BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi sudah merasuk dan telah menjadi komponen yang financial di

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN. RCTI mulai mengudara pada tahun 1992 dengan bantuan decoder. Berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang menampilkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. maju begitu pesat. Dari berkembangnya hal tersebut, kebutuhan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam berkomunikasi, ada pesan yang disampaikan, berbicara pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi dapat dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu luang setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan, informasi, dan pesan kepada orang lain, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hal demikian menunjukkan bahwa fungsi bahasa yang utama adalah sebagai sarana komunikasi. Fungsi tersebut senada dengan pernyataan Kridalaksana dalam buku Pesona Bahasa: Langkah Awal memahami Linguistik bahwa yang dimaksud dengan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kushartanti, 2005: 3). Keraf (1991) bahkan memperinci lebih lanjut tentang fungsi-fungsi bahasa sebagai alat komunikasi ke dalam lima kategori, yakni fungsi informasi, fungsi ekspresi diri, fungsi adaptasi dan integrasi, fungsi kontrol sosial (direktif), dan fungsi fatik. Bahasa merupakan suatu sarana untuk menyalurkan perasaan, sikap, dan tekanan-tekanan dalam diri pembicara sebagai perwujudan dari fungsi ekspresi diri bahasa. Tidak hanya itu, bahasa juga berfungsi adaptasi dan integrasi untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan lingkungan. Bahasa juga dapat mempengaruhi sikap atau pendapat dan menjaga relasi sosial dengan anggota masyarakat yang menjadi wujud dari fungsi kontrol sosial dan fungsi fatik suatu bahasa (Keraf, 1991:3). Berdasarkan pernyataan tersebut, proses komunikasi dapat dibedakan menurut berbagai jenis, tergantung pada bentuk bahasa, media, atau pesan yang disampaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sangat familiar dengan radio, iklan, lagu, ceramah, majalah, koran, atau televisi. Apabila dibandingkan dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan media yang memberikan pengaruh paling besar kepada khalayak karena isi pesan disajikan dalam bentuk audiovisual. Hal ini berbeda dengan radio yang menyajikan pesan

2 dalam bentuk audio saja. Isi pesan audiovisual dan gerak pada televisi memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Baksin: 2006:16). Menurut jenisnya, radio dan televisi termasuk ke dalam jurnalistik elektronik. Dalam Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi terdapat uraian singkat tentang perbedaan sifat fisik antara jurnalistik cetak, film, radio, dan televisi. Karya jurnalistik cetak hanya dapat mengutip pendapat narasumber, dan tidak dapat menyajikan secara langsung dan orisinil. Karya jurnalistik film tidak dapat menyajikan pendapat narasumber yang relevan, kalau pun dapat, sangat tidak efisien dan mahal. Karya jurnalistik radio dapat menyajikan pendapat narasumber relevan, tetapi hanya dalam bentuk audionya, sedangkan karya jurnalistik televisi dapat menyajikan pendapat narasumber relevan, secara langsung dan orisinal, dalam bentuk audiovisual (Wahyudi, 1996: 9). Dalam perkembangannya, media televisi tidak hanya merupakan sebuah entitas sosial, melainkan sebuah entitas budaya yang turut berperan dalam memajukan suatu budaya, dan entitas politik karena dipercaya dapat mempengaruhi masyarakat dan membentuk opini publik (Baksin: 2006: 39). Di Indonesia, kebiasaan menonton televisi telah diperlihatkan sejak awal TVRI didirikan pada tahun 1962. Siaran televisi pertama kala itu adalah liputan Asian Games IV yang berlangsung di Senayan. Hal ini seakan menunjukkan bahwa TVRI memiliki perhatian yang besar akan pemenuhan berita bagi para pemirsanya. Dalam kenyataan, tayangan berita pada akhirnya memang lebih mendominasi daripada tayangan hiburan lainnya kala itu. Kini, seiring bertambahnya televisi swasta di Indonesia, seperti RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, Indosiar, Global TV, Metro TV, Trans 7, Jak TV, dan TV One, semakin beragam pula tayangan berita yang disiarkan. Baksin (2006: 3) dalam Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktek mengungkapkan idiom Tak ada siaran tv tanpa berita berdasarkan pada maraknya tayangan berita di berbagai stasiun televisi dewasa ini. Televisi dan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, baik di kota maupun di desa.

