MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

BAB II LANDASAN TEORI. Koneksi berasal dari kata dalam bahasa inggris Connection, yang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

PROFIL PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS X PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ALJABAR DI KELAS VIII BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

P 46 BERPIKIR KREATIF SISWA MEMBUAT KONEKSI MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI BANGUN DATAR

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

Key Words :Active Learning Type The Learning Cell, Understanding of Students Mathematic Concept

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MATERI KUBUS DI KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

SEPTIANA RATNANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar,

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB V PENUTUP. yang telah diuraikan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa berkemampuan tinggi kelas IX C SMP Islam Sunan Gunung Jati

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Problem Solving. Berbicara tentang pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Transkripsi:

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Ika Silvia Anggraeni 1 Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email : ikasilpi26@gmail.com Siti Khabibah 2 Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email : khabibah khabibah@yahoo.com Abstrak Keterkaitan matematika dengan dunia nyata dan disiplin ilmu lain merupakan landasan terbentuknya koneksi matematika. Salah satu cara melatih kemampuan koneksi matematika yaitu dengan menyelesaikan masalah kontekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil kemampuan koneksi matematika siswa dalam menyelesaiakan masalah kontekstual ditinjau dari kemampuan matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Dawarblandong, Mojokerto tahun ajaran 2013/2014. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa berkemampuan tinggi (SKT), satu siswa berkemampuan sedang (SKS) dan satu siswa berkemampuan rendah (SKR). Instrumen penelitian terdiri dari tes penyelesaian masalah kontekstual dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dalam mengoneksikan antar topik matematika, SKT menentukan konsep matematika, membuat soal yang penyelesaiannya sama seperti masalah menghubungkan konsep tersebut untuk menyelesaiakan permasalahan; dalam mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain, SKT menentukan konsep fisika, konsep matematika dan menghubungkan konsep tersebut untuk menyelesaiakan permasalahan; dalam mengoneksikan matematika dengan dunia nyata, SKT menentukan variabel, model matematika dan membuat kesimpulan sesuai masalah; (2) Dalam mengoneksikan antar topik matematika, SKS menentukan 2 konsep yang terlibat, membuat soal penyelesaiannya sama seperti masalah, tetapi SKS tidak dapat menghubungkan konsep yang telah ditentukan; dalam mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain, SKS menentukan konsep fisika dan matematika yang terlibat tetapi SKS tidak dapat menghubungkan konsep yang ditentukan; dalam mengoneksikan matematika dan dunia nyata, SKS menentukan variabel, model matematika dan membuat kesimpulan sesuai masalah; (3) Dalam mengoneksikan antar topik matematika, SKR menentukan 1 konsep yang terlibat, membuat soal yang penyelesaiannya sama pada; dalam mengoneksikan matematika dan disiplin ilmu lain, SKR tidak dapat menyelesaiakan permasalahan; dalam mengoneksikan matematika dan dunia nyata, SKR menentukan variabel dan model matematika, namun pada masalah yang melibatkan konsep disiplin ilmu lain, SKR tidak dapat membuat variabel dan model matematika. Kata Kunci: profil, kemampuan koneksi matematika, masalah kontekstual, kemampuan matematika Abstract The relevance of mathematics with real world and discipline knowledge was the basic formation of mathematics connection. One way to train mathematics connection ability was by solving contextual problems. The purpose of this study was to describe profile of student s mathematics connection ability in contextual problem solving considered by mathematics ability. This study was a qualitative research that held on class VIII of SMP Negeri 1 Dawarblandong, Mojokerto academic year 2013/2014. The subjects of this study were one student with high ability (SKT), one student with medium ability (SKS) and one student with low ability (SKR).The instruments of this study were contextual problem solving test and guided interview. The result of the study showed that (1) In connecting among mathematics topic, SKT determined mathematics concept, made question that its problem solving same as the problem had given, and connected the concept to solve it; in connecting mathematics with another discipline knowledge, SKT determined the physic, mathematics concept and connected the concept to solve it; in connecting mathematics with real world, SKT determining variables, mathematics model and made an appropriate conclusion; (2) In connecting among mathematics topics, SKS determined 2 mathematics, made question that its problem solving same as the problem had given, but SKS had difficulty in solving it; in connecting mathematics with another discipline knowledge, SKS determined physics and mathematics concepts, but SKS had difficulty to solve it; in connecting mathematics and real world, SKS determined variables, mathematics model and made a conclusion; (3) In connecting among mathematics topics, SKR determined 1 concept that involved, made question that its problem solving same as the problem had given, SKR had difficulty connected mathematics 107

