BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

Siti Aini Latifah A Proses Pembelajaran PAI beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran. secara seksama untuk mencpai suatu tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1 Metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, bergaul, dan berkomunikasi, untuk keperluan semua itu manusia. memerlukan alat, dan alat yang efektif adalah bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, If Khoiru dkk Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Skripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan "Pendekatan Kualitatif" sebagai. organisasi ke dalam variabel atau hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang saling mempengaruhi, misalnya persoalan administrasi,

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abu Choir, Pengembangan Mutu Pendidikan ; Analisis Inpiut, Proses, Output dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi dan komunikasi yang kian maju telah mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang tidak terkecuali di bidang pendidikan dan pengajaran. Kemajuan tersebut menuntut adanya peningkatan kualitas belajar mengajar guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Disatu sisi kemajuan tersebut mendorong semangat guru dan siswa untuk lebih dinamis dalam interaksi belajar mengajar demi mencapai prestasi yang lebih tinggi, disisi lain kemajuan itu tidak lepas dari berbagai dampak negatif terutama yang menyebabkan merosotnya kualitas belajar mengajar dan moral peserta didik. 1 Salah satu mata pelajaran yang terkena imbasnya adalah pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami dan menghayati agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 2 Pendidikan agama Islam pada sekolah atas (SMA) bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, serta penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara. 3 1 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 21. 2 Departemen Agama RI, Kebijaksanaan Teknis Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, (Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 1999), hlm. 24. 3 Annisatul Mufarokah, "Moralitas Keagamaan dan Pemahaman Nilai Studi tentang Revitalisasi Pendidikan Agama Islam di SMA", Jurnal Ilmiah Tarbiyah STAIN Tulungagung, XX, 7, November, 2001, hlm. 217. 1

Pengajaran pendidikan agama Islam tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik jika guru memandang materi yang ada secara sempit. Cara pandang yang demikian mengakibatkan pembelajaran yang tidak efektif, terlalu tekstual dan kurang memperhatikan kontekstual materi pembelajaran yang ada. Dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan agama Islam tersebut di sekolah tidak lepas dari peran pengawas pendidikan agama Islam sebagai supervisor pendidikan agama Islam. Supervisi pendidikan agama Islam sebagai salah satu komponen di bidang kependidikan agama Islam dimaksudkan untuk membina pertumbuhan dan perkembangan guru agama agar semakin cakap dan kreatif dalam mengelola proses belajar mengajar yang lebih baik. Pengelolaan proses belajar mengajar adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran sesuai tuntutan kurikulum dan perkembangan zaman. Untuk itu peningkatan kualitas belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Oleh karenanya program supervisi pendidikan agama Islam perlu ditetapkan melalui perencanaan yang matang serta dituntut kompetensi pengawas PAI (supervisor PAI) dalam melaksanakan tugasnya. Thomas Alexander berpendapat bahwa : The function of supervision to translate the aims of education and of the school into terms which the teacher can understand. 4 Artinya bahwa fungsi supervisi untuk mewujudkan tujuan pendidikan dan pengajaran yang mana guru dapat memahaminya. Pada hakekatnya supervisi pendidikan agama Islam adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran PAI. Inti dari program supervisi PAI adalah untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar. Program itu dapat berhasil bila pengawas PAI sebagai supervisor PAI memiliki 4 Thomas Alexander, Principles of Supervision of Teaching in Elementary Schools, http://links.jstor.org/sici?sici=0161-956x(192307)1%3a1% 3C3% 3APOSOTI %3E2.0.CO%3B2- D, hlm. 1. 2

