I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini sedang giat-giatnya untuk meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab langsung Kepada Presiden. Tugas, Fungsi, dan. nomor 103 tahun Tugas BPS antara lain melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

UMIYATI A

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

I. PENDAHULUAN. publik, penilaian kinerja juga bermanfaat untuk: meningkatkan efisiensi dan

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang terjadi sudah bersifat global dan adanya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi sehingga mempengaruhi orientasi dan nilai hidup di segala bidang;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. unsur pelaksanaan / penyelenggara tugas tugas / pekerjaan guna pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DALAM PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN PANIKI I KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber daya penentu tercapainya visi dan misi organisasi. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan untuk menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), perlu adanya penyatuan arah dan pandangan bagi segenap jajaran pegawai Pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasioanl diseluruh bidang tugas dan unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Untuk itu perlu dirumuskan visi, misi, strategi dan nilai acuan pemerintah yang menjadi pedoman mengenai arah yang dituju, beban tanggung jawab, strategi pencapaiannya serta nilai nilai sikap dan perilaku aparat. Manajemen sumber daya manusia strategik mutlak diperlukan untuk mempersiapkan aparatur pemerintahan yang memahami visi dan visi organisasi. Arus globalisasi kian hari semakin meluas, zaman kian waktu kian canggih dan sepat berubah, serta masyarakat semakin kritis. Perubahan yang sedang dan terus terjadi bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan harus harus di hadapi dan diantisipasi. Pemerintah Kecamatan sebagai institusi pelayanan publik dituntut untuk memperbaiki dan senantiasa melakukan reformasi serta mengantisipasi perkembangan zaman yang terjadi. Oleh karena itu, komitmen untuk menciptakan good governance melalui pegawai yang profesional, terlatih dan berperilaku positif disadari sepenuhnya oleh institusi pemerintah. Komitmen tersebut akan terus dipegang oleh seluruh jajaran institusi pemerintah dalam rangka

2 mendapatkan keyakinan dan kepercayaan serta menjadi kebanggaan masyarakat sehingga diperlukan beberapa nilai acuan yang harus dimiliki aparatur pemerintah karena dalam suatu manajemen sumber daya manusia yang strategik mutlak diperlukan kegiatan yang mencakup penyampaian (delivery) informasi yang akurat untuk mendukung kegiatan manajemen sumber daya manusia teknis guna implemantasi langsung instansi pemerintah kecamatan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 477 Tahun 2004 adalah instansi Kementerian Agama yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan. Sebagai salah satu bagian dari struktur dan ujung tombak. Kementerian Agama dalam pelayanan dan pembinaan keagamaan, Kantor Urusan Agama memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Oleh karena itu, aparatnya dari waktu ke waktu dituntut memiliki wawasan dan kemampuan yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menyadari betapa urgen fungsi dan peranannya, Kantor Urusan Agama senantiasa berupaya meningkatkan programprogram pembangunan keagamaan dan pelayanan kepada masyarakat, tentunya dalam upaya penciptaan Clean Government dan Good Government dalam rangka perwujudan Good Governance. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Urusan Agama Islam Kementrian Agama Islam RI yang berada di tingkat Kecamatan, satu tingkat di bawah Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Kantor Urusan Agama (KUA) memiliki Tugas Pokok dan

3 Fungsi untuk melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan di bidang Urusan Agama Islam dan membantu pembangunan pemerintahan umum di bidang agama di tingkat Kecamatan. Fungsi yang dijalankan Kantor Urusan Agama (KUA) meliputi fungsi administrasi, fungsi pelayanan, fungsi pembinaan dan fungsi penerangan serta penyuluhan. Kantor Urusan Agama (KUA) juga berperan sebagai koordinator pelaksana kegiatan Pendidikan Islam serta kegiatan Penyuluh Agama Fungsional (PAF). Di samping itu, Kantor Urusan Agama (KUA) memiliki beberapa badan semi resmi yang dibentuk hasil kerjasama aparat dengan masyarakat, antara lain Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4), Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam (P2-A), semuanya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, memiliki ketahanan keluarga yang sangat tinggi, terbinanya Keluarga Sakinah yang bermoral atau berakhlakul karimah. Tugas Pokok Kantor Urusan Agama (KUA) Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan di bidang Urusan Agama Islam di wilayah Kecamatan. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berdasarkan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin serta wibawa sehingga dapat

4 memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. Kantor Urusan Agama Daerah Kota Jakarta Selatan sebagai lembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang bertugas menyelenggarakan manajemen Pegawai Daerah. Pemerintah Indonesia saat ini sedang giat-giatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Baik dari segi material maupun dari segi spiritual, baik lahiriah maupun batiniah, guna menuju kepada terciptanya manusia Indonesia seutuhnya. Dalam hal ini pelaksanaan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yaitu peningkatan sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam perusahaan atau instansi-instansi lain untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan berkualitas. Manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu perusahaan atau instansi-instansi lain. Karena pentingnya unsur manusia dalam menjalankan suatu pekerjaaan maka perlu mendapatkan perhatian dari pimpinan. Pegawai merupakan faktor penting dalam setiap organisasi baik dalam pencapaian tujuan kantor ataupun instansi secara efektif dan efisien. Suatu instansi atau perusahaan bukan hanya mengharapkan pegawai yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bagi instansi atau perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal, maka dalam hal ini motivasi sangatlah penting karena pimpinan membagikan pekerjaan pada bawahannya

