III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah Rawa Sragi, Desa Pasir Gedong Kelurahan Benteng Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 71 84,26 ) dan bujur (105 39 10,73 ). Berdasarkan penelitian sebelumnya setelah diuji bahwa tanah di desa tersebut termasuk dalam kategori tanah organik. Gambar 1. Lokasi Rawa Sragi, Lampung Timur

27 B. Metode Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil dengan 2 cara : 1. Tanah tak terganggu ( Undisturb ) sampel tanah diambil di beberapa titik pada lokasi pengambilam sampel dengan kedalaman kira-kira 40 cm di bawah permukaan tanah guna menghilangkan sisa-sisa kotoran tanah. Contoh tanah asli dapat diambil dengan memakai tabung contoh (samples tubes). Tabung contoh ini dimasukkan ke dalam dasar lubang bor. Tabung-tabung contoh yang biasanya dipakai memiliki diameter 6 samapi dengan 7 cm. 2. Tanah terganggu ( disturb ) pengambilan sampel ini cukup dimasukkan kedalam karung plastik. Gambar 2. Gambar Pengambilan Sampel Tanah Tergangu

28 C. Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium 1. Pengujian Sifat Kimia Tanah a. Kadar Abu Pengujian kadar abu merupakan tahapan untuk mendapatkan nilai dari Organik suatu tanah. Menurut ASTM D4427-87 (1989),Mengklasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan kadar abu yang ada, yaitu Low ash-peat, bila kadar abu 5% Medium ash-peat, bila kadar abu 5-15% High abb-peat, bila kadar abu lebih besar 15% Prosedur pengujian: Cawan porselin dikeringkan pada temperatur 600 C selaa 30 menit. Dinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang. Kira-kira 2 gram sampel tanah organik dimasukkan ke dalam cawan porselin Cawan dan isinya dipanaskan dengan nyala bunsen sampai tidak berasap lagi. Kemudian dimasukkan kedalam tanur listrik dengan temperatur 600 C selama 30 menit. Setelah didinginkan dalam eksikator, cawan dan isinya ditimbang. b. Kadar Organik Kadar organik merupakan hal yang paling penting dalam geoteknik, dalam hal ini hambatan air mayoritas dri tanah gambut yang tergantung pada kadar organiknya. Menurut ASTM D2607-69 (1989),

29 mengklasifikasi tanah gambut berdasarkan kandungan bahan organk dan kadar serat, yaitu: Sphagnum moss peat (peat moss), bila kandungan serat lebih besar atau sama dengan1/3 berat kering. Hypnum mos peat, bila kandungan serat lebih besar atau sama Dengan 1/3 berat kering. Reed-sedge peat, bila kandungan serat lebih besar atau sama dengan 1/3 dari reed-sedge dan serat-serat lain kering. Peat humus, bila kandungan serat lebih kecil 1/3 berat kering. Peat lainnya, selain dari klasifikasi tanah gambut di atas. Prosedur pengujian: Timbang 0,1 gr sampel tanah organik (di ayak 2 mm). Masukkan sampel tanah ke dalam erlenmeyer + 10 ml K2Cr2O7 1N, Sambil dikocok tambahkan larutan K2Cr2O7 (kromat) melalui biuret 50 ml. Tambahkan H2SO4 pekat 4 ml dan putar pada alas selama 1 menit lalu diamkan selama 20-30 menit. Tambahkan 40 ml air suling dan 2 ml 85% H3PO4, 0,2 gr NaF dan 6 tetes indikator difanilamin. Titrasikan segera dengan 0,5 N FeSO4 1N. Lakukan cara 1-5 pada waktu yang bersamaan untuk belangko ( Tanpa Tanah).

30 c. Kadar Serat ASTM D4427-84 (1989), mengklasifikasi tanah gambut berdasarkan kadar serat, yaitu: Fibric-peat, bila kadar serat lebih besar dari 67% Hemic-peat, bila kadar serat 33-67% Sapric-peat, bila kadar abu lebih kecil 33% Prosedur pengujian: Ditimbang sampel sebanyak 5 gram secara teliti dengan neraca analitik digital. Menimbang kertas saring sebelum digunakan. Pindahkan sampel ke dalam gelas kimia 250 ml. Untuk pembebasan atau memisahkan serat dengan komponen lain, tambahkan NaOH sebanyak secukupnya, lalu aduk dan kemudian disaring dengan penggunakan kertas saring. Menuangkan larutan tersebut dengan kertas saring ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Melakukan proses menuang dua kali dengan %NaOH tersebut, dimana untuk ketiga kalinya endapan disertakan dalam penyaringan Lalu, angkat kertas saring yang telah berisi padatan dan keringkan dengan oven. Setelah itu mendinginkannya didalam desikator dan menimbangnya. Melakukan perhitungan.

