BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), edisi revisi VI, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Novia Srie Rahayu,2013

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga manusia di ciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, seperti halnya dengan diadakan sekolah-sekolah gratis. Karena

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya bisa mencapai tingkat dewasa. 1. adalah upaya mengembangkan kemampuan atau potensi individu sehingga

والنظرية الرتبوية اإلسالمية ادلستمد من الكتاب والسنة- أي منتشريع اإلسال م الكلي للوجود اإلنساين وعال قا ته با خلا لق والكوان واحلياة...

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

ا د ب ن ر ب أ ح س ن ت أ د ب

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. prosespembentukan karakter manusia. Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

PENGARUH PENERAPAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA MI MUHAMMADIYAH PK KARTASURA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Memasuki era globalisasi persaingan semakin ketat sehingga secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. Tugas utama siswa di sekolah adalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. adalah : Kuttab/maktab, aljami, majelis ilmu atau majelis adab, dan. mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. sering kali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

STUDI KOMPARASI KESIAPAN ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR PADA ANAK-ANAK YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK PROGRAM FULLDAY DAN REGULER

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. untuk terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nampaknya, adanya krisis ekonomi global di Indonesia sekarang telah memberi dampak yang cukup luar biasa pada sebagian besar ekonomi keluarga di Indonesia. Sehingga hal ini membuat tugas kedua orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam hal materiil semakin meningkat dan bertambah. Dengan begitu, peran orang tua dalam keluarga khususnya dalam perkembangan anak dan mendidik anak, serta dalam memberikan perhatian dan kasih sayang akan semakin berkurang karena kesibukan kedua orang tua yang bekerja seharian penuh. 1 Padahal kunci utama keberhasilan dan prestasi yang tinggi yang terbentuk dari proses perkembangan kognitif anak adalah adanya perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua bukan dari sekolah dan lingkungan. 2 Anggapan para orang tua apabila telah menyekolahkan anaknya di sekolah berarti tugas mendidiknya telah terpenuhi. Akan tetapi, justru di dalam rumahlah pembentukan fondasi kepribadian dan karakter anak terbentuk. 3 Karena orang tua adalah guru utama dan yang terpenting bagi anak, di mana orang tua lebih memiliki kesempatan paling besar untuk memengaruhi kognitif anak, terutama pada saat mereka masih sangat peka terhadap pengaruh dari lingkungannya. 4 Dalam Islam, Rasulullah saw. juga sangat menekankan betapa pentingnya memperhatikan anak dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta pendidikannya. 1 Aqila Smart & Supardi, MM., Ide-Ide Kreatif Mendidik Anak bagi Orang Tua Sibuk, Kata Hati, Jogjakarta, 2010, hlm.1. 2 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, PT. Al Husna Zikra, Jakarta, cet. III, 1995, hlm. 361. 3 Indragiri A., Kecerdasan Optimal: Cara Ampuh Memaksimalkan Kecerdasan Anak, Starbooks, Jogjakarta, 2010, hlm.5. 4 Ratih Zimmer Gandasetiawan, Mengoptimalkan IQ & EQ anak melalui metode sensomotorik, Penerbit Libri, Jakarta, Cet.2, 2010, hlm.104.

