ABSTRAK. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kekambuhan Skizofrenia ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG ABSTRAK

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-issn : VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-issn :

GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIBERIKAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN KEMAMPUAN KELUARGA DALAM PERAWATAN TERHADAP KEKAMBUHAN KLIEN GANGGUAN JIWA HALUSINASI DI DESA KARANGSARI CILACAP

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

Etlidawati 1, Salmiwati 2.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, dibuktikan melalui pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak sesuai

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

Pengetahuan Keluarga tentang Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN KONTROLPASIEN JIWA SKIZOFRENIA DI RAWAT JALAN DI RSJ PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB III METODE PENELITIAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Penelitian Keperawatan Jiwa

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA KELUARGA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. mendasar bagi manusia. World Health Organization (WHO) sejaterah seseorang secara fisik, mental maupun sosial.

HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG SKIZOFRENIA DAN EKSPRESI EMOSI KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN SKIZOFRENIA DI IRD RSJ PROVINSI BALI

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN

M. SANDY FITRA SKRIPSI. Disusun Oleh :

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEKAMBU- HAN KLIEN SKIZOFRENIA DI PUSKESMAS CIBITUNG JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2012 Riska Puspita, Rahmat Sudiyat, Sumbara ABSTRAK Prevalensi penderita skizofrenia di indonesia adalah 0,3-1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia (Arif, 2006:4). Dari beberapa penilitian menunjukan beberapa faktor penyebab terjadinya kekambuhan Penderita skizofrenia adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut. Keluarga merupakan pendukung utama dalam proses penyembuhan klien skizofrenia untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Metode penelitian ini deskriptif korelasi pendekatan cross sectional, menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden. Analisis data melelui dua tahapan, yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat hubungan (chi square). Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga sebagian besar keluarga 54,2% tidak mendapatkan dukungan. Dari subvariabel dukungan informasional (54,2%) tidak mendapatkan dukungan, dukungan penilaian (52,4%) tidak mendapatkan dukungan, dukungan instrumental (54,2%) tidak mendapatkan dukungan, dukungan emosional (52,4%) tidak mendapatkan dukungan. Perlu ditingkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga tentang dukungan keluarga terhadap kekambuhan. Hasil penelitian kekambuhan menunjukan bahwa kekambuhan ringan (26,2%), kekambuhan sedang (33,3%), kekambuhan tinggi (40,5%). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia pvalue = 0.035 < alpha 0.05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ho diterima, berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pada klien skizofrenia di Puskesmas Cibitung- Jampangkulon Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan perlu di lakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai dukungan keluarga di rumah agar tidak terjadi kekambuhan lagi. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kekambuhan Skizofrenia ABSTRACT The prevalence of schizophrenia in Indonesia is is 0.3-1% and usually occurs around the age of 18-45 years, but some as young as 11-12 years already suffer from schizophrenia (Arif, 2006:4). The studies show some of the factors causing relapse of schizophrenia in patients is the lack of participation of the family in the care of family members with the disease. Family is a major supporter of the client in the healing process to prevent the recurrence of schizophrenia. The research method used was the descriptive cross sectional correlation approach, using total sampling technique, with a total sample of 42 respondents. Data analysis through two stages to see univariate frequency distributions and bivariate analyzes to examine the relationship (chi square). The results showed that most families do not have the support of 54.2%. From subvariabel informational support (54.2%) do not get support, appraisal support (52.4%) do not get support, instrumental support (54.2%) do not get support, emotional support (52.4%) do not get support. The data all strongly point to the need for improved knowledge and understanding of family against recurrence. The results showed that the recurrence of mild recurrence (26.2%), recurrence was (33.3%), high recurrence (40.5%). The result showed that there is a relationship between family support clients with relapse of schizophrenia value = 0.035 <α 12:05 concluded that Ho is rejected and Hα accepted, there is a significant association between family support with relapse in schizophrenia in the health center clients Cibitung-Jampangkulon of Sukabumi regency. Based on these results there exists a demonstrable need to be advised to do outreach to the community about family support in the home to ameliorate further recurrence. Keywords: Family Support Client Schizophrenia Relapse