concepts to solve it; in connecting mathematics with another discipline knowledge, SKR couldn t solve the problem; in connecting mathematics and real world, SKR determined variables and mathematics model. Kata Kunci: profile, mathematics connection ability, contextual problem, mathematics ability. PENDAHULUAN Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang diwujudkan dengan pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan potensi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan penggunaan buku teks yang bersifat kontekstual dan juga saling terkait antara topik yang satu dan lainnya dalam pembelajaran. Keterkaitan antar materi pada matematika dan juga matematika pada dunia nyata tersebut melandasi terbentuknya koneksi matematika (NCTM, 1989). Salah satu upaya meningkatkan kemampuan matematika dengan memberikan siswa masalah kontekstual sebagai latihan. Dalam kenyataannya, guru seringkali memberikan soal penerapan rumus yang dipelajari. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Selain itu, berdasakan hasil penelitian Sugiman pada SMP di Yogyakarta yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematika siswa baru mencapai rata-rata 53,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan koneksi siswa masih tergolong rendah. Sadar akan pentingnya kemampuan koneksi matematika, guru diharapkan dapat merancang model pembelajaran maupun pendekatan yang dapat mengembangkan kemampuan koneksi matematika. Agar model matematika yang dirancang berjalan maksimal, perlu diadakan penelitian pada sekolah yang bersangkutan untuk mengetahui gambaran kemampuan koneksi matematika siswa ditinjau dari kemampuan matematika. Koneksi matematika merupakan keterkaitan antar topik matematika, keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan keterkaitan matematika dengan dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) Standar (2000), kemampuan koneksi matematika merupakan salah satu prinsip dan kemampuan standar dalam belajar matematika yang dijabarkan antara lain: (1) mengenali dan menggunakan hubungan-hubungan antara konsep dalam matematika; (2) memahami bagaimana konsep-konsep dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan; (3) mengenali dan meneraokan konsep matematika pada konteks diluar matematika. Berdasarkan keterangan NCTM tersebut dan yang dikemukakan oleh Listanti (2012: 14), maka koneksi matematika dibagi tiga aspek yaitu aspek koneksi antar topik matematika, aspek koneksi dengan disiplin ilmu lain dan aspek dengan dunia nyata siswa. Masalah kontekstual merupakan persoalan yang berkaitan dengan obyek, peristiwa, fakta yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan tidak mempunyai prosedur segera yang dapat digunakan untuk menentukan jawabannya. Dalam sebuah pembelajaran, terkadang masalah yang diberikan guru menjadi masalah bagi satu siswa tapi bukan masalah bagi siswa lainnya. Hal ini sesuai pernyataan Hudojo (2001: 163) yaitu suatu pernyataan merupakan masalah jika pertanyaan tersebut sesuai dengan struktur kognitif siswa. Penyelesaian masalah kontekstual merupakan proses yang dilakukan siswa dalam mencari jawaban dari masalah kontekstual yang Dalam menyelesaikan masalah kontekstual, dilakukan dengan matematisasi pada masalah tersebut. Matematisasi merupakan suatu proses untuk memodelkan suatu fenomena secara matematis (Wijawa, 2012: 41). Menurut PISA (dalam Wijaya, 2012: 44) menggambarkan proses matematisasi sebagai berikut. 1. Proses diawali dengan masalah dunia nyata. 2. Mengidentifikasi konsepyang relevan dengan masalah, kemudian mengorganisasi masalah sesuai konsep matematika. 3. Secara bertahap meninggalkan situasi dunia nyata melalui proses asumsi, generalisasi dan formalisasi. 4. Menyelesaikan masalah matematika. 5. Menerjemahkan kembali solusi matematika ke dalam situasi nyata. Sesuai dengan langkah PISA tersebut, maka indikator kemampuan koneksi matematika yang diadaptasi dari Listanti (2012: 16) adalah sebagai berikut. Tabel 1 Indikator Kemampuan Koneksi Aspek Koneksi Indikator 1. Koneksi antar topik matematika 2. Koneksi dengan disiplin ilmu lain 1.1 Menentukan konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan 1.2 Memberikan contoh soal yang lebih sederhana yang mewakili jawaban pada permasalahan. 1.3 Menggunakan konsep matematika yang ditentukan untuk menyelesaikan 2.1 Menentukan konsep disiplin ilmu lain yang terkait pada masalah yang 2.2 Menentukan konsep matematika yang terlibat pada masalah yang 2.3 Menggunakan konsep matematika dan disiplin ilmu lain dalam 108

