BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah sebuah agama yang komprehensif, menguraikan tentang kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara integral dan holistik. itulah Islam, agama yang mengatur pranata sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak asasi manusia. Islam memiliki ajaran yang komplek, mengatur hubungan baik sesama lingkungan sosial seagama ataupun tidak, dan hubungan baik secera vertikal dengan khaliqul basyar. 1 Masalah agama adalah tanggung jawab semua pihak, tetapi peranan yang paling strategis dipegang oleh dunia pendidikan, karena melalui dunia pendidikan bisa mengembangkan pemahaman tentang agama. hal ini sejalan dengan amanat yang dikehendaki UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional berikut: 2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap dan kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 1 Khairunnas Rajab,(2001).Psikologi Ibadah. Jakarta: Amzah. h.1 2 Suhertina.(2008). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pekanbaru: Suska Press. h.74

Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut: 3 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Untuk mencapai apa yang telah tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas tidak bisa di lepaskan peran guru pembimbing dalam tercapainya cita-cita pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003. Tentang Sisdiknas memerlukan peran serta guru pembimbing hakekatnya adalah memberikan bimbingan kepada individu atau kelompok individu agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Prayitno menyatakan bahwa: 4 Bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan dan interprestasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungan Bimbingan konseling Memiliki tujuan untuk memandirikan individu. 5 Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. ada enam bidang bimbingan salah satunya, bidang bimbingan pribadi, adalah pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang 3 Ibid. h.1 4 Ibid. h18 5 Ibid. h.18

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. 6 Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang sangat diistimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. Hal ini diperkuat oleh Allah yang terkandung dalam Al-Mujadalah ayat 11. Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah 58: 11) 7 Dalam proses pembelajaran guru pembimbing memiliki peran yang sangat penting, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 berbunyi 8 bahwa mengembangkan potensi spiritual pada siswa. Spiritual tidak bisa terlepas dari agama. Agama merupakan suatu aturan yang menyangkut cara-cara bertingkah laku, berperasaan dan berkeyakinan secara khusus. Setidaknya agama menyakut ke-ilahi-an. Maksudnya, agama menyangkut segala sesuatu yang bersifat ketuhanan. 9 6 Ibid. h.57 7 Fenti Hikmawati.(2010). Bimbingan konseling. Jakarat: PT Raja Grafindo Persada. h.27-28 8 Op. Cit. h.1 9 Ramayulis.(2011). Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.h.5

Bimbingan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur an dan Hadist ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan Al-Qur an dan hadist. apabila internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur an dan hadist telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah SWT. Dengan demikian, bimbingan di bidang agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah. karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat Islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid dunya wal akhirah. 10 adapun berkenaan dengan kualifikasi konselor Islami, tentu saja tidak terlepas dari tugasnya untuk menumbuh suburkan sikap individu yang diridhai Allah SWT. konselor yang ingin membawa kliennya kepada kehidupan yang diridhai Allah SWT, tentu hendahnya dapat pula merealisasikan pola hidup ke dalam segala tutur kata, perilaku, sikap dan suasana kalbunya, di mana apa yang disampaikan oleh konselor agama tersebut, juga dilaksanakan oleh diri konselor. konselor di samping memberikan bimbingan dan konseling terhadap klien, sekaligus juga adalah pengamalan yang baik dalam amaliah ajaran agama, sehingga ia bisa terhindar dari peringatan Allah. Firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS. Ash-Shaff (61): 2) 10 Samsul Munir Amin.(2008).Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. h.23-24

