BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem. pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan. merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia yang baik dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu agenda penting dan strategis yang menurut perhatian sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses perubahan sikap atau tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks dan banyak macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin kompleks. Perkembangan jaman tersebut menuntut kita untuk berkompetisi dalam memenuhi segala kebutuhan hidup. Secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan. 1 Masalah-masalah ini harus di atasi dengan kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan merupakan suatu sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan suatu bangsa dan kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembankan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kesgamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecenderungan, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yanng diperuntukkan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 2 Pada dasarnya pendidikan adalah suatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan 1 Sutanti Supinah Titik, Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010) h. 9 2 UU.SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), h. 3 1

2 pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. 3 Mengajar adalah terjemahan dari Bahasa Inggris instruction, makna pembelajaran lebih luas dari mengajar, pembelajaran yaitu upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seorang siswa atau suatu upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. 4 Seorang guru sangat berperan dalam dunia pendidikan salah satu tugas guru yang harus dilakukan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi siswa yang selaras dengan tujuan sekolah. 5 Selain itu guru mempunyai peranan sangat besar untuk ikut membina kepribadian siswanya. Guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk tidak hanya menekankan aspek kognitif semata, tetapi lebih dari itu, aspek afektif dan psikomotor siswa juga harus dikembangkan. 6 Guru mempunyai peran penting dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui proses dan sistem pendidikan nasional ialah sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa : 3 Umar Tirtarahardja, et.all, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 82 4 Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), h. 3 5 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), h. 35 6 Anita Lie, Cooperative Learning;Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 9

3 Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 7 Tujuan pendidikan yang lainnya adalah tujuan institusional atau standar kompetensi lulusan yaitu tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan, tujuan kurikuler atau standar kompetensi mata kuliah atau mata pelajaran yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi, tujuan instruksional atau kompetensi dasar adalah tujuan atau kompetensi yang akan dicapai oleh setiap tema tau pokok bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran yang biasa disebut Satuan Pelajaran (SP) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 8 Usaha untuk mewujudkan keberhasilan indikator bagi keberhasilan belajar adalah adanya situasi yang menggairahkan dan menyenangkan. Dengan adanya situasi semacam ini siswa tidak hanya menunggu apa yang disampaikan oleh guru tetapi mereka akan cenderung berpartisipasi secara aktif. 9 Sebagai seorang profesional, guru harus mempunyai persediaanpersediaan dan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahuinya harus dan bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari di ruang 7 UU.SISDIKNAS no. 20 tahun 2003... h. 343 8 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum : Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta : Teras, 2009), h. 83 9 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), h. 46

4 kelas. Meski demikian, guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. 10 Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini disadari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang dilakukannya, guru harus menggunakan metode yang tidak saja membuat proses pembelajaran menarik, tapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Mulai dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dapat berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian salah satunya. Seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada tiap tehnik penyajian, hal itu sangat perlu untuk menguasai tiap tehnik penyajian, agar ia mampu mengetahui, memahami, dan terampil menggunakannya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 11 Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya keberhasilan belajar siswa adalah mencari sumber kesulitan belajarnya dan biasanya yang menjadi salah satu faktor kesulitan belajar anak adalah metode pembelajaran guru yang tidak bisa diterima oleh siswa dan terkesan kurang menarik. Metode pembelajaran guru yang masih didominasi dengan ceramah 10 Indar Djati, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 25 11 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 3

5 akan membuat siswa merasa jenuh dan bosan sehingga tak jarang saat guru menjelaskan materi siswa bermain sendiri atau malah gaduh di kelas. 12 Perkembangan kognitif anak usia 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret, sehingga kurang bisa memahami pelajaran yang bersifat abstrak. 13 Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Dalam pelajaran matematika siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki sesuai dengan perkembangan kemampuan siswa. Banyak orang mengakui bahwa matematika merupakan pelajaran yang penting, tetapi sulit untuk dipelajari. 14 Dalam matematika juga dituntut untuk dapat mengerti (memahami) konsep yang ada sebelum melangkah pada latihan atau menghafal. Selain itu, dalam matematika juga dibutuhkan lebih banyak penerapan dari teori-teori yang diberikan sehingga tindakan tersebut dapat melatih setiap siswa untuk 12 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan aplikasi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h. 57 13 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012) h. 1 14 Ulandari, Metode Pembelajaran Inkuiri, http://metodepembelajaranmatematikafoto.blogspot.com/, diakses pada 30 Maret 2014

6 aktif dan lebih mengerti akan pelajaran matematika. Oleh karena itu jarang siswa yang menyenangi pelajaran ini. 15 Untuk mengatasi ketidaksenangan siswa dan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika ini, guru melakukan berbagai usahausaha. Salah satu usaha yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencara yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar. Dan strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar. 16 Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa di MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Matematika, salah satunya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya yaitu: (1) Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan karena merasa bosan dengan metode pembelajaran yang monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan hasil belajar menjadi dibawah KKM yang telah ditentukan. (2) Cara mengajar guru membosankan, kurang menarik perhatian siswa, (3) Kondisi psikologis siswa yang mengakibatkan siswa cenderung ramai dan 2009), h. 3 15 Ibid. 16 Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

