BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menjadi tantangan bangsa dalam mempersiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik : Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugastugas sosial. 1 Selain itu pendidikan juga bisa dikatakan proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat, menjadikan seorang dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak kemampuan dan hati nuraninya secara utuh, pendidikan tidak di maksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik seperti gurunya proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya potensi peserta didik secara manusiawi agar manusia menjadi dirinya sendiri dan mempunyai kepribadian unggul. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan. 2 Pendidikan tidak dapat dimungkiri oleh siapa pun. 3 Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan kehidupan mereka itulah maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup 1 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2 Wina Sanjaya, Setrategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendididkan, Perdana Media, Jakarta, 2006, hlm. 5. 3 Hamdani, Dasar-dasar Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2011, hlm.14. 1

2 manusia itu sendiri. Manusia adalah mahluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun batiniah, duniawi dan ukhrawi. Namum cita-cita demikian tak mungkin tercapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses kependidikan, kemampuan menyelenggarakan proses belajar-mengajar merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan. 4 karena proses kependidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita-cita tersebut. Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab tanpa disadari tanpa pendidikan, manusia tidak akan mengalami kemajuan dan perkembangan. Hal ini karena ada arti pendidikan itu sendiri adalah suatu proses dengan metode-metode dan pendekatan-pendekatan tertentu sehingga memperoleh pengetahuanpengetahuan, pemahaman tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan penelitian. 5 Oleh sebab itu pendidikan sangat penting bagi manusia dalam menumbuhkan potensi untuk meraih cita-cita. Pemebelajaran di sekolah harus bermanfaat untuk bekal kehidupann siswa pada masa kini dan masa yang akan datang. Pembelajaran yang bersifat content oriented yaitu mengarahkan siswa pada penguasaan materi pembelajaran dengan hanya sekedar mengetahui berbagai fakta yang lepas lepas, perlu dimodifikasi menjadi lebih berorientasi kepada kehidupan siswa. Siswa dperkenalkan dengan berbagai fenomena kehidupan termasuk dengan pekerjaan sebagai bekal kehidupan mereka. Hal ini sesuai prinsip kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan dengan berdasarkan prinsip terpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan 4 Muhammada Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Argensindo, Bandung, 2008, hlm. 8. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 10

3 lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan sekolah agar tujuan pendidikan dan pembelajaran tercapai maka kegiatan belajar mengajar diupayakan berlangsung secara efektif dan efisien. guru harus menjadikan anak didik sebagai pedoman dalam pembelajaran, karena anak didik merupakan subjek dalam pembelajaran. Salah satu yang perlu disiapkan oleh guru dalam mengajar salah satunya adalah metode pembelajaran. 6 Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pi;ihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai sesuatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran. 7 Kebutuhan akan metode dalam pembelajaran sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu suatu pembelajaran tidak akan terlepas oleh suatu metode yang akan diterapkan dalam sistem pembelajaran formal maupun nonformal. Metode pembelajaran memegang peranan sangat penting dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan transfer nilai yang terkandung di dalamnya. Betapapun actual dan menariknya materi yang dipelajari tanpa metode yang tepat akan menjadi tidak menarik dan tidak efektif dalam proses belajar mengajar. Ada kalanya seorang guru ini hebat dan mampu dari segi keilmuan tetapi tidak menarik dihadapan siswa karena metode yang disampaikan kurang tepat dengan kondisi, situasi, dan karakteristik siswa. 8 6 B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 9 7 Suyono, Hariyanto,Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 2014, hlm. 19. 8 Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, PT. rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 81