31 2. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain: a. Kadar air (Moisture Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen. Pengujian berdasarkan ASTM D 2216-98. Bahan - bahan: 1) Sampel tanah yang akan diuji seberat 30 50 gram sebanyak 2 sampel 2) Air secukupnya Peralatan yang digunakan: 1. Container sebanyak 3 buah 2. Oven 3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 4. Desicator Perhitungan: Berat air (Ww) = Wcs Wds Berat tanah kering (Ws) = Wds Wc Ww Kadar air (ω) = x100 % Ws Dimana: Wc = Berat cawan yang akan digunakan Wcs = Berat benda uji + cawan Wds = Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven.

32 Perbedaan kadar air diantara ketiga sampel tersebut maksimum sebesar 5% dengan nilai rata-rata b. Berat Volume (Moist Unit Weight) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah. Pengujian berdasarkan ASTM D 2167. Bahan-bahan: Sampel tanah Peralatan: 1) Ring contoh. 2) Pisau. 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. Perhitungan: 1) Berat ring (Wc). 2) Volume ring bagian dalam (V). 3) Berat ring dan tanah (Wcs). 4) Berat tanah (W) = Wcs Wc. 5) Berat Volume (γ). W (gr/cm 3 atau t/m 3 ) V c. Berat Jenis (Specific Gravity) Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Pengujian berdasarkan ASTM D 854-02.

33 Bahan-bahan : 1) Sampel tanah lempung seberat 30 50 gram sebanyak 2 sampel. 2) Air Suling. Peralatan : 1) Labu Ukur 100 ml / picnometer. 2) Thermometer dengan ketelitian 0,01 C. 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 4) Boiler (tungku pemanas) atau Hot plate. Perhitungan : Gs W2 W1 ( W4 W1 ) ( W3 W2 ) Dimana : Gs = Berat jenis W1 = Berat picnometer (gram) W2 = Berat picnometer dan tanah kering (gram). W3 = Berat picnometer, tanah dan air (gram) W4 = Berat picnometer dan air bersih (gram) d. Batas Cair (Liquid Limit) Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Pengujian berdasarkan ASTM D 4318-00. Bahan-bahan : 1) Sampel tanah yang telah dikeringkan di udara atau oven. 2) Air bersih atau air suling sebanyak 300 cc. Peralatan :

34 1) Alat batas cair (mangkuk cassagrande). 2) Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM untuk tanah yang lebih plastis. 3) Spatula. 4) Gelas ukur 100 cc. 5) Container 4 buah. 6) Plat kaca. 7) Porselin dish (mangkuk porselin) 8) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 9) Oven. Perhitungan : 1) Menghitung kadar air (w) masing-masing sampel sesuai dengan jumlah ketukan 2) Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. 3) Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. 4) Menentukan nilai batas cair pada ketukan ke-25 atau x = log 25 e. Batas Plastis (Plastic Limit) Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Pengujian berdasarkan ASTM D 4318-00. Bahan-bahan : 1) Sampel tanah sebanyak 100 gram yang telah dikeringkan.

35 2) Air bersih atau suling sebanyak 50 cc. Peralatan : 1) Plat kaca. 2) Spatula. 3) Gelas ukur 100 cc. 4) Container 3 buah. 5) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 6) Oven. Perhitungan : 1) Nilai batas plastik (PL) adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji 2) Plastik Indek (PI) adalah harga rata-rata dari ketiga sampel tanah yang diuji, dengan rumus: PI = LL PL f. Analisis Saringan (Sieve Analysis) Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Pengujian berdasarkan ASTM D 422. Bahan-bahan : 1) Tanah asli yang telah dikeringkan dengan oven sebanyak 500 gram. 2) Air bersih atau air suling 1500 cc. Peralatan :

36 1) Saringan (sieve) 1 set. 2) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 3) Mesin penggetar (sieve shaker). 4) Kuas halus. 5) Oven. 6) Pan. Perhitungan : 1) Berat masing-masing saringan (Wci). 2) Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi). 3) Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci. 4) Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot.). 5) Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi) Pi Wbi Wci W total x100% 6) Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q): qi 100% pi% q 1 1 qi pi 1 Dimana : i = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan nomor 200).

37 g. Uji Pemadatan Tanah ( Standar Proctor) Uji pemadatan ini dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 698. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan sampel dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg dan tinggi jatuh 30 cm. Adapun langkah kerja pengujian pemadatan tanah, antara lain : a. Pencampuran 1) Mengambil tanah dengan menggunakan karung goni lalu dijemur. 2) Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah untuk menentukan kadar air awal. 3) Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan dengan tangan. 4) Butiran tanah yang telah terpisah diayak dengan saringan No. 4. 5) Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 5 bagian, masing-masing 2,5 kg, masukkan masing-masing bagian ke dalam plastik dan ikat rapat-rapat. 6) Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan. Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket ditangan.

