BAB III PRAKTIK PENUKARAN UANG DAN DESKRIPSI PEMAHAMAN PARA PELAKU AKAD MENGENAI PERTUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTIK KURBAN NANGGUNG UTANG DI DESA BRANGSI KECAMATAN LAREN KABUPATEN LAMONGAN

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang

BAB III PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III METODE IJAB QABUL PADA MASYARAKAT SUKU SAMIN. di DESA KUTUKAN KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA

BAB III PRAKTIK JUAL BELI IKAN MELALUI PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DATA TENTANG GAMBARAN UMUM PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

BAB III TRADISI HUTANG DENGAN SISTEM BOLOGADAI DI DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

BAB V URAIAN MASALAH DI DUSUN NUNUK. A. Ketergantungan Pemenuhan Kebutuhan Sayur dari Pasar

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI TEBASAN IKAN BANDENG DI DESA BANGKOK GLAGAH

BAB IV PERKEMBANGAN KORBAN TSUNAMI ACEH DAN PERANG SAMPIT DI PONDOK PESANTREN YATIM INDONESIA DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP PONDOK PESANTREN YATIM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB V DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN. Dalam membangun hubungan kemanusiaan ini, peneliti telah memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

BAB III PERUBAHAN SOSIAL PETANI KE PEKERJA NON SKILL

BAB III SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK SEWA JASA PENYIARAN TV DENGAN TV KABEL DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Akad Jual-beli Galian Tanah di Desa Randuharjo Kabupaten

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB IV. moment dan analisis regresi linear, peneliti melakukan analisis deskriptif yaitu. Tabel 4.1 Prosentase Jawaban Angket

BAB III LARANGAN MENIKAHKAN DUA KALI DALAM SATU TAHUN DI DESA SIDO BINANGUN KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

PERAN MEDIA MASSA TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMK NU MA ARIF 01 KUDUS

BAB IV ANALISIS TOKOH AGAMA DI MELIAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK JUAL BELI PESANAN MEBEL DI TOKO BAROKAH DESA JEPON BLORA

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. perkembangannya mengalami kemajuan, baik secara fisik maupun kualitas

MUKHA<BARAH DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTEK JUAL BELI UANG RUSAK DI PASAR KAYEN PATI. Pasar Kayen adalah pasar induk masyarakat Kecamatan Kayen. Pasar

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

BAB III TRANSAKSI SEWA JASA ANJING PEMBASMI HAMA TIKUS DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian tersebut dianalisis berdasarkan metode dan pendekatan yang

BAB III APLIKASI PENETAPAN HARGA GABAH

BAB IV PERILAKU PENERIMA BANTUAN PROGRAM JALIN MATRA BRTSM DI DESA DADAPKUNING MENURUT PERSPEKTIF TEORI PERTUKARAN SOSIAL GEORGE C.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. ini (gesikan) Awal mula daerah itu pada Mereka adalah orangorang. (Yogyakarta). Mereka Mbah Kasan Muntawi yang mengawali daerah dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel I. 1. Drs. Imron Rosyadi 47 Kepala KUA Kecamatan Kandat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 10 Oktober

BAB III LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CANDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

PEDOMAN WAWANCARA BAGI SINGLE MOTHER. 2. Kapankah perpisahan anda dengan pasangan anda terjadi?

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB III PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

BAB V ANALISA DATA. di lapangan. Pada bab ini adalah bagian analisa dari penelitian, dimana akan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian 70. Desa Sedayulawas 1.063,783 Ha atau 10,64 km 71 yang terdiri dari:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Obyek, Subyek dan Lokasi Penelitian. 1. Gambaran Umum Kelompok Remaja Masjid

BAB III PRAKTIK PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK DI DESA MAYONG KECAMATAN KARANGBINANGUN KABUPATEN LAMONGAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

HARGA DIRI PADA WANITA PENJAGA WARUNG KOPI PANGKU

BAB III PENUKARAN MATA UANG LOGAM DI PASAR SIMO SURABAYA

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

BAB V PROBLEMATIKA KONDISI PEREMPUAN. jauh. Di dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seorang laki-lakilah yang patut

