PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN: RASIO AKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

dokumen-dokumen yang mirip
II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA INDEKS BISNIS 27 DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

Keywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB I PENDAHULUAN. Modal merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan, karena dari situlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh: NOVIA CANDRA UTAMI B PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian


BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SUB SEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

BAB II LANDASAN TEORI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan landasan penulis adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

Transkripsi:

JDA Vol. 1, No. 1, Maret 2009, pp. 1-5 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda Magdalena Nany Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Surakarta, Indonesia Sandra Wijaya Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Surakarta, Indonesia Jalan R.W. Monginsidi No. 36-38. Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57134 Diterima: 21 November 2008. Disetujui: 22 Desember 2008. Dipublikasikan: Maret 2009 Abstrak Pembagian dividen yang lebih rendah akan meningkatkan laba yang ditahan. Tapi aset yang lebih tinggi tidak akan meningkatkan kinerja keuangan kecuali aset dikelola dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak perubahan rasio aktivitas pada hubungan antara perubahan kebijakan dividen dan perubahan kinerja keuangan. Lima puluh sembilan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada akhir tahun 2004 dan yang sudah mendistribusikan dividennya untuk tahun 2004 dan 2005, dianalisis dengan uji residu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas rasio perubahan tidak berdampak pada hubungan antara perubahan kebijakan dividen dan perubahan kinerja keuangan. Abstract Lower dividend distribution will increase retained earnings. However higher assets will not increase the financial performance unless the assets are well managed. The objective of this research is to examine the impact of activity ratio changes on the correlation between dividend policy changes and financial performance changes. Fifty nine companies listed at Jakarta Stock Exchange at the end of 2004 and have distributed their dividends for 2004 and 2005, were analyzed by residual test. The results show that activity ratio changes have no impact on the association between dividend policy changes and financial performance changes. 2009 Universitas Negeri Semarang Keywords: dividend distribution; dividend policy; activity ratio; financial performance Pendahuluan Dalam menginvestasikan dana yang dimilikinya, masyarakat memiliki berbagai pilihan investasi yang sangat beragam dari investasi beresiko rendah sampai dengan investasi beresiko tinggi. Jika investor menginginkan investasi yang beresiko tinggi maka investor dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham. Adapun keuntungan dari investasi saham disebut dengan capital gain yaitu selisih antara harga jual saham dengan harga beli saham serta deviden yaitu sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemilik modal. Manajemen memiliki 2 alternatif pilihan terhadap penghasilan bersih setelah pajak (EAT) perusahaan, yaitu: dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk deviden; Magdalena ( ) Email: rhargianto@yahoo.co.id

diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings). Pada umumnya, sebagian EAT (earning after tax) dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai deviden. Pengambilan keputusan tentang deviden ini disebut sebagai kebijakan deviden (dividend policy). Kebijakan deviden menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba yang diperoleh perusahaan dapat dibagikan sebagai deviden atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Dengan demikian muncul pertanyaan tentang kapan laba akan dibagikan atau kapan laba akan ditahan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Teori kebijakan deviden tidak relevan, menurut Modigliani & Miller dalam Nuringsih (2005), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas resiko perusahaan. Jadi menurut Modigliani & Miller, deviden adalah tidak relevan. Pernyataan Modigliani & Miller ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti: Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional; Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru; Tidak ada pajak; Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Menurut teori signaling hypothesis, terdapat bukti empiris bahwa kenaikan deviden seringkali diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan deviden pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai deviden daripada capital gain. Tetapi Modigliani & Miller dalam Nuringsih (2005) berpendapat bahwa suatu kenaikan deviden biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu penurunan deviden diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di masa yang akan datang. Dalam membagikan deviden, perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagian antara pembayaran deviden dengan reinvestasi perusahaan. Di satu sisi laba ditahan atau (retained earnings) merupakan salah satu sumber pendanaan yang sangat signifikan bagi pertumbuhan perusahaan (Fullerton, 2008). Tetapi di sisi lain, deviden merupakan aliran kas atau asset yang dibagikan kepada para pemegang saham. Menurut Husnan (2002), beberapa hal yang mendasari pertimbangan kebijakan deviden di antaranya adalah faktor likuidasi, faktor biaya pengeluaran saham baru, faktor pengendalian, faktor stabilitas keuntungan dan kebangkitan serta faktor biaya transaksi dan kebutuhan pemodal. Pengertian kinerja keuangan adalah hasil nyata yang dapat dicapai dan digunakan untuk menunjang dicapainya hasil positif oleh perusahaan. Kinerja keuangan adalah hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap kemampuan perusahaan baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas leverage, dan profitabilitas yang dibuat oleh manajemen sebagai salah satu pedoman untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan masa lalu dan digunakan untuk memprediksi keuangan di masa yang akan datang (Orniati, 2009). Kinerja keuangan perusahaan merupakan bagian dari kinerja manajemen yaitu ukuran efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana yang diinvestasikan agar memberikan laba yang maksimal bagi perusahaan pengelola dan investor (Van der Stede, 2006). Hal ini dapat terjadi apabila perusahaan merasa yakin dan memiliki kepastian bahwa earnings di masa yang akan datang dapat terprediksi dengan jelas. Rasio aktivitas suatu perusahaan mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya (Kazan, 2005). Semakin cepat tingkat perputaran dari aktivas atau elemen-elemen dalam suatu periode berarti semakin efisien dalam penggunaan dana. Metode Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh emiten saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada akhir tahun 2004 dan emiten tersebut membagikan deviden untuk tahun 2004 dan 2 Vol. 1. No. 1. (2009) 1-5