sekolah. 6 Supervisi pengajaran PAI ini dapat dikelompokkan pada tiga ketrampilan (skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru agama dan petugas pendidikan lainnya). 5 Selain itu, supervisi pendidikan agama Islam diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu supervisi terhadap kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan teknis administratif. Supervisi teknis edukatif meliputi kurikulum, proses belajar-mengajar dan evaluasi / penilaian pendidikan agama. Sedangkan supervisi teknis administratif meliputi administrasi personal, administrasi material, administrasi keuangan, administrasi laboratorium dan perpustakaan bidang, yaitu bidang pengembangan kurikulum PAI, yaitu meliputi pembuatan kebijakan-kebijakan dalam peraturan-peraturan dan kebijaksanaankebijaksanaan dalam penentuan materi. Bidang pengajaran PAI, yang meliputi pengorganisasian, pelaksanaan metode dan fasilitas. Bidang pembinaan guru PAI, yang meliputi pelayanan maupun bantuan terhadap guru guna peningkatan kemampuan dalam pengelolaan proses belajar mengajar. Seringkali dalam pengajaran PAI, materi yang disampaikan tidak sesuai dengan materi yang telah ditentukan. Sebagian ada guru agama kurang menguasai metode atau teknik mengajar dan kurang bisa mempraktekkan apa yang telah disampaikan pada peserta didik dalam kehidupannya, padahal mereka merupakan tokoh yang menjadi contoh bagi anak didiknya maupun masyarakat. Pengawas PAI sebagai supervisor PAI selain jumlahnya yang masih kurang terkadang dalam melaksanakan tugas yang diembannya juga terkesan belum maksimal. Mereka kurang memahami hakekat tugas mereka dan kurang mempunyai kemampuan dalam penguasaan teknik-teknik mengajar yang modern yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Problematika ini hendaknya dicari solusinya sehingga 5 Sulaiman L. Azis, "Kompetensi Supervisor dan Peranannya dalam Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar", Jurnal Ilmiah Pangaji STAIN Ternate, I, hlm. 75. 6 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 13. 3

pengajaran PAI dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta tujuan dari pengajaran PAI dapat tercapai. B. Alasan Pemilihan Judul Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul "Problematika Pengawas PAI dalam Kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang (Studi Kasus di Kantor Departemen Agama Kota Semarang)" adalah sebagai berikut: 1. Problematika kepengawasan merupakan salah satu hal yang menghambat jalannya proses belajar mengajar. Hal ini bisa timbul dari pengawas, serta sarana yang ada maupun pihak sekolah yang diawasi. Oleh karena itu problematika tersebut harus dicari solusi yang tepat guna mencapai hasil belajar mengajar yang optimal. 2. Dengan pemecahan problematika pengawasan ini dapat menambah semangat dalam proses belajar mengajar dan menambah keaktifan, disiplin bagi guru, siswa dan pengawas sendiri dalam meningkatkan prestasi belajar mengajar khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam. C. Penegasan Istilah Untuk menghindari berbagai kesalahpahaman istilah terhadap judul penelitian ini, maka pada bagian ini penulis memberikan penegasan beberapa istilah dan pembatasan masalahnya. 1. Problematika yaitu hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dapat dipecahkan. 7 2. Pengawas yaitu orang yang mengawasi. 8 3. Kepengawasan adalah penilikan dan pengarahan kebijakan. 9 4. Istilah pendidikan agama Islam disini merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA. 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), Cet.8, hlm.701. 8 Ibid., hlm. 68. 9 Ibid. 4