Aspek Koneksi 3. Koneksi dengan dunia nyata Indikator menyelesaikan masalah yang 3.1 Menentukan simbol matematika dari masalah yang 3.2 Menentukan model atau kalimat matematika dari masalah yang 3.3 Menerjemahkan kembali solusi matematika ke situasi nyata. Tingkat Kemampuan Rendah Kode Nama x Mean SD Hasil tes penyelesaian masalah kontekstual dianalisis sesuai indikator kemampuan koneksi matematika yang telah ditentukan. Sedangkan hasil wawancara dianalisis berdasarkan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 91) yang terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan simpulan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan profil kemampuan koneksi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual ditinjau dari kemampuan matematikanya. Kemampuan matematika siswa terdiri dari kemampuan tinggi, sedang dan rendah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sehingga hasil penelitian berupa deskripsi profil kemampuan koneksi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual ditinjau dari kemampuan matematikanya. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dawarblandong, Mojokerjo pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Subjek penelitian terdiri dari tiga siswa kelas VIII yaitu satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa dengan kemampuan matematika edang dan satu siswadengan kemampuan matematika rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen utama yaitu peneliti dan instrumen pendukung yaitu tes penyelesaian masalah kontekstual dan wawancara. Tes penyelesaian masalah kontekstual terdiri dari dua masalah kontekstual. Masalah pertama memuat indikator koneksi matematika pada aspek koneksi antar topik matematika dan aspek koneksi dengan dunia nyata siswa, sedangkan masalah kontekstual kedua memuat indikator koneksi matematika pada aspek koneksi dengan disiplin ilmu lain dan aspek koneksi dengan dunia nyata siswa. Analisis data dilakukan pada nilai matematika siswa, hasil tes penyelesaian masalah kontekstual dan wawancara. Pada nilai ulangan akhir semester ganjil matematika kelas VIII siswa dianalisis dengan standar deviasi Arikunto (2009: 263) untuk mengelompokkan siswa ke dalam kategori tingkat kemampuan matematika siswa. Rentang nilai siswa untuk masing-masing kategori kemampuan matematika adalah sebagai berikut. Tabel 2 Kategori Tingkat Kemampuan Tingkat Kemampuan Tinggi Sedang Kode Nama x mean + SD Mean SD < x < Mean + SD HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan nilai hasil ulangan semester ganjil matematika siswa kelas VIII maka didapat tiga subjek matematika sesuai dengan kemampuan matematika sebagai berikut. Tabel 3 Subjek Penelitian No Kode Jenis Kemampuan Kelas Nilai Nama Kelamin 1. LS VIII-3 Perempuan 98 Tinggi 2. DSM VIII-3 Perempuan 78 Sedang 3. SPA VIII-4 Perempuan 45 Rendah Berikut analisis data hasil penelitian tentang kemampuan koneksi matematika dalam menyelesaikan masalah kontekstual materi SPLDV dari ketiga subjek tersebut. 1. 1. Subjek Kemampuan Tinggi (SKT) Koneksi antar topik matematika Dengan membaca berulang kali, SKT menentukan konsep yaitu SPLDV, aritmatika sosial dan pecahan yang akan digunakan dalam menyelesaikan Sesuai dengan konsep tersebut, SKT membuat contoh soal yang penyelesaiannya sama dengan masalah yang diberikan yaitu contoh soal SPLDV SKT mensubstitusikan model matematika yang telah diperoleh sehingga menjadi SPLDV. Selanjutnya dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi SKT menentukan nilai dari masingmasing variabel. SKT menggunakan konsep aritmatika sosial yaitu rumus harga sebelum didiskon dan menggunakan konsep pecahan untuk menyelesaikan persamaan dalam mencari harga celana jin yang akan dibeli Sita. Koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain Dengan membaca dan mengingat permasalahan serupa yang pernah dikerjakan saat pembinaan olimpiade, SKT menentukan konsep pada fisika yaitu GLB yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan konsep pada matematika yaitu SPLDV. 109