2 Seperti diterangkan dalam sebuah hadits riwayat Abdur Raziq dan Sa id bin Manshur, sebagai berikut: ع ل م واأ و لا د ك م و أ ھ ل ی ك م ال خ ی ر و أ دب وھ م. Ajarilah anak-anak dan keluarga kalian dengan kebaikan dan didiklah mereka. 5 Anak usia 7-8 tahun, menurut John W. Santrock merupakan usia anak yang termasuk dalam kategori masa akhir anak-anak (middle dan late childhood), yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. 6 Dalam proses perkembangannya, anak dihadapkan dengan sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhinya agar mencapai tahap kematangan yang sebaik-baiknya. 7 Dan pendidik melabelkan akhir masa anak-anak dengan usia Sekolah Dasar. 8 Di mana pada usia 7-8 tahun berdasarkan jenjang pendidikan di Indonesia anak berada pada kelas II SD. Pada tingkat kelas II SD ini anak sudah mampu beradaptasi dari pengalamannya di lingkungan yang baru pada kelas awal yaitu kelas 1 SD. Menurut Piaget usia 7-8 tahun merupakan usia yang menjadi poin utama dalam pembentukan kognitif. Hal ini dikarenakan anak-anak membuat perubahan penting dari praoperational menjadi pemikiran yang lebih konkret. 9 Sebab usia itu merupakan usia tahap awal dalam tahap operational konkret (usia 7-12 tahun). Pada taraf usia 7-8 tahun ini, dalam perkembangan kognitifnya anak telah mampu 5 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam, Terj: Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, judul asli: Tarbiyatu l-auladfi l-islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, hlm. 130. 6 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Tri Wibowo B. S., Kencana, Jakarta, Ed. Kedua, 2007, hlm. 41. 7 Mohammad Surya, Bina Keluarga, CV. Aneka Ilmu, Semarang, cet. 1, 2003, hlm. 4. 8 John W. Santrock, loc. cit. 9 Ganie B. Dehart, et.al, Child Development Its Nature and Course, McGraw-Hill Companies, New York, 2004, hlm.380.

3 mencapai pada tahap operasi-operasi sederhana (klasifikasi menyusun deretan, korespondensi satu demi satu, dll.). 10 Dengan berkembangnya kognitif anak secara konkret, para ahli psikologi mengatakan bahwa mulai pada usia 7-8 tahun sebaiknya tidak memaksa anak melakukan berbagai hal, sebab usia itu merupakan masa-masa ketika anak gemar bermain. Anak memiliki minat dan kegiatan bermain yang luas dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain. 11 Jadi, akan menjadi lebih mudah apabila mereka bermain sambil belajar. Dan waktu bermain pun tidak dikurangi melainkan aktivitas mereka tidak dipenuhi dengan kegiatan aktivitas belajar seharian yang menjenuhkan. Apabila mereka diberi kesempatan belajar dan meningkatkan diri di wilayah kehidupan yang mereka pilih, mereka tidak hanya akan menjadi kuat, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi cerdas dengan banyak cara dibandingkan anak lainnya yang tidak diberikan kebebasan untuk memilih. 12 Namun, sekarang ini banyak fenomena kehidupan anak yang terbengkalai. Pendidikan anak yang serba diatur dan ditentukan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan tuntutan pekerjaan orang tua yang akhirnya mereka hanya menitipkan anak di sebuah lembaga kecerdasan atau memberikan tambahan les atau tambahan jam pelajaran yang berlebihan untuk mengatasi anak dari kesibukan mereka. Sehingga hal ini menimbulkan kelelahan pada diri anak, dan kelelahan akan diikuti dengan terjadinya penghambatan terhadap perkembangan kognitif anak. 13 Hal itu sesuai dengan teori kognitif Jean Piaget yang mengatakan bahwa dengan semakin banyak informasi dan kegiatan tidak membuat pikiran anak lebih maju. Sebab dalam perkembangannya terdapat tahapan sendiri untuk menjadikan 10 Jean Piaget, Antara Tindakan dan Pikiran, disunting oleh Agus Cremers, PT. Gramedia, Jakarta, 1988, hlm. 73. 11 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta, 1980, hlm. 146-148. 12 Indragiri A., Kecerdasan Optimal: Cara Ampuh Memaksimalkan Anak, Starbooks, Jogjakarta, 2010, hlm. 35. 13 Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan. Pedoman bagi orang tua dan guru dalam mendidik anak cerdas, Media Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 22.