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA DAN PRAKTIK JUAL BELI BIIBIT IKAN LELE DI DESA JOMBOK KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 2. Traskip Hasil Wawancara Laki-laki Pengangkut Garam

BAB III GAMBARAN UMUM DESA KETEGAN DAN DESKRIPSI LARANGAN NIKAH ANAK PODO MBAREP. empat perdukuhan antara lain:

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III IMPLEMENTASI POLITIK UANG DALAM PRESPEKTIF PERTUKARAN SOSIAL. 1. Kondisi Geografis Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten

BAB III DESKRIPSI ZAKAT SEBAGAI PERSENAN DI AGEN JAJAN TOKO LANCAR PASAR BHINEKA SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 19 Mei 2014 sampai dengan 10 Juli 2014 yang dilaksanakan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK PENUKARAN UANG DAN DESKRIPSI PEMAHAMAN PARA PELAKU AKAD MENGENAI PERTUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA Hasil Penelitian Sebelum masuk pada penelitian tentang permasalahan yang dikaji, disini akan dijelaskan tentang profil desa tempat yang dilakukannya penelitian. A. Profil Desa 1. Sejarah Desa Desa Drajat merupakan salah satu dari desa yang terletak wilayah administrasi kecamatan Paciran, kabupaten Lamongan, provinsi Jawa Timur. Setelah Indonesia merdeka, desa Drajat telah mengalami beberapa masa kepemimpinan, yaitu: a. Tahun 1962 sampai tahun 1970 dipimpin oleh Manshur, b. Tahun 1970 sampai tahun 1978 dipimpin oleh Bakran, c. Tahun 1978 sampai tahun 1986 dipimpin oleh Martokan, d. Tahun 1986 sampai tahun 1994 dipimpin oleh Hidayat Iksan, e. Tahun 1994 sampai tahun 2009 dipimpin oleh Bakrin S.Ag, dan f. Tahun 2009 sampai sekarang dipimpin oleh Ah. Nailul Fauzi, SE. MM. 1 1 Profil Desa Drajat Tahun 2016, 1. 43

44 2 Ibid., 1. 3 Ibid., 3. 2. Aspek Geografi dan Demografi a. Aspek Geografi Wilayah desa Drajat, terletak pada wilayah daratan rendah. Dengan kordinat antara 6,8772, dengan luas 61,85 ha/m2, dengan batas-batas wilayah, sebagai berikut: sebelah utara terdapat desa Banjarwati, sebelah timur terdapat desa Banjarwati, sedangkan sebelah selatan terdapat desa Dagan, dan selanjutnya sebelah barat terdapat desa Kranji. Pusat pemerintahan desa Drajat terletak di dusun Drajat RT 01 RW 03 dengan menempati areal lahan seluas 420 m2. 2 b. Aspek Demografi Jumlah penduduk desa Drajat, sebanyak 2144 jiwa yang tersebar di 1 Dusun, 3 RW dan 10 RT. Dari jumlah tersebut, terdiri dari Laki-laki 1079 jiwa dan Perempuan 1065 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 38 jiwa/km². Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan jumlah penduduk adalah keberhasilan program keluarga berencana di desa Drajat 3 3. Aspek Sumber Daya Alam Sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan di desa Drajat sumber daya alam mutlak diperlukan untuk mendukung tercapainya program pembangunan desa yang direncanakan dengan baik. Sumber daya alam di desa Drajat adalah sebagai berikut: Pertanian Sawah 12

