umumnya disebabkan oleh nyeri (34,5%), takut penyakit berulang (17,24%), cemas tidak akan kembali normal (10,3%), tindakan perawat (10,34%) dan lain-lain (25%). Sedangkan pada orang dewasa menengah disebabkan oleh nyeri (32,8%), takut penyakit berulang (15,5%), cemas tidak kembali normal (15,5%), tindakan perawat (3,5%), pusing (5,2%) dan lain-lain termasuk sesak nafas, berkeringat,perut kembung, udara panas atau dingin dan tidak nyaman (25,86%). Kecemasan yang berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri dimana pada saat rasa cemas timbul menyebabkan terjadinya penurunan kadar serotonin. Serotonin merupakan neurotransmiter yang memiliki andil dalam memudulasi nyeri pada susunan syaraf pusat. Hal ini mengakibatkan peningkatan sensasi nyeri. Perubahan lingkungan tempat tidur juga menjadi faktor penyerta yang mengakibatkan pasien sulit untuk tidur. Kesulitan tidur ini jika dibiarkan akan mengganggu proses penyembuhan dimana fungsi dari tidur adalah untuk regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru (Kozier,1995) Terapi musik ditawarkan untuk penanggulangan masalah di atas. Terapi musik merupakan suatu tindakan penggunaan musik untuk memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan emosional, fisik, psikologis dan spiritual untuk penyembuhan. Melalui musik Hipothalamus dimanipulasi agar tidak bereaksi terlalu kuat terhadap stresor

4 yang diterimanya. Hal ini disebabkan karena musik merangsang hipofisis untuk melepaskan endorfin (opiat alami) yang akan menghasilkan euporia dan sedasi, sehingga pada akhirnya akan mampu menurunkan nyeri, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri yang dirasakannya ( Campbell, 2002) Mac Gregor (2001) mengatakan bahwa semua jenis musik dapat digunakan sebagai terapi, asalkan musik yang digunakan memiliki ketukan 50-60 x permenit yang sesuai dengan irama jantung manusia,sehingga mampu memberikan efek terapeutik yang sangat baik bagi kesehatan. Penerapan musik sebagai terapi dalam kesehatan telah dilakukan semenjak dahulu. Pada awal perang dunia I musik digunakan untuk membantu meringankan rasa sakit. Floren Nightingale telah menggunakan terapi musik sebagai bagian dari proses penyembuhan pada tentara-tentara yang mengalami cedera pada perang Krim. Musik bagian dari lingkungan, untuk itu Florence Nightingale merasa bahwa tanggungjawab perawat untuk mengontrol lingkungan sebagai bagian dari penyembuhan pasien (Mc.Cafery & Loccin,2002). Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan untuk Sumatera bagian Tengah dan Sumatera Barat yang memiliki fasilitas operasi yang lebih lengkap, dimana sebagian besar bedah mayor dilakukan di rumah sakit ini. Berdasarkan Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah sakit se-

5 Indonesia dengan persentase 12,8% yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi. Dari data rekam medik pasien RSUP Dr.M. Djamil padang tahun 2010 diperoleh data rata-rata 30 tindakan pembedahan laparatomi dilakukan setiap bulannya pada tahun 2009. Hal tersebut menjadikan kasus bedah laparatomi menempati urutan ke-6 dari 40 pertama tindakan terbanyak yang dilakukan di RSUP DR.M.Djamil Padang Menurut catatan medik RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 01 Januari 2012 terdapat sebanyak 734 orang pasien yang menjalani operasi pembedahan terhitung dari bulan Agustus Oktober dengan indikasi bedah digestif, onkologi, THT.Adapun jumlah pasien yang menjalani opersi laparatomi di Irna E (Pav. Ambun Pagi) sebanyak 20 orang dengan indikasi 5 orang menjalani operasi bedah kandungan, 12 orang menjalani bedah digestif dan 3 orang menjalani bedah urologi. Berdasarkan studi awal yang peneliti lakukan selama 10 hari mulai tanggal 10 s/d 20 Januari 2012 terdapat 10 orang pasien yang telah dilakukan tindakan operasi. Mereka yang telah menjalani tindakan pembedahan keseluruhan mendapat terapi analgetik berupa suntikan. Analgetik diberikan pada pasien tidak diberikan secara rutin. Hl ini disebakan karena pasien mengeluh sering mual dan nyeri perut. Dari hasil wawancara peneliti dengan pasien, secara umum mereka mengatakan tidak memperoleh tidur yang cukup. Hal ini disebabkan karena nyeri pada luka operasi, pemasangan alat-alat medis dan cemas terhadap kondisi yang sedang dihadapi. Wawancara dengan Ns Venny, perawat Irna E dengan peneliti yang dilakukan tangggal 22 Januari 2012 menyatakan bahwa

6 para perawat yang bertugas selalu menganjurkan teknik nafas dalam kepada pasien. Petugas juga memberikan obat penghilang sakit berupa suntikan sesuai dengan dosis yang dituliskan dokter untuk mengurangi rasa nyeri. Pasien yang diberikan terapi mengatakan mereka dapat tidur satu jam setelah pemberian obat tetapi namun bangun kembali 1-2 jam kemudian dan sulit untuk dapat tidur kembali. Selain itu pasien juga mengeluhkan pemasangan alat-alat medis berupa infus, NGT dan serta selang pada luka operasi yang menyebabkan keterbatasan untuk bergerak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada perawat, penerapan terapi musik belum ada diperuntukkan khusus bagi pasien yang mengalami gangguan tidur paska operasi di RS. Dr. M. Djamil Padang. Alunan musik hanya sesekali diperdengarkan di ruang operasi sebagai metoda relaksasi bagi dokter yang sedang melakukan operasi. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara langsung pengaruh terapi musik terhadap tingkat gangguan tidur pada pasien pasca operasi laparatomi di Irna E (Pav. Ambun Pagi) dan Irna B (Teratai) RS. Dr. M. Djamil Padang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, bahwa masalah yang hendak di ungkapkan didalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap tingkat gangguan tidur pasien

7 Pasca operasi laparatomi di Irna E (Pav. Ambun Pagi) dan Irna B (Teratai) RS. Dr. M. Djamil Padang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat gangguan tidur pada pasien Pasca operasi laparatomi di Irna E (Pav. Ambun Pagi) dan Irna B (teratai) RS. Dr. M. Djamil Padang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran tingkat gangguan tidur pasien post operasi Laparatomi sebelum diberikan terapi musik di Irna E (Pav. Ambun Pagi) dan Irna B (Teratai). b. Mengatahui gambaran tingkat gangguan tidur pasien paska operasi laparatomi pada kelompok kontrol (awal dan akhir) tanpa diberikan terapi musik di Irna Ambun Pagi RSUP. Dr. M. Djamil Padang. c. Mengetahui gambaran tingkat gangguan tidur pasien paska operasi laparatomi pada kelompok eksperimen yang diberikan terapi musik di Irna Ambun Pagi RSUP. Dr. M. Djamil Padang. d. Mengetahui perbedaan tingkat gangguan tidur pasien paska operasi laparatomi yang diberikan terapi musik dengan yang tidak mendapatkan terapi.

8 D. Manfaat Penelitian a. Bagi institusi pelayanan kesehatan agar dapat menerapkan kebijakan pelaksanaan untuk menggunakan terapi musik dalam pemberian pelayanan kesehatan sebagai metoda relaksasi. b. Bahan masukan bagi perawat dalam menangani pasien dengan masalah gangguan tidur. c. Bagi pasien, pemberian terapi musik dapat meminimalkan penggunaan terapi analgetik. d. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gangguan tidur.