PENDAHULUAN Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, dan negara industri. Keempat masalah kesehatan utama itu adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan. Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik yang seharusnya kedudukannya disejajarkan dengan penyakitpenyakit fisik lainnya. Biarpun tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi gangguan jiwa merupakan ketidakmampuan pada diri individu sehingga dengan adanya ketidakmampuan itu akan menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2001). Klien gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainya. Salah satu bentuk gangguan jiwa yang paling sering terjadi adalah Skizofrenia. Istilah Skizofrenia berasal dari dua kata Skizo yang berarti retak dan frenia yang berarti jiwa (Hawari, 2001). Skizofrenia ini dari sudut adanya gangguan pada susunan saraf pusat (otak), yang mengakibatkan kerusakan yang terjadi pada bagian otak yang mengakibatkan gangguan pada prilaku manusia (Hawari, 2003). Prevalensi klien skizofrenia di indonesia adalah 0,3-1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia (Arif, 2006). Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia di Puskesmas Cibitung Jampangkulon Kabupaten Sukabumi tahun 2012, sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap klien skizofreni 2. Untuk mengetahui gambaran kekambuhan klien skizofrenia. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian korelasional adalah penelitian mengenai semua anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian diukur mengenai dua jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk mengetahui koefisien korelasinya (Arikunto, 2002). Pada penelitian ini, akan meneliti ada tidanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia di Puskesmas Cibitung Jampangkulon Kabupaten Sukabumi. Populasi pada penelitian ini adalah semua keluarga klien skizofrenia yang berada dirumah mempunyai klien skizofrenia yang sudah lama (> 2 tahun) yaitu sebanyak 42 keluarga klien skizofrenia. Sampel yang digunakan untuk pengambilan anggota sampel menggunakan total sampling yaitu tehnik pengambilan sampel secara keseluruhan dari semua populasi. Sampel pada penelitian ini sebanyak 42 orang keluarga klien skizofrenia. Variabel independen/ bebas pada penelitian ini adalah dukungan keluarga, variabel dependen pada penelitian ini adalah kekambuhan klien skizofrenia. Analisis Univariat a. Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Klien Skizofrenia Tabel 1 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Klien Skizofrenia di Puskesmas Cibitung Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Dukungan Jumlah Persentase Mendukung 19 45,2 Tidak Mendukung 23 54,8 Jumlah 42 100 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dukungan keluarga dari 42 responden, sebagian besar dari responden yaitu sebanyak 23 orang (54,8%) dalam kategori tidak mendukung. Gambaran mengenai komponen dukungan keluarga pada klien skizofrenia di Puskesmas Cibitung-Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2012, dicantumkan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Komponen Dukungan Keluarga Jenis Mendukung Tidak mendukung Jumlah No. Dukungan Keluarga f % f % f % 1 Informasional 19 45,2 23 54,2 42 100 2 Penilaian 20 46,7 22 52,4 42 100 3 Instrumental 19 45,2 23 54,2 42 100 4 Emosional 20 46,7 22 52,4 42 100 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 42 orang responden yang diteliti, sebagian besar dari responden memiliki dukungan keluarga dari komponen dukungan informational dan dukungan instrumental dalam kategori tidak mendukung yaitu sebanyak 23 orang (54,2%). Selanjutnya sebagian besar dari responden memiliki dukungan penilaian dan dukungan emosional dalam kategori tidak mendukung sebanyak 22 orang (52,4%). b. Gambaran Kekambuhan Klien Skizofrenia Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kekambuhan Klien Skizofrenia di Puskesmas Cibitung Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Jumlah Persentase Ringan 11 26,2 Sedang 14 33,3 Tinggi 17 40,5 Jumlah 42 100 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kekambuhan dari 42 responden yang diteliti, ternyata hampir setengahnya dari responden yaitu sebanyak 17 orang (40,5%) terma-

