BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. oleh siswa kelas X. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya pengajaran bahasa bertujuan untuk menempuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis, berbicara, dan menyimak dalam berbagai ranah berbahasa. Empat aspek ini tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, saling menunjang, saling mendukung, sehingga dinamakan caturtunggal keterampilan berbahasa. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek. Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Hakikat belajar sastra adalah memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, hakikat pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ialah peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulis. Dari keempat aspek keterampilan berbahasa, menyimak menjadi salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling dominan dilakukan dalam kegiatan seharihari dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya. Dapat dikatakan mulai bangun Rinni Pratiwi Astuti, 2012 Efektivitas Teknik Dictogloss Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012) Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 tidur sampai menjelang tidur, manusia berhubungan dengan menyimak. Segala informasi baik berupa ilmu maupun ide yang diterima pada umumnya melalui proses menyimak. Seperti yang dikatakan Wilt (dalam Tarigan, 1986:11), 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak. Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, hanya dapat menangkap isi simakan maksimal 50% (Tarigan, 1986:27). Oleh sebab itu, di samping kemampuan berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan menyimak pun sangat penting dimiliki dalam upaya menyerap informasi (Chamdiah dkk, 1987:5). Sejalan dengan itu, KTSP menyebutkan bahwa salah satu aspek yang harus ada dalam pembelajaran baik di tingkat SMP/SMA adalah aspek menyimak, selain dari berbicara, membaca, dan menulis. Keempat ini merupakan catur tunggal pada setiap pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Dalam kaitan dengan kemampuan menyimak ini, Chamdiah dkk (1987:3) menyatakan bahwa siswa harus mampu mengingat fakta-fakta sederhana, mampu menghubungkan serangkaian fakta dari pesan yang didengarnya, dan menafsirkan makna yang terkandung dalam pesan lisan yang didengarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1986:58) yang mengatakan bahwa: Menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi memerlukan kegiatan lainnya, yakni memahami (understanding) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan dapat menafsirkan (interpreting) butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat maupun yang tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegiatan mengevaluasi (evaluating).

3 Pada kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding). Pada tahap akhir ini, penyimak mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh si pembicara. Penelitian tentang menyimak kurang mendapat perhatian dari kalangan peneliti. Hal ini berdasarkan pendapat Tarigan (1994:132) yang mengungkapkan bahwa suatu penelitian yang sangat berharga dalam bidang keterampilan menyimak yang sampai kini masih langka. Kelangkaan penelitian menyimak tersebut cukup beralasan, sebab di sekolah tidak pernah dilakukan tes menyimak. Sebagian siswa mengalami kebosanan pada saat mengikuti pembelajaran menyimak. Timbulnya perasaan bosan pada diri siswa mengakibatkan siswa ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Kurang menariknya pembelajaran menyimak yang dilakukan oleh guru mata pelajaran dan tidak adanya variasi dalam mengajar membuat siswa lebih sering ramai sendiri dan bahkan bermain dengan temannya. Diperlukan teknik pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih tertarik mengikuti pembelajaran menyimak. Memilih dan menggunakan teknik pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pada dasarnya tidak ada teknik pembelajaran yang ampuh sebab setiap teknik pembelajaran yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, guru harus mampu memilih teknik yang sesuai dan efektif dengan materi yang diajarkan. Kurang tepatnya guru dalam menggunakan teknik pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran.