Oleh karena itu, seorang konselor Islami yang professional seharusnya memiliki dua hal; pertama, pengetahuan tentang bimbingan dan konseling secara umum, kedua, pengetahuan agama Islam secara mendalam. Sehingga dengan demikian, dalam proses pembimbingan yang dilakukan konselor kepada klien akan dengan mudah diterima klien karena konselor tersebut memiliki pengetahuan bimbingan dan konseling serta pengetahuan agama Islam secara komprehensif melakukannya secera professional. 11 ini juga tertuang dalam Al-Qur an yang berbunyi: Artinya: Demi masa. sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menasihat untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Dari penjelasan diatas bahwa guru pembimbing memiliki peran dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa, harus memiliki pengetahuan agama, ini mengambarkan bahwa guru pembimbing memiliki peran untuk memberikan pemahaman Agama kepada siswa dalam layanan yang dilaksanakan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Tetapi guru pembimbing belum memberikan pendekatan agama dalam memberikan layanan yang dilaksanakan dan masih kurang guru pembimbing dalam penyelesaikan masalah siswa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 11 Ibid. h.26-27

Berdasarkan pengamatan awal di Sekolah Menengah Kejuruan negeri Kehutanan Pekanbaru penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih kurangnya usaha guru pembimbing mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa. 2. Masih kurangnya guru pembimbing melakukan kegiatan khusus untuk meningkatkan ketaatan ibadah siswa. 3. Masih kurangnya penyelesaian masalah siswa dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 4. Masih kurangnya guru pembimbing melibatkan pihak lain untuk bekerjasama dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa. 5. Masih kurangnya guru pembimbing memberikan layanan informasi tentang ibadah. Berdasarkan gejala-gejala di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: Peranan Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Ketaatan Ibadah Siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru B. Alasan Memilih Judul Adapun asalan peneliti memilih SMKN Kehutanan Pekanbaru sebagai lokasi penelitian adalah: 1. Persoalan-persoalan yang dikaji dalam judul di atas sesuai dengan bidang ilmu penulis pelajari, yaitu bimbingan konseling. 2. Masalah-masalah yang dikaji dalam judul di atas, penulis mampu untuk menelitinya. 3. Lokasi penelitian ini terjangkau oleh peneliti untuk melakukan penelitian. C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian ini maka peneliti perlu menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Peranan Peranan berasal dari kata peran, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang memiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. peran dalam kamus bahasa Indonesia di artikan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. 12 M. Ngalim Purwanto dalam buku psikologi pendidikan mengemukakan pengertian peran sebagai berikut: peran adalah kebutuhan atau posisi seseorang di dalam masyarakat dimana hidup, termasuk dalam peran ialah tempat dan jabatannya semacam pekerjaan tinggi rendahnya kedudukan itu. Kedudukan seseorang dalam masyarakat menentukan tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya, dan selanjutnya menentukan tingkah lakunya. 13 2. Ketaatan Ibadah adalah suatu perbuatan yang menyatakan bukti kepada Allah yang didasarkan kepada ketaatan dalam mengerjakan perintahnya dan meninggalkan laranganya. 14 D. Permasalahan 1. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang ada, bahwa yang menjadi pokok persoalan kajian ini adalah eksistensi guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: Prisma. h.62 12 WJS.Purwa Darmita.Psikologi Pendidikan. h.677 13 M. Ngalim Purwanto.(2006). Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Grahalia Indonesia. h.162. 14 Khairunnas Rajab. (2010). Psikologi Agama, Studi Terhadap Perilaku Beragama. Jakarta: Pustaka

a. Peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. b. Program guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. 2. Batasan masalah Mengingat ada beberapa masalah pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahannya dengan meneliti tentang. (a) Peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. (b) Program guru pembimbing meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. 3. Rumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. b. Bagaimana program guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru. b. Untuk mengetahui bagaimana program guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa di SMKN Kehutanan Pekanbaru.

c. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat berguna secara akademis, praktis, dan teoritis sebagai berikut: a. Kegunaan akademis Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan dilakukan oleh guru pembimbing. b. Kegunaan teoritis Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang ilmu bimbingan konseling khususnya mengenai peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa. c. Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, sumbangan pemikiran bagi semua pihak dalam peranan guru pembimbing dalam meningkatkan ketaatan ibadah siswa.