PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai Sang Khalik. Dalam kontek itulah maka setiap muslim diwajibkan. untuk mencari Ilmu sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

A. Latar Belakang Penelitian

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ambisi sang tokoh tentang bidang yang digelutinya. 1 Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan bangsa

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

Transkripsi:

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Disusun Oleh: NUR AFIFAH G 000 080 028 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1

2

ABSTRAK Manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Perbedaan berpikirlah yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih sempurna. Dengan kemampuan akal pikiran tersebut manusia seharusnya mampu membentuk sebuah peradaban. Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah-nya telah menjelaskan bagaimana peradaban berkembang dengan kemampuan berpikir manusia. Dan pendidikanlah sebagai wadah perkembangannya itu. Pendidikan adalah sesuatu yang urgen dalam kehidupan. Pendidikan dapat terlaksana dengan baik manakala didalamnya terdapat faktor-faktor pendidikan yang mendukung. Faktor-faktor pendidikan yang baik tentu akan menjadikan pendidikan yang ada semakin berkualitas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan? Dan apakah pemikiran Ibnu Khaldun masih relevan pada masa sekarang? Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan dan menemukan relevansi pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan pada masa sekarang. Manfaat dari penelitian ini yaitu: Secara Teoritis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia pendidikan dan khususnya mengenai pendidikan menurut Ibnu Khaldun. Dan secara praktis, memberikan sumbangan pemikiran kepada dosen, mahasiswa dan pencinta pendidikan tentang konsep pendidikan menurut Ibnu Khaldun Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan (library research), dan metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Adapun sumber datanya yaitu: sumber utama (primer) adalah Kitab Muqaddimah, karya Ibnu Khaldun dan sumber data sekundernya yaitu: buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan Ibnu Khaldun dan pendidikan. Sedangkan dalam menganalisis data penulis menggunakan metode content analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor pendidikan yang ditawarkan Ibnu Khaldun yakni tujuan, pendidik, peserta didik, metode pengajaran dan materi pendidikan. Semua komponen pendidikan tersebut sesuai dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan sekarang. Namun, ada beberapa pemikiran beliau yang berbeda dengan para ahli pendidikan yakni tentang tujuan pendidikan. Disini pemikiran Ibnu Khaldun lebih kepada realistis. Bahwa pendidikan bukan hanya untuk mengangkat derajat manusia. Namun, agar manusia mampu memperoleh penghasilan dan menghasilkan industri-indutri untuk eksistensi hidup manusia selanjutnya. Selain itu, pemikiran beliau tentang jangan berhenti terlalu lama dalam proses belajar, belum ditemukan dalam teori para ahli pendidikan masa sekarang. Serta hal-hal yang menghambat proses pendidikan belumlah berlaku pada masa sekarang yakni tentang banyaknya buku dan banyaknya ringkasan. Konsep pemikiran Ibnu Khaldun juga sangat relevan dengan konsep pendidikan masa sekarang, dan sangat cocok untuk diterapkan dalam kegiatan belajar dimana pun Kata kunci: Pemikiran, Ibnu Khaldun dan Pendidikan 3

PENDAHULUAN Sejak awal mula, Islam sangat mendorong umatnya untuk menggali ilmu dengan melakukan pengkajian dan pengamatan terhadap fenomena alam yang merupakan tanda kekuasaan Allah SWT. Dengan mengamati dan memperhatikan berbagai fenomena alam yang terbentang luas itu, niscaya manusia akan memahami eksistensi dirinya sebagai makhluk dan Allah SWT sebagai Sang Khalik. Dalam kontek itulah maka setiap muslim diwajibkan untuk mencari Ilmu sejak lahir sampai meninggal. Perintah membaca dalam surat Al-Alaq mewajibkan orang membaca, artinya membaca semua ciptaan ayat-ayat Allah, termasuk Al Qur-an didalam ini berarti bahwa pengetahuan harus dicari dan diperoleh karena Allah SWT. Ini bermakna pula bahwa wawasan tentang ketuhanan yang maha Esa (Allah) yang memberi dasar hakiki bagi pengetahuan, harus menyertai proses pendidikan semua tahap (Daud Ali, 2010: 402).. Manusia sangatlah berperan penting dalam pendidikan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek. Dalam hal ini sejalan dengan pemikiran seorang tokoh yang bernama Ibnu Khaldun, beliau mengatakan dalam kitab Muqaddimah, Ibnu Khaldun adalah seorang sarjana muslim yang selalu berpikir dan mengembangkan konsep-konsep dan pemikiran untuk kemajuan pendidikan Islam. Beliau berpendapat bahwa pendidikan berusaha untuk melahirkan masyarakat yang berkebudayaan serta berusaha untuk melestarikan eksistensi masyarakat selanjutnya, maka pendidikan akan mengarahkan pada sumber daya manusia yang berkualitas (Masaruddin Siregar, 1999: 4). Berdasarkan uraian tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan dan menemukan relevansi pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan pada masa sekarang. 4