suk dalam kategori kekambuhan tinggi. Analisis Bivariat a. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Klien Skizofrenia. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Klien Skizofrenia di Puskesmas Cibitung - Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Dukungan Keluarga Mendukung Tidak Mendukung Kekambuhan Pasien Skizoprenia Jumlah P- Value Ringan Sedang Berat 8 (42,1%) 3 (13,0%) Jumlah 11 (26,2%) 7 (36,8%) 7 (30,4%) 14 (33,3%) 4 (21,1%) 13 (56,5%) 17 (40,5%) 19 23 42 Alpha 0,035 0,05 Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia yang dilakukan terhadap 42 responden di Puskesmas Cibitung-Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 didapatkan bahwa dari 19 responden yang mendukung hampir setengahnya klien mengalami kekambuhan yang ringan sebanyak 8 orang (42.1%) dan dari 23 responden yang tidak mendukung sebagian besar klien mengalami kekambuhan yang berat sebanyak 13 orang (56.5%). Hasil uji statistik diperoleh pvalue = 0.035 < alpha0.05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ho diterima, berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pada klien skizofrenia. HASIL PENELITIAN Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Klien Skizofrenia Dari hasil analisis tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 42 responden yang diteliti, sebagian besar dari responden yaitu sebanyak 23 orang (54,2%) dalam kategori tidak mendukung. Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang menjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan terhadap sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan. Peran dan dukungan dari anggota keluarga merupakan sumber dukungan yang pertama bagi klien skizofrenia. Dukungan keluarga seperti dari anak, istri, suami, kerabat dan teman dekat (Gultom, 2000). Dukungan keluarga sangat penting terhadap pasien gangguan jiwa karena klien gangguan jiwa sangat memerlukan perhatian dari keluarganya. Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat maupun sakit pasien. Apabila keluarga memahami kebutuhan anggota keluarganya yang sakit maka keluarga akan memberikan dukungan untuk melakukan pengobatan. Sebaliknya apabila keluarga tidak memahami kebutuhan anggota keluarganya yang sakit, maka akan memperburuk perjalanan gangguan jiwa karena pasien tidak mendapatkan perhatian dan dukungan yang semestinya diberikan oleh keluarganya (Yosep, 2009). Dari tabel 4.2 dapat dilihat, sebagian besar dari responden memiliki dukungan informasional dan dukungan instrumental dalam kategori tidak mendukung sebanyak 23 orang (54,2%). Dukungan penilaian : memberikan support, penghargaan dan perhatian. Dukunga instrumental : memberikan bantuan kebutuhan makan dan minum, istirahat dan terhindarnya penderita dari kelelahan. Perananan keluarga sangat diperlukan untuk membentu pemulihan penderitan dan mencegah kekambuhan yaitu melalui dukungan emosional yang diberikan kepada penderita dan menghindari sikap permusuhan terhadap penderita, keluaga juga mempunyai peran penting dan mereka harus waspada dan mengawasi penderita setiap saat. Mereka juga membantu penderita dalam kegiatan sehari-hari untuk mengurangi ketegangan perasaan, keluarga juga harus membantu untuk memberikan obat pada penderita dan membawanya untuk periksa ulang. Selanjutnya dari data hasil penelitian sebagian besar dari responden untuk dukungan penilaian dan dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga menurut persepsi pasien menunjukan masing-masing presentasi yang sama yaitu (52,4 %) atau sebanyak 22 orang dalam kategori tidak mendukung. Dukungan penilaian : memberikan support, penghargaan dan perhatian. Dukungan emosional : mencakup ungkapan empati, kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Pasien skizofrenia memerlukan perawatan yang berkelanjutan dan berkesenambungan. Disini lah peran serta keluarga sangat diperlukan dalam merawat klien skizofrenia. Keluarga bukan saja berperan dalam penyediaan dana tetapi sangat berperan dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam perawatan klien skizofrenia pada saat klien berada di rumah. Keluarga yang mempunyai klien skizofrenia cenderung tertutup dan enggan diwawancarai, hal ini dapat disebabkan oleh stigma, rasa malu dan penyalahan dari lingkungan sosial yang dialami keluarga. Bagi beberapa keluarga kehadiran skizofrenia menimbulkan aib yang besar. Beban berat juga dipikul keluarga klien, anggota keluarga menjadi malu dan merasa ikut di jauhi masyarakat. Kadang mereka dipojokan sebagai penyebab gangguan yang di alami klien Keluarga berperan penting dalam peristiwa terjadinya gangguan jiwa dan proses penyesuian kembali setiap klien. Peran serta keluarga dalam proses pemulihan dan mencegah kambuh kembali klien gangguan jiwa sangat diperlukan, setelah sembuh pihak rumah sakit memulangkan klien kelingkungan keluarga dan umumnya beberapa hari, minggu atau bulan di rumah, klien kembali dirawat dengan alasan perilaku klien yang tidak dapat diterima oleh keluarga dan lingkungan. Klien selama di rumah yaitu tidak diperkenankan keluar rumah, setiap ada tamu dilarang keluar kamar dan gerak gerik klien diawasi dengan sikap curiga. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang penting dalam proses perawatan dirumah (Keliat, 1996). Gambaran Kekambuhan Klien Skizofrenia Kekambuhan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit dengan tanda dan gejala seperti yang per-