45 ha, Sawah Setengah Teknis 5 ha, Ladang atau tegalan 13 ha, dan Mata Air 3. 4 4. Aspek Sumber Daya Manusia Sebagai pelaku utama pelaksanaan pembangunan di desa, tentunya peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian terpenting suksesnya pelaksanaan pembangunan. Untuk itu sumber daya manusia di desa Drajat adalah sebagai berikut: penduduk tamat SLTP atau sederajat terdapat 472 orang, penduduk tamat SLTA atau sederajat terdapat 230 orang, penduduk tamat D-1 ada 5 orang, penduduk tamat D-2 ada 4 orang, sedangkan penduduk tamat D-3 11 orang, penduduk tamat S-1 56 orang dan penduduk tamat S-2 ada 12 orang. 5. Aspek Sumber Daya Pembangunan Sebagai sarana pendukung pelaksanaan pembangunan di desa, ketersediaan sumber daya pembangunan mutlak diperlukan dalam rangka untuk menentukan langkah, arah dan strategi pembangunan di desa secara tepat. Sumber daya pembangunan di desa Drajat adalah sebagai berikut: Makam Sunan Drajat 1 unit dan PAM desa 1 unit. 5 4 Ibid., 4. 5 Ibid., 4.

46 6. Aspek Sumber Daya Sosial Budaya Sebagai bangsa yang besar, Indonesia yang terdiri daei berbagai budaya merupakan modal pendukung untuk mencapai suksesnya pembangunan di desa, terutama sebagai modal dasar untuk mempromosikan diri desa dalam kancah persaingan tingkat lokal, daerah, nasional maupun internasional. Sumber daya sosial budaya di desa Drajat adalah sebagai berikut: Makam Sunan Drajat 1, Haul Sunan Drajat 7 hari, Hadroh Al-Banjari 1 group, Kentrung 1 group, Macapat 1 orang dan Karawitan 1 group. 6 B. Praktik Penukaran Uang dengan Jumlah Yang Tidak Sama Berawal dari kebutuhan para kedua belah pihak, antara penukar dengan pemilik jasa penukaran. Yang mana penukar membutuhkan uang logam atau uang receh digunakan untuk memberi shadaqah para pengemis dan mengisi kotak amal yang berada disekitar pesarean. Tak lain juga pemilik usaha penukaran itu sudah menjadikan penukaran uang itu sebagai profesinya setiap hari untuk menyambung biaya hidup. Pemilik usaha penukaran uang itu membuka penukaran uang ditempat yang mana menurutnya bisa mendapatkan banyak konsumen. Yaitu ditempat makam Sunan Drajat atau pesarean. Uang logam atau uang receh yang digunakan untuk penukaran uang itu ada yang berasal dari hasil mengemis dan juga hasil dari menukar 6 Ibid., 5.

47 kepada juru kunci atau kotak amal yang ada di pesarean. Hasil dari kotak amal tersebut biasanya hasilnya lebih banyak dari pada pendapatan hasil mengemis. Dan juga biasanya kalau ditukarkan kepada para pengemis yang berada ditempat itu, sering mendapatkan kekurangan. Jika pengemis itu dikasih tau kalau uangnya kurang justru mereka marah-marah, karena baginya tidak ada kekurangan dalam penukaran uang tersebut. 7 Disisi lain, uang logam atau uang receh itu setelah dikumpulkan kemudian dibungkus dengan kantong plastik kecil, yang sekiranya cukup. Agar dalam penukaran uang tersebut bisa terlihat rapi. Yang mana setiap kantong plastik itu berisi uang logam atau uang receh Rp 900 dengan di isi uang logam atau uang rece Rp 100 sebanyak 9x dan yang setiap kantong plastik itu totalnya Rp 4.500 dengan di isi uang logam atau uang receh Rp 500 sebanyak 9x. Salah satu pemilik penukaran uang itu ada yang menerima penukaran uang kertas Rp 1.000 atau Rp 2.000, yang mana biasanya itu penukar uang menukarkan uang Rp 50.000. Penukar uang itu tidak hanya menukarkan uang Rp 1000, tapi kebanyakan langsung menukarkan uang Rp 30.000. Mereka para penukar uang itu tidak hanya satu atau dua pengemis yang dikasih s}adaqah, tapi semuanya dikasih, termasuk juga kotak-kotak amal yang berada disekitar pesarean, disitulah para penukar uang langsung menukarkan uangnya sekalian. 7 Sudarjo, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 April 2017

