IMPLIKASI METODE KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN WAWANCARA PROFESIONALISME APARAT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA

STRATEGI DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada subbab hasil penelitian dan pembahasan ini akan dideskripsikan Implikasi

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima

I. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mencermati dan mengkaji tentang peranan Badan Satuan Polisi Pamong

I. PENDAHULUAN. dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah. Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disebut PKL adalah istilah untuk

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pamong praja, maka penulis memberikan simpulan bahwa koordinasi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Padang merupakan salah-satu daerah di Sumatera Barat dengan roda ekonomi dan

Awal dibentuknya adalah untuk mengembalikan wibawa pemerintah daerah yang carut marut karena kondisi Pemerintahan Republik Indonesia yang masih belia.

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seseorang yang menempati posisi di dalam status sosial (Margono Slamet, 1995: 15).

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PENEGAKAN PERATURAN DAERAH, PEMBINAAN TRANTIBUM DAN LINMAS TRANTIBUM DAN LINMAS. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

DATA PROFIL SKPD. 8 VISI Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban serta Penegakan Perda dan Program Kebijakan Kepala Daerah.

I. PENDAHULUAN. menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), kemacetan lalu lintas, papan reklame yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tujuan dikeluarkannya kebijakan mengenai otonomi daerah, yang diatur dalam

PROFIL SATPOL PP KABUPATEN BINTAN TAHUN kerja daerah yang memiliki tipe A, yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

LAMPIRAN-LAMPIRAN. A. Transkrip wawancara kepada bapak Bapak Sutrisno, ST selaku Kepala

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung dalam Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Pasar Bambu Kuning

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian terhadap efektifitas hukum. 56 Dalam penelitian ini, peneliti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyebaran dan pergerakan penduduk. Hal ini mengakibatkan di. masyarakat, fungsi pelayanan dan kegiatan ekonomi.

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

B A L A N G A N B U P A T I KABUPATEN BALANGAN YANG MAHA ESA BUPATI. budayaa. perlu. mampu. terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dan semakin luas di berbagai kota di Indonesia.

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang lain bekerja dalam waktu yang singkat. tingginya tuntutan biaya hidup di zaman saat sekarang ini.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Transkripsi:

Lampiran IMPLIKASI METODE KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG (Studi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung) TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Tahapan Preemtif 1. Apakah yang dimaksud dengan tahapan preemtif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Dalam tahapan preemtif, pihak Satuan Polisi Pamong Praja berupaya seoptimal mungkin untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam hal penertiban PKL, oleh karena itu setiap personil Polisi Pamong Praja harus memahami dengan benar makna perencanaan penertiban PKL di Pasar Bambu Kuning. Keberhasilan suatu pelaksanaan kegiatan penertiban Pedagang Kaki Lima oleh Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung dapat berjalan etektif apabila dapat menyusun dan melaksanakan program kerja yang efekrif. Program tersebut dapat dikatakan efektif apabila dapat mengatasi masalah-masalah ketertiban umum yang sering ditimbulkan oleh Pedagang Kaki Lima, seperti kemacetan lalu lintas, kebersihan, penataan parkir serta pengendalian perkembangan dan pertumbuhan jumlah Pedagang Kaki Lima. 2. Apakah program Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Larnpung memiliki program kerja yang terkait ketentraman dan ketertiban umum yaitu : a. Menyusun personil yang akan melaksanakan operasi penyelenggaraan transtibum. b. Melaksanakan patroli kota bersama instansi terkait untuk menjaga ketentraman dan ketertiban Kota Bandar Lampung. Patroli yang diselenggarakan setiap harinya dari pukul 09.00 wib dan 15.00 wib.

