Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Analisis Usaha Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Di Desa Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

KELOMPOK BERSATU DI KELURAHAN TANJUNG PAUH KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Hazlan Syah 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2) ABSTRAK

Development Prospects Arowana Fish (Scleropages formosus)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

Oleh :KetutSiswaMitra Program StudiManajemenSumberDayaPerairan JurusanPerikanan Dan IlmuKelautan FakultasPertanian UniversitasWarmadewa Denpasar

Ilham Drizal 1), Kusai 2), and Lamun Bathara 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Oleh. Fathur Rahman 1), Ridar Hendri 2) dan Hamdi Hamid 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

FISH HATCHERY INCOME ANALYSIS IN THE INGIN MAJU GROUP MUNGO REGION LUAK SUB-DISTRICK LIMA PULUH KOTA DISTRICK WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU OLEH

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

Oleh. Mulyadi 1), Hendrik 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

ANALISI FINANSIAL USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KELURAHAN LEMBAH SARI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODE PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN AIR TAWAR DI DESA SENDANGTIRTO, KECAMATAN BERBAH, KABUPATEN SLEMAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

Keywords: Milkfish, Production, Business Analytics

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

AGUS PRANOTO

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

ANALISIS USAHA IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

S K R I P S I REZKI ASHARI L

BUSINESS ANALYSIS OF FRESWATER FISH ENLARGEMENT IN POND OF BAGAN BESAR VILLAGE BUKIT KAPUR DISTRICT CITY DUMAI RIAU PROVINCE.

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KOMPARATIF USAHA PENANGKAPAN ANTARA ALAT TANGKAP AMBAI DAN PENEGERIH DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

EVALUATION BUSINESS POND FISHING ESPECIALLY RICKY FISHING POND IN THE TANGKERANG LABUAI VILLAGE DISTRICTS BUKIT RAYA PEKANBARU CITY ABSTRACT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.


METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

Oleh. Cika Priandari 1) Hendrik 2) Firman Nugroho 3) ABSTRACT

The Aquacultur Business of Jelawat ( Leptobarbus Hoevanii) at the Cages In Ranah Kampar Sub-District, Kampar Regency of Riau Province

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ABSTRAK. Karakteristik Struktur Biaya, Tingkat Pendapatan, Pola Usaha Kemitraan dan Mandiri

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

Betti L Sianturi 1), Hendrik 2), and Ridar Hendri 2)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Analisis Pendapatan Pendederan Benih Lele (Clarias sp.) padausaha Dagang Karya FatmiAcehBesar

KATA PENGANTAR Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Budidaya Bandeng ( Chanos chanos

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Transkripsi:

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau Oleh Dian Mayasari 1), Darwis 2) dan Hamdi Hamid 2) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui investasi usaha, besar keuntungan dan menganalisis kelayakan usaha budidaya ikan Gurami dan ikan Patin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan jumlah responden sebanyak 4 orang, dimana penentuan responden secara sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi usaha pembesaran ikan Patin sebesar Rp 27.567.000,- sampai Rp 896.952.488,- sedangkan investasi pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 19.824.000,- sampai Rp 172.764.000,-. Keuntungan usaha pembesaran ikan Patin sebesar Rp 4.396.210,- per panen sampai Rp 259.965.674,- per panen sedangkan keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 3.965.330,- per panen sampai Rp 74.198.167,- per panen. Usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurame yang dilakukan layak untuk dilanjutkan, hal ini sesuai dengan perhitungan kriteria investasi berupa RCR, FRR, PPC. Kata kunci: analisis usaha, investasi, keuntungan, ikan Patin dan Gurami

The Analysis Of Business Enlargement Gourami and Catfish in Rejosari Village Tenayan Raya Subsdistrict Pekanbaru City Riau Province By Dian Mayasari 1), Darwis 2) and Hamdi Hamid 2) Fisheries and Marine Faculty of Riau University 1) The Student in Fisheries and Marine Faculty of Riau University 2) The Lecturer in Fisheries and Marine Faculty of Riau University ABSTRACT This study was conducted in April 2017 which located in Rejosari Village Tenayan Raya Subsdistrict Pekanbaru City Riau Province. This study was aimed to knowed business investment, large profit and analyze business feasibility cultivation gourami and catfish in in Rejosari Village Tenayan Raya Subsdistrict Pekanbaru City Riau Province. Methods used in this research is a method of survey with 4 respondents determinatied by the census. The result showed that business investment enlargement catfish IDR 27.567.000,- to IDR 896.952.488,- investment with enlargement gourami IDR 19.824.000,- to IDR 172.764.000,. Business profits enlargement catfish IDR 4.396.210,- to IDR 259.965.674,- per harvest while their profits for enlargement gourami IDR 3.965.330,- per harvest to IDR 74.198.167,- per harvest. Business enlargement catfish and gourami done worth to continue, this is consistent with the criteria of investment FCR, FRR, PPC. Keywords: business feasibility, investment, profit, catfish and gourami

PENDAHULUAN Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 63.226 Ha, memiliki potensi budidaya kolam 650 Ha dengan tingkat pemanfaatan hingga tahun 2016 baru mencapai 41,37 % (268,92 Ha). Prospek pengembangan budidaya perikanan sangat terkait dengan penigkatan konsumsi ikan perkapita per tahun yang meningkat tajam seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Konsumsi ikan Kota Pekanbaru pada tahun 2016 mencapai 33,94 kg per kapita per tahun, dimana telah mencapai 127,83% dari standar kecukupan pangan terhadap ikan di Kota Pekanbaru yang besarnya 26,55 kg per kapita per tahun, atau baru mencapai 96,97% konsumsi ikan nasional sebesar 35 kg per kapita per tahun (DKP Kota Pekanbaru, 2016). Salah satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai potensi cukup besar yaitu ikan Gurami dan ikan Patin, keduanya merupakan komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Faktor yang mendukung pengusahaan ikan Gurami dan ikan Patin adalah harga jual serta permintaan relatif stabil tinggi. Kecamatan Tenayan Raya merupakan bagian dari wilayah Kota Pekanbaru, dimana merupakan salah satu penghasil ikan Gurami dan ikan Patin. Budidaya ikan Gurami dan ikan Patin banyak dilakukan di wilayah tersebut karena ketersedian lahan yang ada masih sangat cukup untuk dimanfaatkan sebagai lahan produksi budidaya. Tingginya permintaan ikan Gurami dan ikan Patin segar di Kota Pekanbaru memberikan peluang kepada setiap pembudidaya untuk terus melakukan usaha budidaya ikan Gurami dan ikan Patin. Bahkan dapat menambah kolam untuk meningkatkan produksi kedua jenis ikan tersebut. Selain itu, Kecamatan Tenayan Raya juga memiliki daerah yang strategis sebab akses pasar ikan Gurami dan ikan Patin cukup mudah dan dekat. Namun, keterbatasan modal dan juga adanya ketidak stabilan harga input produksi yang digunakan (benih ikan dan pakan) serta harga jual output produksi menyebabkan pembudidaya kesulitan melakukan pengusahaan ikan Gurami dan ikan Patin. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan analisa kelayakan usaha budidaya ikan Gurami dan Patin untuk menilai usaha budidaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui investasi usaha, besar keuntungan dan menganalisis kelayakan usaha budidaya ikan Gurami dan ikan Patin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanaan pada bulan April 2017 di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan melakukan studi kasus pada usaha

budidaya ikan Gurami dan ikan Patin di Kelurahan Rejosari. Responden dalam penelitian berjumlah 4 orang, yang ditentukan secara sensus. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, dimana data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan terdiri atas: 1) Total investasi, dapat dituliskan dengan rumus: TI = MT + MK TI : Total Investasi (Rp) MT : Modal Tetap (Rp) MK : Modal Kerja (Rp) 2) Total biaya produksi, dapat ditulis dengan rumus: TC = FC + VC TC : Biaya Total (Total Cost) (Rp) FC : Biaya Tetap (Fixed Cost) (Rp) VC : Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) (Rp) 3) Pendapatan kotor, dapat ditulis dengan rumus: TR=TQxPQ TR : Total Revenue atau Penerimaan (Rp) TQ : Total Produksi (Kg) PQ : Harga ikan (Rp/Kg) 4) Pendapatan bersih, dapat ditulis dengan rumus: π = TR - TC π : Keuntungan (Rp) TR : Total Revenue atau Penerimaan (Rp) TC : Biaya Total (Total Cost) (Rp) 5) Kelayakan usaha digunakan kriteria investasi, sebagai berikut: RCR = TR / TC TR :Total Revenue atau Penerimaan (Rp) TC : Biaya Total (Total Cost) (Rp) Kriteria keputusan: # R/C > 1, usaha untung # R/C < 1, usaha rugi # R/C = 1, usaha impas (tidak untung/tidak rugi) π : Keuntungan (Rp TI : Total Investasi (Rp) Kriteria keputusan: # Apabila nilai FRR > suku bunga deposito, sebaiknya dilakukan investasi pada usaha tersebut karena lebih menguntungkan dari pada didepositokan. # Apabila nilai FRR < suku bunga deposito, maka sebaiknya tidak dilakukan investasi pada usaha tersebut dan lebih baik didepositokan. π : Keuntungan (Rp TI : Total Investasi (Rp) Kriteria keputusan: # Semakin besar nilai PPC semakin lama waktu pengembalian investasi usaha # Semakin kecil nilai PPC semakin cepat waktu pengembalian invesatasi usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Usaha Pembesaran Ikan Patin dan Gurami Media pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami yang digunakan pembudidaya yaitu media kolam tanah. Luasan kolam untuk budidaya ikan Patin lebih luas dan lebih dominan dibandingkan dengan luas kolam yang digunakan untuk pembesaran ikan Gurami. Luas kolam usaha pembesaran ikan Patin yaitu 100 m 2 sampai 400 m 2 dengan total jumlah kolam sebanyak 15 unit kolam, sedangkan luas kolam pembesaran ikan Gurami yaitu 80 m 2 sampai 200 m 2 dengan total jumlah kolam sebanyak 11 unit kolam. Padat tebar benih ikan Patin yang ditebar sebanyak 20 30 ekor per m 2 dengan ukuran benih 2 3 inch, sedangkan padat tebar ikan gurami sebanyak 5 10 ekor per m 2 dengan ukuran benih 3 5 inch. Bukit (2007) menyatakan bahwa kepadatan penebaran ikan tergantung pada ukuran benih yang ditebar. Biasanya untuk luasan kolam 200 m 2, maka benih ikan patin yang ditebar sebanyak 4.000 6.000 benih dengan ukuran 2 3 inch. Erfina (2011) menyatakana bahwa luasan kolam 250 m 2 dapat ditebar benih ikan gurami pada masing-masing kolam berjumlah 400 kg (1600-200 ekor benih) dengan ukuran rata-rata benih yang ditebar adalah 200-250 gr per ekor (8-10 cm). Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami berbeda, dimana waktu kegiatan pembesaran ikan Patin untuk menghasilkan ikan konsumsi lebih cepat dibandingkan dengan waktu pembesaran ikan Gurami. Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Patin berkisar antara 7 8 bulan dengan rata-rata berat per ekor ikan Patin 600 800 gram. Sedangkan, waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Gurami berkisar antara 9 11 bulan dengan rata-rata berat per ekor ikan Patin 800 1.000 gram. Tingkat mortalitas kegiatan pembesaran ikan Patin sebesar 20 25 % dan untuk ikan Gurami sebesar 10 15 % selama proses pembesaran. Tekhnik Pembesaran Ikan Patin dan Ikan Gurame Kegiatan persiapan kolam pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami yang dilakukan diawali dengan kegiatan pengeringan kolam selama tiga hari hingga tanah tampak berkerak (retak). Selanutnya dilakukan pemupukan dan pengapuran, dimana pemupukan dilakukan dengan menggunakan kotoran ayam yang sudah kering sebanyak 500 gr per m 2, ditambah kapur sebanyak 25 gr per m 2. Proses pemupukan dilakukan selama 1 3 hari tergantung dengan jumlah kolam yang dimiliki masing-masing pembudidaya sesuai dengan Efrina (2011). Kedalaman air dalam kolam ikan Patin berkisar antara 1,3 m (Bukit, 2007) dan kedalam air dalam kolam ikan Gurami berkisar antara

70 80 cm dengan kondisi air tenang dan tidak banyak mengandung lumpur (Efrina, 2011). Pengisian air dapat dilakukan secara bertahap agar kondisi air sesuai dengan kebutuhan dan pematang tidak rusak. Padat tebar benih ikan Patin yang ditebar sebanyak 20 30 ekor per m 2 dengan ukuran benih 2 3 inch, sedangkan padat tebar ikan gurami sebanyak 5 10 ekor per m 2 dengan ukuran benih 3 5 inch. Tingkat mortalitas kegiatan pembesaran ikan Patin sebesar 20 25 % dan untuk ikan Gurami sebesar 10 15 % selama proses pembesaran. Pakan yang diberikan pada ikan Patin merupakan pelet yang mengandung 25 persen protein. Pemberian pakan diberikan sebanyak 3 5 persen dari berat badan benih ikan setiap harinya. Lama kegiatan pembesaran untuk mendapatkan ikan Patin dengan berat rata-rata 600 800 gram per ekor dibutuhkan waktu 7 8 bulan. Pakan yang diberikan pada ikan Gurame adalah pakan buatan dan pakan hijau. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet yang mengandung 30 persen protein, pakan ini diberikan setiap hari sebanyak 1 persen dari total bobot benih yang ditebar untuk pemeliharaan satu sampai empat bulan. Sementara untuk pemeliharaan selanjutnya diberikan pakan sebanyak 2 persen dari total bobot ikan per hari. Pakan hijauan yang diberikan berupa daun singkong, dan daun kangkung. Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami berbeda, dimana waktu kegiatan pembesaran ikan Patin untuk menghasilkan ikan konsumsi lebih cepat dibandingkan dengan waktu pembesaran ikan Gurami. Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Patin berkisar antara 7 8 bulan dengan rata-rata berat per ekor ikan Patin 600 800 gram. Sedangkan, waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pembesaran ikan Gurami berkisar antara 9 11 bulan dengan rata-rata berat per ekor ikan Patin 800 1.000 gram. Analisis Usaha Pembesaran Ikan Patin dan Gurami 1. Penerimaan Penerimaan dalam usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurame diperoleh dari penjualan ikan saat dilakukan pemanenan. Hasil penjualan ikan Patin dan ikan Gurame diperoleh dari perkalian total produksi yang dihasilkan dengan harga jual ikan Patin dan ikan Gurame yaitu sebesar Rp 14.000,- per kilogram dan Rp 30.000,- per kilogram (Tabel 1). Produksi paling banyak diperoleh oleh pembudidaya 1 dengan total produksi ikan Patin sebanyak 69.120 kg per panen dengan total penerimaan Rp 1.105.920.000,- per panen dan produksi ikan Gurame sebanyak 7.695 kg per panen dengan total penerimaan sebanyak Rp 230.000,- per panen.

Tabel 1. Produksi dan Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Patin dan Gurami Berdasarkan Luas Kolam Pemb. Jenis Ikan Total Luas Produksi Penerimaan Kolam (m 2 ) (kg/panen) (Rp/panen) 1 Patin 3.200 69.120 1.105.920.000 Gurami 900 7.695 230.850.000 2 Patin 800 12.600 201.600.000 Gurami 450 2.100 63.000.000 3 Patin 100 1.785 28.560.000 Gurami 80 695 20.850.000 4 Patin 200 2.800 44.800.000 Gurami 160 1.335 40.050.000 Sumber: Data Primer Sedangkan jumlah produksi ikan Patin dan ikan Gurame diperoleh oleh pembudidaya 3 yaitu hanya memperoleh produksi ikan Patin sebanyak 1.785 kg per panen dengan jumlah penerimaan sebanyak Rp 28.560.000,- dan produksi ikan Gurame sebanyak 695 kg per panen dengan penerimaan Rp 20.850.000,- per panen. Tabel 1 juga menunjukkan gambaran bahwa semakin luas lahan pembesaran yang dimiliki, maka semakin banyak jumlah produksi yang diperoleh. 2. Investasi Investasi yang akan dijelaskan dalam penelitian ini terdiri atas modal tetap dan modal kerja. Secara keseluruhan, modal kerja yang dikeluarkan oleh masingmasing pembudidaya lebih besar dibandingkan dengan modal tetap yang dikeluarkan (Tabel 2). Tabel 2. Total Investasi Masing-masing Pembudidaya Pembesaran Ikan Patin dan Ikan Gurame Berdasarkan Luas Kolam Pemb. Jenis Ikan Luas Kolam (m 2 ) Modal Tetap (Rp) Modal Kerja (Rp) Total Investasi (Rp) 1 Patin 3.200 77.080.000 819.872.448 896.952.488 Gurami 900 23.990.000 148.772.000 172.764.000 2 Patin 800 20.890.000 155.290.000 176.180.000 Gurami 450 13.190.000 45.764.500 58.954.500 3 Patin 100 4.590.000 22.977.000 27.567.000 Gurami 80 4.110.000 15.714.000 19.824.000 4 Patin 200 7.190.000 35.342.500 42.532.500 Gurami 160 6.190.000 30.258.000 36.448.000 Rata-rata Patin 27.437.500 258.428.897 285.807.997 Gurami 11.870.000 60.173.725 71.997.625 Sumber: data primer Total investasi seperti terlihat pada Tabel 2 paling banyak dikeluarkan oleh pembudidaya 1, yaitu total investasi yang ditanamkan

untuk pembesaran ikan Patin sebesar Rp 896.952.488,- dan total investasi untuk pembesaran ikan Gurami sebesar Rp 172.764.000,-. Sedangkan investasi paling sedikit dikeluarkan oleh pembudidaya 3 dengan total investasi yang ditanamkan untuk pembesaran ikan Patin sebesar Rp 27.567.000,- dan total investasi untuk pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 19.824.000,-. Modal tetap usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurame terdiri atas sewa lahan, pembuatan kolam, intalasi air, timbangan, ember, tangguk dan jaring. Modal kerja yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan Patin dan ikan Gurame terdiri atas pembelian pupuk, pembelian kapur, pembelian benih, pembelian pakan pelet, pembelian pakan tambahan, dan upah tenaga kerja. 3. Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan terdiri atas biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya variabel). Biaya tetap yang dikeluarkan oleh masing-masing pembudidaya terdiri atas sewa lahan dan biaya penyusutan komponen investasi. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh masing-masing pembudidaya terdiri atas biaya pembelian pupuk, pembelian kapur, pembelian benih, pembelian pakan pelet, pembelian pakan tambahan, dan upah tenaga kerja. Total biaya operasional yang dikeluarkan pembudidaya ikan Patin dan ikan Gurame sebagian besar dikeluarkan untuk biaya variabel (Tabel 3). Tabel 3. Total Biaya Operasional Pembudidaya Pembesaran Ikan Patin dan Ikan Gurame Berdasarkan Luas Kolam Jenis Luas Kolam Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Pemb. Ikan (m 2 ) (Rp/panen) (Rp/panen) (Rp/panen) 1 Patin 3.200 30.081.838 819.872.448 845.954.326 Gurami 900 7.879.833 148.772.000 156.651.833 2 Patin 800 5.970.818 155.290.000 161.260.818 Gurami 450 3.706.227 45.764.500 49.480.727 3 Patin 100 1.186.790 22.977.000 24.163.790 Gurami 80 1.170.670 15.714.000 16.884.670 4 Patin 200 2.245.820 35.342.500 37.588.320 Gurami 160 2.009.700 30.258.000 32.267.700 Ratarata Gurami 3.691.608 60.173.725 Patin 9.871.317 258.428.897 267.241.814 63.821.333 Sumber: Data Primer Total biaya operasional paling tinggi seperti terlihat pada Tabel 3 dikeluarkan oleh pembudidaya 1, dimana total biaya operasional yang dikeluarkan untuk pembesaran ikan Patin sebesar Rp 845.954.326,- per panen dan total biaya operasional usaha pembesaran

ikan Gurame sebesar Rp 156651.833,- per panen. Sedangkan biaya operasional paling sedikit dikeluarkan oleh pembudidaya 3, dimana total biaya operasional yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran ikan Patin sebesar Rp 24.163.790,- per panen dan total biaya operasional yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 16.884.670,- per panen. Biaya tidak tetap merupakan komponen biaya paling dominan sebagai penyumbang biaya yang dikeluarkan masing-masing pembudidaya. Biaya tidak tetap memberikan sumbangan sebesar 94% dari total biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pembudidaya dalam sekali kegiatan pemeliharaan. Sedangkan biaya tetap hanya memberikan sumbangan sebesar 6% dari total biaya yang dieluarkan. Komponen yang paling besar memberikan sumbangan pada biaya tidak tetap yaitu pakan, hampir sebesar 80% dari total biaya dikeluarkan untuk pembelian pakan. Selain pembelian pakan, biaya tidak tetap yang paling banyak menyumbang pengeluaran pembudidaya yaitu upah tenaga kerja dengan nilai mencapai 10% dari total keseluruhan biaya yang dikeluarkan. 4. Pendapatan Pendapatan yang dijelaskan dalam penelitian ini terdiri atas pendapatan kotor (gross income) dan pendapan bersih (net income). Menurut Josep (2002) penerimaan merupakan hasil dari harga produk per unit dikali dengan jumlah produk yang terjual. Sehingga, pendapatan kotor merupakan jumlah penerimaan yang diterima oleh masing-masing pembudidaya dalan satu siklus usaha pembesaran ikan Patin dan Gurame. Sedangkan, pendapatan bersih merupakan selisih antara pendapatan kotor (penerimaan) dengan total biaya yang dikeluarkan dalam satuan waktu yang sama (Tabel 4). Tabel 4. Nilai Pendapatan Pembudidaya Pembesaran Ikan Patin dan Ikan Gurame Berdasarkan Luas Kolam Pemb. Pendapatan Pendapatan Jenis Luas Kolam Total Biaya Ikan (m 2 Kotor Bersih ) (Rp/panen) (Rp/panen) (Rp/panen) 1 Patin 3.200 1.105.920.000 845.954.326 259.965.674 Gurami 900 230.850.000 156.651.833 74.198.167 2 Patin 800 201.600.000 161.260.818 40.339.182 Gurami 450 63.000.000 49.480.727 13.519.273 3 Patin 100 28.560.000 24.163.790 4.396.210 Gurami 80 20.850.000 16.884.670 3.965.330 4 Patin 200 44.800.000 37.588.320 7.211.680 Gurami 160 40.050.000 32.267.700 7.782.300 Rata-rata 345.220.000 267.241.814 77.978.187 88.687.500 63.821.333 24.866.268 Sumber: data primer

Pendapatan bersih paling tinggi seperti terlihat pada Tabel 4 diperoleh oleh pembudidaya 1, dimana total biaya operasional yang dikeluarkan untuk pembesaran ikan Patin sebesar Rp 259.965.674,- per panen dan pendapatan bersih yang diperoleh untuk usaha pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 74.198.167,- per panen. Sedangkan, pendapatan bersih paling sedikit untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu pembudidaya 3 dengan pendapatan bersih sebesar Rp 4.396.210,- per panen. Pendapatan bersih paling sedikit untuk usaha pembesaran ikan Gurame diperoleh oleh pembudidaya dengan nilai sebesar Rp 3.965.330,- per panen. seperti disebutkan sebelumnya, pendapatan bersih yang diperoleh masing-masing pembudidaya merupakan keuntungan hasil usaha yang dihasilkan dalam sekali panen. 5. Kelayakan Usaha Secara keseluruhan usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami masing-masing pembudidaya layak untuk dilanjutkan sesuai dengan kriteria RCR, FRR dan PPC yang diperoleh (Tabel 5). Tabel 4.8. Analisa Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Patin dan Ikan Gurame Berdasarkan Luas Kolam Pemb Jenis Luas PPC. Ikan Kolam (m 2 RCR FRR (%) ) (Periode) 1 Patin 3.200 1,31 28.98 3.45 Gurami 900 1,47 42.95 2.33 2 Patin 800 1,25 22.90 4.37 Gurami 450 1,27 22.93 4.36 3 Patin 100 1,18 15.95 6.27 Gurami 80 1,23 20.00 5.00 4 Patin 200 1,19 16.96 5.90 Gurami 160 1,24 21.35 4.68 Sumber: Data Primer Tabel 5 menunjukkan masing-masing pembudidaya memperoleh nilai RCR>1, artinya usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami sudah layak diusahakan. Nilai RCR paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 1,30 (pembudidaya 1), artinya setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan Patin maka pembudidaya ikan Patin memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,30,-. Sedangkan, RCR paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 1,18 (pembudidaya 3), artinya setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan Patin maka pembudidaya ikan Patin memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,18,-. Nilai RCR paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Gurami yaitu sebesar 1,47 (pembudidaya 1), artinya setiap Rp

1,- biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan Gurame maka pembudidaya ikan Gurame memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,47,-. Sedangkan, RCR paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Gurame yaitu sebesar 1,23 (pembudidaya 3), artinya setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya ikan Patin maka pembudidaya ikan Patin memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,23,-. Sehingga, semakin besar nilai RCR yang diperoleh maka semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh maing-masing pembudidaya. Sebaliknya, semakin kecil nilai RCR yang diperoleh maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh, bahakan pembudidaya akan merugi. Berdasarkan hasil FRR yang diperoleh seperti pada Tabel 5, masing-masing pembudidaya memperoleh nilai FRR > suku bunga deposito, artinya usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurami sudah layak diusahakan. Nilai FRR paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 28,52 % (pembudidaya 1), artinya setiap Rp 1,- investasi yang ditanamkan dalam usaha pembesaran ikan Patin maka pembudidaya memperoleh keuntungan sebesar 28,98 % dari nilai investasi Sedangkan, FRR paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 15,95 % (pembudidaya 3), artinya setiap Rp 1,- investasi yang ditanamkan dalam usaha pembesaran ikan Patin maka pembudidaya memperoleh keuntungan sebesar 15,95 % dari nilai investasi. Nilai FRR paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Gurami yaitu sebesar 42,95 % (pembudidaya 1), artinya setiap Rp 1,- investasi yang ditanamkan dalam usaha pembesaran ikan Gurame maka pembudidaya memperoleh keuntungan sebesar 42,95 % dari nilai investasi. Sedangkan, FRR paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Gurame yaitu sebesar 20,00 % (pembudidaya 3), artinya setiap Rp 1,- investasi yang ditanamkan dalam usaha pembesaran ikan Gurame maka pembudidaya memperoleh keuntungan sebesar 20,00 % dari nilai investasi. Semakin besar nilai FRR yang diperoleh maka semakin besar keuntungan yang diperoleh oleh maing-masing pembudidaya. Sebaliknya, semakin kecil nilai FRR yang diperoleh maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh, bahkan pembudidaya akan merugi. Berdasarkan hasil PPC yang diperoleh seperti pada Tabel 4.8, nilai PPC paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 6,27 (pembudidaya 3), yang diartikan pembudidaya harus melakukan 6,27 masa produksi untuk mengambalikan investasi yang ditanam pada usaha budidaya pembesaran ikan Patin. Sedangkan, PPC paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Patin yaitu sebesar 3,45 (pembudidaya 1), yang diartikan pembudidaya harus melakukan 3,45 masa produksi untuk mengambalikan investasi yang

ditanam pada usaha budidaya pembesaran ikan Patin. Nilai PPC paling tinggi untuk usaha pembesaran ikan Gurami yaitu sebesar 5,00 (pembudidaya 3),yang diartikan pembudidaya harus melakukan 5,00 masa produksi untuk mengambalikan investasi yang ditanam pada usaha budidaya pembesaran ikan Gurame. Sedangkan, PPC paling rendah untuk usaha pembesaran ikan Gurame yaitu sebesar 2,33 (pembudidaya 1), yang diartikan pembudidaya harus melakukan 2,33 masa produksi untuk mengambalikan investasi yang ditanam pada usaha budidaya pembesaran ikan Gurame. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Investasi usaha pembesaran ikan Patin sebesar Rp 27.567.000,- sampai Rp 896.952.488,- sedangkan investasi usaha pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 19.824.000,- sampai Rp 172.764.000,-. 2. Keuntungan usaha pembesaran ikan Patin sebesar Rp 4.396.210,- per panen sampai Rp 259.965.674,- per panen sedangkan keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran ikan Gurame sebesar Rp 3.965.330,- per panen sampai Rp 74.198.167,- per panen. 3. Usaha pembesaran ikan Patin dan ikan Gurame yang dilakukan oleh pembudidaya di Kelurahan Rejosari layak untuk dilanjutkan, hal ini sesuai dengan perhitungan kriteria investasi (RCR, FRR, PPC) yang dilakukan. Saran Penulis menyarankan kepada pemerintah Kota Pekanbaru melakukan pelatihan dan penambahan areal pembesaran ikan Patin dan ikan Gurame dengan membentuk mitra (rekanan) untuk meningkatkan produksi kedua jenis ikan tersebut khususnya di Kota Pekanbaru. DAFTAR PUSTAKA Bukit, A. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Ikan Patin di Kabupaten Bogor (Kasus Pembenihan di Kecamatan Ciampea dan Pembesaran di Kecamatan Kemang). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pekanbaru. 2016. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Daerah Tingkat II Kota Pekanbaru. Erfina, S. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Ikan Gurami (Studi Kasus di Perusahaan Mekar Tambak Sari, Kecamatan Sawangan, Kota Depok). [Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hendrik. 2013. Studi Kelayakan Proyek Perikanan. Penerbit: Faperika Unri. Pekanbaru. Husein, U. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metode dan Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sitepu, D. W. V. W. B. 2013. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi.1995. Teori Produksi, dengan pokok bahasan Anslisisfungsi Cobb- Douglass, Cetakan Ketiga, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Triyanti, R dan Hikmah. 2015. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang dan Bandeng: Studi Kasus Di Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Ejournal Balitbang KKP: Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 1 (2015): 1-10 Yulinda, E. 2012. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias geriepinus) di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 17, No. 1 (2012) : 38-55.