48 Adanya penukaran uang agar para pengunjung yang sedang berziarah itu mudah untuk memberi s}adaqah pengemis-pengemis disekitar pesarean atau makam Sunan Drajat dan juga untuk mengisi kotak-kotak amal. Karena tidak tersedianya uang logam atau uang receh yang dimiliki oleh pengunjung yang berziarah. Tidak semua tempat penukaran uang itu sama sistem dalam melakukan akadnya. salah satu dari pemilik usaha penukaran uang itu tidak menjelaskan kepada penukar uang bahwa uang yang didapatkan hasil dari penukarannya tersebut tidak sesuai jumlahnya dengan yang ditukarkan. 8 Disisi lain, ada yang langsung diberi banner di depannya bahwa penukaran tersebut jumlah yang akan didapatkan tidak sesuai seperti yang tertulis Penukaran Uang 1000 dapat 900. Tapi yang satunya itu waktu menjalankan akad itu, pemilik usaha penukaran uang langsung memberitahu kepada penukar uang bahwa sistem dalam penukaran uang itu jumlah yang didapatkan tidak sesuai dengan jumlah yang ditukarkan, karena kurangnya uang yang didapatkan penukar itu adalah untuk upah pemilih usaha penukaran uang. 9 Tiga pemilih usaha penukaran uang tersebut berbeda-beda salam melakukan praktik penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama tersebut. 8 Marinten, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 april 2017. 9 Sudarjo, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 April 2017.

49 C. Deskripsi Pemahaman Para Pelaku Akad Mengenai Penukaran Uang dengan Jumlah Yang Tidak Sama 1. Pemilik Usaha Penukaran Uang a. Marinten adalah salah satu orang yang membuka usaha penukaran uang selama 10 tahun, dia adalah warga desa Drajat sendiri. Dia mengatakan yo upah e mbaak, upah e aku bukak usaha penukaran uang. Maksudnya adalah kekurangan yang didapatkan oleh penukar uang itu adalah upah bagi pemilik jasa penukaran uang, karena sudah membuka usaha penukaran uang tersebut. 10 b. Sudarjo, asli dari desa Drajat sendiri, dia sudah bekerja sebagai pengusaha penukaran uang selama ±10 tahun. Dengan pekerjaan itu dia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Waktu pertanyaan penulis ucapkan kepadanya. Sudarjo menjawab wes faham nek penukaran uang koyok ngene iku gak uleh, mangkane nek enek uwong ngijolno duwet tak jelasno kapan ngijolno duwet nak kene kekurangane iku gawe upah wong seng nduwe, soale podo-podo membutuhno, aku butuh gawe biayai hidup keluarga, wong seng nukarno butuh gawe ngekek i pengemis. Nek uwonge gak gelem yo gak popo. Maksudnya adalah bahwa pemilik pengusaha penukaran uang itu sudah faham jika penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama itu adalah tidak boleh, tetapi dengan pekerjaan itu pemilik usaha penukaran uang bisa memenuhi 10 Marinten, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 april 2017.

50 kebutuhan keluarganya, maka pemilik usaha mengambil upah dengan memberi kekurangan jumlah yang didapatkan oleh penukar uang. Keduanya saling membutuhkan antara pemilik dan penukar uang tersebut. Penukar membutuhkan uang receh untuk memberikan kepada pengemis yang ada disekitarnya. Jadi, pemilik usaha penukaran uang itu tidak memaksa penukar uang untuk menukarkan uang kepadanya. 11 c. Mu anah adalah salah satu orang yang mempunyai usaha penukara uang didesa Drajat. Dia asli orang Drajat sendiri, dia bekerja menjadi pengusaha penukaran uang sudah hampir 9 tahun. Pekerjaan inilah untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Menurut dia penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama ini adalah mboten nopo-nopo, soale iki yo gawe upahku ngenteni konsumen. Maksudnya adalah penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama ini adalah diperbolehkan, karena kekurangan tersebut adalah upah pemilik usaha penukaran uang menunggu para konsumen. 12 Dari ketiga pemilik usaha penukaran uang tersebut mengatakan dengan sama bahwa penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama itu kekurangan yang didapatkan oleh penukar dan tambahan yang diperoleh pemilik usaha penukaran uang itu adalah upah mereka. 11 Sudarjo, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 April 2017. 12 Mu anah, Pemilik Usaha Penukaran Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 2 April 20017.