5 untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. (Hasibuan, S.P. Malayu. 2000. hal 141). Menurut Hasibuan (2000 hal 150), setiap pegawai yang bekerja mempunyai dorongan untuk bekerja, baik dorongan positif maupun dorongan negatif. Dorongan atau motivasi yang positif merupakan harapan akan pemenuhan kebutuhan atau kepuasan sedangkan motivasi negatif yang berupa hukuman atau denda menimbulkan rasa takut dalam diri pegawai. Motivasi pegawai bekerja dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri maupun dari luar diri pegawai. Dengan dimilikinya motivasi kerja pada diri pegawai, maka pegawai dapat bekerja mempunyai harapan terpenuhinya kebutuhan. Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung kinerja, karena motivasi adalah keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada sasaran tertentu. (Steers, M.Richard. 1980. hal 19). Pemberian motivasi kepada pegawai dapat dilakukan dengan cara memberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Menurut Moekijat (1989 hal 139.), ada hubungan yang sangat erat antara motivasi kerja yang tinggi dengan disiplin. Apabila pegawai-pegawai merasa bahagia dalam pekerjaanya, maka mereka pada umumnya mempunyai disiplin. Sebaliknya apabila moril kerja atau semangat kerja mereka rendah, maka mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik. Bahkan mungkin juga mereka tidak bersikap sopan terhadap pimpinan. Pada umumnya

6 mereka itu menyetujui saja perintah-perintah, tetapi dengan perasaan yang kurang senang. Dengan jalan menghukum mereka atau mengadakan beberapa tindakan disipliner yang resmi lainnya terhadap mereka, tidak akan dapat memperbaiki keadaaan itu. Mereka merasa tidak puas dan perasaan tidak puas ini dapat dilihat pada perilaku mereka. Menghukum mereka tanpa terlebih dahulu menganalisis sebab-sebab dari tindakan mereka itu hanya akan membuat hal-hal yang lebih buruk dan akan mengakibatkan semangat kerja pegawai kurang. Setelah kondisikondisi yang menyebabkan kekecawaan ini diperbaiki, maka sikap mereka akan berubah dan mereka akan memusatkan perhatiannya pada pekerjaan. Bagaimana cakapnya seorang pegawai, ia masih juga membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya. Akan tetapi dalam hal-hal seperti ini hendaknya ada pendekatan untuk mencari sebab-sebab kesulitan pegawai dan sedapat-dapatnya berbuat sesuatu untuk menolong pegawai itu memperbaiki perilaku atau hasil kerjanya. Inilah yang dimaksud dengan disiplin dalam arti yang positif. (Moekijat. 1989, hal 139). Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dengan disiplin kerja pegawai yang tinggi, akan mampu mencapai Kinerja yang maksimal, baik itu disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan atau instansi

7 dimana dengan tata tertib yang baik, maka semangat kerja, moril kerja, efisiensi dan Kinerja pegawai akan meningkat. (Hasibuan, S.P. Malayu. 2000, hal 194). Adanya motivasi kerja yang terdapat dalam diri pegawai yang disertai oleh disiplin kerja yang baik merupakan dua aspek yang sangat diharapkan oleh instansi. Kinerja disini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Kinerja merupakan unsur penggerak serta perwujudan determinasi diri agar dalam mengerjakan suatu pekerjaan itu dilakukan tidak setengah-setengah, tetapi dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang dimiliki dalam arti kata seseorang harus profesional dalam bekerja agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, serta bisa menjalankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi. Melihat pentingnya motivasi dan disiplin kerja bagi para pegawai, maka dalam hal ini Kantor Urusan Agama juga perlu memperhatikan hal tersebut agar dapat meningkatkan kinerja para pegawainya. Dimana Kantor Urusan Agama se- Jakarta Selatan tersebut masih ada permasalahan dalam hal motivasi dan disiplin kerja, yaitu masih adanya kesenjangan yang terjadi misalnya masih kurangnya komunikasi dengan rekan kerjanya dalam kegiatan kantor sehari-hari, kurang puasnya jaminan hari tua, dan masih adanya pegawai yang santai saat jam kerja sedang berlangsung tanpa aktivitas yang berarti, serta masih adanya pegawai yang sering datang terlambat. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji hubungan antara Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja pegawai pada Instansi Kantor

8 Urusan Agama. Khususnya instansi Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan, sehingga pembentukan sistem administrasi modern yang optimal, meningkatkan profesionalisme dalam rangka perwujudan Good Governance maka penulis mencoba membahas dan meneliti dari latar belakang tersebut penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut: Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan motivasi pegawai instansi Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan yang dipengaruhi oleh Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja. Secara lebih rinci, pernyataan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 2. Adakah pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 3. Adakah pengaruh motivasi dan disiplin terhadap kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan.