Sesuai dengan model matematika yang telah ditentukan, SKT menggunakan metode substitusi untuk mensubstitusikan rumus pada GLB dalam mencari jarak ( x = v. t) pada model matematika tersebut. SKT mensubstitusikan persamaan waktu sehingga model matematikanya menjadi SPL dengan satu variabel. Dengan persamaan tersebut, SKT menentukan nilai dari variabel sesuai permasalahan. Koneksi matematika dengan dunia nyata Sesuai dengan masalah yang diberikan, SKT menentukan simbol matematika pada masalah kontekstual satu dan dua. Pada masalah kontekstual dua, simbol matematika yang ditentukan menggunakan variabel (x untuk jarak, v untuk kecepatan dan t untuk waktu). Simbol tersebut sesuai dengan simbol yang ditentukan pada fisika. Dengan memahami masalah yang diberikan, SKT menentukan model matematika pada masalah kontekstual satu dan dua sesuai dengan variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan nilai variabel dan memahami permasalahan, SKT menerjemahkan jawaban permasalahan ke dunia nyata dengan membuat kesimpulan sesuai dengan perintah pada masalah kontekstual satu dan dua. 2. Subjek Kemampuan Sedang (SKS) Koneksi antar topik matematika Dengan mengingat materi yang pernah dipelajari sebelumnya, SKS menentukan konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu SPLDV dan aritmatika sosial. Namun, ada satu konsep yang tidak disebutkan yaitu pecahan karena SKS lupa. Sesuai dengan konsep tersebut, SKS membuat contoh soal yang penyelesaiannya sama dengan masalah yang diberikan yaitu contoh soal SPLDV. SKS mengubah persamaan dengan banyak variabel menjadi SPLDV dengan menggunakan metode substitusi. Selanjutnya dengan menggunakan metode eliminasi dan substitusi SKS menentukan nilai dari masing-masing variabel. SKS mengalami kesalahan dalam menuliskan rumus mencari harga celana jeans sebelum diskon. Setelah rumus tersebut dibenarkan peneliti, SKS tidak bisa menentukan harga celana sebelum diskon karena tidak dapat mengoperasikan rumus dalam bentuk pengurangan pecahan. Koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain Dengan membaca permasalahan berulang kali, SKS menentukan konsep pada fisika yaitu GLB dan dengan ragu SKS menentukan konsep pada matematika yang terlibat yaitu SPLDV. SKS tidak pernah menemui permasalahan yang melibatkan konsep fisika dan matematika dalam menyelesaikannya. Dengan dibantu peneliti menghubungkan konsep fisika dan matematika yang terlibat dalam masalah, SKS mensubstitusikan model matematika dengan rumus jarak pada fisika dan mensubstitusikan model matematika pada waktu sehingga menjadi SPL dengan satu variabel. Koneksi matematika dengan dunia nyata Dengan mengingat materi yang pernah dipelajari SKS menentukan variabel sesuai dengan masalah kontekstual satu dan dua. Pada masalah kontekstual dua, simbol matematika yang ditentukan menggunakan abjad seperti pada simbol matematika pada masalah kontekstual satu. Pada masalah kontekstual satu, dengan memahami masalah, SKS membuat model matematika sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. SKS dapat menjelaskan mengapa model yang dibuat seperti itu. Namun, pada masalah kontekstual dua, SKS mengalami kesulitan. Dengan dibantu peneliti untuk memahami per kalimat dalam masalah, SKS membuat model matematika (sendiri) sesuai permasalahan. Pada masalah kontekstual satu, meskipun mengalami kesulitan dalam menentukan harga celana sebelum diskon, SKS memahami apa yang ditanyakan dalam soal. Oleh karena itu, dengan dibantu peneliti menentukan harga sebelum diskon, SKS menerjemahkan jawaban ke dunia nyata dengan membuat kesimpulan dari permasalahan. Pada masalah kontekstual dua, dengan dibantu peneliti menentukan nilai variabel dan memahamkan yang ditanyakan pada permasalahan, SKS menerjemahkan jawaban ke dunia nyata dengan membuat kesimpulan sesuai dengan permasalahan. 3. Subjek Kemampuan Rendah (SKR) Koneksi antar topik matematika Dengan mengingat materi yang pernah dipelajari sebelumnya, SKR hanya menentukan satu konsep matematika yang terlibat pada masalah yaitu SPLDV. SKR tidak dapat menyebutkan konsep lainnya karena tidak mengetahuinya. Sesuai dengan konsep tersebut, SKR membuat contoh soal yang penyelesaiannya sama dengan masalah yang Sesuai dengan konsep yang telah ditentukan, SKR berencana mengubah persamaan sehingga menjadi SPLDV. Tetapi, SKR tidak dapat mensubstitusikan persamaan dengan baik sehingga mendapatkan dua 110