3 Berita adalah uraian tentang peristiwa atau fakta dan atau pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik (Wahyudi, 1996: 27). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 140) berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar. Dapat disimpulkan pula bahwa berita bersifat aktual. Suatu berita setidaknya harus mengandung enam unsur berita, yaitu what, when, where, who, why, dan how atau disebut 5W+IH. Kekuatan berita dalam jurnalistik elektronik, dalam hal ini televisi memang terletak pada kecepatan isi beritanya. Berita televisi harus mampu menyajikan secara cepat setiap perkembangan suatu peristiwa dan atau pendapat secara segar dan jernih kepada khalayak (Wahyudi, 1996: 29). Ritme yang demikian cepat ternyata memunculkan inovasi baru dalam dunia jurnalistik televisi terutama dalam hal bentuk penyajian berita. Ada kecenderungan di hampir semua stasiun televisi menayangkan berita dalam bentuk running text (teks berjalan). Dalam jurnalistik televisi dunia, running text telah lebih dulu digunakan dalam tayangan berita di negara Barat, seperti CNN, NBC, dan BBC. Akan tetapi, di Indonesia bentuk penyajian running text masih tergolong baru. Penayangan berita dengan running text mungkin diilhami oleh iklan yang muncul secara bergerak. Dengan tampilan moving, otomatis mata penonton mau tidak mau akan membacanya. Secara psikologi mata, ketika tampilan berlangsung lama kemudian muncul tayangan yang berbeda maka tayangan itu akan menyedot perhatian (Baksin, 2006: 87). Di Indonesia, stasiun televisi yang pertama kali menggunakan bentuk penyajian running text adalah Metro TV. Bentuk ini dianggap efektif karena seolah mengukuhkan visi dari Metro TV untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan menjadi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas, serta memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan. Pada company profile disebutkan juga salah satu misi dari Metro TV adalah untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan memberikan hiburan yang berkualitas. Dari segi komposisi, tayangan berita di

4 Metro TV menduduki angka dominan, yakni 70%, dan 30% sisanya adalah tayangan infotainment dan entertainment. Sebelumnya, perlu dijelaskan perbedaan antara running text dan newsticker. Berdasarkan wawancara dengan Wayan Eka Putra Produser Eksekutif Metro TV pada dasarnya, baik running text maupun newsticker, adalah hal yang sama karena dari segi penyajiannya menggunakan kalimat yang berjalan dari kanan ke kiri dan biasanya terletak di bagian bawah layar kaca televisi. Hal yang membedakan keduanya adalah materi yang diberitakan. Bagi stasiun televisi lain mungkin hanya menggunakan satu istilah yang sama, yaitu running text. Akan tetapi, di Metro TV, running text adalah serangkaian kalimat berjalan yang isinya memuat iklan dari berbagai produk, sedangkan newsticker hanya dikhususkan untuk memuat serangkaian berita saja. Berangkat dari ketertarikan akan bentuk penyajian running text dalam jurnalistik televisi, maka objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah running text. Akan tetapi, karena peneliti menggunakan data dari Metro TV dan hanya difokuskan pada materi berita saja, seperti yang telah disebutkan, istilah yang digunakan oleh Metro TV untuk memuat materi berita dalam bentuk running text adalah newsticker. Oleh karena itu, istilah yang akan digunakan selanjutnya dalam penelitian ini tidak lagi running text melainkan newsticker. Metro TV memiliki program berita yang disajikan dengan tiga pilihan bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Berbeda dengan newsticker yang hanya disajikan dengan dua pilihan bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Newsticker dalam bahasa Inggris hanya tayang pada program berita yang disajikan dengan bahasa Inggris pula, seperti Indonesia This Morning. Untuk program berita berbahasa Indonesia dan Mandarin, seperti Metro Siang dan Metro Xin Wen, newsticker tetap disajikan dengan bahasa Indonesia. Adapun newsticker yang diteliti dalam penelitian ini hanya sebatas pada newsticker berbahasa Indonesia saja. Newsticker merupakan bagian dari wacana. Pada bab Wacana dalam buku Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, Yuwono mengemukakan bahwa wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Sebagai kesatuan makna, wacana dilihat sebagai