38 Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah. 7) Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat dihitung dengan rumus : Wwb = wb. W 1 + wb W = Berat tanah Wb = Kadar air yang dibutuhkan Penambahan air : Ww = Wwb Wwa 8) Setelah air dicampur dengan sampel tanah diamkan selama ± 24 jam. b. Pemadatan tanah 1) Menimbang mold standar beserta alas. 2) Memasang collar pada mold, lalu meletakkannya di atas papan. 3) Mengambil salah satu sampel lalu masukkan sampel tanah ke dalam mol untuk dilakukannya pemadatan standar. 4) Pemadatan dilakukan dengan 3 lapisan dimana pada setiap masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali tumbukan. 5) Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan menggunakan pisau pemotong. 6) Menimbang mold berikut alas dan tanah didalamnya. 7) Mengeluarkan tanah dari mold, ambil bagian tanah dengan menggunakan container untuk pemeriksaan kadar air (w).

39 c. Perhitungan : Kadar air : 1) Berat cawan + berat tanah basah = W1 (gr) 2) Berat cawan + berat tanah kering = W2 (gr) 3) Berat air = W1 W2 (gr) 4) Berat cawan = Wc (gr) 5) Berat tanah kering = W2 Wc (gr) 6) Kadar air (w) = W1 W2 (%) W2 Wc Berat isi : 1) Berat mold = Wm (gr) 2) Berat mold + sampel = Wms (gr) 3) Berat tanah (W) = Wms Wm (gr) 4) Volume mold = V (cm 3 ) 5) Berat volume = W/V (gr/cm 3 ) 6) Kadar air (w) 7) Berat volume kering (γd) γd = x 100 (gr/cm 3 ) 1 w 8). Berat volume zero air void ( γz ) Gs x w γz = (gr/cm 3 ) 1 Gs.w h. Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan bebas suatu jenis tanah yang bersifat kohesif dalam keadaan asli. Kuat tekan bebas adalah besarnya gaya per satuan luas pada saat sampel tanah

40 mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksial telah mencapai 20%. Uji kuat tekan adalah salah satu untuk mengetahui geser tanah. Pengujian menggunakan alat uji kuat tekan bebas unconfined compression test. Gambar 3. Alat uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test). Bahan-bahan: 1) Sampel tanah asli (undisturbed) dan terganggu (disturbed) yang diambil melalui tabung contoh dan cangkul kemudian dimasukkan ke dalam karung. Dalam penelitian ini menggunakan tanah terganggu (disturbed) 2) Air bersih secukupnya. Peralatan yang digunakan: 1) Mesin Tekan Bebas dan proving ring 2) Cetakan tabung belah atau cetakan tabung penuh 3) Extruder 4) Pisau pemotong

41 5) Dial Deformasi 6) Trimmer 7) Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram 8) Stopwatch 9) Container Cara kerjanya, yaitu : 1) Mengeluarkan sampel tanah dari tabung dan memasukkan cetakan benda uji dengan menekan tanah sehinga cetakan terisi penuh 2) Meratakan kedua permukaan tanah dengan pisau pemotong dan keluarkan dengan extrude 3) Menimbang sampel tanah yang akan digunakan 4) Meletakkan sampel tanah di atas plat penekan bawah secara sentris 5) Mengatur ketinggian plat atas dengan tepat menyentuh permukaan atas sampel tanah 6) Mengatur dial beban dan dial deformasi pada posisi nol. 7) Melakukan percobaan dengan cara menghidupkan. Kecepatan regangan diambil ½ % - 2 % permenit 8) Membaca dial beban dan mencatat pada regangan 0,5 %, 1 %, 2% dan seterusnya sampai tanah mengalami keruntuhan 9) Setelah didapat beban maksimum atau regangan telah mencapai 20%, gambar keruntuhan tanah Perhitungan : 1) Mengukur diameter sampel 2) Mengukur tinggi sampel

42 3) Menghitung luas sampel (A) = ¼. 3,14. D 2 4) Menimbang berat sampel (W) 5) Menghitung volume sampel (V) = A. Tinggi sampel 6) Menghitung berat volume = W / V 7) Menghitung beban (P) = Pembacaan x Proving Ring 8) Menghitung tegangan = P / A 9) Menghitung sensitivitas (St) = qu / qu I. Uji Geser Langsung (Direct Shear Test). Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan sudut geser dalam (Ø) dan nilai kohesi (C) dari suatu jenis tanah dalam keadaan kering optimum dan basah optimum. Pengujian dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1 Gamabr 4. Alat Uji Kuat Geser Langsung (Direct Shear Apparatus).

