BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses pengajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berfikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan pada umumnya di bagi menjadi tahap prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan bergantung pada kualitas pendidikan yang di tempuh. Pendidikan juga dapat menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan agar sebuah kondisi menjadi lebih baik. Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, 2014, h. 3). Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam UU. SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri 1

2 dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan berbagai cara diantaranya penyesuaian kurikulum yang kemudian di kenal dengan Kurikulum 2013. Pengembangan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya yang berkualitas. Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi generasi bangsa yang siap menjawab tantangan zaman. Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan (Mulyasa. E, 2013, h. 9). Pendekatan saintifik mengingatkan kita bahwa pembelajaran bukan hanya diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu di peroleh peserta didik. Peneliti melihat pola pikir seperti ini belum dimiliki peserta didik, berdasarkan pemahaman peserta didik tentang pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/ mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/

3 menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam kegiatan belajar mengajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan lebih baik. Minat belajar merupakan bentuk sikap ketertarikan pada suatu kegiatan, sehingga siswa merasa senang dan memberi perhatian pada mata pelajaran serta kemauan dalam belajar. Ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran, telihat pada penyampaian materi pelajaran yang bergantung kepada guru kreatif dan pemanfaatan media yang menarik sehingga dapat memerikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Menurut Usman dalam Erina (2014, h.2) mengemukakan bahwa kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian belajar siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada sisi seseorang. Minat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu, sebaliknya tanpa minat tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifar kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif, seperti motivasi, rasa percaya diri dan

4 minatnya. Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keefektifan belajar siswa. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peserta didik yang akan di bentuk melalui pembelajaran kewirausahaan adalah peserta didik yang mampu menghadapi kehidupan yang akan datang yang penuh persaingan. baik di tingkat lokal tetapi juga dengan dunia global. Karena kewirausahaan adalah proses pengidentifkasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian peserta didik sehingga peserta didik dapat mampu menganalisis kewirausahaan di lingkungan sekitarnya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik. Pendidikan kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Daryanto, 2012, h.4). Permasalahan dalam pembelajaran kewirausahaan adalah minat belajar siswa, terbukti dari pernyataan peserta didik bahwa belajar kewirausahaan itu membosankan, sulit dimengerti dan lain sebagainya. Hal ini mungkin disebabkan proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh guru. Sejauh ini guru masih menjadi aktor utama dalam dunia pendidikan tanah air.

5 Berdasarkan tinjauan langsung di SMK Negri 14 Bandung di kelas X mengenai proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan kurun waktu kurang lebih 3 tahun sejak di berlakukannya kurikulum 2013 nampak belum ada perubahan secara signifikan untuk pengembangan potensi peserta didik secara langsung, baik dari pengetahuan, keterampilan dan, sikap serta minat belajar peserta didikpun masih sangat kurang khususnya untuk mata pelajaran kewirausahaan, bahkan hasil dari wawancara yang dilakukan pra penelitian ini kepada beberapa siswa kelas X di SMK Negeri 14 Bandung menunjukan bahwa siswa kelas X dalam pembelajaran kewirausahaan minat belajarnya masih sangat kurang dikarenakan beberapa faktor antara lain salah satunya penerapan pendekatan saintifik yang kurang optimal dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran masih konvensional dan hal itu berdampak terhadap minat belajar siswa yang kurang terhadap pembelajaran kewirausahaan. Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis merancang penelitian berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X Di SMK Negeri 14 Bandung ( sub pokok budidaya dan wirausaha tanaman hias). 1.2. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas maka, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

6 1. Guru belum optimal dalam menerapkan pendekatan saintifik. 2. Guru masih mengggunakan pendekatan konvensional pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran kewirausahaan dan masih mendominasi pada saat pembelajaran (teacher center). 3. Peserta didik kurang mengenal pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik khususnya kelas X di SMK Negeri 14 Bandung 4. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran dalam kelas megakibatkan pada kejenuhan saat pembelajaran peserta didik. 1.3. Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1. Batasan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis membatasi masalah yang dibahas pada beberapa pembatasan masalah, antara lain : 1. Objek penelitian adalah siswa kelas X DKV 2 di SMK Negeri 14 Bandung semester genap tahun ajaran 2015/2016. 2. Konsep yang menjadi bahan penelitian adalah mata pelajaran kewirausahaan sub pokok budidaya dan wirausaha tanaman hias. 3. Minat belajar yang diteliti hanya indikator minat dari Sukartini. 4. Pendekatan saintifik dibatasi pada aktivitas kegiatan pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mengolah informasi, mengumpulkan informasi, dan mengkomunikasikan.

7 1.3.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran budidaya dan wirausaha tanaman hias mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung? 2. Bagaimana minat belajar siswa pada pembelajaran budidaya dan wirausaha tanaman hias mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung? 3. Berapa besar pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa pada pokok bahasan budidaya dan wirausaha tanaman hias mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran budidaya dan wirausaha tanaman hias dalam mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung.

8 2. Mengetahui minat belajar siswa pada pembelajaran budidaya dan wirausaha tanaman hias dalam mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa pada pembelajaran budidaya dan wirausaha tanaman hias dalam mata pelajaran kewirausahaan di kelas X DKV 2 SMK Negeri 14 Bandung. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Dengan di adakannya penelitian ini maka diharapkan dapat memberi masukan positif dan menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut mengenai penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. 1.5.2. Manfaat Praktis 1.5.2.1.Bagi Sekolah a) Mendorong sekolah untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan. b) Diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi sekolah dalam mengembangkan pendekatan saintifik yang baik sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan standar mutu pembelajaran kewirausahaan khususnya dan disekolah pada umumnya.

9 1.5.2.2.Bagi Guru a) Melalui penelitian ini guru dapat menerapkan pendekatan saintifik dengan baik dan tepat dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran kewirausahaan dalam meningkatkan kemampuan berfikir kreatif serta dapat meberikan variasi pengajaran pembelajaran kewirausahaan. b) Dengan membiasakan siswa belajar dengan pendekatan saintifik yang baik dan tepat, maka akan meningkatkan minat belajar siswa tersebut semaksimal mungkin. 1.5.2.3.Bagi Siswa Dengan menggunakan penerapan pendekaran saintifik diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman belajar, meningkatkan keaktifan dan kemampuan berfikir serta berpotensi mengembangkan minat belajar. Siswa pun semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasa pembelajaran semakin variatif dan tidak monoton. 1.6. Definisi Operasional Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang variabel-variabel yang digunakan dan juga untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa variabel-variabel perlu didefinisikan secara operasional. Variabel-variabel tersebut adalah:

10 a. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (KBBIonline,http://kbbi.web.id/pengaruh,2016) b. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan,menerapkan atau mempraktikan. (KBBIonline,http://kbbi.web.id/terp-2,2016) c. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. (Daryanto, 2014, h.51). d. Minat Belajar secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. (Syah 2014, h.152). Memperhatikan pengertian istilah di atas, maka dimaksud dengan pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap minat belajar siswa adalah daya yang akan timbul dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang meliputi langkah-

11 langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan konsep temuan yang membentuk daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.