LANDASAN TEORI Pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidik, lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru), seluruh aspeknya mencakup jasmani, akal dan hati (Ahmad Tafsir, 2008: 26). Muhaimin (2001: 37) mengatakan bahwa pendidikan adalah aktivitas atau upaya yang sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial Sedangkan untuk pengertian pendidikan Islam menurut Abuddin Nata, (2010: 36) pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspesknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses belajar mengajar, pendidik, peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkan pada ajaran Islam. Menurut H.M. Arifin (2008: 54), pendidikan tidak pernah lepas dari faktor-faktor yang melekat ada di dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuannya, antara lain tujuan pendidikan itu sendiri, faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor metode dan materi pendidikan, dan faktor lingkungan. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong penelitian perpustakaan (library research), bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, seperti : Buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan lainlainnya (Mardalis, 2006: 28). Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain (Herdiansyah, 2010: 143). Dokumen ini terdiri dari data primer dan sekunder, yang dalam penelitian ini 5

data primer diambil dari buku yang berjudul Muqaddimah Ibn Khaldun, yang ditulis Abdurrohman Ibnu Khaldun penerbit Darul Fikr dan Terjemahan Muqaddimah Ibn Khaldun, yang ditulis Ibnu Khaldun Penerjemah Ahmadie Thoha penerbit pustaka Firdaus, Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode content analysis. Analisis isi (content analysis) adalah merupakan metode analisis teks yang memelopori teknik symbol coding. Content analysis yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi HASIL PENELITIAN Pendidikan dapat terlaksana dengan baik manakala didalamnya terdapat faktor-faktor pendidikan yang baik pula. Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya telah merumuskan konsep-konsep tentang pendidikan, yakni pengertian dan tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, metode dan materi pendidikan. Pertama, pengertian dan tujuan pendidikan. Menurut Ibnu Khaldun, ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan hal yang sudah alami di tengah masyarakat dan sudah menjadi suatu tabiat/ciri khas manusia. Pemikiran Ibnu Khaldun ini, sesuai dengan pemikiran para ahli pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan Hery Jauhari Muchtar (2005: 14), pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya. Sedangkan tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun yakni; 1) Mengasah kemampuan pikiran (akal) dan mempergunakannya untuk aktif dan bekerja. 2) Melahirkan masyarakat yang berkebudayaan dan membentuk peradaban. 3) Agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya (memperoleh rizki). 4) Meningkatkan keyakinan kepada Allah dan mendekatkan diri pada- Nya. Tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun pun hampir sama dengan para pemikir Islam lainnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh H.M. Arifin, (2008: 54), Tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan 6

nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiyarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat. Tujuan pendidikan Ibnu Khaldun lebih bersifat realistis, sehingga beliau menjadikan pendidikan bukan hanya bertujuan meninggikan derajat manusia namun lebih kepada untuk dapat membantu mencari lapangan pekerjaan. Kondisi pendidikan saat ini pun lebih mengarah kepada pemikiran Ibnu Khaldun yakni untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM). Banyak sekolah-sekolah yang menawarkan berbagai promosi pekerjaan setelah lulus dan ketika memilih jurusan untuk sekolah pun dikaitkan dengan lapangan pekerjaan apa yang ingin diharapkan. SDM untuk kondisi masyarakat masa kini, memang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan selanjutnya. Namun, sebaiknya pendidikan pun juga ditujukan untuk melaksanakan fungsi manusia sebagai khalifah dimuka bumi, untuk beribadah dan untuk mencapai ridho Allah. Kedua, Pendidik. Menurut Ibnu Khaldun, secara fitrah manusia adalah makhluk sosial. Seorang manusia pasti membutuhkan manusia lainnya untuk saling menolong. Demikian halnya dengan pendidikan, seorang manusia (peserta didik) membutuhkan orang lain (pendidik) untuk mengajarinya hal baru. Menurut Ibnu Khaldun seorang pendidik yang baik hendaknya: 1) mempunyai keahlian, dalam hal ini profesional yaitu seorang pendidik telah menguasai bidang ilmu yang menjadi tugas pokoknya. 2) Seorang pendidik tidak boleh menggunakan kekerasan yang akan berakibat buruk pada peserta didik tersebut walaupun itu berupa hukuman sekalipun. Pendidik seharusnya bersikap dan berperilaku penuh kasih sayang kepada peserta didiknya. 3) memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan psikologi peserta didik. Menurut Hasbullah (2001: 18-19), salah satu karakteristik pendidik 7

adalah memiliki kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan caracara mendidik. Melihat kondisi pendidikan pada masa sekarang, maka pemikiran Ibnu Khaldun sangatlah relevan untuk diterapkan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang Ketiga, Peserta didik. Menurut Ibnu Khaldun bahwa seseorang memerlukan orang lain yang memiliki ilmu lebih luas untuk memperoleh ilmu darinya. Disinilah peserta didik sangat berperan untuk mencari ilmu. Ibnu Khaldun menyarankan agar seorang peserta didik harus merasa membutuhkan ilmu pengetahuan tersebut; Dalam pencapaian suatu keahlian, seorang peserta didik harus merasa membutuhkan ilmu pengetahuan tersebut. Agar peserta didik merasa nyaman dan senang dalam belajar. Karena apabila peserta didik itu sendiri tidak menyukai materi pelajaran tersebut, maka akan berakibat sia-sia dan ilmu yang dipelajarinya tidak akan membekas. Seorang peserta didik hendaknya tidak berhenti terlalu lama dalam proses pembelajaran. Karena dapat berakibat lupa dan hilangnya semangat untuk mencari ilmu. Pemikiran Ibnu Khaldun ini belum penulis temukan pendapat yang sama namun melihat pendidikan masa sekarang. Saran ini sangatlah perlu diterapkan. Mengingat banyak peserta didik yang menunda sekolahnya lantaran bekerja terlebih dahulu. Dan akibatnya setelah merasa senang bekerja, mereka enggan dan malas untuk melanjutkan studi. Selain itu Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa kemampuan setiap peserta didik untuk menerima materi pelajaran dari setiap individu adalah berbeda-beda, tergantung bakat yang dimilikinya. Pemikiran ini juga sesuai dengan pendapat Abuddin Nata (2010: 186) bahwa kondisi peserta didik tidak hanya dapat dilihat dari segi perbedaan usia, melainkan juga berdasarkan 8

perbedaan tingkat kecerdasan, perbedaan bakat, minat dan hobi serta perbedaan latar belakang sosial ekonomi dan budaya yang dimiliki peserta didik. Pemahaman tentang kondisi peserta didik yang tepat dan benar merupakan hal yang sangat penting. Karena selain dapat menentukan materi yang akan diajarkan juga dapat untuk menentukan metode mana yang akan digunakan nantinya dalam proses pembelajaran. Ke-empat, metode dan materi pendidikan. 1) metode pendidikan. Dalam hubungannya dengan proses mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, Ibnu Khaldun menganjurkan agar para pendidik mengajarkan ilmu dengan metode yang baik dan mengetahui faedah yang digunakannya. a) Menurut Ibnu Khaldun bahwa mengajarkan pengetahuan kepada pelajar hanyalah akan bermanfaat apabila dilakukan dengan berangsur-angsur, setapak demi setapak dan sedikit demi sedikit. Semuanya dilakukan secara kontinuitas (berlanjutan). b) Selain dengan berangsur-angsur Ibnu Khaldun juga menyarankan agar peserta didik mengulanginya supaya ilmu tersebut benar-benar telah dikuasainya. c) Dalam memperoleh ilmu pengetahuan Ibnu khaldun juga menyarankan agar ilmu tersebut tetap melekat dalam diri peserta didik dengan jalan pembiasaan (malakah). d) Dan metode yang paling tepat untuk mencapai kebiasaan tersebut adalah dengan metode diskusi. Menurut Ibnu Khaldun metode ini yaitu cara yang mampu menjernihkan persoalan dan menumbuhkan pengertian. e) Dalam proses belajar Ibnu Khaldun juga menyarankan agar memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami dan jelas oleh peserta didik. Metode-metode pendidikan yang dikemukakkan Ibnu Khaldun sangat cocok dan hampir keseluruhannya sama dengan metode yang telah dirumuskan para ahli pendidikan sekarang. Ibnu Khaldun pun juga mengemukakan pendapatnya hal-hal 9