43 Bahan-bahan : 1) Sampel tanah asli 2) Air bersih secukupnya Peralatan : 1) Frame alat geser langsung beserta Proving ring 2) Shear box (sel geser langsung) 3) Extrude (alat untuk mengeluarkan sampel) 4) Cincin (cetakan) benda uji 5) Pisau potong 6) Dial pergeseran 7) Stopwatch Cara kerjanya yaitu : 1) Mengeluarkan sampel dari tabung sampel, kemudian memasukkan sampel ke dalam cetakan benda uji dengan menekan ke sampel tanah sehingga cetakan penuh dengan sampel 2) Memotong dan meratakan kedua permukaan cetakan dengan pisau potong 3) Mengeluarkan benda uji dari cetakkan extruder 4) Menimbang benda uji 5) Memasukkan kedua benda uji ke dalam cincin geser yang masih terkunci dan menutup kedua cincin geser sehingga menjadi satu bagian, posisi benda uji berada di antara dua batu pori dan kertas saring

44 6) Meletakkan cincin geser beserta sampel tanah pada shear box 7) Mengatur stang penekan dalam posisi vertical dan tepat menyentuh stang penggeser benda uji (Dial Proving tepat mulai bergerak) 8) Membuka kunci cincin geser 9) Memberikan beban pertama dan mengisi shear box dengan air sampai penuh sehingga benda uji terendam 10) Memutar engkol pendorong dengan konstan dan stabil perlahanlahan selama 15 detik sambil membaca dial pergeseran 11) Melakukan terus menerus pembacaan Dial Proving Ring, dal selisih waktu 15 menit (waktu dari stopwatch) 12) Setelah pembacaan Proving Ring maksimum dan mulai turun dua kali atau tiga kali pembacaan, percobaan dihentikan 13) Membersihkan cincin geser dan shear box dari kotoran sampel tanah didalamnya 14) Mengulang langkah kerja 3 sampai langkah 10 untuk sampel tanah yang kedua dengan berat dua kali beban pertama (6640 gram) 15) Untuk sampel ketiga, berat beban adalah tiga kali beban pertama (9960 gram) Perhitungan : 1. Perhitungan luas permukaan sampel : A = ¼. 3,14. D 2 2. Perhitungan tegangan normal :

45 T = P / A 3. Pembacaan dial maksimum : T max = Dial max. kalibrasi alat Luas 4. Menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser (Ø) dari grafik. Dimana : D = P = Diameter sampel (cm) Beban yang diberikan (gram) A = Luas permukaan sampel (cm 2 ) D. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Dari data yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pengolahan data perhitungan. Hasil dari perhitungan tersebut ditabelkan dan dibuat grafik. 2. Analisis Data Dari rangkaian pengujian-pengujian yang dilaksanakan dilaboratorium, maka : a. Dari pengujian kadar air sampel tanah, diperoleh nilai kadar air tanah dalam persentase. b. Dari pengujian berat jenis sampel tanah, diperoleh berat jenis tanah. c. Dari pengujian batas-batas Atterberg, diperoleh nilai batas cair (liquid limit), batas plastis (plastis limit), dan indeks plastisitas (plastis indeks) yang digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified.

46 d. Dari pengujian analisis saringan (sieve analysis), diperoleh persentase pembagian ukuran butiran tanah, yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dengan Sistem Klasifikasi Unified. e. Dari Pengujian Pemadatan Tanah Standar, diperoleh nilai Optimum Moisture Content (OMC). f. Dari pengujian Geser Langsung di laboratorium, diperoleh hubungan sudut geser dalam (Ø) dan nilai kohesi (c) dari suatu jenis tanah. g. Dari pengujian Kuat Tekan Bebas, diperoleh nilai qu dari suatu tanah

47 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Pengujian Sifat Kimia dan Sifst Fisik Tanah a. Kadar Organik f. Berat Volume b. Kadar Abu g. Batas Plastis c. Kadar Serat h. Batas Cair d. Kadar Air i. Analisa Saringan e. Berat Jenis Klasifikasi Tanah Uji Pemadatan Uji Kuat Tekan Bebas Uji Kuat Tekan Bebas Uji Geser Langsung Uji Geser Langsung Tanah Organik Kering Optimum Tanah Organik Basah Optimum Tanah Organik Kering Optimum Tanah Organik Basah Optimum Analisis Data Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 5. Diagram Alir Penelitian