c. Melaksanakan penjagaan terhadap keramaian kota (pasar, mall dan keramaian lainnya). d. Memantau dan menerima laporan keadaan trantibum pada seluruh kecamatan e. Melaksanakan koordinasi dengan Kasi Penegakan Perda dalam rangka menunjang penegakan Perda. f. Melaksanakan koordinasi dengan Kasi Bimas Umum dalam rangka pengamanan izin keramaian yang telah ditertibkan g. Mengamankan keramaian kota berkerjasama dengan irstansi terkait. h. Mengawasi, menertibkan dan menindak masyarakat/badan hukum yang mengganggu trantibum. i. Melaksanakan penindakan terhadap masyarakat/badan hukum yang melakukan pelanggaran Perda. 3. Langkah-langkah apakah yang ditempuh dengan Metode Preemptif? Jawaban Herman Karim.: Pada tahapan preemtif, Satuan Polisi Pamong Praja mensosialisasi kepada PKL mengenai dasar penertiban PKL, yaitu untuk menciptakan keamanan dan ketertiban kota, bukan untuk menggusur para PKL. Ketentraman dan ketertiban adalah suatu keadaan dinamis yang rnemungkinkan pemerintah atau masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur guna menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah secara berkesinambungan, ketentraman dan ketertiban merupakan kebutuhan dasar dalam melaksanakan pelayanan kesejahteraan masyarakat. 4. Upaya apakah yang ditempuh dengan Metode Preemptif? Jawaban Herman Karim: Satuan Polisi Pamong Praja telah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penertiban Pedagang Kaki Lima yang melanggar Perda yaitu dengan melakukan penyuluhan, pembinaan atau pendekatan preventif untuk meningkatkan kesadaraa para pedagang bahwa lokasi tempatnya berjualan bukan peruntukkannya, menyampaian teguran baik secara lisan maupun tertulis agar para pedagang untuk mencari lokasi baru yang tidak melanggar Perda dan tindakan represif/operasi penertiban seperti membongkar lapak atau menyita gerobak dagang pedagang

5. Apakah tujuan penyuluhan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Tujuan kegiatan penyuluhan adalah untuk menambah pengetahuan para Pedagang Kaki Lima dan menyadarkan mereka bahwa tempat mereka berjualan merupakan lokasi yang dilarang Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk berjualan. Penyuluhan dan pembinaan kepada Pedagang Kaki Lima dilakukan secara langsung atau bersifat insindental. 6. Bagaimanakah pelaksanaan penyuluhan dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Penyuluhan ini biasanya dilakukan sekali dalam seminggu yang berkoordinasi dengan Dinas Pasar, penyampaian informasi juga dilakukan melalui kelompok/paguyuban Pedagang Kaki Lima yang ada di setiap pasar. Namun untuk penyuluhan dan pembinaan Pedagang Kaki Lima yang berada diluar lingkungan pasar dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja secara langsung bersamaan dengan patroli dan operasi penertiban. Informasi yang biasanya disampaikan kepada para pedagang ialah terkait lokasi berjualan yang dilarang, masalah kebersihan dan kerapihan tempat berjualan agar tidak mengganggu aktivitas lainnya. Sosialisasi materi yang disampaikan oleh petugas baik itu dan Dinas Pasar atau Satuan Polisi Pamong Praja kepada semua Pedagang Kaki Lima terkait dengan lokasi yang tidak diperbolehkan untuk berdagang, kebersihan dan kerapihan tempat berjualan. 7. Apa relevansi penertiban PKL Pasar Bambu Kuning pada saat ini? Penertiban PKL berkaitan dengan permasalahan ekonomi para PKL, oleh karena itu penertiban PKL harus selaras dengan upaya mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai pusat jasa dan perdagangan berbasis ekonomi kerakyatan, tujuan misi ini antara lain adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatnya ekonomi kerakyatan. maka kebijakan yang ditempuh untuk mencapai misi ini antara lain adalah pengembangan ekonomi kerakyatan.