4 Menegenai berbagai model atau metode dalam proses pembelajaran dan pengajaran adalah suatu yang sangat penting untuk dipahami oleh para anak didik dan pendidik. Pentingnya model-model ini tentu merupakan suatu hal yang sangat urgen bagi insan pendidikan kita, mengingat salama ini dunia pendidikan kita seperti kehilangan arah pembelajaran dan pengajaran akibat terlalu banyak kepentingan yang berlebihan didalamnya. 9 Dunia pendidikan kita seharusnya mempunyai model atau system pakem yang bisa diterapkan pada para anak didik yang berlaku di universitas dan tidak berubah-ubah, sehingga mampu berikan aspek kontinuitas dan kepastian pembelajaran. Dengan begitu, pada tataran selanjutnya, prestasi akademik, kemampuan mereka, dan dunia pendidikan global akan semakin meningkat secara signifikan. 10 Melihat dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai dan banyaknya masalah pendidikan yang sangat kompleks dan memperihatinkan dalam dunia pendidikan sekarang ini. Di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus khususnya pada mata pelajaran PAI telah mempersiapkan suatu strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran The Learning Cell, strategi pembelajaran ini untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada dunia pendidikan, dalam penerapan strategi pembelajaran tersebut di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus guru menggunakan sistem tatap muka dan media elektronik berupa proyektor, selanjutnya peserta didik menjelaskan materi yang akan disampaikan kemudian peserta didik yang satu memberi tanggapan atas materi yang sudah djelaskan dan dalam hasilnya peserta didik bisa berfikir kreatif dalam cara penyampaian sebuah materi dan cara untuk menerima dan menanggapi suatu materi yang sudah diberikan, dengan menggunakan strategi The Learning cell tersebut lebih berfikir kreatif dalam mencari suatu jawaban dan para peserta didika tersebut bisa secara cepat dalam memahami atau menangkap materi yang dipelajarinya. Sedangkan ketika menggunakan strategi yang lain misalkan dengan menggunakan 9 Dina indriana, Menegenal Ragam Gaya Pembelajran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.15 10 Ibid, hlm.16

5 metode ceramah atau dengan strategi yang lain peserta didik kurang begitu menanggap materi yang disampaikan karena dalam penyampaian materi tersebut tidak terfokus pada satu anak saja melainkan satu kelas oleh karena itu materi yang disampaikan dengan metode tersebut kurang begitu efektif dibanding dengan menggunakan strategi The Learning Cell yang terfokus pada individu peserta didik sendiri yang membuat para para peserta didik bisa berfikir kreatif dalam materi yang telah disampaikan. Berdasarkan uraian permasalahan di atas akan akan dikaji lebih dalam mengenai penerapan strategi pembelajaran The Learning Cell pada pembelajaran fiqih. Sehingga dalam penelitian ini akan mengangkat judul Implementasi Strategi The Learning cell Pada Pembelajaran fiqih di MA NU Ibtidaul falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitian Sebagaimana yang telah disampaikan dalam latar belakang di atas yang mendasari penelitian ini. Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka akan dibatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas yang dimana Penelitian ini difokuskan pada implementasi strategi The Learning Cell pada pembelajaran fiqih di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, ditemukan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) Bagaimana implementasi strategi The Learning Cell pada mata pembelajaran fiqih di MA NU Ibtidaul falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016? 2) Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan strategi The Learning Cell pada pembelajaran fiqih di Ma NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016.?

6 D. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk agar penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tentang penerapan strategi The Learning Cell pada pembelajaran fiqih di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016. b. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendukung dan menghambat penerapan strategi The Learning Cell pada pembelejaran fiqih di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus pada tahun pelajaran 2015/2016. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini, secara kongkrit dapat dikategorikan atas dua manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut dipaparkan sebagai berikut : 1. Secara teoretis, a. Dapat menambah wacana bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam mengembangkan proses pembelajaran The Learning Cell pada pembelajaran fiqih di MA NU Ibtidaul Falah Dawe Kudus. b. Memberi sedikit sumbangan pemikiran pada pihak lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. c. Sebagai wacana bagi masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan agar dapat memperluas khasanah keilmuan. 2. Secara praktis a. Bagi madrasah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan untuk perbaikan sistem pelaksanaan pembelajaran di madrasah. b. Bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada guru untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di madrasah.

7 c. Bagi peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik terutama dalam mengembangkan kcerdasan spiritualnya.