4 Pada kesempatan ini penulis akan meneliti pembelajaran menyimak informasi dengan menggunakan teknik dictogloss. Nunan (dalam Azies dan Alwasilah, 1996:85) mengemukakan bahwa teknik dictogloss yaitu sebuah teknik dalam pengajaran menyimak yang tergolong komunikatif. Dalam teknik ini, guru memutar sebuah rekaman singkat kepada siswa dan siswa diminta menuliskan kata sebanyak yang mereka mampu. Mereka kemudian bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk merekonstruksi wacana dengan berdasarkan serpihan-serpihan yang telah mereka tulis. Teknik ini mirip dengan teknik dikte tradisional, walaupun hanya bersifat superficial. Dengan teknik ini siswa dilatih untuk mendengarkan, memahami, menginterpretasikan serta memberikan tanggapan terhadap informasi yang didengarnya. Di dalam teknik dictogloss terdapat dua buah teknik yang digunakan sebagai upaya pemahaman sebuah wacana lisan, yakni dikte dan teknik identifikasi kata kunci. Teknik dikte digunakan ketika wacana diperdengarkan kepada siswa dengan kecepatan normal sedangkan teknik identifikasi kata kunci digunakan ketika siswa diminta menuliskan kata-kata kunci atau kata-kata isi sebanyak yang mereka mampu. Tarigan (1986:52) menyatakan bahwa identifikasi kata kunci adalah memilih kata yang merupakan pokok pikiran utama dalam wacana maka dalam teknik dictogloss perlu adanya penemuan kata-kata yang merupakan kata kunci. Teknik dictogloss dapat membantu siswa dalam pembelajaran menyimak khususnya pada saat memahami isi informasi yang disimak. Karena pada hakekatnya kegiatan menyimak itu bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi

5 memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik mencoba teknik tersebut dalam pembelajaran dan sejauh mana tingkat keberhasilannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, akan dilakukan penelitian eksperimen yang berjudul Efektivitas Teknik Dictogloss dalam Pembelajaran Menyimak Informasi (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut. a. Siswa sering merasa jenuh dan bosan ketika mengikuti pembelajaran menyimak informasi. b. Guru kurang terampil dalam memilih dan menerapkan teknik pembelajaran yang tepat, khususnya dalam pembelajaran menyimak informasi. c. Teknik pembelajaran dominan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. d. Diperlukan teknik pembelajaran menyimak informasi yang sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran, serta minat siswa. 1.3 Batasan Masalah

6 Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada efektivitas teknik dictogloss dalam pembelajaran menyimak informasi pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung. 1.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sebelum diterapkan teknik dictogloss? b. Bagaimana kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sesudah diterapkan teknik dictogloss? c. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sebelum dan sesudah diterapkannya teknik dictogloss? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengujicobakan teknik dictogloss dalam pembelajaran menyimak informasi pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. 1.5.2 Tujuan Khusus Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

7 a. kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sebelum diterapkan teknik dictogloss; b. kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sesudah diterapkan teknik dictogloss; c. perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menyimak informasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung sebelum dan sesudah diterapkannya teknik dictogloss. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, peneliti mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan. Secara keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan memperkaya kajian dalam dunia pengajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menyimak informasi. 1.6.2 Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keefektivan teknik dictogloss dalam meningkatkan pembelajaran menyimak informasi serta pengalaman dan gambaran apabila kelak turun ke dalam dunia pendidikan dan pembelajaran sebenarnya.

8 b. Manfaat bagi guru Bahasa Indonesia Bagi guru diharapkan menjadi rujukan dan inspirasi bagi guru dalam menggunakan berbagai teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran yang dipandang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya materi pembelajaran menyimak informasi. 1.7 Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti bertolak dari asumsi berikut. a. Pembelajaran menyimak informasi merupakan materi yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk SMA kelas X. b. Perencanaan pengajaran, metode, dan teknik memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran khususnya pembelajaran menyimak. c. Teknik yang digunakan oleh guru akan mempengaruhi hasil belajar siswa. 1.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu teknik dictogloss efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak informasi pada siswa. Adapun hipotesis yang diajukan adalah: H 0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak informasi siswa kelas X-5 sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa teknik dictogloss; dan

9 H a : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak informasi siswa kelas X-5 sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa teknik dictogloss. Hipotesis ini diterima bila t hitung > t tabel maka H a atau hipotesis kerja diterima dan H 0 atau hipotesis nol ditolak. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan yang signifikan terhadap kemampuan menyimak informasi pada siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.