persamaan yang salah. Selanjutnya, dua persamaan tersebut dieliminasi dan mendapatkan nilai variabel yang negatif. Setelah itu SKR tidak melanjutkan jawabannya karena merasa tidak bisa. Koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain SKR tidak pernah menemui permasalahan yang melibatkan konsep pada matematika dan fisika, sehingga SKR mengetahui kalau masalah tersebut terkait pada fisika tetapi tidak dapat menyebutkan konsep fisika yang terlibat pada SKR tidak dapat menyebutkan konsep matematika yang terlibat dalam masalah karena SKR tidak pernah mengerjakan permasalahan serupa sehingga SKR tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang Koneksi matematika dengan dunia nyata Pada masalah kontekstual satu, dengan mengingat materi yang pernah dipelajari, SKR menentukan variabel sesuai dengan permasalahan yang Namun, pada masalah kontekstual dua, SKR tidak dapat menentukan variabel yang sesuai pada masalah karena SKR tidak memahami permasalahan yang Pada masalah kontekstual satu, dengan memahami masalah, SKR membuat model yang matematika. Tetapi karena kurang teliti, ada beberapa model yang tidak sesuai dengan masalah yang diberikan dan variabel yang ditentukan. Pada masalah kontekstual dua, SKR tidak dapat menentukan model matematika karena SKR tidak paham dengan masalah yang SKR tidak dapat menerjemahkan jawaban dari permasalahan yang ke dalam dunia nyata karena SKR tidak memahami permasalahan yang Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas, terlihat bahwa ketiga subjek dengan kemampuan matematika yang berbeda memiliki kemampuan koneksi matematika dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berbeda pula. Kemampuan koneksi matematika yang berbeda salah satunya disebabkan karena subjek memiliki pemahaman yang berbeda terhadap konsep yang digunakan untuk menyelesaikan Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan Siswono (2008: 35) yaitu perbedaan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika dapat menyebabkan perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan Subjek dengan kemampuan matematika tinggi, mengoneksikan antar topik dalam matematika, mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain dan mengoneksikan matematika dengan dunia nyata dalam mengerjakan masalah kontekstual yang Subjek tidak menemui kesulitandalam mengerjakan masalah yang diberikan karena ia terbiasa menyelesaikan masalah matematika pada saat pembinaan olimpiade. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hudojo (2001: 166) yang menyatakan bahwa melalui penyelesaian masalah salah satunya masalah kontekstual, siswa-siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan ketrampilan yang telah dipelajari. Subjek dengan kemampuan matematika sedang, mengalami kesulitan dalam menghubungkan beberapa konsep matematika dalam menyelesaikan Ia juga mengalami kesulitan menghubungkan konsep matematika dan fisika untuk menyelesaikan masalah kontekstual dua karena ia tidak pernah menyelesaikan permasalahan yang melibatkan konsep pada fisika dan matematika sebelumnya. Permasalahan tersebut menjelaskan bahwa koneksi matematika harus mendapat penekanan dalam setiap jenjang pendidikan (NCTM, 2000), sehingga siswa menjadi terbiasa dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan beberapa konsep matematika, disiplinilmulain dan dunia nyata. Subjek dengan kemampuan matematika rendah tidak pernah menyelesaikan masalah kontekstual sebelumnya. Hal ini menyebabkan subjek kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual satu dan dua. Selain itu, subjek tidak memahami konsep yang terlibat pada masalah sehingga pada masalah kontekstual satu ia hanya dapat menentukan variabel dan model matematika yang Sedangkan pada masalah kontekstual dua ia tidak bisa mengerjakan sama sekali permasalahan yang PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka didapat simpulan profil kemampuan koneksi matematika siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual sebagai berikut. 1. Siswa dengan Kemampuan Tinggi Dalam mengoneksikan antar topik matematika, siswa menentukan konsep yang terlibat dalam permasalahan yaitu SPLDV, aritmatika sosial dan pecahan dan memberikan contoh soal yang memiliki penyelesaian sama dengan permasalahan yang diberikan yaitu SPLDV. ia menghubungkan konsep SPLDV untuk menemukan nilai variabel dan aritmatika sosial dan pecahan untuk menemukan harga barang sebelum diskon. Dalam mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain, siswa menentukan konsep matematika yaitu SPLDV dan fisika yaitu GLB yang 111