7 bermain sendiri untuk mencari perhatian terutama siswa laki-laki. 17 Hal ini apabila dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Menurut penuturan dari Ibu Ria selaku guru Matematika mengatakan, Pembelajaran Matematika di MI ini masih cenderung pada penggunaan buku (text book oriented) dan medianya itu hanya menggunakan papan tulis saja. Serta kurang pengaplikasiannya terhadap kehidupan nyata. Pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas juga masih menggunakan metode ceramah, kemudian siswa disuruh untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara individu. Disini kerja kelompoknya cukup baik, namun untuk anak laki-laki masih susah untuk di atur. Kondisi yang demikian ini mungkin yang membuat nilai mereka jelek selain itu, cara pengajaran guru yang masih kurang tepat serta siswa yang sulit untuk dikondisikan. Mereka cenderung ramai sendiri saat proses pembelajaran. 18 Melihat fenomena tersebut, maka perlu ditetapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar matematika. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah metode pembelajan inquiry. Metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompok. Adapaun secara umum, tahapan dalam Inquiry yaitu merumuskan 17 Pengamatan pribadi di MI Mafatihul Ulum Balesono Tulungagung, tanggal 28 September 2014 18 Hasil wawancara dengan Ibu Ria, Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas V MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung, tanggal 28 September 2014

8 masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. 19 Metode Inquiry menurut Sumantri M. Dan Johar Permana adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. 20 Mengingat subyek penelitian adalah siswa MI yang masih membutuhkan bimbingan serta arahan dari guru, maka peneliti memilih metode inquiry berjenis guided inquiry (penemuan terbimbing). Melalui metode Guided Inquiry siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya mengalami kesulitan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Penerapan Metode Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran guided inquiry pada mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar semester II pada siswa kelas V di MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung? 100 19 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 20 Ulandari, Metode Pembelajaran..., diakses pada 30 Maret 2014

9 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran guided inquiry pada mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar semester II kelas V di MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan penerapan metode Pembelajaran Guided Inquiry pada mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar semester II siswa kelas V di MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunur Tulungagung. 2. Untuk mendiskripsikan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran Guided Inquiry pada mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar semester II kelas V di MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya pada pembaharuan penerapan metode Guided Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi Kepala MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung

10 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam menyusun program pembelajaran yang lebih baik dan sebagai motivasi dalam proses pembelajaran. b. Bagi Guru MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung Dengan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, guru dapat mengidentifikasi kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat memvariasi model pembelajaran yang lebih kreatif dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika khususnya dibidang Luas Bangun Datar. c. Bagi siswa MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung Dengan dilaksanakan penelitian ini, siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang berhubungan dengan matematika khususnya bab luas bangun datar, sehingga mereka dapat dengan mudah dan cepat memecahkan masalah baik di sekolah maupun di dalam kehidupan nyata/sehari-hari, serta membantu dalam mendapatkan hasil belajar yang maksimal. d. Bagi peneliti selanjutnya/pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1) Menambah pengetahuan yang dimiliki peneliti selanjutnya/pembaca dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya menyangkut penelitian ini. 2) Menyumbang pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

11 3) Menambah wawasan dan sarana tentang berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan tepat untuk anak usia sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas siswa. e. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung Dengan diadakan penelitian ini, maka hasil yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk dijadikan bahan koleksi dan referensi juga menambah literatur dibidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Jika metode Guided Inquiry diterapkan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar pada siswa kelas V MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung, maka hasil belajar siswa akan meningkat. F. Definisi Istilah Skripsi ini berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015. Agar tidak terjadi kesalah pahaman perlu adanya definisi istilah. Adapun definisi istilah yang perlu peneliti jabarkan adalah sebagai berikut:

12 1. Penerapan Adalah tindakan mempraktikkan suatu teori, metode, dam hal lain untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan tertentu yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 2. Inquiry Adalah cara penyajian pelajaran dengan cara memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan informasi yang diketahuinya tanpa bantuan guru. 3. Guided inquiry Adalah jenis dari metode inquiry yang dicampuri atau dibimbing oleh guru. Guru mengarahkan serta member petunjuk baik secara prosedur yang lengkap maupun pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry. 4. Hasil belajar Adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. 5. Matematika Adalah ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, serta berperan penting dalam disiplin ilmu lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memajukan daya pikir manusia. 6. Luas Bangun Datar Adalah satuan tertentu yang dapat menutupi seluruh permukaan bangun datar.

13 G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dari skripsi ini maka penulis kemukakan sistematika pembahasan yang disusun sebagai berikut: 1. Bagian Awal Terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, lampiran, dan abstrak. 2. Bagian Utama ( inti ) BAB I Pendahuluan yang membahas tentang (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) hipotesis tindakan, (f) definisi istilah, (g) sistematika penulisan skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang membahas tentang (a) metode inquiry, (b) sintaks pembelajaran guided inquiry (c) hasil belajar, (d) matematika, (e) implementasi pembelajaran guided inquiry pada materi luas bangun datar, (f) penelitian terdahulu. BAB III Metode Penelitian membahas (a) jenis penelitian, (b) lokasi dan subjek penelitian, (c) teknik pengumpulan data, (d) teknik analisis data, (e) indikator keberhasilan, dan (f) tahap-tahap penelitian. BAB IV Hasil Penelitian, berisi tentang (a) paparan data, (b) temuan penelitian, (c) pembahasan hasil penelitian. BAB V Penutup, terdiri dari (a) kesimpulan, (b) saran.

14 3. Bagian Akhir Pada bagian ini terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar biodata penulis.