BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. dengan kebutuhan serta tidak ketinggalan jaman. Penyesuan tersebut secara

BAB I PENDAHULUAN. S1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD /Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan

Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

KAJIAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISASI GURU. Lala Jelita Ananda Surel :

SERTIFIKASI GURU DAN PENGAWAS HARAPAN DAN DAMPAK KEDEPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB li KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DAN KESIAPAN LPTK DALAM MENDUKUNG PROGRAM SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kecerdasan rata-rata siswa di Indonesia di tingkat dunia, hanya menduduki posisi ke 34 (Muhammad Zen, 2010: 41).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil.

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan prestasi murid adalah guru. bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan.

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa. Proses ini akan berkembang lebih baik dan mencapai hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang sertifikasi guru. Issue ini juga tidak lepas dari sorotan dan. persyaratan perolehan sertifikat atas profesi mereka.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guna meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat penting, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. Masih lesunya pendidikan di Indonesia sendiri tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah yang tidak konsisten dalam memajukan pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini kurangnya penghargaan profesi guru. Banyak faktorfaktor yang melatar belakangi rendahnya penghargaan profesi guru oleh pemerintah diantaranya gaji yang masih sangat rendah dan kecilnya tunjangan. Sehingga itu sangat mempengaruhi kinerja guru itu sendiri yang mengarah pada profesionalisme guru karena banyak ditemukan guru di institusi sekolah negeri sering meninggalkan muridnya dengan memberikan tugas. Bahkan banyak guru yang ijin mengajar dengan alasan yang kurang jelas (Muslich, 2007: 35). Gaji guru di Indonesia yang hanya mencapai rata-rata 1 juta rupiah perbulan, dapat kurang atau lebih sedikit. Jadi,dengan gaji yang diterima, ada sebagian guru yang bercanda " Bagaimana dapat menabung,untuk keperluan 1

2 hidup saja, sudah habis setengah bulan?" Bagaimana cara untuk menyambung hidup keluarga untuk setengah bulan sisanya? Sebagian guru mengakui ada yang mencari objekan diluar tugas mengajar,seperti menjadi guru private menjadi tukang ojek,yang lebih seru lagi harus menjadi tukang kredit,dan lainlain. Tidak dipungkiri, guru juga menjadi langganan mengambil kredit dibank untuk keperluan perbaikan rumah,anak sekolah,kredit sepeda motor,dan lainlain. Melihat nasib dan kesejahteraan guru yang memprihatinkan itulah, pemerintah Indonesia ingin memberikan Reward berupa pemberian tunjangan profesional yang berlipat dari gaji yang diterima. Harapan kedepan adalah tidak ada lagi guru yang bekerja mencari objekan di luar dinas karena kesejahteraanya sudah terpenuhi. Akan tetapi, syaratnya tentu saja guru harus lulus ujian sertifikasi, baik guru yang mengajar di sekolah TK, SD, SMP, maupun SMA. (Muslich, 2007: 45). Menurut UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen terdapat empat Kompetensi guru/dosen, yaitu Kompetensi Mengajar (Pedagogik), Kompetensi Kepribadian (Personaliti), Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Dari 4 kompetensi dasar guru dan dosen tersebut, terdapat indikasi adanya hubungan saling terkait. Soedjana (2005) bahwa guru adalah salah satu faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, namun guru akan dominan ketika mempunyai kompetensi professional. Hal itu juga diperkuat dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suhendar (2009), dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh budaya belajar organisasi, dukungan manajemen, daya dukung sarana, dan kualitas pemanfaatan internet

3 terhadap kompetensi guru. Dalam penelitiannya diketahui adanya hubungan antara sertifikasi terhadap kompetensi pedagogik, dan hubungan antara kompetensi kepribadian terhadap kompetensi sosial. Hamzah B. Uno (2008: 15), menegaskan bahwa guru merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa yang perlu ditiru dan diteladani. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang bagus. Dalam suatu panduan yang diterbitkan oleh National Board for Profesional Teaching Standards dengan judul What Teachers Should Know and Be Able to Do mengemukakan terdapat 5 proposisi inti tentang kompetensi pengajar meliputi (a) Guru mempunyai komitmen terhadap siswa dan belajar mereka (b) Guru menguasai materi pelajaran dan cara mengajarnya (c) Guru bertanggung jawab dalam mengelola dan memonitor belajar siswa (d) Guru berpikir secara sistematik mengenai tugasnya dan belajar dari pengalamannya (e) Guru menjadi anggota dari masyarakat belajar. Dari 5 inti proposisi inti tersebut menguatkan indikasi bahwa terdapat keterkaitan hubungan 4 kompetensi Guru dan Dosen.

