BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi dapat menimbulkan high cost

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi dasar atau aturan bagi seseorang dalam menjalankan profesinya. Etika

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. tujuan strategis dan operasional organisasi. Menurut Jin (2003), teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Inspektorat daerah merupakan salah satu unit yang melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi, sistem informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) bersiap menghadapi MEA 2016 dengan cara mendorong kualitas jasa akuntan publik melalui kegiatan-kegiatan pendidikan profesional berkelanjutan, adopsi Standar Porfesional Akuntan Publik (SPAP), serta mendorong pengelolaan KAP yang berstandar Internasional. Pernyataan tersebut didukung oleh Direktur Pendidikan Internal Audit (PPIA YPIA) Poedjiono yang menjelaskan bahwa para auditor nasional harus kompeten dan profesional sehingga mereka mampu bersaing di tingkat global, khususnya mengadapi MEA 2016. Sementara itu, berkembangnya profesi akuntan telah mendapat banyak pengakuan dari berbagai kalangan seperti dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa akuntan. Meskipun demikian, masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan. Isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap akuntan dan calon 1

2 akuntan mempunyai pengetahuan, pemahaman dan dapat menerapkan etika secara memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan akuntan yang memiliki kompetensi dan kehati-hatian profesional yang baik maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya sendiri ataupun dari pihak eksternal. Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia. Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998. Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan 8 (delapan) prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap kompartemen menjabarkan delapan prinsip etika ke dalam aturan etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI. Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik harus mematuhi delapan prinsip etika dalam Kode Etika IAI beserta aturan etikanya. Kompetensi dan kehati-hatian profesional merupakan salah satu dari delapan prinsip etika akuntan yang diatur dalam Kode Etik Akuntan yang dibuat oleh IAI yang berisikan sebagai berikut: 1. Tanggungjawab profesi 2. Kepentingan Publik 3. Integritas 4. Objektivitas

3 5. Kompetensi & kehati-hatian profesional 6. Kerahasiaan 7. Perilaku profesional 8. Standar teknis CEPA 2012 menjelaskan bahwa prinsip kompetensi dan kehati-hatian adalah prinsip dasar dan mewajibkan akuntan profesional untuk memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya serta bertindak secara cerdas dalam hubungan dengan penerapan standar teknik di saat memberikan layanan profesional. Kompetensi profesional ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Pencapaian kompetensi profesional 2. Pemeliharaan kompetensi profesional Kedua bagian tersebut membutuhkan kesadaran secara terus menerus serta pemahaman akan pengembangan teknis, profesional dan bisnis yang sesuai dengan profesi akuntan. Pengembangan tersebut memungkinkan akuntan profesioal untuk memelihara kemampuannya agar dapat berindak secara kompeten dalam lingkungan profesional (Wilopo, 2013:93). Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya

4 berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian. Adapun akuntan menurut Sujiman (2006) ialah ahli yang berpekerjaan menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi dan memperbaiki taat buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah. Maka berdasarkan pengertian di atas, profesi akuntan dapat diartikan sebagai bidang pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan, pembimbingan, pengawasan dan perbaikan pembukuan keuangan perusahaan dengan dilandasi pendidikan akuntansi. Menurut handbook of International Federation of Accountant-IFAC, 1998 dalam Sujiman (2006) menyebutkan bahwa ada beberapa karakteristik sebuah profesi, yakni: 1. Menguasai suatu keahlian tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Memiliki kode etik dan standar keahlian / kinerja (profesional). 3. Memperoleh pengakuan masyarakat dengan adanya penggunaan gelar tertentu. 4. Memiliki organisasi yang mewadahi dan memelihara kepentingan profesi tersebut.

5 Faktor selanjutnya adalah gender yang merupakan karakteristik individu yang telah membedakan individu sebagai sifat dasar pada kodrat manusia (Salsabila, 2011). Menjadi laki-laki ataupun perempuan bukanlah suatu masalah, akan tetapi masalahnya adalah bagaimana sifat dan karakteristik mampu mempengaruhi cara kerja seseorang. Schwartz (1996:39) dalam Trisnaningsih (2003) menyatakan bahwa bagi kaum wanita dianggap memiliki keterikatan pada keluarga yang lebih besar daripada terhadap karir. Laki-laki lebih berorientasi pada pekerjaan, objektivitas dan lebih bertanggungjawab secara manajeral. Sedangkan wanita dipandang lebih pasif, lembut, orientasi pada pertimbangan, lebih sensitif dan lebih rendah posisinya pada pertanggungjawaban dalam suatu organisasi dibandingkan dengan laki-laki. Kemudian berdasarkan teori perkembangan moral Kohlberg (1964:31) yang menjelaskan bahwa ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya. Perkembangan moral selalu berkaitan dengan proses belajar seperti halnya pengalaman kerja, yang didapat oleh seorang individu dalam proses perkembangannya. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Andi (2011) meneliti tentang persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kode etik ikatan akuntan Indonesia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara persepsi akuntan dan mahasiswa jurusan akuntansi terhadap kode etik ikatan akuntan Indonesia. Akuntan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa jurusan akuntansi mengenai kode etik profesi akuntan. Hal ini disebabkan karena akuntan yang

6 merupakan praktisi lebih banyak memiliki pengalaman dan pemahaman dibandingkan dengan mahasiswa jurusan akuntansi sebagai akademisi. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan pengantar peneliti untuk melakukan penelitian di Kota Surabaya. Peneliti memilih Kota Surabaya dikarenakan seiring dengan banyaknya masyarakat yang datang untuk bekerja di Kota Surabaya yang tentunya masyarakat berasal dari luar kota, luar pulau, bahkan bisa dari pelosok, sehingga masyarakat memiliki persepsi / pandangan yang tentunya bervariasi. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel yang sama dan hasilnya terdapat perbedaan persepsi, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali variabel tersebut apakah masih relevan untuk mempengaruhi kompetensi dan kehati-hatian profesional. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Persepsi Akuntan Publik Terhadap Kompetensi dan Kehati-Hatian Profesional Akuntan Publik Indonesia. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah akuntan publik laki-laki dan perempuan memiliki persepsi yang berbeda terhadap kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik Indonesia?

7 2. Apakah akuntan publik junior dan senior memiliki persepsi yang berbeda terhadap kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik Indonesia? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi akuntan publik berdasarkan gender dan pengalaman kerja terhadap kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik Indonesia. 1.4. MANFAAT PENELITIAN 1. Penelitian ini mencoba untuk memberikan bukti mengenai persepsi akuntan publik berdasarkan gender dan pengalaman kerja terhadap kompetensi dan kehati-hatian profesional akuntan publik Indonesia. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kajian dibidang pengauditan. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Ikatan Akuntan Publik Indonesia dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

8 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Untuk memberikan gambaran tentang materi yang akan dibahas dalam penulisan proposal ini, perlu juga dibuat sistematika penulisannya, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, perumusan hipotesis serta kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode yang berisikan penjelasan variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, penentuan teknik pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan mengenai uraian hasil penelitian, yaitu hasil penelitian deskriptif dan analisis data berdasarkan hasil pengujian tersebut, kemudian dilakukan pembahasan sebagai hasilnya. BAB V : KESIMPULAN Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan penelitian yang berisi jawaban atas rumusan masalah, keterbatasan penelitian serta saran atau implikasi dari hasil penelitian.