5. SMA Negeri Semarang merupakan sekolah menengah atas milik pemerintah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota Semarang. 6. Studi kasus adalah penelitian untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. 10 7. Departemen Agama 11 Semarang merupakan lembaga tinggi pemerintahan yang mengurus bidang keagamaan di wilayah Kota Semarang. Jadi yang peneliti maksud dengan judul "Problematika Pengawas PAI dalam Kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang (Studi Kasus di Kantor Departemen Agama Kota Semarang) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang. Pengawas pendidikan agama Islam di sini penulis batasi hanya 3 orang pengawas dikarenakan 3 orang pengawas pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang yang lain sudah pensiun dan 1 orang lagi pengawas PAI SMA Negeri Semarang sedang sakit ketika penulis melakukan penelitian. D. Rumusan Masalah Untuk memudahkan alur pembahasan sekaligus mempermudah dalam memahami skripsi ini, perlu dikemukakan beberapa permasalahan serta ruang lingkup yang menjadi titik tolak penulisan, diantaranya adalah : 1. Apa saja tugas-tugas pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang? 2. Bagaimana teknik yang digunakan pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang? 3. Apa saja problematika pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang? 4. Bagaimana solusi terhadap problematika pengawas PAI tersebut? hlm. 13. 10 11 Ibid., hlm. 860. Deliar Noer, Administrasi Islam di Indonesia, (Jakarta : CV. Rajawali, 1983), Cet.1, 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tugas-tugas pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang. 2. Untuk mengetahui teknik yang digunakan pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang. 3. Untuk mengetahui problematika pengawas PAI dalam kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang. 4. Untuk mengetahui solusi terhadap problematika pengawas PAI di SMA Negeri Semarang. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan masalah yang muncul dalam pengawasan pendidikan agama Islam khususnya di SMA Negeri Semarang. 2. Untuk memberikan kontribusi terhadap literatur yang sudah ada selama ini. F. Kajian Pustaka Sebelumnya telah ada kajian ilmiah atau skripsi yang relevan dengan bahasan penulis tentang supervisi di bidang pendidikan, diantaranya yaitu : a. Miftakhus Sholikhah (3100108) dengan judul skripsi "Efektivitas Supervisi Pengajaran Dalam Membina Profesionalitas Guru (Studi Survei di MAN Kendal)". Skripsi tersebut menjelaskan hubungan antara efektifitas supervisi pengajaran dengan profesionalitas guru di MAN Kendal. b. Rudiyanto (3100042) dengan judul skripsi "Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Profesional Mengajar Guru PAI di MTs Negeri Ketanggung Kabupaten Brebes." Skripsi ini menjelaskan pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah dan kemampuan profesional mengajar guru PAI serta pengaruhnya 6

supervisi pendidikan kepala sekolah terhadap kemampuan profesional mengajar guru PAI di MTs Negeri Ketanggungan Kabupaten Brebes. Adapun yang menjadi obyek kajian dalam pembahasan skripsiskripsi tersebut adalah supervisi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah agama. Sedangkan obyek kajian penulis dalam pembahasan skripsi berjudul "Problematika Pengawas PAI dalam Kepengawasan PAI di SMA Negeri Semarang" yaitu mengenai supervisi pendidikan agama Islam di sekolah umum. G. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan beberapa metode. Adapun metode yang dipakai untuk penulisan skripsi ini antara lain : 1. Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian naturalistik atau yang sering disebut juga dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini memandang kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak, utuh / merupakan kesatuan. Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian berlangsung. 12 Metode kualitatif lebih diutamakan dalam paradigma naturalistik, bukan karena antikuantitatif, melainkan karena metode kualitatif lebih manusiawi, bagi manusia sebagai instrumen penelitian. Metode interview dan observasi, dan juga teknik-teknik analisisnya lebih merupakan ekstensi dari perilaku manusia, seperti mendengarkan, berbicara, melihat, berinteraksi, bertanya, minta penjelasan, mengekspresikan kesungguhan dan menangkap yang tersirat. 13 12 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru, 1989), hlm.7. 13 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996), hlm. 121. 7

2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, baik data teoritis maupun data praktis, penulis menggunakan metode : a. Metode Observasi Metode observasi yaitu metode pengumpulan data yang menggunkan pengamatan terhadap obyek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. 14 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang oleh pengawas pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang. b. Metode Interview Metode interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. 15 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang dan problematikanya. Data ini diperoleh dari guru pendidikan agama Islam dan pengawas pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mempergunakan bahan-bahan tertulis sebagai dokumen dan bentuk lainnya seperti buku-buku, koran, majalah, dan yang sejenis. 16 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pengawas berikut pembagian kerjanya dan tugas-tugas pengawas 14 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya : SIC Surabaya, 1996), Cet.1, hlm. 77. 15 Moh. Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung : Angkasa, 1985), hlm. 85. 16 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1995), Cet.2, hlm. 69. 8

pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang. Data ini penulis dapatkan dari buku pedoman supervisi agama, buku induk pengawas pendidikan agama Islam, laporan tentang pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang dan evaluasi pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang. 3. Metode Analisis Data Analisis data menurut Lexy J. Moleong adalah proses mengatur urutan data,mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Analisis data pekerjaannya adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya. 17 Metode ini digunakan untuk menjelaskan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan, hasil wawancara,, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan yang disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik. 17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 103. 9

10