5 bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu (Kushartanti, 2005:92). Wacana merupakan bangun teoretis abstrak yang maknanya dikaji dalam kaitan dengan unsur-unsur lain di luar dirinya (dengan lingkungannya) (Hoed dalam Sihombing, 1994:128). Penelitian tentang newsticker masih tergolong baru. Berdasarkan pengamatan, hingga saat ini penulis baru menemukan satu penelitian terkait dengan newsticker yang ditulis oleh Apriasafitri Prariesta (2008) dari Universitas Airlangga, Surabaya. Prariesta lebih menitikberatkan penelitiannya pada opini pemirsa televisi di Surabaya terhadap newsticker di Metro TV. Opini yang diamati meliputi keseluruhan aspek yang terdapat dalam newsticker. Baik alasan pemirsa televisi membaca newsticker, faktor-faktor yang membuat pemirsa suka atau tidak suka membaca newsticker, serta opini terhadap cara newsticker menyampaikan berita. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara kepada setiap responden. Berbeda dengan yang dilakukan oleh Prariesta, penelitian ini lebih difokuskan pada wacana newsticker itu sendiri. Baik struktur kalimat yang digunakan newsticker maupun kelengkapan informasi dalam newsticker. Bentuk penyajian newsticker mengharuskan adanya kecepatan dan kelugasan dari setiap informasi yang disajikan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelengkapan informasi dalam sebuah newsticker dengan membandingkannya dengan media lain, yakni surat kabar Media Indonesia yang menulis informasi serupa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur kalimat yang digunakan dalam newsticker? 2. Apakah informasi dalam newsticker sudah lengkap? 3. Apakah kelengkapan informasi dalam newsticker dapat dicek pada media, khususnya surat kabar Media Indonesia?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. mendeskripsikan struktur kalimat dalam newsticker, 2. menguraikan informasi yang terdapat dalam newsticker, 3. membandingkan kandungan informasi dalam kalimat newsticker dengan kandungan informasi yang disajikan dalam surat kabar Media Indonesia. 1.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Nawawi dalam Soejono dan Abdurrahman (2005:23) mengungkapkan bahwa metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Adapun penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berikut. 1. Menentukan sumber data penelitian, yaitu newsticker yang muncul selama satu minggu, hari Senin sampai dengan hari Minggu tanggal 27 April-3 Mei 2009, dalam program berita Metro Hari Ini. 2. Memilih data newsticker dengan teknik acak. 3. Mengumpulkan surat kabar Media Indonesia yang memuat data newsticker. 4. Menganalisis data dengan cara mengurainya ke dalam tiga bagian, yaitu analisis struktur kalimat berdasarkan jumlah dan struktur klausa yang ada, analisis kandungan informasi dan unsur berita, dan analisis bandingan dengan berita koran. Dalam menganalisis jumlah dan struktur klausa pada data, penulis menggunakan teori kalimat yang diungkapkan Harimurti Kridalaksana (1999). Kemudian, untuk mengetahui unsur berita yang ada dalam data newsticker, penulis menggunakan teori 5W+1H yang dikemukakan oleh AS Haris Sumadiria (2005).

7 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini mencakup dua bidang, yakni bidang linguistik dan jurnalistik. Dalam bidang linguistik, penelitian hanya dibatasi pada analisis struktur kalimat yang merupakan bagian dari sintaksis. Dalam bidang jurnalistik, penelitian dibatasi pada pendeskripsian kandungan informasi yang disajikan sebuah newsticker. Kandungan informasi tersebut, kemudian akan dicek kelengkapannya dalam surat kabar Media Indonesia. Adapun alasan dipilihnya Media Indonesia karena surat kabar tersebut masih dalam satu korporasi yang sama dengan Metro TV. Data dalam penelitian ini hanya dibatasi pada newsticker yang tayang pada program berita Metro Hari Ini karena dianggap cukup mewakili newsticker yang muncul dalam satu hari. Pengambilan data juga dibatasi, yakni hanya menggunakan newsticker yang muncul selama satu minggu, mulai dari hari Senin hingga hari Minggu, tanggal 27 April hingga 3 Mei 2009. Adapun penentuan tanggal pengambilan data, dilakukan secara acak. Adapun jumlah data newsticker yang diteliti sebanyak dua puluh empat data. Newsticker yang digunakan untuk data penelitian adalah newsticker yang beritanya juga dimuat dalam surat kabar Media Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dua bidang ilmu pengetahuan, yakni linguistik dan jurnalistik. Dalam bidang linguistik, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan wacana, sintaksis, dan pragmatik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam penulisan newsticker di televisi Indonesia. Lebih dari itu, melalui penelitian ini, penulis dapat memberikan kontribusi untuk bidang jurnalistik, khususnya jurnalistik baru yang tengah berkembang. Penulis berharap akan ada penelitian lain tentang wacana newsticker yang dapat memperkaya dan menyempurnakan penelitian sebelumnya, mengingat analisis newsticker masih tergolong baru.

8 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penelitian yang diungkapkan dalam bab satu, dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori kalimat Harimurti Kridalaksana (1999) dan teori 5W+1H yang dikemukakan oleh AS Haris Sumadiria (2005). Uraian tentang kedua teori tersebut akan disajikan dalam bab dua, yakni landasan teori. Teori kalimat Kridalaksana (1999) yang diuraikan hanya teori tentang junlah dan struktur klausa saja. Selain teori 5W+1H dari Sumadiria (2005), dalam bab dua juga terdapat uraian tentang struktur dan bahasa berita jurnalistik. Selanjutnya, dua puluh empat data newsticker akan dianalisis dengan menggunakan teori yang telah ditentukan. Analisis tersebut akan dipaparkan di dalam bab tiga secara berurutan sesuai dengan tanggal pengambilan data. Temuan-temuan selama proses analisis akan diungkapkan dalam bab empat, yakni bab kesimpulan. Pada bab kesimpulan juga akan diungkapkan hasil penelitian dan saran untuk penelitian berikutnya.