4 Pembinaan yang selama ini dilakukan pada guru-guru belum membedakan kualifikasi pendidikan, yang dalam hal ini kualifikasi pendidikan guru masih sangat heterogen. Umumnya pendidikan minimal terdapat pada sebagian kecil guru adalah lulusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru)/ sederajat dan KPG (Kursus Pendidikan Guru), sebagian besar berpendidikan D2, D3 dan S1. Sejalan dengan Standarisasi Nasional Pendidikan dalam PP 19/ 2005, Bab VI Pasal 28 ayat (1), (2), (3) dan (4), tentang standarisasi tenaga pendidik menyatakan sebagai berikut: 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. Kompetensi pedagogik; b. Kompetensi kepribadian; c. Kompetensi profesional; dan d. Kompetensi sosial.

5 4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Begitu juga untuk tenaga pendidik di sekolah dasar sesuai dengan bunyi Pasal 29 ayat (2) sebagai berikut: Pendidik pada SD/ MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi; dan c. Sertifikat profesi guru untuk SD/MI Adanya persyaratan untuk memperoleh sertifikat profesi melalui uji kompetensi bagi guru yang sudah memiliki kualifikasi minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) berdasarkan PP nomor 18 tahun 2007 pasal 2, menunjukkan bahwa kualifikasi akademik saja belum mencukupi persyaratan untuk memperoleh sertifikasi profesi. Sedangkan uji kompetensi dikembangkan dari standar kompetensi secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik; kepribadian; sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru (Permen Diknas nomor 16: 2007). Meskipun pelaksanaan uji sertifikasi dilakukan dengan portofolio, pengetahuan guru dalam kompetensi pedagogik dan profesional tetap perlu dipertanyakan.

6 Pendapat Baskoro Poedjinoegroho Direktur SMA Kanisius Jakarta menyatakan bahwa hampir separuh dari lebih kurang 2,6 juta guru di Indonesia tidak layak mengajar. Kualifikasi dan kompetensinya tidak mencukupi untuk mengajar di sekolah. Lebih dari 27000 guru ditingkat Sekolah dasar di Kalimantan Selatan yang kualifikasi akademiknya masih heterogen, dan belum diketahui kompetensi yang dimiliki mereka. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul Kompetensi Pedagogik Guru yang Bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. Penelitian ini dilakukan di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. Penyajian data tentang deskripsi lokasi penelitian berdasarkan gambaran umum sekolah, visi dan misi sekolah tenaga kependidikan guru, komponen siswa, prestasi sekolah dan komponen sarana dan prasarana. Lokasi MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi di area seluas ¼ bahu. Lokasi sekolah yang menjadi objek penelitian ini letaknya strategis, sebelah timur kantor Balai Desa, sebelah utara masjid, sebelah barat pedesaan, dan sebelah selatan rumah warga/ pedesaan. Berdasarkan hasil observasi, secara fisik bagunan MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi terdiri dari 9 ruangan yang berbentuk huruf U. MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi dalam usahanya mencapai tujuan pendidikan pada sekolahan ini ada beberapa pengajar yang telah bersertifikasi namun ada pula yang belum sertifikasi. Dalam memberikan

7 pelajaran atau mendidik murid sangat penting pada guru yang bersertifikasi. Jumlah guru seluruhnya pada MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi 15, dengan guru yang bersertifikasi ada 7 orang dan yang sisanya 8 orang guru belum bersertifikasi. B. Penegasan Istilah Ada beberapa istilah yang terdapat dalam judul yang perlu dipahami agar tidak terjadi salah penafsiran. Istilah tersebut adalah: 1. Sertifikasi Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas (depdiknas, 2003). Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemeberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi Mulyasa, (2007: 46). Dari penjelasan tentang sertifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimum dan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru.

8 2. Kompetensi Surat keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Association K.U. leuven mendefinisikan bahwa pengertian kompetensi adalah pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif. yaitu: Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing. Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

9 3. Pedagogik Pedagogik adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak atau orang lain yang belum dewasa, disebut pendidikan (pedagogik). Pedagogik berarti suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik, dan sebagainya. Dengan demikian yang dimaksud dengan judul kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi adalah penelitian tentang bagaimana kompetensi pedagogik guru yang sudah bersertifikasi pada proses belajar siswa dan juga mutu pada pendidikan di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana kemampuan menyusun rencana pembelajaran guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi?

10 2. Bagaimana kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi? 3. Bagaimana kemampuan melaksanakan penilaian proses belajar mengajar pada guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kemampuan menyusun rencana pembelajaran guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. 2. Untuk mendeskripsikan kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. 3. Untuk mendeskripsikan kemampuan melaksanakan penilaian proses belajar mengajar pada guru yang bersertifikasi di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mendreskripsikan kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi dan sebagai sumbangan keilmuan khususnya ilmu keguruan agama Islam.