8. Menurut Anda bagaimanakah situasi penertiban PKL Pasar Bambu Kuning pada saat ini? Jawaban Agus Pranata Siregar: Pejabat kota dan kaum elite lokal yang lain biasanya memandang PKL sebagai gangguan yang membuat kotor dan tidak rapi, menyebabkan kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah di sembarang tempat, gangguan para pejalan kaki, saingan pedagang toko yang tertib membayar pajak, serta penyebar penyakit lewat kontak fisik dan penjualan makanan yang kotor Penertiban PKL sebagai bagian dari kebijakan publik harus menimbulkan hasil yang dapat dinikmati terutama oleh kelompok sasaran. Oleh karena itu kebijakan itu harus mengabdi pada kepentingan masyarakat, sebagai serangkaian tindakan yang direncanakan, ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat Tahapan Preventif (Pencegahan) 9. Apakah yang dimaksud dengan tahapan preventif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Dalam tahapan preventif, pihak Satuan Polisi Pamong Praja berupaya untuk menghindari adanya kekerasan dengan para PKL. Pelaksanaan penertiban adalah untuk menjaga, memelihara. dan mencegah agar masyarakat tidak melakukan tindakan dan kegiatan melanggar peraturan dan ketentuanketentuan yang sudah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang, agar masyarakat taat dan tidak melakukan pelanggaran. 10. Apakah yang dilakukan pada dimaksud dengan tahapan preventif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Penertiban juga dilakukan dengan memberikan teguran atau peringatan secara lisan maupun tertulis/surat. pemberian surat teguran ini bertajuan untuk mengingat Pedagang Kaki Lima untuk mencari lokasi baru atau menempati lokasi yang sudah disediakan sebelum diambil tindakan represif

11. Apakah yang dilakukan pada dimaksud dengan tahapan preventif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Penertiban juga dilakukan dengan memberikan teguran atau peringatan secara lisan maupun tertulis/surat. pemberian surat teguran ini bertajuan untuk mengingat Pedagang Kaki Lima untuk mencari lokasi baru atau menempati lokasi yang sudah disediakan sebelum diambil tindakan represif 12. Apakah relevansi tahapan preventif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Jawaban Herman Karim: Perkembangan PKL semakin hari semakin bertambah sehingga bila didiamkan sudah pasti akan membuat permasalahan kemacetan lalu lintas dan kesemrawutan kota. Dengan demikian, dapat dikatakan adanya persoalan PKL ini menjadi beban berat yang harus ditanggung pemerintah kota dalam penataan kota 13. Apakah kaitan tahapan preventif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dengan PKL Pasar Bambu Kuning? Jawaban Herman Karim: Perkembangan PKL semakin hari semakin bertambah sehingga bila didiamkan sudah pasti akan membuat permasalahan kemacetan lalu lintas dan kesemrawutan kota. Dengan demikian, dapat dikatakan adanya persoalan PKL ini menjadi beban berat yang harus ditanggung pemerintah kota dalam penataan kota Tahapan Represif (Penegakan) 14. Apakah yang dimaksud dengan tahapan represif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Dalam tahapan represif dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai alternatif terakhir dalam penertiban PKL, yang biasanya berupa pembongkaran terhadap lapak para PKL

15. Apakah kesan Anda terhadap metode represif oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam penertiban PKL Pasar Bambu Kuning? Jawaban Agus Pranata Siregar: Penertiban yang dilakukan belum menyentuh akar permasalahan dari Pedagang Kaki Lima itu sendiri. Karenanya penertiban yang dilakukan tidak pernah dapat berjaian efektif sesaai dengan tujuan penertiban itu sendiri yaitu menciptakan suasana kota yang tertib, aman bersih dan indah Saya sangat menyayangkan adanya penggusuran PKL di Pasar Bambu Kuning, tetapi karena inkonstensi kebijakan pemerintah maka kembali PKL memadati wilayah tersebut. Meskipun Satpol PP secara rutin melakukan penertiban berupa penggusuran, perampasan barang dagangan dan penangkapan atau tindak pidana ringan