yang menghambat proses pendidikan, yaitu: 1. Banyaknya buku menghambat proses pendidikan. 2. Banyaknya ringkasan tentang bermacam masalah keilmuan mengganggu proses pengajaran. 2) Materi pendidikan. Menurut Ibnu Khaldun ilmu-ilmu dasar pengetahuan Islam yang bersumber dari Al Qur-an meliputi sebagai berikut: a. Ilmu-ilmu filsafat Manusia memperoleh ilmuilmu itu melalui kemampuannya untuk berfikir yang sudah merupakan watak baginya. Ilmuilmu ini terdiri dari logika, ilmu alam atau fisika, medis, pertanian, metafisika, (tentang tenung, sihir, jimat-jimat, yang tertulis dalam huruf alfabetis dan alkemi) serta ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kuantitas, misalnya geometri dan aritmatika. Begitu pula ilmu musik, astronomi dan astrologi. Namun demikian, ilmu-ilmu pengetahuan di atas tidak semua bisa dipelajari orang Islam, misalnya ilmu sihir, astrologi untuk meramal nasib, dan jimatjimat merupakan ilmu pengetahuan yang tidak boleh dipelajari. b. Ilmu-ilmu tradisional (al- ulum an-naqliyyah al-wadl yyah) Dasar dari Ilmu tradisional ini adalah Al Qur-an dan As Sunnah. Ilmu tersebut terdiri dari ilmu Al Qur-an, tafsir dan tajwid, ilmu hadist, ilmu fikih, teologi (ketuhanan), dan ilmu-ilmu bahasa arab. Secara keseluruhan materi pendidikan Islam yang dikemukakan Ibnu Khaldun hampir sama dengan materi pendidikan yang dikemukakan para tokoh pendidikan seperti menurut M Arifin (2008: 141), kategori materi pendidikan Islam adalah: a. Ilmu pengetahuan dasar yang esensial adalah ilmu-ilmu yang membahas Al Qur-an dan Hadist b. Ilmu-ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Ilmu ini memasukkan ilmu-ilmu: antropologi, pedagogik, 10

psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. c. Ilmu-ilmu pengetahuan tentang alam atau disebut al ulum al kauniyah (ilmu pengetahuan alam) yang termasuk didalamnya antara lain ilmu biologi, botani, fisika, dan astronomi. Dalam kontek pendidikan sekarang materi pendidikan Islam tersebut masih berlaku dan sangat cocok diterapkan di berbagai sekolahsekolah. Materi pendidikan pun juga harus disesuaikan dengan tingkatan kemampuan atau jenjang pendidikan yang ada. SIMPULAN 1. Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pendidikan dalam kitab Muqoddimah terdapat 4 faktor pendidikan yakni pengertian dan tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, metode dan materi pendidikan. Pertama, Ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan hal yang sudah alami di tengah masyarakat dan sudah menjadi suatu tabiat/ciri khas manusia. Pendidikan pun bisa diperoleh melalui pengalaman. Sedangkan Tujuan pendidikan menurut beliau yaitu: 1) Mengasah kemampuan pikiran (akal) dan mempergunakannya untuk aktif dan bekerja. 2) Melahirkan masyarakat yang berkebudayaan dan membentuk peradaban. 3) Agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya (memperoleh rizki). 4) Meningkatkan keyakinan kepada Allah dan mendekatkan diri pada- Nya. Kedua, Pendidik. Dalam pandangan Ibnu Khaldun seorang pendidik yang baik adalah: Memiliki keahlian atau profesional; hendaklah, seorang pendidik tidak menggunakan kekerasan yang akan berakibat buruk pada peserta didik; dan Seorang pendidik hendaknya memiliki pengetahuan yang memadai tentang perkembangan psikologi peserta didik. Ketiga, peserta didik. Ibnu Khaldun menyarankan agar seorang peserta didik harus merasa membutuhkan ilmu pengetahuan tersebut; seorang peserta didik hendaknya 11