terlibat dalam permasalahan. Ia menghubungkan konsep SPLDV dan GLB pada persamaan yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam mengoneksikan matematika dengan dunia nyata, siswa menentukan variabel dan model matematika sesuai dengan permasalahan. Ia menerjemahkan permasalahan ke dunia nyata dengan menentukan kesimpulan sesuai yang ditanyakan pada 2. Siswa dengan Kemampuan Sedang Dalam mengoneksikan antar topik matematika, siswa menentukan 2 dari 3 konsep yang terlibat pada permasalahan yaitu SPLDV dan aritmatika sosial dan memberikan contoh soal yang memiliki penyelesaian sama dengan permasalahan yang diberikan yaitu contoh SPLDV. Ia menentukan nilai variabel pada permasalahan dengan menggunakan konsep SPLDV, tetapi ia mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep pada aritmatika sosial dan pecahan untuk menyelesaikan Dalam mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain, siswa menentukan konsep fisika yaitu GLB dan dengan ragu menentukan konsep matematika yang terlibat pada permasalahan yaitu SPLDV. Ia mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep GLB dan SPLDV untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam mengoneksikan matematika dengan dunia nyata, siswa menentukan variabel yang terlibat pada Pada masalah yang melibatkan beberapa topik matematika, ia menentukan model matematika. Namun, pada masalah yang melibatkan konsep matematika dan fisika, dengan dibantu peneliti memahami masalah, ia menentukan model matematika. Dengan bantuan peneliti, ia menerjemahkan permasalahan ke dunia nyata dengan membuat kesimpulan sesuai yang ditanyakan pada 3. Siswa dengan Kemampuan Rendah Dalam mengoneksikan antar topik matematika, siswa menentukan 1 dari 3 konsep yang terlibat pada permasalahan yaitu SPLDV. Ia memberikan contoh soal yang memiliki penyelesaian sama dengan permasalahan yang diberikan yaitu soal SPLDV. Namun, ia tidak dapat dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam mengoneksikan matematika dengan disiplin ilmu lain, siswa menentukan bahwa materi terkait dengan fisika namun tidak dapat menyebutkan konsep yang terlibat pada fisika dan matematika. Ia tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang Dalam mengoneksikan matematika dengan dunia nyata, pada masalah yang melibatkan beberapa topik matematika, siswa menentukan variabel dan model matematika sesuai permasalahan tetapi ada model yang salah. Pada masalah yang melibatkan matematika dan fisika, ia tidak dapat menentukan variabel dan model matematika sesuai permasalahan. Ia tidak dapat membuat kesimpulan sesuai yang ditanyakan pada permasalahan. Saran Berdasarkan hasil penlitian, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Hendaknya memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan membiasakan siswa untuk menyelesaikan masalah kontekstual dan juga masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain. Dengan begitu, siswa menjadi terbiasa untuk menghubungkan konsep yang telah dipelajari sebelumnya dan juga menghubungkan konsep pada disiplin ilmu lain sehingga kemampuan koneksi matematika dapat meningkat. 2. Dalam pelaksanaan wawancara, hendaknya dilaksanakan pada saat subjek mengerjakan masalah atau tepat saat subjek menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga subjek penelitian dapat mengungkapkan dengan lancar proses berfikirnya dalam mengerjakan masalah yang DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang: JICA. Listanti, Lia Budi. 2012. Profil Kemampuan Koneksi Siswa Ditinjau dari Kecenderungan Kepribadian Extrovert dan Introvert dalam Memecahkan Masalah. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Unesa. NCTM, 1989. Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics, (Online), (http://www.usi.edu/science/math/sallyk/standards/p revious/ CurrEvStds/ k4s4.htm, diakses pada 7 Oktober 2013). NCTM, 2000. Principles and Standards for School Mathematics,(Online),(http://www.usi.edu/science/ma th/sallyk/standards/document/chapter3/conn.htm, diakses pada 5 Oktober 2013). Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran Berbasis Pengajuan dan Pemecahan 112

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Sugiman, 2008. Koneksi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal UNY, (Online), (http://journal.uny.ac.id/ index.php/pythagoras/article/view/687, diakses pada 27 September 2013). Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualiatif. Bandung: CV ALFABETA. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran.Yogyakarta: Graha Ilmu. 113