nah diderita sebelumnya ( Stuart and Sundeen, 1998). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hampir setengah dari responden mengalami kekambuhan yang ringan sebanyak 11 orang (26.2%), hampir setengah dari responden mengalami kekambuhan yang sedang sebanyak 14 orang (33.3%), dan hampir setengah dari responden mengalami kekambuhan yang berat sebanyak 17 orang (40.5%). Keluarga juga kerap menjadi korban pertama jika klien mengalami kekambuhan. Akibatnya, banyak anggota keluarga putus asa dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan memasung penderita dengan berbagai cara. Banyak faktor penyebab terjadinya kekambuhan klien skizofreni adalah kurangnya peran serta keluarga dalam perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit skizofrenia. Salah satu penyebab adalah keluarga yang tidak tahu menangani perawatan di rumah, keluarga jarang mengikut sertakan klien dalam kegiatan sehari-hari di rumah. Keluarga dengan ekspresi emosi yang rendah dikatakan sebagai keluarga yang suportif, menunjukkan simpati, kasih sayang, perhatian, tanpa menjadi overprotektif. Pasien yang tinggal dengan keluarga yang memiliki ekspresi emosi yang tinggi memiliki resiko terjadinya relaps yang makin besar. Psikoedukasi keluarga merupakan suatu jembatan yang membuat keluarga menjadi sadar dengan keadaan penyakit pasien dan dengan demikian menurunkan ekspresi emosi keluarga sehingga resiko terjadinya relaps dapat dikurangi. Keluarga merupakan tempat klien belajar, mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku. Agar keluarga memberikan dampak terhadap klien yang menjadi anggota keluarga tersebut, maka diharapkan anggota keluarga dapat berfungsi dan berperan secara kondusif (Keliat, 1996 : 9). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kekambuhan Klien Skizofrenia Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan klien skizofrenia pvalue = 0.035 < alpha 0.05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ho diterima, berarti ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pada klien skizofrenia di Puskesmas Cibitung- Jampangkulon Kabupaten Sukabumi adalah banyak yang tidak mendukung kepada klien skizofrenia. Kekambuhan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit dengan tanda dan gejala seperti yang pernah diderita sebelumnya ( Stuart and Sundeen, 1998). Keluarga harus melakukan tindakan untuk membantu menumbuhkan sikap mandiri dalam diri klien, keluarga harus sabar dan menerima kenyataan. Tindakan kasar, bentakan, atau mengucilkan malah akan membuat penderita semakin depresi bahkan cenderung bersikap kasar. Akan tetapi terlalu memanjakan juga tidak baik, jika dukungannya bagus kepada klien skizofrenia maka kekambuhan semakin kecil, jika dukungan keluarga kurang kapada klien skizofrenia maka semakin tinggi kekambuhan klien skizofrenia untuk kembali lagi penyakitnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan : 1).Sebagian besar keluarga tidak mendukung kilen skizofrenia, 2).Hampir setengah dari keluarga mengalami kekambuhan yang tinggi, 3).Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan pada klien skizofrenia. Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh bahwa (pvalue = 0.035). Sehingga disarankan : 1). Bagi Keluarga : diharapkan keluarga untuk berperan serta dan mengikuti proses keperawatan terhadap anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Agar keluarga mampu mengantisipasi ketika klien kambuh dan memperkecil kekambuhannya dan dapat melibatkan klien dalam aktivitas sehari-hari, DAFTAR PUSTAKA Akhmadi. (2009). Dukungan Keluarga. Diambil tanggal 19 April 2012 dari http://www:rajawana.com Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktik. Jakarta: Bina Aksara.. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.. (2007). Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. A. Aziz Alimul Hidayat, 2007. Metode Penelitian Dan Teknik Analisis Data, Jilid 1, Jakarta, Salemba Medika. Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (2002). Reliabilitas dan Validitas edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (2005). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Friedman, MM. 1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktis. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Gultom. (2000). Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta Hawari, D. (2003). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta Iman Setiadi Arif, M.Si., psi. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Bandung. Iyus Yosep, S.kp., M.Si.( 2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung. Keliat, B.A. (1996). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, EGC, Jakarta. Maramis, W.F. ( 2004 ). Catatan Ilmu Kedokteran. Jakarta : Erlangga. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.. (2005). Promosi Kesehaan dan Ilmu Perilaku.. (2007). Promosi Kesehaan dan Ilmu Perilaku. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung :

ALFABETA.. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitaf dan R & D. CV Alfabeta. Bandung. Stuart & Sundeen. (1998). Keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC STIKes Bhakti Kencana. (2012). Buku Panduan Penulisan dan Penyusunan Skripsi. Bandung. Tim Karya Tulis Ilmiah dan Skripsi STIKES BHAKTI KENCANA BANDUNG. (2011). Buku Panduan Penulisan dan Penyusuna Skripsi. Bandung : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung.