BAB I PENDAHULUAN. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung. kemandirian keuangan suatu negara. Menurut Soemitro (1988) Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, kurang lebih 76,9% penerimaan negara saat ini bersumber dari pajak

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus. dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan Pajak Daerah dalam upaya peningkatan pendapatan asli. secara terus menerus melalui penggarapan sumber-sumber baru dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari wajib pajak badan, dan wajib pajak orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Belanja Negara (APBN), sumber pembiayaannya berasal dari sektor

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber dana dalam negri. Dalam perkembangannya pajak. merupakan komponen utama penerimaan dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. adalah dari hasil penerimaan pajak (Sutanto 2013). Kontribusi pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam nya membutuhkan anggaran yang sangat besar. Anggaran-anggaran

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi perpajakan dengan sistem self assessment, diharapkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara pada dasarnya merupakan suatu wadah terjadinya bentuk

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, semuanya dapat terwujud jika adanya bantuan dari sumber

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah senyawa dengan kepentingan umum. Pajak mengurangi penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu

KONTRIBUSI PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (PPh OP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PATI

BAB I PENDAHULUAN. macam kemudahan, kecepatan akses informasi, efektifitas dan efisiensi pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

Strategi & Tantangan Pengamanan Penerimaan Pajak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 meningkatkan pendapatan negara sebesar 7,8% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2014. Sebagian besar penerimaan negara dalam APBN yaitu berasal dari sektor pajak, sehingga pajak merupakan salah satu unsur penting didalam komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015 menunjukkan bahwa penerimaan dari perpajakan 67,72% yaitu sebesar Rp1.193,4 triliun sedangkan sisanya berasal dari penerimaan kepabeanan dan cukai 10.07% atau sebesar Rp177,5 triliun, penerimaan negara bukan pajak 22,02% yaitu sebesar Rp388,0 triliun, dan penerimaan hibah 0,19% atau sebesar Rp3,4 triliun. Hal tersebut selama ini berulang setiap tahunnya, sehingga dapat dilihat pada realisasi penerimaan negara dari sektor pajak sangat dominan dalam APBN pemerintah. Berikut ini grafik jumlah penerimaan perpajakan dalam APBN dari tahun 2004 sampai dengan RAPBN tahun 2015. 1

Gambar 1.1 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Tahun 2004 2015 Sumber: Rancangan APBN 2015, Direktorat Jenderal Anggaran Berdasarkan grafik tersebut rasio pajak (tax ratio) menunjukkan penerimaan pajak terhadap GDP (Gross Domestic Product) atau porsi pajak dalam perekonomian nasional terus meningkat setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara persentase tersebut masih rendah, bahkan menurut IMF tax ratio Indonesia dapat mencapai 21,5%. Menurut Brojonegoro dalam surat kabar kompas yang terbit tanggal 25 Maret 2015 menyatakan bahwa rendahnya tax ratio di Indonesia belum tentu menunjukkan potensi perekonomiannya juga rendah, melainkan kemampuan menggali potensi pajaknya (tax coverage) yang rendah. Selain itu, rasio kepatuhan pajak juga relatif rendah. Tabel 1.1 berikut ini diambil 2

dari salah satu KPP Pratama Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II menunjukkan relatif masih rendahnya tingkat kepatuhan pajak. Tabel 1.1 Data Jumlah Wajib Pajak dan Tingkat Kepatuhan di KPP Pratama Surakarta dari Tahun 2012-2015 Keterangan 2012 2013 2014 2015 WP Terdaftar 81,521 86,001 94,775 100,720 WP Terdaftar Wajib SPT 64,023 63,705 63,400 59,955 Target Rasio Kepatuhan 70.00% 70.00% 72.50% 72.50% Realisasi SPT Tahunan PPh 36,901 41,239 42,852 39,952 Rasio Kepatuhan 57.64% 67.73% 67.59% 66.64% Capaian Rasio Kepatuhan 82.34% 92.48% 93.23% 91.91% Sumber: Data Internal KPP Pratama Kota Surakarta Berdasarkan data di tabel 1.1 menunjukkan bahwa wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan, akan tetapi wajib pajak yang terdaftar sebagai wajib SPT serta realisasi SPT tahunan PPh jumlahnya semakin menurun. Hal tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa adanya potensi pajak yang belum digali. Terlebih dengan target yang ditetapkan untuk penerimaan pajak kota Surakarta tahun 2015 merupakan target terbesar jika dibandingkan dengan daerah lainnya yang termasuk dalam daerah Kanwil DJP Jawa Tengah II, seperti yang disajikan pada tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Target Penerimaan Pajak setiap KPP Pratama di bawah Lingkup Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II tahun 2015 No Kanwil/KPP Target Penerimaan 1 Temanggung 302.182 2 Karanganyar 866.086 3 Purworejo 158.055 4 Klaten 357.333 3

No Kanwil/KPP Target Penerimaan 5 Kebumen 221.514 6 Cilacap 869.374 7 Purbalingga 363.022 8 Boyolali 318.198 9 Magelang 527.204 10 Surakarta 1.122.777 11 Purwokerto 665.056 12 Sukoharjo 844.260 Total 6.615.061 Sumber: Data Internal KPP Pratama Kota Surakarta Berdasarkan data yang ada di atas, maka penelitian ini akan dilakukan di KPP Pratama Surakarta yang berada di bawah lingkup Kanwil DJP Jawa Tengah II. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa perlu adanya usaha lebih dari DJP untuk meningkatkan tax coverage yang masih rendah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan. Selain itu pemerintah juga telah melakukan penyempurnaan perundang-undangan perpajakan serta menggali potensi penerimaan perpajakan secara sektoral. Usaha dari pemerintah untuk meningkatkan penerimaan perpajakan sebagai bentuk intensifikasi dan ekstensifikasi salah satunya yaitu dengan modernisasi administrasi perpajakan. Pemerintah melakukan modernisasi administrasi perpajakan dengan membuat sistem online sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada wajib pajak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasucha (2004) membuktikan bahwa reformasi perpajakan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu sebesar 68,51%. Penerapan 4

pelayanan pajak secara online juga sejalan dengan tujuan e-government yang tercantum dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia. Pelayanan yang diberikan secara online diantaranya e-registration, e-billing, e-spt, dan e-filing yang semuanya terangkum didalam e-tax Services. Menurut Wahyuati (2007) penerapan sistem e-tax Services dapat memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakan sekaligus mempermudah pengawasan oleh petugas pajak. Lai, Obid, dan Meera (2004) juga mengungkapkan bahwa sistem e-filing menawarkan manfaat bagi wajib pajak, akan tetapi tidak semua wajib pajak memanfaatkannya. e-tax Services diharapkan dapat mengubah pandangan wajib pajak tentang fungsi pajak sehingga dapat membuat wajib pajak lebih sadar dan patuh untuk membayar pajak (Wahyudi, 2012). Berdasarkan Theory Acceptance Model (TAM) yang di ungkapkan oleh Davis (1989) perilaku seseorang menggunakan Teknologi Informasi diawali dengan adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan TI (ease of use). Adanya persepsi kemudahan menggunakan TI diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Masalahnya adalah adanya keraguan kepatuhan perpajakan dalam hubungannya dengan e-tax Services. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh 5

Persepsi Wajib Pajak atas Penerapan e-tax Services terhadap Kepatuhan Perpajakan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka diambil rumusan masalah yang akan menjadi fokus untuk diteliti lebih lanjut dalam bentuk pertanyaan adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas penerapan e-registration terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas penerapan e-billing terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta? 3. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas penerapan e-spt terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta? 4. Apakah terdapat pengaruh antara variabel persepsi wajib pajak atas penerapan e-filing terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta? 5. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-tax Services yang meliputi e- 6

Registration, e-billing, e-spt, dan e-filing terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus utama pada penelitian ini maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-registration berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-billing berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-spt berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-filing berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh persepsi wajib pajak atas penerapan sistem e-tax Services yang terdiri dari e-registration, e- Billing, e-spt, e-filing secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepatuhan perpajakan di KPP Pratama Surakarta. 7

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan hasilnya akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang berguna bagi akademisi terkait dengan persepsi wajib pajak atas modernisasi administrasi perpajakan yang terkait dengan penerapan e-tax Services dan pengaruhnya terhadap kepatuhan perpajakan. 2. Memberikan masukan yang berguna bagi Direktorat Jenderal Pajak sebagai penyelenggara perpajakan untuk mengevaluasi sistem yang diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan perpajakan. 1.5. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pada bagian pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Literatur Pada bab ini akan dibahas terkait dengan literatur penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian serta pemahaman mengenai perpajakan, reformasi perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kepatuhan perpajakan. Bab III Metodologi Penelitian 8

Pada bab ini akan memberikan penjelasan tentang metoda yang digunakan untuk menguji variabel-variabel yang akan diteliti, penentuan populasi dan sampel yang akan digunakan, dan metoda pengumpulan data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini berisi penjelasan dan pembahasan dari hasil penelitian dan analisis hasil pengujian hipotesis yang dilakukan. Bab V Penutup Pada bagian ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi pihak-pihak terkait. 9