51 2. Penukar Uang a. Nurul Inayah adalah salah satu pengunjung ziarah yang melakukan praktik penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama tersebut. Dia asli dari rombongan Bojonegoro, menurutnya penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama tersebut adalah kerugian bagi saya, karena seharusnya jumlah nilai yang ditukarkan itu sama dengan hasil dari penukaran uang tersebut. Meskipun kekurangannya itu tidak banyak, tapi bagi saya itu sudah menjadi permasalahan. Jika saya menukarkan uang semakain banyak maka kekurangan yang saya dapatkan juga semakin banyak, saya juga tidak diberi penjelasan dari pemiliknya alasan dari kekurangan uang yang saya dapatkan itu sebenarnya buat apa. 13 b. Dedik Irawan, dia juga pengunjung dari Bojonegoro. Dia mengikuti acara ziarah wali 5, salah satunya tempat yang dikunjungi adalah Sunan Drajat. Menurutnya penukaran dengan jumlah yang tidak sama iku kekurangane nggeh damel upahne seng nduwe usaha penukaran iku, isok ae gawe tumbas plastik seng gawe bungkus duwet e. Dadi yo gak masalah. Maksudnya adalah penukaran dengan jumlah yang tidak sama itu kekurangannya adalah buat upah orang yang memiliki usaha penukaran tersebut, dan bisa juga untuk biaya membeli plastik 13 Nurul Inayah, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 25 Februari 2017.

52 yang dibuat bungkus uang recehnya. Jadi tidak masalah buatnya. 14 c. To at, rombongan ziarah dari Surabaya, waktu itu dia selesai menukarkan uang di salah satu pemilik usaha penukaran uang yang ada di desa Drajat. Penulis menanyakan beberapa pertanyaan, salah satunya adalah tentang pemahaman dia terhadap penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama. Dia menjawab penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama itu sebenarnya menurut hukum Islam itu sudah tidak boleh, sistemnya itu dengan jumlah nilai yang sama meskipun jenis uang e berbeda. Yaah seperti tadi ini saya nuker uang receh, tapi yaah mbak setelah saya pikir kekurangan itu bisa aja dianggep hasil dari pemilik usaha itu, hasil upah menunggu pelanggan. Toh yaah tadi tidak dijelaskan sama orangnya. 15 d. Siti Rahayu, dia juga rombongan dari Surabaya. Satu bus melakukan ziarah wali songo. Menurutnya lagi butuh mbak mau gimana lagi. Soale yah mau ngasih pengemis-pengemis mbak kasihan. Aslinya yah rugi mbak. Tapi lumayan mbak bermanfaat juga ada penukaran uang, karena yah males mbak bawah uang recehan dari rumah, berat. Maksud dari perkataan Siti Rahayu adalah karena kebutuhan orang ziarah, karena dia ingin memberikan s}adaqah pada pengemis-pengemis yang ada 14 Dedik Irawan, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 25 Februari @2017. 15 To at, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 06 April 2017.

53 disekitarnya. dia merasa dirugikan. Tapi berkat adanya penukaran uang itu bisa bermanfaat buat para peziarah yang tidak membawah uang recehan. 16 e. Zahrah salah satu peziarah dari Tuban, menurutnya wah penukaran uang kyok ngunu gak masalah mbak, hasile teko nukar yo nggak dihitung, kurang opo lebih yo nggak pernah diperhitungkan. Orange yah nggak menjelaskan apapun tentang penukaran itu, habis itu langsung di bagikno nak pengemispengemis. Maksud dari penjelasan ibu Zahrah adalah bahwa tidak pernah mempermasalahkan penukaran yang seperti itu, hasil habis penukarannya juga tidak pernah dihitung karena langsung dibagikan kepada pengemis-pengemis, kurang lebihnya tidak pernah diperhitungkan. 17 f. Suparto juga rombongan peziarah dari Tuban, waktu penulis bertanya kepada bapak Suparto, bagaimana pengetahuan yang dia fahami selama ini tentang penukaran uang jika jumlah nilainya itu tidak sama, maka dia menjawab gak masalah, anggep ae iku keuntungan kanggo wonge, kan kabeh wong kerjo iku pasti enek hasile. Maksud dari bapak Suparto adalah dia tidak pernah mempermasalahkan penukaran uang seperti itu, karena baginya itu adalah keuntungan yang didapatkan oleh pemilik usaha 16 Siti Rahayu, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 06 April 2017. 17 Zahrah, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 06 April 2017.

54 penukaran uang, semua orang yang melakukan pekerjaan itu setidaknya bisa mendapatkan hasil. 18 g. Yanto, dia berumur 40 tahun, dia bekerja sebagai pedagang, dia berasal dari rombongan Gresik. Sewaktu saya bertanya kepadanya tentang pemahaman terhadap penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama itu menurutnya seperti apa. Lalu dia menjawab dibuat s}adaqah ajalah kekurangan itu, hitung-hitung penggantinya memberi pada pengemis-pengemis lainnya. 19 h. Muzanah peziarah asli Sidoarjo, mengatakan aslinya tidak diperbolehkan, harusnya itu sama jumlah nilainya. Tapi yah tidak apa-apa anggap saja sebagai penghasilannya bekerja setiap hari. 20 i. Ariyani, peziarah asli Kediri. Menjawab pertanyaan yang penulis tanyakan tentang penukaran uang yang selesai dia transaksikan, dengan jawaban awalnya merasa dirugikan, karena seharusnya dalam transaksi penukaran uang itu harus dengan jumlah nilai yang sama. Tapi setelah dijelaskan oleh pemilik usaha penukaran uang tersebut bahwa kekurangannya adalah upahnya, jadi saya tidak merasa dirugikan lagi. 21 j. Siti adalah peziarah asli dari Lamongan sendiri. Mengatakan ora tau mikirno mbak hukume ngunuku, yo jenenge ae mergawe 18 Suparto, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 07 April 2017. 19 Yanto, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 07 April 2017. 20 Muzanah, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 08 April 2017. 21 Ariyani, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 08 April 2017.

55 mbak, piye-piye yo golek bati. 22 Maksudnya adalah bahwa ibu Siti tidak pernah memikirkan tentang hukum dalam penukaran uang seperti itu, namanya juga orang bekerja atau pedagang, pasti akan mencari keuntungan tersendiri. Dari penjelasan 3 (tiga) pemilik usaha penukaran uang dengan 10 (sepuluh) penukar uang ternyata pemahaman mereka terhadap penukaran uang dengan jumlah yang tidak sama berbeda-beda, terdapat beberapa golongan, diantaranya adalah: 1) Orang yang menganggapnya sebagai upah. Seperti: Marinten (Pemilik Usaha Penukaran Uang), Mu anah (Pemilik Usaha Penukaran Uang), Dedik Irawan (Penukar Uang), Zahrah (Penukar Uang), Suparto (Penukar Uang), Siti (Penukar Uang). 2) Orang yang dari awal sudah mengetahui hukum aslinya, tapi dijadikan untuk upah pemilik usaha penukaran uang. Seperti: Sudarjo (Pemilik Usaha Penukaran Uang), To at (Penukar Uang), Muzanah (Penukar Uang), Ariyani (Penukar Uang). 3) Orang yang merasa dirugikan. Seperti: Nurul Inayah (Penukar Uang). 4) Orang yang merasa dirugikan, tapi karena keadaan. Seperti: Siti Rahayu (Penukar Uang). 5) Orang yang beranggapan bahwa itu untuk s}adaqah. Seperti: Yanto (Penukar Uang). 22 Siti, Penukar Uang, Wawancara, Lamongan, Tanggal 09 April 2017.