4 kognitif anak lebih maju. 14 Asumsi ini pun didukung juga oleh pendapat Suryani, guru besar di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, yang dikemukakan dalam sebuah seminar. Menurutnya, seharian di sekolah untuk belajar dan belajar secara psikologis membunuh kesegaran berpikir siswa. Lama belajar anak tidak boleh lebih dari 5 jam sehari. Selebihnya otak anak harus diistirahatkan dengan olah raga, kesenian atau kegiatan lain. Ketika anak merasa jenuh, apalagi jika bermasalah dengan guru, mereka akan stress. Karena seharian mereka hanya bertemu dengan guru dan temannya. Selain itu, jika mengalami kelelahan, akan menyulitkannya dalam mengembangkan diri. 15 Akan tetapi, meski terdapat kelemahan masih banyak orang tua yang sibuk bekerja lebih memilih lembaga sekolah yang memiliki sistem belajar seharian (full day school). Karena memang tidak dapat dipungkiri orang tua juga terbantu karena bisa menitipkan anaknya di sekolah, daripada membiarkan anaknya di rumah dengan tanpa pantauan dari orang tua dan dikhawatirkan akan terpengaruh pada dampak negatif akibat pergaulan lingkungan atau pun televisi serta teknologi informasi lainnya. Dalam hal ini berarti sebagian besar anak tidak diberikan kebebasan menentukan sendiri sekolah yang dia inginkan. 16 Namun, apakah cara itu efektif untuk perkembangan kognitif anak, sehingga perkembangannya mampu mencapai ciri-ciri perkembangan kognitif operasional konkret awal. Padahal banyak fenomena bahwa anak yang diforsir dengan kegiatan belajar sehari penuh mengalami kejenuhan dalam belajar karena berkurang waktu istirahatnya. Hal itu menjadikan sikap malas dan lelah pada anak sehingga akan menyulitkannya untuk mencapai perkembangan kognitif yang sesuai pada tahapnya. Selain itu kesempatan dan kemampuan anak untuk 14 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Tri Wibowo B. S., Kencana, Jakarta, Ed. Kedua, 2007, hlm. 47. 15 http://bundaananda.blogspot.com/2011/03/dampak-sekolah-full-day.html, diambil tanggal 15-04-2012, pukul 11:59 WIB. 16 http://www.suburanugerah.com/2006/08/full-day-atau-half-day-school.html, diambil tanggal 09-07-2012, pukul 11:01 WIB.

5 berinteraksi dengan lingkungan rumah dan sekitarnya pun cenderung berkurang. Padahal bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar (teman sebaya atau tetangga) juga penting bagi perkembangan sosial emosional anak. Meski memang diajarkan untuk bersosialisasi, bergaul dengan teman dan gurunya di sekolah, tetapi sosialisasi di sekolah berbeda dengan di rumah/lingkungan sekitar. 17 Lain halnya dengan sistem pembelajaran yang dilaksanakan hanya seperempat hari, dan setelah itu anak diberikan waktu luang untuk istirahat, sehingga waktu seharian itu tidak dilelahkan dengan kegiatan belajar. Dan dalam sistem pembelajaran ini biasanya orang tua khususnya ibu berperan sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki kesibukan pada pekerjaan atau karirnya. 18 Sehingga anak mendapat waktu lebih besar dengan lingkungan keluarga dalam perkembangannya dan biasanya pada sistem half day anak diberikan kebebasan memilih sekolah yang dia inginkan. Namun dalam sistem half day school ini anak hanya dipenuhi tugas rumah dari guru di sekolahnya. Sehingga hal ini menimbulkan kejenuhan pada diri anak dalam proses belajarnya. 19 Dilihat dari perbedaan antara sistem pembelajaran full day school dan half day school di atas, memang terdapat kontradiksi antara keduanya. Akan tetapi kedua sistem juga mempunyai kesamaan. Bagaimanapun juga seorang anak usia 7-8 tahun sebagai peserta didik awal kelas II SD senantiasa dituntut supaya perkembangan kognitifnya semakin berkembang. Sehingga anak memiliki kecerdasan optimal yang kemudian mendapat keberhasilan dalam prestasinya, seperti yang diharapkan oleh semua orang tua kepada anak-anaknya. 17 http://kakadi.info/?p=368, ditulis oleh Fibriana Anjaryati (mahasiswa pascasarjana uin sunan kalijaga yogyakarta 2009), diambil tanggal 31-01-2012, pukul 09:22 WIB. 18 http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/perbedaan-kejenuhan-belajarditinjau-dari-sistem-pembelajaran-full-day-school-dan-half-day-school-pada-siswa-sd-bagus-adipermana-48938.html, diambil tanggal 27-01-2012, pukul 23:15 WIB. 19 http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/perbedaan-kejenuhan-belajarditinjau-dari-sistem-pembelajaran-full-day-school-dan-half-day-school-pada-siswa-sd-bagus-adipermana-48938.html, skripsi dari sarjana Universitas Negeri Malang. Program Studi Psikologi, 2007. Diambil tanggal 27-01-2012, pukul 23:15 WIB.