9 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap Kinerja di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap Kinerja di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan disiplin terhadap Kinerja pegawai di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Mengetahui Kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. b. Mengetahui motivasi dan disiplin kerja Pegawai Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. c. Menguji hipotesis yang diajukan. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi penulis, sebagai bahan perbandingan antara teori di bidang manajemen Sumber Daya Manusia dengan keadaan nyata di lapangan atau kantor. b. Bagi instansi, menerapkan kebijakan pengelolaan ketenagakerjaan terutama di bidang peningkatan Kinerja pegawainya.

10 c. Bagi masyarakat umum, diharapkan sebagai bahan masukan dalam kebijakan di bidang ketenagakerjaan khususnya tentang Kinerja. 1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendukung Kinerja, karena motivasi adalah keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada sasaran tertentu. Pemberian motivasi kepada pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan kekuatan yang akan mewujudkan suatu perilaku dalam mencapai tujuan dan kepuasan yang terdapat dalam dirinya pada rangkaian pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerjanya sehingga berakibat pula meningkatnya kinerja pegawai tersebut. Motivasi disini meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Jadi, hubungan antar variabel Motivasi dengan Kinerja adalah: Motivasi (X1) (H1) Kinerja (Y) Gambar 1.1 Pengaruh positif Motivasi terhadap Kinerja. Keterangan:

11 H1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap Kinerja. 1.5.2 Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Selain motivasi, setiap organisasi juga memerlukan disiplin kerja para pegawainya yang tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa kesetiaan dan ketaatan pegawai pada norma dan instruksi yang dinyatakan berlaku dalam organisasi tersebut. Dengan demikian tingkat disiplin kerja hendaknya meliputi perhatian yang lebih dari suatu organisasi dalam rangka mencapai kinerja yang optimal. Dalam pencapaian tujuan, rumusan organisasi harus mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi namun juga mekanisme mempertahankan diri dan mengejar sasaran. Disiplin disini dapat diukur dengan disiplin waktu, disiplin peraturan dan disiplin tanggung jawab. Disiplin kerja merupakan suatu kekuasaan yang berkembang dalam penyusunan diri secara sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan peraturan, nilai-nilai pekerjaan dan tingkah laku. (Moekijat, 1975 hal 67). Salah satu dari aspek kekuatan sumber daya manusia adalah disiplin kerja, karena mempunyai dampak kuat bagi organisasi atau lembaga untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang telah direncanakan. Kedisiplinan bukan hanya indikasi adanya semangat dan kegairahan kerja, melainkan dapat mempengaruhi kinerja yang optimal. (Alex S. Nitisemito. 1996. hal 118).

12 Jadi, hubungan antar variabel Disiplin dengan Kinerja adalah Disiplin (X2) (H2) Kinerja (Y) Gambar 1.1 Pengaruh positif Disiplin terhadap Kinerja Keterangan: H2 : Disiplin berpengaruh positif terhadap Kinerja. 1.5.3 Pengaruh Motivasi dan Disiplin secara Bersama-sama terhadap Kinerja Kinerja sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya kinerja maka pegawai akan berusaha untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Sebaliknya ketidakefektifan dalam bekerja, maka pegawai akan mudah menyerah bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja disini meliputi kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja, jangka waktu keluaran, kehadiran di tempat kerja, Sikap kooperatif. Oleh karena itu, kinerja disini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Sebagai contohnya, ketika kepuasan kerja terpenuhi yaitu berupa fasilitas-fasilitas yang mendukung pekerjaan kantor, maka semangat kerja pegawai meningkat karena fasilitas kantor yang lengkap. Misalnya juga adanya dorongan kebutuhan sosial antar sesama pegawai terjalin dengan baik maka akan terjadi kerja sama yang baik pula dalam

13 hal pekerjaan kantor sehari-hari. Atas dasar uraian tersebut menggambarkan bahwa kondisi motivasi dan disiplin kerja pegawai merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi terciptanya kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se- Jakarta Selatan. Jadi, hubungan antar variabel motivasi dan disiplin dengan kinerja adalah: Motivasi (X1) Disiplin (X2) (H1) (H2) (H3) Kinerja (Y) Gambar 1.1 Pengaruh positif Motivasi dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Keterangan: H3 : Motivasi dan disiplin berpengafuh positif secara bersama-sama terhadap kinerja. 1.6 Hipotesis Konseptual Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dihasilkan dalam tulis ini adalah X₁ dimana sebagai Motivasi, X₂ dimana Disiplin berpengaruh signifikan terhadap Y dimana sebagai Kinerja Pegawai pada Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan dan X₁ dan X₂ bersama-sama berpengaruh positif terhadap Y. Penelitian ini juga mengemukakan sub hipotesis (hipotesis kerja), yaitu: 1. Diduga motivasi para pegawai berpengaruh terhadap kinerja di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan.

14 2. Diduga disiplin para pegawai berpengaruh terhadap kinerja di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan. 3. Diduga secara bersama-sama motivasi dan disiplin para pegawai berpengaruh terhadap kinerja di Kantor Urusan Agama se-jakarta Selatan.