11 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan informasi kepada guru MTs yang sudah bersertifikasi untuk dapat memberikan pembelajaran pada anak didiknya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Untuk dijadikan masukan bagi guru MTs bersertifikasi dalam pembelajaran yang profesionalisme untuk guru MTs dalam peningkatan kualitas pembelajaran. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai rujukan penelitian selanjutnya. F. Kajian Pustaka Fungsi kajian pustaka adalah mengemukakan secara sistematika tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Sejauh pengetahuan penulis, bahwa penelitian mengenai kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi itu sudah layak dilakukan dengan demikian penulis telah mencatat beberapa penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Menurut Mulyasa, (2007: 46) Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemeberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

12 satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Uraian di atas menjelaskan bahwa peran sertifikasi sangat penting dalam mendukung profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dan juga dalam mutu pendidikan. Menurut sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003: 38)) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Penjelasan di atas menjelaskan bahwa kompetensi sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Demikian juga seperti yang diungkapkan J. Hoogveld (Belanda), pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Selanjutnya penelitian terdahulu yang berkaitan dengan sertifkasi terhadap profesionalisme, antara lain: 1. Sri lestari (UIN, 2010) dengan skripsinya Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru MTs N Mlinjon Filial Trucuk. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) Sertifikasi di MTs N Mlinjon Filial Trucuk Klaten dilaksanaka dibawah naungan Departemen Agama,

13 (2) Sertifikasi berpengaruh terhadap kinerja guru MTs N Mlinjon Filial Trucuk Klaten. 2. Hasil penelitian Toni Gunawan (2009) dengan judul Hubungan antara persepsi guru terhadap sertifikasi dengan profesionalisme dalam mengajar menyimpulkan bahwa hubungan persepsi guru terhadap sertifikassi dengan profesionalisme lebih baik atau meningkat. Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada antara sertifikasi terhadap profesionalisme guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut dan dirasa perlu untuk lebih mengembangkan penelitian yang ada, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru yang Bersertifikasi di MTS Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. G. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam Arikunto (2006: 91) penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Metode penelitian menurut Abdurrohmat Fatoni (2006, 98) adalah cara kerja yang digunakan dalam melakukan penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara yang disusun secara sistematis dan sesuai aturan dengan mengikuti konsep-konsep

14 ilmiah yang digunakan untuk mencari data dan informasi yang bermanfaat demi tercapainya tujuan. 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), karena dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian yakni di MTs Nurul Ikhsan Sengonwetan Purwodadi, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang prosedurnya menggunakan metode deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti (Nazir, M 1988: 63). 2. Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan September 2011. Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru yang mengajar di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi yang berjumlah 15 orang guru. Adapun daftar guru terlampir. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

15 a. Kuesioner (angket) Angket menurut Riduwan (2010: 71) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan pedagogik yang dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar. Angket dibuat dengan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Penyusunan angket kompetensi guru mengacu kepada aspek-aspek kemampuan guru (kompetensi profesionalisme guru). b. Studi Dokumentasi Dokumentasi menurut Riduwan (2010: 77) adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan penelitian. Peneliti mencari data tentang guru yang sudah sertifikasi yang ada di MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi.

16 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan dalam bentuk angka mutlak, akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk presentase (%). F Relatif kelas ke-1 = f( mutlak ) kelas i x100% n Dimana n = jumlah data Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a) Editing Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. b) Scoring Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket.

17 H. Sistematika Penulisan Sebuah skripsi akan lebih sistematis jika disusun dengan sistematika yang baik. Adapun sistematika dalam penyusunan skripsi ini sebagaimana dipaparkan berikut: BAB I Pendahuluan, pembahasan dalam bab ini meliputi: Latar belakang, Penegasan istilah, Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Kajian pustaka, Metode penelitian dan Sistematika penulisan. BAB II Berisi pembahasan tentang teori Sertifikasi Guru yang terdiri dari: Pengertian sertifikasi guru, Indikator sertifikasi, Tujuan sertifikasi. Kompetensi yang terdiri dari: Pengertian kompetensi, Urgensi kompetensi, Macam-macam kompetensi, dan pedagogik yang terdiri dari: Pengertian pedagogik, Kompetensi menyusun proses belajar mengajar, Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar, Konsep Islam tentang kompetensi pedagogik guru, dan Pengaruh sertifikasi terhadap kompetensi pedagogik guru. BAB III Deskripsi data meliputi Gambaran umum MTs Nurul Ikhsan Sengonwetan Purwodadi yang terdiri dari: Letak geografis, sejarah berdirinya MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi, Visi, misi dan tujuan MTs Nurul Ikhsan Sengon Wetan Purwodadi, Keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana, serta deskripsi hasil penelitian tentang kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi.

18 BAB IV Hasil analisis terhadap kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi, yang meliputi Analisis pendahuluan dan Interpretasi data. BAB V Penutup, meliputi Kesimpulan, Saran dan Kata penutup.