6 Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan kognitif anak ini, dalam melakukan penelitian tidak serta merta memilih tempat penelitian yang menerapkan sistem full day dan half day. Namun, dengan pertimbangan memilih sekolah atau yayasan yang menerapkan pendidikan yang berbasis Islam. Maksudnya, sekolah yang dalam proses pendidikannya mengutamakan tercapainya kecerdasan optimal pada anak dengan menerapkan nilai-nilai luhur dari al qur an pada pembentukan moral, kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Apabila anak sedini mungkin dididik dengan nilai-nilai akhlaqul karimah yang didasarkan pada al qur an maka kelak akan membentuk anak yang sholih dan sholihah. Adapun tempat yang dijadikan sebagai penelitian yaitu di SDIT Al Husna Mayong Jepara sebagai full day school dan SD Muhammadiyah Blimbingrejo Jepara sebagai half day school. Tempat penelitian ini diambil berdasarkan kurikulum yang sama sama menjunjung tinggi nilai akhlaqul karimah dengan didasari nilai-nilai al qur an. Selain itu, dilatarbelakangi juga oleh kesamaan tingkatan strata sosial dalam kedua sekolah tersebut. Akan tetapi dengan kesamaan tersebut terdapat perbedaan dalam proses dan sistem pembelajarannya. Melihat proses belajar yang berbeda di antara jenis sistem pembelajaran di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul skripsi: PERBEDAAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELAS II SD DITINJAU DARI SISTEM PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL DAN HALF DAY SCHOOL.

7 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perkembangan kognitif anak kelas II SD dengan sistem pembelajaran full day school? 2. Bagaimana perkembangan kognitif anak kelas II SD dengan sistem pembelajaran half day school? 3. Adakah perbedaan perkembangan kognitif anak kelas II SD antara sistem pembelajaran full day school dan half day school? C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kognitif anak kelas II SD ditinjau dari sistem pembelajaran full day school. 2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kognitif anak kelas II SD ditinjau dari sistem pembelajaran half day school. 3. Untuk mengetahui tentang perbedaan perkembangan kognitif anak kelas II SD ditinjau dari sistem pembelajaran full day school dan half day school. Adapun manfaat penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis: a. Dapat menambah khasanah keilmuan tentang studi psikologi perkembangan anak. b. Dapat memberi masukan untuk mengembangkan kurikulum sistem pembelajaran yang berlaku di Indonesia. c. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan psikologi anak, khususnya yang terkait dengan perkembangan kognitif anak.

school. 20 Kedua, skripsi yang ditulis oleh Bagus Adi Permana, yang berjudul 8 2. Manfaat Praktis: a. Meningkatkan perhatian orang tua sebagai kunci utama dalam mengembangkan karakter dan kepribadian anak. b. Memberi informasi pada praktisi pendidikan tentang perbedaan dari perkembangan kognitif anak dengan sistem pembelajaran full day school dan half day school. D. TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka memiliki peran yang sangat penting untuk mendapatkan informasi pada kajian yang ada sebelumnya, tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan judul yang akan digunakan sehingga memperoleh informasi landasan teori ilmiah pada penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian yang terkait dengan sistem full day dan half day, antara lain: Pertama skripsi yang ditulis oleh Checi Dwi Cahyanto, yang berjudul Analisis Perbedaan Efektivitas Pembelajaran Siswa Pada Sistem Full Day Dan Half Day Kelas VII di SMPN I Wlingi Blitar. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 dari nilai signifikansi yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti sistem pembelajaran berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran siswa yang dilihat dari sarana prasarana dan profesionalisme guru. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sistem pembelajaran full day school berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang berarti lebih efektif daripada sistem pembelajaran half day Perbedaan Kejenuhan Belajar Ditinjau dari Sistem Pembelajaran Full Day School dan Half Day School pada Siswa SD. Hasil analisis diperoleh dari Analisis 20 http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/analisis-perbedaan-efektivitaspembelajaran-siswa-pada-sistem-full-day-dan-half-day-kelas-vii-di-smpn-i-wlingi-blitar-checi-dwicahyanto-48288.html. skripsi dari sarjana Universitas Negeri Malang. Program Studi Psikologi, 2007. Diambil tanggal 04-07-2012, pukul 15:39 WIB.