2005. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi mekanik. Variabel dalam penelitian yaitu Perubahan kebijakan deviden; Perubahan kinerja keuangan; Perubahan rasio aktivitas. Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan uji residual pada tingkat signifikansi 5%. Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual di dalam regresi (Ghozali, 2001). Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien parameter variabel moderating sebesar 0,014 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,326, pada Tabel 1. Tabel 1. Uji Residual Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Hubungan antara Kebijakan Deviden dengan Kinerja Keuangan 1 (Tetapan) 0,117 0,012 9,598 0,000 ROI 0,014 0,014 0,013 0,991 0,326 a. Variabel Bergantung ABSRES2 Sumber: Data sekunder diolah Pengujian pengaruh rasio aktivitas terhadap hubungan antara kebijakan deviden dengan kinerja keuangan menunjukkan bahwa nilai koefisien parameter variabel moderating positif dan tidak signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa perubahan rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap hubungan antara perubahan kebijakan deviden dengan perubahan ki-nerja keuangan. Temuan ini mengindikasikan tidak terdapatnya lack of fit antara perubahan kebijakan deviden dengan perubahan rasio aktivitas. Pengujian regresi pengaruh perubahan kebijakan deviden terhadap perubahan kinerja keuangan menunjukkan bahwa perubahan kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja keuangan. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitan terdahulu. Hasil pengujian regresi terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Uji Regresi Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Kinerja Keuangan 1 (Tetapan) -0,009 0,112-0,085 0,933 DPR 0,110 0,222 0,066 0,498 0,621 a. Dependent Variabel: ROI Sumber: Data sekunder diolah Namun hasil pengujian regresi pengaruh perubahan rasio aktivitas terhadap perubahan kinerja keuangan menunjukkan bahwa perubahan rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja keuangan. Temuan ini mengindikasikan bahwa perubahan rasio aktivitas layak dipertimbangkan sebagai variabel moderating. Hasil pengujian regresi tersebut terlihat Magdalena Nany & Sandra Natawijaya 3

pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Regresi Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Kinerja Keuangan 1 (Tetapan) -0,051 0,100-0,514 0,609 TATO 2,551 0,662 0,454 3,851 0,000 a. Dependent Variabel: ROI Hasil penelitian ini mendukung penelitian Said (2005) rasio aktivitas menggambarkan kemampuan dana yang ada di dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Rasio aktivitas yang tinggi menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio aktivitas yang rendah membuat pihak manajemen harus mengevaluasi ulang strategi pemasaran dan pengelolaan modalnya. Penolakan terhadap hipotesis penelitian kemungkinan juga disebabkan karena hasil uji regresi pengaruh perubahan kebijakan deviden terhadap perubahan rasio aktivitas menunjukkan bahwa perubahan kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan rasio aktivitas, sehingga kemungkinan terdapat variabel moderating yang mempengaruhi hubungan antara perubahan kebijakan deviden dengan perubahan rasio aktivitas. Hasil uji regresi tersebut terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Regresi Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Rasio Aktivitas 1 (Tetapan) 0,021 0,020 1,051 0,298 DPR -0,022 0,039-0,074-0,557 0,580 a. Dependent Variabel: TATO Penutup Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan rasio aktivitas tidak berpengaruh terhadap hubungan antara perubahan kebijakan deviden dengan perubahan kinerja keuangan. Temuan ini mengindikasikan tidak terdapatnya lack of fit antara perubahan kebijakan deviden dengan perubahan rasio aktivitas. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan populasi yang lebih banyak dan periode penelitian yang lebih panjang, agar hipotesis penelitian dapat diterima. Selain itu, penelitian selanjutnya sebaiknya memasukkan pertumbuhan investasi sebagai variabel moderating. Daftar Pustaka Fullerton, R.R. and W.F. Wempe. 2008. Lean Manufacturing, Non-Financial Performance Measures, and Financial Performance. International Journal of Operations & Production Management, Vol. 29 No. 4 Vol. 1. No. 1. (2009) 1-5

3, 214-240 Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Pertama. Semarang: Universitas Diponegoro Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. 2002. Dasar dasar Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Kazan, H., G. Ozer and A.T Cetin. 2005. Insights from Research The Effect of Manufacturing Strategies on Financial Performance. Measuring Business Excellence, Vol. 10 No. 1 2006, 14-26 Nuringsih, K. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden: Studi 1995 1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, 103 123 Orniati, Y. 2009. Laporan Keuangan sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 14 No. 13 Said, A.A., H.R.H. Elnaby and B. Wier. 2003. An Empirical Investigation of The Performance Consequences of Nonfinancial Measures. Journal of Management Accounting Research, Vol. 15, 193-223 Van der Stede, W.A., C.W. Chow and T.W. Lin. 2006. Strategy, Choice of Performance Measures, and Performance. Behavioral Research in Accounting, Vol. 18, 185-205 Magdalena Nany & Sandra Natawijaya 5