tidak berhenti terlalu lama dalam proses pembelajaran. Selain itu Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa kemampuan setiap peserta didik untuk menerima materi pelajaran dari setiap individu adalah berbeda-beda, tergantung bakat yang dimilikinya. Keempat, Metode dan materi pendidikan. Menurut Ibnu Khaldun, cara mengajar yang baik adalah mengajarkan pengetahuan kepada pelajar dengan berangsur-angsur, setapak demi setapak dan sedikit demi sedikit. Semuanya dilakukan secara kontinuitas (berlanjutan). Supaya ilmu tersebut benar-benar dikuasai maka perlu adanya pengulangan berkali-kali dan dengan jalan pembiasaan (malakah). Dan metode yang paling tepat untuk mencapai kebiasaan tersebut adalah dengan metode diskusi. Selain itu, dalam proses belajar Ibnu Khaldun juga menyarankan agar memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami dan jelas. Ibnu Khaldun pun juga mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal yang menghambat proses pendidikan, yaitu: banyaknya buku dan banyaknya ringkasan tentang bermacam masalah keilmuan. Materi Pendidikan menurut Ibnu Khaldun, ada dua macam yaitu: ilmu-ilmu yang sifatnya alami bagi manusia yang diperoleh melalui bimbingan pikiran dan ilmu-ilmu yang bersifat tradisional, manusia memperolehnya dari orang yang menciptakan. 2. Secara keseluruhan konsep dalam pemikiran Ibnu Khaldun sangat relevan dengan konsep pendidikan menurut para ahli dan sangat cocok untuk diterapkan dalam kontek pendidikan sekarang maupun yang akan datang. SARAN 1. Bagi pendidik, hendaklah mengetahui peran dan fungsinya dalam proses pendidikan. Seorang pendidik hendaklah seseorang yang benar-benar mempunyai ilmu dalam bidang yang diajarkan dan mengetahui kondisi peserta didik bukan hanya asal mengajar untuk menghabiskan jam pelajaran. Seorang pendidik 12

hendaklah pula mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya, berperilaku lembut, pengertian dan penuh kasih sayang. 2. Bagi Peserta didik, hendaknya setiap diri merasa bahwa belajar itu penting dan merasa bertanggung jawab atas dirinya serta merasa dituntut untuk memperoleh ilmu sehingga bukan rasa malas dan rasa terpaksa yang ada dalam dirinya. Sehingga belajar menjadi semangat dan ilmu yang dipelajari mudah sekali melekat dalam diri. 3. Bagi para penuntut ilmu, hendaknya tidak merasa puas dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Warisan ilmu dari para ulama dan filosof muslim harus selalu dikaji dan diperdalam, sehingga mampu memberikan wawasan. 4. Bagi setiap individu, hendaknya menyadari bahwa kita sebagai manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah Swt lainnya. Dengan kemampuan berpikirlah manusia mampu melanjutkan hidupnya dan mampu membentuk peradaban. Sehingga manusia dituntut untuk mempergunakan akal pikiran dengan sebaikbaiknya dan untuk melihat kekuasaan Allah. DAFTAR PUSTAKA Al Khudairi, Zainab. 1987. Filsafat Sejarah Ibn Khaldun. (terj. Ahmad Rofi i Utsmani) Bandung: Pustaka Arifin, MH. 2008. Ilmu Pendidikan Islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan Interdispliner. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ibnu Khaldun, Abdurrohman. 2001. Muqoddimah Ibn Khaldun. Beirut: Darul Fikr Khaldun, Ibnu. 2008. Mukaddimah Ibn Khaldun. (terj. Ahmadie Thoha). Jakarta: Pustaka Firdaus Muchtar, Heri Jauhari. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nata, Abuddin. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Wafi', Ali Abdulwahid. 1985. Ibnu Khaldun riwayat dan karyannya. (terj : Ahmadie Thoha), Jakarta: PT. Grafitipers 13