school. 21 Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Nining Yuniarti, yang berjudul Perbedaan school. 22 Dari hasil penelusuran pustaka tersebut dapat dinyatakan bahwa prioritas 9 Komparatif (Uji -t) yang menunjukkan bahwa mean pada full day school 121,07 dan mean half day school 159,11, dan t Hitung = 4,993 > ttabel = 1,99 dengan p = 0,000. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa kejenuhan belajar siswa-siswi sistem pembelajaran half day school lebih tinggi daripada full day Kemandirian Siswa Kelas V Full Day School dan Half Day School di Madrasah Ibtidaiyah Perwanida Kota Blitar. Analisis penelitian diperoleh dengan analisis komparatif uji-t dengan hasil penelitian, untuk siswa full day school sebagian besar (70,129%) mempunyai kemandirian sedang" Siswa half day school sebagian besar (62,5%) mempunyai kemandirian sedang. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian antara siswa full day school dan half day kajian dalam penelitian ini telah menemukan prioritasnya yang berbeda dari kajian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis menyatakan secara tegas bahwa pokok masalah dalam penelitian yang berjudul Perbedaan Perkembangan Kognitif Anak kelas II SD Ditinjau dari Sistem Pembelajaran Full Day School dan Half Day School, belum pernah diteliti sebelumnya. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang penulis maksud di sini adalah sebagai acuan dalam membahas skripsi ini dan sebagai gambaran tentang hal-hal yang menjadi 21 http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/perbedaan-kejenuhan-belajarditinjau-dari-sistem-pembelajaran-full-day-school-dan-half-day-school-pada-siswa-sd-bagus-adipermana-48938.html, skripsi dari sarjana Universitas Negeri Malang. Program Studi Psikologi, 2007. Diambil tanggal 27-01-2012, pukul 23:15 WIB. 22 http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/perbedaan-kemandirian-siswakelas-v-full-day-school-dan-half-day-school-di-madrasah-ibtidaiyah-perwanida-kota-blitar-niningyuniarti-33955.html. skripsi dari sarjana Universitas Negeri Malang. Program Studi Psikologi, 2007. Diambil tanggal 27-01-2012, pukul 23:20 WIB.

10 pembahasan di dalamnya. Dalam penulisan skripsi ini secara keseluruhan terbagi menjadi lima bab. Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan pada bab-bab berikutnya dan secara substansial yang perlu diinformasikan adalah persoalan latar belakang permasalahan, tujuan pembahasan, dan sistematika garis besar pembagian kerangka penelitian. Bab kedua, bab ini merupakan informasi tentang landasan teori bagi obyek penelitian seperti terdapat pada judul skripsi. Landasan teori ini disampaikan secara umum, dan secara rinci akan disampaikan dalam bab berikutnya yang merupakan data dari penelitian. Bab ketiga, bab ini merupakan paparan dari metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini. Metode analisis yang digunakan dan mengapa analisis tertentu itu diterapkan terhadap obyek penelitian yang kemudian akan diimplementasikan dalam bab berikutnya. Dan juga paparan dari data hasil uji coba kevalidan instrumen yang digunakan. Bab keempat, bab ini merupakan pembahasan dari data-data hasil penelitian yang dianalisis dan diujikan terlebih dahulu yang didahului dengan gambaran umum dari orientasi kancah penelitian. Sehingga diperoleh hasil apakah data itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak dan diterima atau tidak, juga sesuai dengan landasan teori yang ada atau tidak. Jika sesuai, maka dikemukakan faktor-faktor yang mendukung ke arah itu, demikian pula sebaliknya, jika tidak sesuai dengan landasan teori yang dipergunakan. Dari pembahasan ini kemudian diikuti dengan kesimpulan yang dituangkan dalam bab berikutnya. Bab kelima, bab ini merupakan akhir dari proses penulisan atas hasil penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya dan kemudian diikuti dengan kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang relevan dengan obyek penelitian.